Anda di halaman 1dari 16

ETIKA KERJA DI RUANG

OPERASI
Pengertian dan tujuan
Etika kerja a/ nilai2/norma ttg sikap perilaku/budaya
yg baik yg telah disepakati o/ msg2 kelompok profesi
di kamar operasi.
Adapun tujuannya agar anggota tim melaksanakan
kewajiban dan tg jwbnya dgn baik serta penuh
kesadaran thd pasien/keluarga
Ruang Lingkup
1. Persetujuan Operasi
perst op dr pasien at kelg merupakan hal yg mutlak
diperlukan sblm proses pembedahan dilaksanakan
utk mhindarkan tim bedah/rs dr tuntutan hkm bl
ada hal2 yg tjd sehubungan dgn op yg dilakukan
serta utk melindungi pasien dr mal praktek, stp
tindakan pembedahan hrs ada persetujuan op scr
tertulis (informed consent)
Informed Consent
Menurut psl 1 huruf (a) Peraturan Men Kes RI
No.585/Men. Kes /Per/IX/1989, informed consent
diartikan sbg pernyataan setuju izin dr seseorang
(pasien) atau keluarganya yg diberikan secara bebas,
rasional, sadar tanpa paksaan thd tind kedokteran yg
akan dilakukan terhadapnya sesudah mdptkan
informasi atau penjelasan cukup ttg tindakan
kedokteran yg akan dilakukan thd pasien tsb.
2. Tata Tertib Kamar Operasi
Tata tertib dikamar operasi disusun dgn tujuan agar
semua petugas dan anggota tim bedah memahami dan
manfaat ketentuan2 yg berlaku sehingga program
operasi yg direncanakan dpt berjalan dgn lancar.
Tata tertib yang perlu ditaati antara lain :
a. Semua org yg masuk kamar operasi, tanpa kecuali
wajib memakai baju khusus sesuai dgn ketentuan.
Sesuai dgn yg tlh diatur dlm undang2 No. 1 thn 1970
Tentang Keselamatan Kerja Bab IX pasal 13.
b. Semua petugas memahami ttg adanya ketentuan
pembagian area kamar operasi dgn segala
konsekuensinya dan memahami ketentuan tersebut.
c. Setiap ptgs hrs memahami dan melaksanakan teknik
aseptik sesuai dgn peran dan fungsinya.
d. Semua anggota tim hrs melaksanakan jdwl harian
operasi yg tlh dijadwalkan oleh perawat kepala
kamar bedah.
e. Perubahan jdwl2 operasi harian yg dilakukan atas
indikasi kebutuhan dan kondisi pasien hrs ada
persetujuan antara ahli bedah dan perawat kamar
operasi.
f. Pembatalan jadwal hrs dijelaskan oleh ahli bedah kpd
pasien/keluarga
g. Setiap petugas kamar operasi hrs sesuai dgn uraian
tugas yg diberlakukan.
h. Stp prwt di kmr op hrs melaksanakan asuhan kep
perioperatif sesuai dgn peran dan fungsinya, agar dpt
memberikan asuhan secara paripurna.
i. Stp petugas melaksanakan pemeliharaan alat-alat
ruangan kamar operasi dgn penuh tg jwb dan disiplin.
j. Anggota tim bedah mempunyai kewajiban utk
menjamin kerahasiaan informasi/data pasien yg
diperoleh pd waktu pembedahan thd pihak yg tdk
berkepentingan.
k. Khusus pd pasien dgn pembiusan regional perlu
diperhatikan hal sbb : tim bedah hrs bicara seperlunya
krn pasien dpt melihat dan mendengar keadaan
sekitarnya.
l. Ahli anestesi hrs menjelaskan kpd pasien/kelg ttg efek
obat bius yg digunakan dan hal2 yg hrs ditaati/
3. Pencatatan dan Pelaporan
Pencatatan dan pelaporan merup salah satu aspek dr
suatu proses akhir dlm perioperatif yg mencerminkan
pertanggungjawaban dr tim bedah dlm melaksanakan
pembedahan kpd pasien, masyarakat dan rs. Sesuai
dgn landasan yuridis pelayanan kesehatan di rs diatur
dlm Permenkes No. 749a/1989 tentang Medical
Record.
Adapun pencatatan dan pelaporan
tersebut meliputi :
a. Asuhan Keperawatan
b. Registrasi pasien kamar bedah
c. Pemakaian obat2an hrs ditulis dgn lengkap
d. Peristiwa/kejadian luar biasa hrs segera dilaporkan sesuai
dgn sistem yg berlaku
e. Catatan kegiatan rutin
f. Catatan pengiriman bhn pemeriksaan lab
g. Laporan op hrs ditulis lengkap,jls dan singkat oleh ahli
bedah/operator.
h. Laporan anestesi hrs ditulis lengkap,jelas dan singkat
oleh dokter ahli anestesi/perawat anestesi.
4. Keselamatan dan Keamanan Kerja
a. Keselamatan dan keamanan pasien, semua anggota
tim bedah hrs mperhatikan kmbali:
1. Identitas pasien
2. Rencana tindakan
3. Jenis pemberian anestesi yg akan dipakai
4. Faktor2 alergi
5. Respon pasien selama perioperatif
6. Menghindari pasien dr bahaya fisik akibat
penggunaan alat/kurang teliti.
b. Keselamatan dan Keamanan petugas
1. Melakukan pemeriksaan scr periodik sesuai
ketentuan
2. Beban kerja hrs sesuai dgn kemampuan dan kondisi
kesehatan petugas
3. Perlu adanya keseimbangan antara kesejahteraan,
penghargaan dan pendidikan berkelanjutan
4. Melakukan pembinaan scr terus menerus dlm
rangka mempertahankan hsl kerja
5. Membina hub kerja sama intern dan antar profesi,
dlm mcapai tujuan tind pembedahan
c. Keselamatan dan keamanan alat-alat
1. Menyediakan pedoman/manual bahasa indonesia
ttg cara penggunaan alat2 dan menggantungkannya
pd alat2 tsb.
2. Memeriksa scr rutin kondisi alat dan menberi label
khusus utk alat yang rusak
3. Semua petugas hrs memahami penggunaan alat dgn
tepat.
4. Melaksanakan pelatihan ttg cara penggunaan dan
pemeliharaan alat scr rutin dan berkelanjutan.
5. Melaksanakan pelatihan ttg cara penggunaan dan
pemeliharaan dilakukan oleh petugas IPSRS
6. Memelihara alat ventilasi udara agar berfungsi dgn
baik
7. Memasang simbol khusus untuk daerah rawan bahaya
atau memp resiko mdh terbakar
8. Menggunakan alat diatermi tdk boleh bersama dgn
pemakaian obat bius ether
9. Memeriksa alat pemadam kebakaran agar dlm
keadaan siap pakai.
10. Pemakaian scr rutin alat elektro medis yg dilakukan
oleh petugas IPSRS.
d. Program jaminan mutu
1. Melaksanakan evaluasi pelayanan di kamar operasi
melalui macam-macam audit
2. Melakukan survailans infeksi nosokomial secara
periodik dan berkesinambungan.

Anda mungkin juga menyukai