Anda di halaman 1dari 9

Siklus daur air dan faktor-faktor

yang mempengaruhinya
Pada siklus daur air yang tampak pada gambar, terjadi beberapa proses yaitu
evaporasi (penguapan), kondensasi (pengembunan), Presipitasi (jatuhnya titik-titik
air ke bumi).

Evaporasi merupakan proses penguapan atau perubahan benda cair menjadi


gas (uap air), kemudian terjadi proses Kondensasi yaitu uap air yang berada di
atmosfir mengalami pengembunan, hingga membentuk titik-titik air. Awan-awan
atau titik-titik air tersebut kemudian menumpuk tebal membentuk awan mendung.
Proses selanjutnya adalah presipitasi yaitu proses jatuhnya titik-titik air dari awan
berupa hujan, atau salju.

Proses tersebut terjadi secara berulang-ulang dan disebut sebagai daur air.
Faktor-faktor yang mempengaruhi siklus air

Manusia melakukan berbagai aktivitas untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.


Dari berbagai aktivitas yang dilakukan manusia tersebut, ada beberapa aktivitas
yang dapat mempengaruhi daur air.

Berikut adalah aktivitas-aktivitas manusia yang dapat mempengaruhi siklus


air, dan pada akhirnya akan mempengaruhi ketersediaan air bersih.
a. Pembangunan lantai beton

Pembangunan lantai beton biasanya diperuntukkan permukiman penduduk,


pembangunan gedung bertingkat, dan jalan raya. Permukaan tanah yang tertutupi
oleh beton dapat mengurangi kemampuan tanah dalam menyerap air. pori-pori
tanah yang tertutup oleh beton dan tanah semakin sulit diserap dan menggenangi
daratan. Hal tersebut berakibat pada jumlah cadangan air tanah menjadi sedikit.
b. Penggunaan kendaraan bermotor dan aktivitas perindustrian

Gas buang adalah gas yang dihasilkan dari kendaraan bermotor dan
perindustrian yang dapat memengaruhi siklus air. Gas yang dimaksud
mengandung sulfat dan nitrat. Gas-gas tersebut akan menuju atmosfer dan
bereaksi bersama uap air yang ada di atmosfer serta turun menjadi hujan asam.
Hujan asam sangat berbahaya karena dapat mencemari sungai dan danau,
mematikan tumbuhan dan membuat batuan menjadi rapuh.
c. Penebangan hutan secara besar-besaran

Pepohonan di hutan yang ditebang dapat mengganggu jumlah air yang akan
disimpan di dalam tanah. Penggundulan hutan juga dapat mengakibatkan
kemampuan tanah dalam menyerap air. Penebangan hutan yang terletak di lereng
juga dapat menyebabkan tanah longsor.
d. Pengambilan air tanah secara terus-menerus
Pemanfaatan sumber daya air tanah harus dilakukan secara bijak. Apabila pengambilan air
tanah dilakukan secara terus menerus tanpa adanya jumlah air masuk ke dalam tanah, maka
dapat mengurangi cadangan air tanah.

Selain faktor aktivitas manusia, ada faktor alami yang memengaruhi siklus air, yaitu bencana
alam seperti gunung meletus dan kebakaran hutan. saat terjadi gunung meletus, gunung
mengeluarkan awan panas yang menutupi atmosfer. Awan ini mengandung debu-debu vulkanik
dan sedikit uap air. Hujan yang dihasilkan pun bukan hujan air, melainkan hujan abu. Hal ini
tentu akan memngaruhi siklus air dan ketersediaan air bersih.

Hutan yang terbakar mengakibatkan berkurangnya tumbuhan. Tumbuhan berperan cukup


penting dalam siklus air dan ketersediaan air dalam tanah. Dengan hilangnya tumbuhan, proses
peresapan air ke dalam tanah akan terganggu dan pada akhirnya mengurangi ketersediaan air.
Refleksi

1. Apa saja yang dapat kita lakukan untuk menjamin ketersediaan air bersih?
2. Selain gunung meletus, dan kebakaran hutan, bencana alam apalagi yang
dapat mempengaruhi siklus air?

Anda mungkin juga menyukai