Anda di halaman 1dari 17

PENGELOLAA

N LINEN DI
RUMAH SAKIT
KELOMPOK 8

Nurul Ulfah Royan Agnia Shabrina Yasmin Shafina Desvita M.Rangga


Khoerunnimah Iman Salsabila Fariz putra
p
P21345120059
P21345120046 P21345120064 P21345120065
MANAJEMEN PENGELOLAAN LINEN
Peran pengelolaan manajemen linen di rumah sakit cukup penting,Diawali dari
perencanaan, salah satu subsistem pengelolaan linen adalah proses pencucian. Alur
aktivitas fungsional dimulai dari penerimaan linen kotor, penimbangan, pemilahan, proses
pencucian, pemerasan, pengeringan, sortir noda, penyetrikaan, sortir linen rusak,
pelipatan, merapikan, mengepak atau mengemas, menyimpan, dan mendistribusikan ke
unit-unit yang membutuhkannya, sedangkan linen yang rusak dikirim ke kamar jahit.

Untuk melaksanakan aktivitas tersebut dengan lancar dan baik, maka diperlukan alur
yang terencana dengan baik. Peran sentral lainnya adalah perencanaan, pengadaan,
pengelolaan, pemusnahan, kontrol dan pemeliharaan fasilitas kesehatan, dan lain-lain
sehingga linen dapat tersedia di unit-unit yang membutuhkan.
SKEMA PENGELOLAAN LINEN
ALUR SIRKULASI LINEN
PENANGANAN LINEN DI RUANGAN
Kantung Linen Infeksius (Dapat Dipakai Ulang)
Kantung Dalam

01 02

Terbuat dari bahan Berbentuk segi empat


plastik tahan panas dengan bagian yang
hingga 100°C dan terbuka merupakan
tahan bocor panjang kantung.

04
03

Berwarna bening. Berukurankecil


hingga sedang.
PENANGANAN LINEN DI RUANGAN
Kantung Linen Infeksius (Dapat Dipakai Ulang)
Kantung Luar

01 02

Terbuat dari bahan Berbentuk segi empat.


plastik tahan panas
hingga 100°C dan
tahan bocor

04
03

Berwarna kuning Berukuran sedang


bertuliskan linen hingga besar.
infeksius..
PENANGANAN LINEN DI RUANGAN
Kantung Linen Non Infeksius (Dapat Dipakai Ulang)

A B

Terbuat dari bahan Berbentuk segi


plastik tahan panas empat.
hingga 100°C dan
tahan bocor.

C D

Berwarna putih Berukuran sedang


bertuliskan linen hingga besar
kotor tidak terinfeksi
PROSEDUR LINEN KOTOR INFEKSIUS

1 2 3 4 5
mencuci tangan Menggunakan Persiapkan alat dan Lipat bagian yang Noda darah atau
dengan sabun, 15 bahan seperti sikat, terinfeksi di bagian feses dibuang ke
APD seperti
detik sebelum sprayer, ember dengan dalam lalu masukkan dalam baskom,
sarung tangan,
dan sesudah tulisan linen infeksius, linen kotor infeksius basahkan dengan air
masker, dan
melakukan kantung dalam linen ke dalam ember dalam sprayer dan
pekerjaan apron. masukkan ke dalam
infeksius, kantung luar tertutup dan bawa ke
linen infeksius, serta spoel hock kantung transparan
lem berwarna merah dengan pemisahan
untuk tutup dan sebagai antara linen warna
segel dan linen putih
(kantung khusus
linen kotor infeksius).
Sampah tercampur
seperti jarum suntik
ditempatkan di
wadah penampungan
jarum suntik
6 7 8 9

Lakukan penutupan Beberapa kantung linen kotor Siapkan troli linen


kantung dengan bahan Kumpulkan ke troli
infeksius yang sudah tertutup kotor dekat ruang
lem kuat yang berwarna linen kotor siap dibawa
dimasukkan kembali ke spoel hock.
merah. dalam kantung luar berwarna ke laundry dalam
(sesuai dengan standar). keadaan tertutup
PROSEDUR LINEN KOTOR NON INFEKSIUS

1
4
Lipat bagian yang terkena noda
Mencuci tangan dengan sabun,
di bagian dalam lalu masukkan
15 detik sebelum dan sesudah
linen kotor ke dalam ember
melakukan pekerjaan
tertutup dan bawa ke spoel
hock.

5
2
Menggunakan APD Siapkan troli linen kotor
seperti sarung tangan, dekat ruang spoel hock.
masker, dan apron.

3
6
Persiapkan alat dan bahan Kantung linen kotor yang sudah
seperti sikat, sprayer, ember
tertutup siap dimasukkan ke troli
dengan tulisan linen non infeksi,
linen kotor untuk dibawa ke
dan kantung linen tidak terinfeksi
laundry.
PENANGANAN LINEN DI UNIT LAUNDRY
Tahapan kerja di laundry:
1. Penerimaan linen kotor dengan prosedur pencatatan.
2. Pemilahan dan penimbangan linen kotor.
3. Pencucian.
4. Pemerasan.
5. Pengeringan.
6. Penyetrikaan.
7. Pelipatan.
8. Penyimpanan.
9. Pendistribusian.
10. Penggantian linen rusak.
Pada saat proses penerimaan–penyetrikaan merupakan proses yang krusial di mana kemungkinan
organisme masih hidup, maka petugas diwajibkan menggunakan APD.

.
PENANGANAN LINEN DI UNIT LAUNDRY
Alat pelindung diri yang digunakan petugas laundry:

1. Pakaian kerja dari bahan yang menyerap keringat.


2. Apron.
3. Sarung tangan.
4. Sepatu boot digunakan pada area yang basah.
5. Masker digunakan pada proses pemilahan dan sortir.
PENCATATAN,MONITORING,EVALUASI
Pencatatan
Saat pengumpulan linen langsung dihitung dan dicatat dalam buku pencatatan sesuai
dengan jenisnya serta mengambil nota pencucian linen kotor dari petugas ruangan. Kemudian
linen kotor dimasukkan ke kereta dorong dan dibawa ke unit pencucian.

Untuk mengoordinasi kebutuhan linen ditunjuk seorang coordinator yang bertanggung


jawab untuk menjaga jumlah linentetap sama dan kebutuhan linen untuk seluruh unit di rumah
sakit terpenuhi dengan baik. Selain itu, coordinator di sini juga mengatur tugas pekerja di laundry
serta mengatur jadwal jika ada yang ingin bertukar hari libur. Jadi selain bertanggung jawab atas
kebutuhan linen dan kegiatan di laundry lancar, coordinator juga harus bisa menjaga
keharmonisan hubungan antarpekerja.
Monitoring
Khusus dalam pelayanan linen di rumah sakit, monitoring hendaknya dilakukan secara teratur/kontinu.
Aspek-aspek yang dimonitor mencakup:

1. Sarana, prasarana, dan peralatan.


2. Standar/pedoman pelayanan linen, SOP, dan kebijakan-kebijakan direktur rumah sakit, visi, misi, dan motto
rumah sakit.
3. Pengamatan dengan penglihatan pada linen, yaitu warna yang kusam, pudar, tidak cerah/putih tua atau
keabu-abuan menggambarkan usia pakai. Jika terdapat bayangan dari barang yang dibungkusnya, artinya
linen sudah menipis.
4. Dari perabaan bila ditarik terjadi perobekan/lapuk.
5. Apabila ada penandaan tahun pengadaan/penggunaan, tinggal menghitung umur lamanya sehingga bisa
dihitung frekuensi pencuciannya. Biasanya setelah mengalami pencucian 90 kali linen sudah harus dihapus
(tidak layak pakai), itupun tergantung kualitas bahan. Ada bahan yang sampai 120 kali pencucian masih
tetap baik dan layak pakai.

Kelayakan pakai dan sisi infeksi dilakukan melalui uji kuman secara insidentil bila dijumpai banyak terjadi infeksi
di satu unit rawat inap atau lebih. Contoh diambil untuk dilakukan swab dari kulit untuk kultur, sementara
PENCATATAN,MONITORING,EVALUASI
Evaluasi
Salah satu cara yang mudah untuk melaksanakan evaluasi adalah dengan
menyebarkan kuesioner ke unit kerja pemakai linen secara berkala setiap semester atau
minimal setiap satu tahun sekali. Sebagai responden diambil dua atau tiga jenis petugas
dilihat dari fungsinya, misalnya kepala bangsal/ruangan, perawat pelaksana, dan petugas
pelaksanan non perawatan/pekarya.Materi yang di evaluasi adalah : kuantitas dan kualitas
linen,bahan kimia,Baku mutu air bersih,Baku mutu limbah cair
DAFTAR PUSTAKA
Hidayati, Ria Nurii. 2011. Penyesuain Tempat Pengelolaan Linen di Rumah Sakit Islam
Surakarta Terhadap Keputusan Menteri Kesehatan Nomor: 1204/MENKES/SK/X/2004.
Laporan Khusus. Surakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret.
Departemen Kesehatan RI. 2004. Pedoman Manajemen Linen di Rumah Sakit.

Anda mungkin juga menyukai