Anda di halaman 1dari 70

KEBIJAKAN

PENGELOLAAN ASET DESA


DAN KODEFIKASI ASET DESA

OLEH :
KHALIF FIL ARDHI, S.IP
ANALIS KEBIJAKAN AHLI MUDA
SEKSI SISTEM INFORMASI ASET
DIREKTORAT FASILITASI KEUANGAN DAN ASET PEMERINTAH DESA
DITJEN BINA PEMERINTAHAN DESA
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
1
KEMENTERIAN DALAM NEGERI

AMANAT PP NO. 47 TAHUN 2015


PASAL 113 PP NO. 47 TAHUN 2014 TENTANG PERUBAHAN PP
NO. 43 TAHUN 2014

KETENTUAN LEBIH LANJUT MENGENAI KEKAYAAN MILIK DESA DIATUR


DENGAN PERATURAN MENTERI YANG MENYELENGGARAKAN URUSAN
PEMERINTAHAN DI BIDANG PEMERINTAHAN DALAM NEGERI
KEMENTERIAN DALAM NEGERI

DEFINISI ASET DESA

ASET DESA

BARANG MILIK DESA YANG BERASAL DARI KEKAYAAN ASLI DESA,


DIBELI ATAU DIPEROLEH ATAS BEBAN APBDES,
DAN PEROLEHAN HAK LAINNYA YANG SAH.

PEROLEHAN HAK LAINNYA YANG SAH : BARANG YG BERASAL DARI PIHAK


KETIGA; DIPEROLEH DARI HIBAH /SUMBANGAN; BARANG YG BERASAL SBG
PELAKSANAAN DR PERJANJIAN/ KONTRAK.
KEMENTERIAN DALAM NEGERI

PERMENDAGRI NOMOR 1 TAHUN 2016


TENTANG
PENGELOLAAN ASET DESA
KEMENTERIAN DALAM NEGERI

PENGELOLA ASET DESA

KEPALA DESA sebagai pemegang kekuasaan pengelolaan aset desa


berwenang dan bertanggungjawab atas pengelolaan aset desa.

Wewenang dan tanggung jawab Kades selaku pemegang kekuasaan


pengelolaan aset desa:
 menetapkan kebijakan pengelolaan aset desa;
 menetapkan pembantu pengelola dan petugas/pengurus aset desa;
 menetapkan penggunaan, pemanfaatan atau pemindahtanganan aset
desa;
 menetapkan kebijakan pengamanan aset desa;
7.
KEMENTERIAN DALAM NEGERI

LANJUTAN…

mengajukan usul pengadaan, pemindahtanganan dan


atau penghapusan aset desa yang bersifat strategis
melalui musyawarah desa;
menyetujui usul pemindahtanganan dan penghapusan
aset desa sesuai batas kewenangan; dan
menyetujui usul pemanfaatan aset desa selain tanah
dan/atau bangunan.
7.
KEMENTERIAN DALAM NEGERI

Tugas dan wewenang Sekdes

 Meneliti rencana kebutuhan;


 Meneliti rencana kebutuhan pemeliharaan aset;
 Mengatur penggunaan, pemanfaatan, penghapusan
dan pemindahtanganan aset desa yang telah di
setujui oleh Kepala Desa;
 Melakukan koordinasi dalam pelaksanaan
inventarisasi aset desa;
 Melakukan pengawasan dan pengendalian atas
pengelolaan aset desa.
7.
KEMENTERIAN DALAM NEGERI

Tugas dan wewenang Kepala Urusan

 Mengajukan rencana Kebutuhan aset desa;


 Mengajukan permohonan penetapan penggunaan
aset desa yang diperoleh dari beban APBDesa dan
perolehan lainnya yang sah kepada Kepala Desa;
 Melakukan inventarisasi aset desa;
 Mengamankan dan memelihara aset yg dikelolanya;
 Menyusun dan menyampaikan laporan aset desa.
8.
KEMENTERIAN DALAM NEGERI

PENGELOLAAN ASET DESA


Perencanaan
Pengendalian Pengadaan

Pengawasan
Meliputi perencanaan, Penggunaan
pengadaan, penggunaan,
pemanfaatan,
Pembinaan pengamanan,
pemeliharaan, Pemanfaatan
penghapusan,
Penilaian pemindahtanganan,
penatausahaan, pelaporan,
penilaian, pembinaan,
pengawasan dan Pengamanan
Pelaporan pengendalian aset Desa.
Pemeliharaan

Penatausahaan
Pemindah Penghapusan
tanganan
KEMENTERIAN DALAM NEGERI

PENGGUNAAN DAN PEMANFAATAN


ASET DESA
KEMENTERIAN DALAM NEGERI

Penggunaan Aset Desa


Pasal 10

1) Penggunaan aset Desa ditetapkan dalam rangka mendukung


penyelenggaraan Pemerintahan Desa.
2) Status penggunaan aset Desa ditetapkan setiap tahun
dengan Keputusan Kepala Desa.
KEMENTERIAN DALAM NEGERI

Pemanfaatan Aset Desa


Pasal 11
1) Pemanfaatan aset desa dapat dilaksanakan sepanjang tidak
dipergunakan langsung untuk menunjang penyelenggaraan
Pemerintahan Desa.
2) Bentuk pemanfaatan aset Desa berupa sewa, pinjam pakai,
kerjasama pemanfaatan, BGS dan BSG
3) Pemanfaatan aset desa ditetapkan dalam Peraturan Desa.
KEMENTERIAN DALAM NEGERI

PEMANFAATAN ASET DESA


NO PEMANFAATAN PENGERTIAN KETENTUAN

1 Sewa Penyerahan hak 1. menguntungkan Desa


penggunaan atau pemakaian 2. tidak merubah status kepemilikan
barang kepada pihak ketiga aset desa.
dalam hubungannya dengan 3. jangka waktu paling lama 3 (tiga)
sewa menyewa dengan tahun sesuai dengan bentuk aset
ketentuan pihak ketiga desa dan dapat diperpanjang
tersebut harus memberikan 4. Pelaksanaan dan penetapan tarif
imbalan dalam jangka sewa ditetapkan dengan Keputusan
waktu tertentu. Kepala Desa setelah mendapat
persetujuan BPD (ditetapkan dalam
Peraturan Desa).
KEMENTERIAN DALAM NEGERI

PEMANFAATAN ASET DESA


NO PEMANFAATAN PENGERTIAN KETENTUAN

2 Pinjam pakai Pinjam pakai dilakukan 1. dilaksanakan oleh Kepala Desa


oleh Pemerintah Desa setelah mendapat persetujuan
dengan dengan Pemerintah BPD.
Desa lainnya serta 2. Jangka waktu pinjam pakai
Lembaga Kemasyarakatan paling lama 7 (tujuh) hari dan
Desa. dapat diperpanjang;
Pinjam pakai aset desa
dapat dilakukan kecuali
terhadap tanah, bangunan
dan aset bergerak berupa
kendaraan bermotor.
KEMENTERIAN DALAM NEGERI

PEMANFAATAN ASET DESA


PEMANFAATAN PENGERTIAN KETENTUAN
NO

3 Kerjasama Kerjasama pemanfaatan 1. tidak tersedia atau tidak cukup


Pemanfaatan aset desa berupa tanah tersedia dana dalam APBDes untuk
dan/atau bangunan memenuhi biaya operasional/
dengan pihak lain pemeliharaan/perbaikan aset Desa;
dilakukan atas dasar 2. Penetapan mitra kerjasama
mengoptimalkan daya pemanfaatan berdasarkan
guna dan hasil guna aset musyawarah mufakat antara Kepala
desa serta meningkatkan Desa dan BPD;
pendapatan desa 3. ditetapkan oleh Kepala Desa setelah
mendapat persetujuan BPD;
KEMENTERIAN DALAM NEGERI

PEMANFAATAN ASET DESA


PEMANFAATAN PENGERTIAN KETENTUAN
NO

3 Kerjasama 4. dilaksanakan setelah mendapat


Pemanfaatan ijin tertulis dari
Bupati/Walikota.
5. tidak dibolehkan
menggadaikan/
memindahtangankan kepada
pihak lain;
6. jangka waktu paling lama 15
(lima belas) tahun dan dapat
diperpanjang
KEMENTERIAN DALAM NEGERI

PEMANFAATAN ASET DESA


N PEMANFAATAN PENGERTIAN KETENTUAN
O
4 Bangun guna Pemanfaatan aset desa berupa a. Pemanfaatan aset desa berupa
serah atau tanah oleh pihak lain dengan Bangun Guna Serah dan Bangun
Bangun serah cara mendirikan bangunan Serah Guna dilakukan atas
guna. dan/atau sarana berikut dasar:
(BGS/BSG) fasilitasnya, kemudian • pemerintah desa memerlukan
didayagunakan oleh pihak lain bangunan dan fasilitas bagi
tersebut dalam jangka waktu penyelenggaraan pemerintahan
tertentu yang telah disepakati desa;
untuk selanjutnya diserahkan • tidak tersedia dana dalam
kembali tanah beserta bangunan APBDesa untuk penyediaan
dan/atau sarana berikut bangunan dan fasilitas
fasilitasnya setelah berakhirnya tersebut.
jangka waktu perjanjian. b. dilaksanakan setelah mendapat
ijin tertulis dari Bupati/Walikota.
KEMENTERIAN DALAM NEGERI

PEMANFAATAN ASET DESA


PEMANFAATAN PENGERTIAN KETENTUAN
NO

4 Bangun guna c. Jangka waktu pemanfaatan aset desa


serah atau berupa Bangun Guna Serah dan
Bangun serah Bangun Serah Guna paling lama 20
guna. (dua puluh) tahun dan dapat
(BGS/BSG) diperpanjang setelah terlebih dahulu
dilakukan evaluasi oleh Tim yang
dibentuk Kepala Desa dan difasilitasi
oleh Pemerintah Kabupaten/Kota.
d. Dalam hal jangka waktu bangun
guna serah atau bangun serah guna
diperpanjang, pemanfaatan dilakukan
melalui Kerjasama Pemanfaatan.
pengamanan
Pengamanan Aset
Desa wajib
dilakukan oleh PENGAMANAN
Meliputi:
Kepala Desa dan
Perangkat Desa
administrasi fisik > untuk Hukum
mencegah terjadinya
penurunan fungsi
barang, penurunan
jumlah barang dan
hilangnya barang antara lain
pembukuan Inventarisasi Pelaporan penyimpana dengan
n dokumen melengkapi
kepemilikan bukti status
kepemilikan
Tanah & Selain Tanah &
Bangunan Bangunan

Biaya Pengamanan
Aset Desa
dilakukan dilakukan
dibebankan pada dengan cara dengan cara
APBDesa pemagaran dan penyimpanan
pemasangan dan
tanda batas pemeliharaan
KEMENTERIAN DALAM NEGERI

PENGAMANAN ASET DESA

ADMINISTRASI Pembukuan, Inventarisasi, Pelaporan

FISIK Pemagaran dan


Tanah dan bangunan
pemasangan tanda batas
Penyimpanan dan
Lain-lain
Pemeliharaan

HUKUM Bukti Status Kepemilikan


KEMENTERIAN DALAM NEGERI

APAKAH ASET DESA


BOLEH DIJUAL?
Aset Desa
dapat dijual,
apabila:

Tidak memiliki nilai manfaat dan/atau nilai berupa tanaman tumbuhan dan ternak yang
ekonomis dalam mendukung penyelenggaraan dikelola oleh Pemerintahan Desa, seperti
Pemerintahan Desa; pohon jati, meranti, bambu, sapi, kambing

Penjualan • Antara lain meja, kursi, komputer, mesin


langsung
dan/atau
tik serta tanaman tumbuhan dan ternak;

• antara lain kendaraan bermotor,


Lelang peralatan mesin;
KEMENTERIAN DALAM NEGERI

PASAL 26
Aset desa dapat dijual apabila:
a. Aset desa tidak memiliki nilai manfaat dan/atau nilai ekonomis
dalam mendukung penyelenggaraan Pemerintahan Desa;
b. Aset desa berupa tanaman tumbuhan dan ternak yang
dikelola oleh Pemerintahan Desa, seperti pohon jati, meranti,
bambu, sapi, kambing
c. Penjualan aset sebagaimana dimaksud pada huruf a dan b
dapat dilakukan melalui penjualan langsung dan/atau lelang;
KEMENTERIAN DALAM NEGERI

d. Penjualan langsung sebagaimana dimaksud pada huruf c antara lain


meja, kursi, komputer, mesin tik serta tanaman tumbuhan dan
ternak;
e. Penjualan melalui lelang sebagaimana dimaksud pada huruf c antara
lain kendaraan bermotor, peralatan mesin;
f. Penjualan sebagaimana dimaksud huruf d dan e dilengkapi dengan
bukti penjualan dan ditetapkan dengan keputusan Kepala Desa
tentang Penjualan;
g. Uang hasil penjualan sebagaimana dimaksud huruf d dan e
dimasukkan dalam rekening kas desa sebagai pendapatan asli desa;
Penghapusan
Penghapusan aset desa
merupakan kegiatan Penghapusan aset desa
menghapus/meniadakan dilakukan dalam hal aset
aset desa dari buku data desa karena terjadinya:
inventaris desa
beralih sebab
kepemilikan pemusnahan
lain
putusan
pemindahtangana pengadilan berupa aset yang
Penghapusan aset n atas aset desa yang telah sudah tidak dapat Penghapusan aset
kepada pihak lain berkekuatan dimanfaatkan desa karena terjadinya
desa yang bersifat dan/atau tidak
hukum tetap sebab lain:
strategis terlebih memiliki nilai
dahulu dibuatkan Desa yang kehilangan ekonomis, antara
Berita Acara dan hak sebagai akibat lain meja, kursi,
dari putusan komputer Hilan Kecurian
ditetapkan dengan g terbakar
pengadilan, wajib
Keputusan Kepala menghapus dari daftar
Desa setelah inventaris aset milik dibuatkan Berita
desa Acara pemusnahan
mendapat sebagai dasar
persetujuan penetapan keputusan
Bupati/Walikota Kepala Desa tentang
Pemusnahan
KEMENTERIAN DALAM NEGERI

PENGHAPUSAN ASET DESA


 Tukar Menukar TKD
Pemindahtanganan  Penjualan, dan
BERALIH  Penyertaan Modal Pemdes
KEPEMILIKA
N Putusan pengadilan yang telah berkekuatan hukum tetap

PEMUSNAHA aset yang sudah tidak dapat dimanfaatkan dan/atau tidak


N memiliki nilai ekonomis

SEBAB LAIN Hilang, Kecurian, Terbakar


KEMENTERIAN DALAM NEGERI

Pasal 22 Permendagri No.1/2016

Penghapusan aset desa yang bersifat strategis


terlebih dahulu dibuatkan Berita Acara dan
ditetapkan dengan Keputusan Kepala Desa
setelah mendapat persetujuan Bupati/Walikota
KEMENTERIAN DALAM NEGERI

PEMINDAHTANGANAN

Pemindahtanganan aset
Desa terdiri dari:

Tukar menukar Penyertaan


TKD modal
Penjualan
pemerintah
Desa .
KEMENTERIAN DALAM NEGERI

Penatausahaan

di-
• sudah ditetapkan Inventarisir • diatur dalam
penggunaannya • dalam buku pedoman umum
mengenai
inventaris aset
kodefikasi aset
desa
desa

Aset Desa kodefikasi


KEMENTERIAN DALAM NEGERI

Penilaian

• Pemerintah Daerah Penilaian


Kabupaten/Kota Aset Desa
bersama • Penilai Pemerintah
Pemerintah Desa
• Dalam rangka ,atau
• sesuai ketentuan
Pemanfaatan dan • Penilai Publik
peraturan
Pemindahtanganan (KJPP)
perundang-
Inventarisasi
undangan • berupa tanah dan/atau Penilai Aset
dan Penilaian bangunan
Desa
Aset Desa
KEMENTERIAN DALAM NEGERI

Tukar Menukar

Aset Desa berupa


Tanah

selain untuk
Untuk Bukan untuk kepentingan
Kepentingan Kepentingan umum dan bukan
Umum Umum untuk kepentingan
umum
KEMENTERIAN DALAM NEGERI

Tukar Menukar Tanah Kas Desa


Untuk Kepentingan Umum
KEMENTERIAN DALAM NEGERI

KRITERIA KEPENTINGAN UMUM


Pasal 10 UU 2/2012
Tanah untuk kepentingan umum digunakan untuk pembangunan (18 item):
a. pertahanan dan keamanan nasional;
b. jalan umum, jalan tol, terowongan, jalur kereta api, stasiun kereta api,
dan fasilitas operasi kereta api;
c. waduk, bendungan, bendung, irigasi, saluran air minum, saluran
pembuangan air dan sanitasi, dan bangunan pengairan lainnya;
d. pelabuhan, bandar udara, dan terminal;
e. infrastruktur minyak, gas, dan panas bumi;
f. pembangkit, transmisi, gardu, jaringan, dan distribusi tenaga listrik;
Lanjutan...
g. jaringan telekomunikasi dan informatika Pemerintah;
h. tempat pembuangan dan pengolahan sampah;
i. rumah sakit Pemerintah/Pemerintah Daerah;
j. fasilitas keselamatan umum;
k. tempat pemakaman umum Pemerintah/Pemerintah Daerah;
l. fasilitas sosial, fasilitas umum, dan ruang terbuka hijau publik;
m. cagar alam dan cagar budaya
n. kantor Pemerintah/Pemerintah Daerah/desa;
o. penataan permukiman kumuh perkotaan dan/atau konsolidasi tanah,
serta perumahan untuk masyarakat berpenghasilan rendah dengan status
sewa;
p. prasarana pendidikan atau sekolah Pemerintah/Pemerintah Daerah;
q. prasarana olahraga Pemerintah/Pemerintah Daerah;
r. pasar umum dan lapangan parkir umum.
KEMENTERIAN DALAM NEGERI

Pasal 11 UU 2/2012
1) Pengadaan Tanah untuk Kepentingan Umum wajib
diselenggarakan oleh Pemerintah dan tanahnya
selanjutnya dimiliki Pemerintah atau Pemerintah
Daerah.
2) Dalam hal Instansi yang memerlukan Pengadaan Tanah
untuk Kepentingan Umum adalah Badan Usaha Milik
Negara, tanahnya menjadi milik Badan Usaha Milik
Negara.
KEMENTERIAN DALAM NEGERI

Pasal 12 UU 2/2012
1) Pembangunan untuk Kepentingan Umum sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 10 huruf b sampai dengan huruf
r wajib diselenggarakan Pemerintah dan dapat bekerja
sama dengan Badan Usaha Milik Negara, Badan Usaha
Milik Daerah, atau Badan Usaha Swasta.
2) Dalam hal pembangunan pertahanan dan keamanan
nasional sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 huruf
a, pembangunannya diselenggarakan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
KEMENTERIAN DALAM NEGERI

TAHAPAN TUKAR MENUKAR TKD


UNTUK KEPENTINGAN UMUM
1. Pra-Mekanisme
a. Peruntukan kawasan.
b. Ijin lokasi.
2. Di Tingkat Desa
a. Permohonan dari pemohon kepada kepala desa.
b. Apraisal (Oleh KJPP) terhadap TKD dan tanah pengganti, yang
menguntungkan Desa.
c. Dilakukan musyawarah desa.
d. Permohonan ijin tukar menukar TKD dari Kepala Desa kepada Bupati.
e. Penetapan Peraturan Desa, setelah mendapatkan ijin tertulis dari
Bupati dan persetujuan Gubernur.
KEMENTERIAN DALAM NEGERI

TAHAPAN TUKAR MENUKAR TKD


UNTUK KEPENTINGAN UMUM
3. Di Tingkat Kabupaten
a. Bupati menerbitkan SK Tim tinjauan lapangan dan verifikasi
data.
b. Tinjauan lapangan dan verifikasi data, selanjutnya hasilnya
dituangkan dalam Berita Acara.
c. Penerbitan surat ijin Bupati kepada Kepala Desa tentang
tukar menukar TKD.
d. Surat Bupati kepada Gubernur tentang permohonan
persetujuan tukar menukar TKD.
KEMENTERIAN DALAM NEGERI

TAHAPAN TUKAR MENUKAR TKD


UNTUK KEPENTINGAN UMUM
4. Di Tingkat Provinsi
a. Gubernur dapat menerbitkan SK Tim tinjauan lapangan dan verifikasi
data.
b. Dapat dilakukan tinjauan lapangan dan verifikasi data, selanjutnya
hasilnya dituangkan dalam Berita Acara.
c. Penerbitan surat persetujuan Gubernur tentang tukar menukar TKD
kepada Bupati. (Tembusan Mendagri U.P. Ditjen Bina Pemdes)
5. Tahap Akhir
a. Penetapan Peraturan Desa, setelah mendapatkan ijin tertulis dari
Bupati dan persetujuan Gubernur.
b. Desa mensertifikatkan tanah pengganti atas nama Pemerintah Desa.
KEMENTERIAN DALAM NEGERI

Tukar Menukar Tanah Kas Desa


Bukan Untuk Kepentingan Umum
KEMENTERIAN DALAM NEGERI

KRITERIA BUKAN KEPENTINGAN UMUM


Pasal 38 Permendagri No.1/2016

1) Tukar menukar tanah milik desa bukan untuk pembangunan


kepentingan umum hanya dapat dilakukan apabila ada kepentingan
nasional yang lebih penting dan strategis dengan tetap memperhatikan
dan menyesuaikan rencana tata ruang wilayah (RTRW).
2) Kepentingan nasional yang lebih penting dan strategis seperti
pengembangan kawasan industri dan perumahan.
KEMENTERIAN DALAM NEGERI

TAHAPAN TUKAR MENUKAR TKD


BUKAN UNTUK KEPENTINGAN UMUM
1. Pra-Mekanisme
a. Peruntukan kawasan.
b. Ijin lokasi.
2. Di Tingkat Desa
a. Permohonan dari pemohon kepada kepala desa.
b. Apraisal (Oleh KJPP) terhadap TKD dan tanah pengganti, yang
menguntungkan Desa.
c. Dilakukan musyawarah desa.
d. Permohonan ijin tukar menukar TKD dari Kepala Desa kepada Bupati.
e. Penetapan Peraturan Desa, setelah mendapatkan ijin tertulis dari
Bupati, ijin Gubernur dan Persetujuan dari Menteri Dalam Negeri.
KEMENTERIAN DALAM NEGERI

TAHAPAN TUKAR MENUKAR TKD


BUKAN UNTUK KEPENTINGAN UMUM
3. Di Tingkat Kabupaten
a. Bupati menerbitkan SK Tim tinjauan lapangan dan verifikasi
data.
b. Tinjauan lapangan dan verifikasi data, selanjutnya hasilnya
dituangkan dalam Berita Acara.
c. Penerbitan surat ijin Bupati kepada Kepala Desa tentang
tukar menukar TKD.
d. Surat Bupati kepada Gubernur tentang permohonan ijin
tukar menukar TKD Bukan Untuk Kepentingan Umum.
KEMENTERIAN DALAM NEGERI

TAHAPAN TUKAR MENUKAR TKD


BUKAN UNTUK KEPENTINGAN UMUM
4. Di Tingkat Provinsi
a. Gubernur menerbitkan SK Tim tinjauan lapangan dan
verifikasi data.
b. Gubernur melakukan tinjauan lapangan dan verifikasi data,
selanjutnya hasilnya dituangkan dalam Berita Acara.
c. Penerbitan surat ijin Gubernur tentang tukar menukar TKD.
d. Surat Gubernur kepada Mendagri U.P. Dirjen Bina Pemdes
tentang permohonan persetujuan tukar menukar TKD
Bukan Untuk Kepentingan Umum.
KEMENTERIAN DALAM NEGERI

TAHAPAN TUKAR MENUKAR TKD


BUKAN UNTUK KEPENTINGAN UMUM
4. Di Tingkat Pusat
a. Menteri Dalam Negeri melalui Ditjen Bina Pemdes melakukan
verifikasi data dan tinjauan lapangan yang dituangkan dalam berita
acara.
b. hasil berita acara tersebut sebagai bahan pertimbangan untuk
menerbitkan surat Menteri Dalam Negeri.
5. Tahap Akhir
a. Penetapan Peraturan Desa, setelah mendapatkan ijin tertulis dari
Bupati dan Gubernur, serta persetujuan tertulis dari Mendagri.
b. Desa mensertifikatkan tanah pengganti atas nama Pemerintah Desa.
KEMENTERIAN DALAM NEGERI

Tukar Menukar Tanah Kas Desa


Selain Untuk Kepentingan Umum
Dan Bukan Untuk Kepentingan Umum
KEMENTERIAN DALAM NEGERI

KRITERIA SELAIN KEP. UMUM & BUKAN KEP. UMUM


Pasal 42 Permendagri No.1/2016

1) Tanah milik Desa berada di Luar Desa, atau tanah milik desa
tidak satu hamparan yang terhimpit oleh hamparan tanah pihak
lain, dan/atau tanah milik desa yang didalamnya terdapat tanah
pihak lain dapat dilakukan tukar menukar ke lokasi desa
setempat.
2) Tukar menukar tanah milik desa sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dalam rangka meningkatkan efektifitas pengelolaannya
agar lebih berdaya guna dan berhasil guna.
KEMENTERIAN DALAM NEGERI

KRITERIA SELAIN KEP. UMUM & BUKAN KEP. UMUM


Pasal 42 Permendagri No.1/2016

3) Tukar menukar tanah milik desa sebagaimana dimaksud pada


ayat (2) dapat dilakukan dengan ketentuan:
a. tukar menukar tanah milik desa dimaksud harus senilai
dengan tanah penggantinya dan memperhatikan nilai wajar;
b.ditetapkan dengan Peraturan Desa tentang tukar menukar
Tanah milik desa;dan
c. Peraturan Desa sebagaimana dimaksud pada huruf a,
ditetapkan setelah mendapat ijin dari Bupati/Walikota .
KEMENTERIAN DALAM NEGERI

Pasal 44 Permendagri No.1/2016

Pembiayaan administrasi proses tukar menukar


sampai dengan penyelesaiaan sertifikat tanah
desa pengganti sebagaimana dimaksud pada
Pasal 33, Pasal 38, dan Pasal 42 dibebankan
kepada pihak pemohon.
KEMENTERIAN DALAM NEGERI

PASAL 45

Ketentuan lebih lanjut mengenai


Pengelolaan Aset Desa
diatur dalam
Peraturan Bupati/Walikota.
KEMENTERIAN DALAM NEGERI

Pedoman Umum
Kodefikasi Aset Desa
LATAR BELAKANG

DALAM UU NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG DESA PADA


PASAL 116 AYAT (4) MENGAMANATKAN PALING LAMA 2 (DUA)
TAHUN SEJAK UNDANG-UNDANG INI BERLAKU,
PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN/KOTA BERSAMA
PEMERINTAH DESA MELAKUKAN INVENTARISASI ASET
DESA.
SEBAGAI TINDAK LANJUT DARI PASAL 28 PERMENDAGRI
NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG PENGELOLAAN ASET DESA,
PERLU DIATUR PEDOMAN UMUM KODEFIKASI ASET DESA.
PENGGOLONGAN DAN KODEFIKASI
ASET DESA
PENGGOLONGAN ADALAH KEGIATAN UNTUK MENETAPKAN SECARA
SISTEMATIS MENGENAI BARANG KEDALAM GOLONGAN, BIDANG,
KELOMPOK, SUB KELOMPOK, DAN SUB-SUB KELOMPOK.

SEDANGKAN KODEFIKASI ADALAH PEMBERIAN NAMA ATAU KODE


BARANG PADA SETIAP BARANG INVENTARIS MILIK PEMERINTAH DESA
YANG DINYATAKAN DALAM BENTUK ANGKA/NUMERIK SEBAGAI SUATU
ENTITAS DENGAN TUJUAN ADALAH UNTUK MENGAMANKAN DAN
MEMBERIKAN KEJELASAN STATUS KEPEMILIKAN DAN STATUS
PENGGUNAAN BARANG.
PENGGOLONGAN ASET DESA

PERSEDIAAN
TANAH
PERALATAN DAN MESIN

GEDUNG DAN BANGUNAN


JALAN, IRIGASI DAN JARINGAN
ASET TETAP LAINNYA
KONSTRUKSI DALAM PENGERJAAN

ASET TAK BERWUJUD


PERSEDIAAN

PERSEDIAAN ADALAH ASET DALAM BENTUK BARANG ATAU


PERLENGKAPAN (SUPPLIES) YANG DIPEROLEH DENGAN MAKSUD UNTUK
MENDUKUNG KEGIATAN OPERASIONAL PEMERINTAH DESA DAN
BARANG-BARANG YANG DIMAKSUDKAN UNTUK DIJUAL DAN/ATAU
DISERAHKAN DALAM RANGKA PELAYANAN KEPADA MASYARAKAT
DALAM WAKTU 12 (DUA BELAS) BULAN DARI TANGGAL PELAPORAN.

PERSEDIAAN DICATAT SEBESAR BIAYA PEROLEHAN APABILA


DIPEROLEH DENGAN PEMBELIAN, BIAYA STANDAR APABILA DIPEROLEH
DENGAN MEMPRODUKSI SENDIRI DAN NILAI WAJAR APABILA
DIPEROLEH DENGAN CARA LAINNYA SEPERTI DONASI.

BIAYA PEROLEHAN PERSEDIAAN MELIPUTI HARGA PEMBELIAN, BIAYA


PENGANGKUTAN, BIAYA PENANGANAN DAN BIAYA LAINNYA YANG
SECARA LANGSUNG DAPAT DIBEBANKAN PADA PEROLEHAN
TANAH

DEFINISI
TANAH YANG TERMASUK DALAM ASET TETAP DALAM SAP (STANDAR
AKUNTANSI PEMERINTAH) ADALAH TANAH YANG DIPEROLEH DENGAN
MAKSUD UNTUK DIPAKAI DALAM KEGIATAN OPERASIONAL
PEMERINTAH DAN DALAM KONDISI SIAP DIPAKAI.

KLASIFIKASI
SESUAI DENGAN SIFAT DAN PERUNTUKANNYA, TANAH DAPAT
DIKLASIFIKASIKAN LEBIH LANJUT MENJADI DUA KELOMPOK BESAR,
YAITU (I) TANAH UNTUK GEDUNG DAN BANGUNAN, DAN (II) TANAH
UNTUK BUKAN GEDUNG DAN BANGUNAN, SEPERTI TANAH UNTUK
JALAN, IRIGASI, JARINGAN, TANAH LAPANGAN, TANAH HUTAN, TANAH
UNTUK PERTANIAN, DAN TANAH UNTUK PERKEBUNAN.
PENGKLASIFIKASIAN TANAH INI BUKAN KEHARUSAN, TETAPI
PERALATAN DAN MESIN

DEFINISI
BERDASARKAN SAP, PERALATAN DAN MESIN MENCAKUP MESIN-MESIN
DAN KENDARAAN BERMOTOR, ALAT ELEKTRONIK, INVENTARIS
KANTOR, DAN PERALATAN LAINNYA YANG NILAINYA SIGNIFIKAN DAN
MASA MANFAATNYA LEBIH DARI 12 (DUA BELAS) BULAN DAN DALAM
KONDISI SIAP PAKAI.

KLASIFIKASI
PERALATAN DAN MESIN DAPAT DIKLASIFIKASIKAN SESUAI DENGAN
JENISNYA, SEPERTI ALAT PERKANTORAN, KOMPUTER, ALAT ANGKUTAN
(DARAT, AIR, DAN UDARA), ALAT KOMUNIKASI, ALAT KEDOKTERAN,
ALAT-ALAT BERAT, ALAT BENGKEL, ALAT OLAH RAGA, DAN RAMBU-
RAMBU
GEDUNG DAN BANGUNAN

DEFINISI
SAP MENYATAKAN BAHWA “GEDUNG DAN BANGUNAN
MENCAKUP SELURUH GEDUNG DAN BANGUNAN YANG
DIPEROLEH DENGAN MAKSUD UNTUK DIPAKAI DALAM
KEGIATAN OPERASIONAL PEMERINTAH DESA DAN DALAM
KONDISI SIAP DIPAKAI.”

KLASIFIKASI
GEDUNG DAN BANGUNAN DAPAT DIKLASIFIKASIKAN
MENURUT JENISNYA, SEPERTI GEDUNG PERKANTORAN,
RUMAH DINAS, BANGUNAN TEMPAT IBADAH, MENARA,
MONUMEN/BANGUNAN BERSEJARAH, GUDANG, GEDUNG
JALAN, IRIGASI, DAN JARINGAN

DEFINISI
SAP MENYATAKAN BAHWA: “JALAN, IRIGASI, DAN JARINGAN
MENCAKUP JALAN, IRIGASI, DAN JARINGAN YANG DIBANGUN OLEH
PEMERINTAH SERTA DIMILIKI DAN/ATAU DIKUASAI OLEH PEMERINTAH
DESA DAN DALAM KONDISI SIAP DIPAKAI.” SELAIN DIGUNAKAN DALAM
KEGIATAN PEMERINTAH DESA JUGA DIMANFAATKAN OLEH
MASYARAKAT UMUM.
KLASIFIKASI
DALAM KLASIFIKASI JALAN, IRIGASI, DAN JARINGAN ADALAH JALAN
RAYA, JEMBATAN, BANGUNAN AIR, INSTALASI AIR BERSIH, INSTALASI
PEMBANGKIT LISTRIK, JARINGAN AIR MINUM, JARINGAN LISTRIK, DAN
JARINGAN TELEPON.
JALAN, IRIGASI, DAN JARINGAN INI TIDAK MENCAKUP TANAH YANG
DIPEROLEH UNTUK PEMBANGUNAN JALAN, IRIGASI DAN JARINGAN.
ASET TETAP LAINNYA

DEFINISI
ASET TETAP LAINNYA MENCAKUP ASET TETAP YANG TIDAK DAPAT
DIKELOMPOKKAN KE DALAM KELOMPOK ASET TETAP TANAH, ASET
TETAP PERALATAN DAN MESIN, ASET TETAP GEDUNG DAN BANGUNAN,
ASET TETAP JALAN, IRIGASI DAN JARINGAN, YANG DIPEROLEH DAN
DIMANFAATKAN UNTUK KEGIATAN OPERASIONAL PEMERINTAH DESA
DAN DALAM KONDISI SIAP DIPAKAI.
KLASIFIKASI
ASET TETAP LAINNYA ADALAH KOLEKSI PERPUSTAKAAN/BUKU DAN
NON BUKU, BARANG BERCORAK KESENIAN/KEBUDAYAAN/OLAH RAGA,
HEWAN, IKAN, DAN TANAMAN.
TERMASUK DALAM KATEGORI ASET TETAP LAINNYA ADALAH
RENOVASI, YAITU BIAYA RENOVASI ATAS ASET TETAP YANG BUKAN
MILIKNYA, DAN BIAYA PARTISI SUATU RUANGAN KANTOR YANG BUKAN
KONSTRUKSI DALAM PENGERJAAN

DEFINISI
KONSTRUKSI DALAM PENGERJAAN MENCAKUP PERALATAN
DAN MESIN, GEDUNG DAN BANGUNAN, JALAN, IRIGASI DAN
JARINGAN, SERTA ASET TETAP LAINNYA YANG PROSES
PEROLEHANNYA DAN/ATAU PEMBANGUNANNYA
MEMBUTUHKAN SUATU PERIODE WAKTU TERTENTU DAN
BELUM SELESAI PADA SAAT AKHIR TAHUN ANGGARAN.
ASET TAK BERWUJUD

DEFINISI
BERDASARKAN SAP, ASET TIDAK BERWUJUD ADALAH ASET NON-
MONETER YANG DAPAT DIIDENTIFIKASI TANPA WUJUD FISIK.
ASET INI DIMILIKI UNTUK DIGUNAKAN DALAM MENGHASILKAN ATAU
MENYERAHKAN BARANG ATAU JASA, DISEWAKAN KEPADA PIHAK
LAIN, ATAU UNTUK TUJUAN ADMINISTRATIF. ASET TETAP TIDAK
BERWUJUD DIAKUI JIKA DAN HANYA JIKA:
A. KEMUNGKINAN BESAR PEMERINTAH AKAN MEMPEROLEH
MANFAAT EKONOMIS MASA DEPAN DARI AKTIVA TERSEBUT, DAN
B. BIAYA PEROLEHAN ASET TERSEBUT DAPAT DIUKUR SECARA ANDAL.
KLASIFIKASI
ASET YANG TERMASUK DALAM KLASIFIKASI ASET TAK BERWUJUD
ADALAH PIRANTI LUNAK KOMPUTER, WEBSITE, HAK CIPTA DAN
KODE BARANG

KODE BARANG TERDIRI DARI 10 (SEBELAS) ANGKA/DIGIT YANG


TERBAGI DALAM 5 (LIMA) LEVEL DENGAN SUSUNAN SEBAGAI
BERIKUT:
X . XX . XX . XX . XXX

SATU ANGKA/LEVEL PERTAMA : MENUNJUKKAN KODE GOLONGAN


BARANG
DUA ANGKA/LEVEL KEDUA : MENUNJUKKAN KODE BIDANG
BARANG
DUA ANGKA/LEVEL KETIGA : MENUNJUKKAN KODE KELOMPOK
BARANG
DUA ANGKA/LEVEL KEEMPAT : MENUNJUKKAN KODE SUB
CONTOH KODE BARANG

GOLONGAN BARANG
1 PERSEDIAAN KELOMPOK BARANG
2 TANAH
01 BAHAN
3 PERALATAN DAN MESIN
4 GEDUNG DAN BANGUNAN 02 SUKU CADANG
JALAN, JARINGAN DAN
5 ALAT/BAHAN UNTUK
IRIGASI 03
6 ASET TETAP LAINNYA KEGIATAN KANTOR
KONSTRUKSI DALAM 04 OBAT-OBATAN
7
PENGERJAAN
8 ASET TAK BERWUJUD

1 . 0 1 . 0 1 . 0 1 . 0 0 1
BIDANG BARANG
01 BARANG PAKAI HABIS
BARANG TAK HABIS
02
PAKAI
BARANG BEKAS
03
DIPAKAI

SUB-SUB KELOMPOK
SUB KELOMPOK
001 Aspal
BAHAN BANGUNAN DAN
01
KONSTRUKSI 002 Semen
02 BAHAN KIMIA 003 Kaca
03 BAHAN PELEDAK 004 Pasir
04 BAHAN BAKAR DAN PELUMAS 005 Batu
KODE LOKASI

KODE LOKASI MENGGAMBARKAN ATAU MENJELASKAN STATUS


KEPEMILIKAN BARANG. UNTUK MENENTUKAN KODE LOKASI BARANG
MILIK DESA MAKA KODE YANG DIGUNAKAN ADALAH KODE DESA YANG
TERDIRI DARI 10 (SEPULUH) ANGKA/DIGIT DENGAN SUSUNAN SEBAGAI
BERIKUT: XX . XX . XX . X . XXX

DUA ANGKA/LEVEL PERTAMA : MENUNJUKKAN KODE PROVINSI


DUA ANGKA/LEVEL KEDUA : MENUNJUKKAN KODE
KABUPATEN/KOTA
DUA ANGKA/LEVEL KETIGA : MENUNJUKKAN KODE
KECAMATAN/DISTRIK
SATU ANGKA/LEVEL KEEMPAT : MENUNJUKKAN KODE STATUS DESA
TIGA ANGKA/LEVEL KELIMA : MENUNJUKKAN NOMOR URUT DESA
CONTOH KODE LOKASI

PROVINSI KECAMATAN
51 BALI 01 TELUK MUTIARA
NUSA TENGGARA 02 ALOR BARAT LAUT
52
BARAT
NUSA TENGGARA 03 AKOR BARAT DAYA
53
TIMUR

5 3 . 0 5 . 0 1 . 2 0 1 8

KABUPATEN/KOTA DESA
01 KUPANG 2012 LENDOLA
TIMOR TENGAH 2013 FANATING
02
SELATAN
TIMOR TENGAH 2014 MOTONGBANG
03
UTARA 2015 AIR KENARI
04 BELU 2018 TELUK KENARI
05 ALOR
KODE REGISTER

KODE REGISTER ADALAH KOMBINASI ANGKA TERDIRI DARI 10 (SEPULUH) ANGKA/DIGIT


KODE LOKASI DITAMBAH 2 (DUA) DIGIT PENGGUNA BARANG DAN DITAMBAH 4 (EMPAT)
ANGKA/DIGIT TAHUN PEROLEHAN BARANG SERTA 10 (SE[ULUH) ANGKA/DIGIT KODE
BARANG DITAMBAH 6 (ENAM) ANGKA/DIGIT NOMOR URUT PENCACATAN, DENGAN
SUSUNAN SEBAGAI BERIKUT:
CONTOH KODE REGISTER

KODE TAHUN
KODE LOKASI PENGGUNA
PEROLEHAN

53. 05. 01. 2018. 01. 2016


                                         
                                         

3. 10. 01. 02. 007. 000004

KODE BARANG NOMOR URUT PENCATATAN


PENGELOMPOKKAN ASET DESA

1 PERSEDIAAN
TANAH KAS DESA, TANAH
2 TANAH
ULAYAT, HUTAN
3 PERALATAN DAN MESIN
BANGUNAN DESA , PASAR DESA,
TAMBATAN PERAHU,
4 GEDUNG DAN BANGUNAN
PELELANGAN, PEMANDIAN
UMUM
JALAN DESA, JALAN
5 JALAN, JARINGAN DAN IRIGASI PEMUKIMAN, MATA AIR,
MIKROHIDRO
6 ASET TETAP LAINNYA
KONSTRUKSI DALAM
7
PENGERJAAN
8 ASET TAK BERWUJUD
KEMENTERIAN DALAM NEGERI

Terima Kasih

70

Anda mungkin juga menyukai