Cetakan: Pertama
ISBN: 978-623-90784-3-0
Penyusun
Tim Indonesiabaik.id
Pengarah
Rosarita Niken Widiastuti
Pemimpin Redaksi
Siti Meiningsih
Redaktur Pelaksana
Andrean W Finaka
Editor
Edy Pang
Puji syukur kita panjatkan kehadiran Tuhan YME, atas rahmatNya, booklet dengan judul
“Bersama Perangi Stunting” ini dapat diterbitkan.
Stunting (tubuh pendek) sampai saat ini masih belum menjadi permasalahan yang
diperhatikan oleh masyarakat Indonesia. Pada 2018, Kementerian Kesehatan menyatakan
bahwa sebanyak 3 dari 10 anak Indonesia bertubuh pendek dari standar usianya. Padahal,
jika Indonesia ingin bersaing dengan negara lain di dunia, masalah ini harus segera
diselesaikan. Masalah stunting ini tidak hanya mengganggu pertumbuhan secara fisik,
namun juga menggangu perkembangan otak. Jika terus dibiarkan, dapat mengancam
perkembangan anak-anak Indonesia.
Asesmen yang dilakukan pada tahun 2012 oleh OECD PISA, dalam ranking tingkat
kecerdasan anak negara-negara di dunia, Indonesia berada di urutan 64 dari 65 negara di
dunia. Untuk urutan negara-negara di ASEAN, Indonesia berada di bawah Singapura (2),
Vietnam (17), Thailand (50) dan Malaysia (52).
Sebagai langkah pencegahan, stunting menjadi salah satu prioritas nasional dari kabinet kerja
Joko Widodo - Jusuf Kalla dalam RPJMN 2015 - 2019. Pada tahun 2017, Pemerintah juga
telah meluncurkan Rencana Aksi Nasional Penanganan Stunting. Karena itu, dengan
diterbitkannya buku berisi infografis ini dapat menjadi sinergi yang baik antara Pemerintah
dan masyarakat sebagai upaya bersama memerangi stunting.
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi
Permasalahan stunting tidak bisa dipandang sebelah mata. Jika masalah ini terus
dibiarkan akan menjadi beban sekaligus ancaman serius bagi masa depan bangsa.
Secara global, stunting berkontribusi terhadap 15-17 persen dari seluruh kematian anak
di dunia.
Berangkat dari masalah tersebut, tim IndonesiaBaik.id yang berada dibawah Direktorat
Pengelolaan Media, Dirjen Informasi dan Komunikasi Publik, Kementerian Komunikasi
dan Informatika merangkum permasalahan stunting menjadi sebuah booklet berjudul
“Bersama Perangi Stunting”. Booklet ini menampilkan data-data mengenai stunting,
pencegahan dan penanganan stunting, serta peran pemerintah dalam menangani
stunting dan pola hidup sehat sebagai cara mencegah stunting. Informasi tersebut
dikemas dalam format infografis sehingga pesan yang ingin disampaikan menjadi
mudah dimengerti.
Selamat membaca!
Redaksi
D AFT AR I S I
Tentang Stunting 2
Apa Itu Stunting dan Ciri-Cirinya? 4
Bagaimana Proses Terjadinya 6
Stunting? Faktor Penyebab Stunting 8
Dampak Stunting 1
Tahapan Pertumbuhan Anak 0
Mengapa Stunting Perlu 1
2
Dikhawatirkan? 4 Asupan Kunci di
1
Periode Emas Anak 4
Pencegahan dan Penanganan Stunting 1
Tujuan Pencegahan Stunting 8
1
6
2
Manfaat Susu dalam Penanganan Stuntin
0
Stunting Dicegah, Kecerdasan Anak
2
Meningkat Pola Asuh Ikut Pengaruhi
2
Stunting
2
Pola Makan Gizi Seimbang Mencegah 4
Stunting Tekan Stunting Dengan Perbaikan 2
Gizi 6
Gizi Seimbang Dimulai Dari Keluarga 2
Teknologi Biofortifikasi untuk Atasi 8
Stunting Perbaikan Sanitasi untuk Kurangi 3
0
Stunting
3
Lembaga untuk Percepatan Pencegahan
2
Stunting
3
Peran Pemerintah Menangani Stunting 4
Bersinergi Mengurangi Stunting 0
Target Turunkan Persentase 4
2
Stunting
4
Pemanfaatan Dana Desa Untuk 4
Stunting
4
Bersama Dukung Penanganan 6
Stunting
4
Program Padat Karya untuk Cegah Stunting Sejak 8
Dini Intervensi Gizi Sensitif Pencegahan Stunting 5
Stunting Secara Bertahap Dikurangi 0
Landasan Kebijakan Program Percepatan Pencegahan 6
5
Stunting Sasaran Prioritas Intervensi Gizi Spesifik 0
2
Pencegahan Stunting 6
5
2
4
Pola Hidup Sehat Cegah Stunting 6
5
5 Pilar Percepatan Penanganan Stunting 4
6
Sinergi Sumberdaya untuk Percepatan Pencegahan 6
5
Sumber 7
6
8
Stunting GERMAS untuk Percepatan Penanganan Stunting
0
6
Kesehatan Berkualitas untuk Generasi Mendatang
8
2 Bersama Perangi Stunting
TENTANG
PadaSTUNTING
2018, Kementerian Kesehatan menyatakan bahwa data
Kemenkes mencatat sebanyak 3 dari 10 anak Indonesia
bertubuh pendek. Stunting merupakan ancamanutama
terhadap kualitas manusia Indonesia, juga ancaman
terhadap kemampuan daya saing bangsa. Hal ini
dikarenakan anak stunted, bukan hanya terganggu
pertumbuhan fisiknya (bertubuh pendek/kerdil) saja,
melainkan juga terganggu perkembangan otaknya, yang mana
tentu akan sangat mempengaruhi kemampuan dan prestasi di
sekolah, produktivitas dan kreativitas di usia-usia produktif.
Ciri-Ciri
Stunting
Pertumbuhan melambat
k
Wajah tampak lebih a buru
muda dari usianya Perform
te s
pada anori
pen atiem
rhm
da
r
belaja
Tanda pubertas
terlambat
46,6% 24,2%
remaja putri di Indonesia usia wanita usia subur usia 15-49
15-19 tahun kondisinya berisiko tahun di Indonesia hamil dengan
kurang energi kronik (KEK) risiko kurang energi kronik (KEK)
(Riskesdas 2013) dan anemia sebesar 37,1%
2010: 11,1%
2013: 10,2%
Proporsi
Panjang Badan
lahir di
Indonesia 2013
Sebanyak
20,2% < 4 8 cm
STUNTIN1G
lainnya?
Kecerdasan berkurang
tubuh
0
Dampak Jangka Panjang
Menurunnya kemampuan
kognitif dan prestasi
belajar
..
Bayi Umur 1 Bulan
Menatap ibu, mengeluarkan
suara “ O…O… ” , tersenyum,
menggerakkan tangan dan kaki
2
APA YANG HARUS
DILAKUKAN ORANGTUA?
Lakukan
rangsangan/stimulasi
setiap saat dalam
suasana yang
menyenangkan
Sistem kekebalan
tubuhnya berkurang
Pertumbuhan otaknya
menjadi tidak
optimal
4
Stunting berkontribusi terhadap 15-17%
dari seluruh kematian anak di dunia
6
UNTUK ITU ORANG TUA HARUS
MEMPERHATIKAN ASUPAN
KECUKUPAN GIZI ANAK
ASIX
ASI eksklusif
0-6 bulan
ANAK SEHAT HARUS
CUKUP GIZI!
LANJUTKAN ASI
hingga 2
tahun/lebih
Perbaikan terhadap
pola makan (gizi)
Perbaikan
pola
asuh
Perbaikan sanitasi
dan akses air
bersih
KANDUNGAN
SUSU
KARBOHIDRA T
PR O TEIN
LEMAK
VIT AMIN
MINERAL
Kalsium, Magnesium,
A, B, C, D, E, dan k
22 Bersama Perangi Stunting Zat Besi, dan Fosfor
MANFAAT SUSU DALAM
MENCEGAH STUNTING
SUMBER ENER GI
MEMPERK U A T O T O T
MENINGKA TKAN
KECERD A S AN
MEMPERK U A T
TULANG D AN
GIGI
TINGKAT KECERDASAN
ANAK INDONESIA
Berada di urutan 64
terendah dari 65 negara di
dunia (asesmen OECD PISA
2012)
Mengancam meningkatnya
penyakit
tidak menular (obesitas, Bersama Perangi Stunting 25
hipertensi, diabetes)
POLA
ASUH
IKUT PENGARUHI
STUNTING
Stunting juga dipengaruhi aspek perilaku,
terutama pada pola asuh yang kurang baik dalam
praktik pemberian makan bagi bayi dan balita.
D I M U L A I D ARI
Edukasi tentang kesehatan reproduksi dan
gizi bagi remaja sebagai cikal bakal keluarga
A GAR
para calon ibu memahami pentingnya
memenuhi kebutuhan gizi saat hamil
dan stimulasi bagi janin, serta
memeriksakan kandungan empat kali
selama kehamilan.
KARENA
DIPENGARUHI OLEH
Rendahnya akses terhadap makanan
dari segi jumlah dan kualitas gizi
serta seringkali tidak beragam
30,8%
19,6% 201
17,7% 8
12,1%
10,2%
11,9%
8,0%
2013
Mengonsumsi
Cuci tangan pakai
lauk-pauk
sabun
berprotein
dengan air mengalir
tinggi
Wom an Man
Wo man Man
3,9 juta KK
2,7 juta KK
2,3 juta KK
0,9 juta Total 9,8 juta KK
KK 0,4 juta
KK *Target
*201
201
201
201
201
Total 10,2 a
5
37
7
8
6
Kementerian Koordinator
Tim Nasional
Bidang Pembangunan
Percepatan
Manusia dan
Penanggulangan
Kebudayaan RI
Kemiskinan
Kementerian Negara
Koperasi dan Usaha Kementerian Keuangan
KEMENTERIAN NEGARA
KOPERASI DANUSAHA KECIL
DANMENENGAH
Kecil dan Menengah RI RI
REPUBLIK INDONESIA
Kemenristekdikti Kementerian
PUPR
Kementerian
Kementerian Lingkungan Pemberdayaan
Hidup dan Kehutanan Perempuan dan
Perlindungan
Anak
Kemensos Kemenkes
Sosialisasi dan Makanan tambahan
advokasi
Kemendagri Kemenkominf
Pengawalan perencanaan 10 Tahun
di daerah o
Kampanye nasional
Kemendesa PDTT
Pemanfaatan Dana
Desa dan pendamping
Kemenko PMK
Lokasi dan
karakteristik program
Kemen. PUPR
Sanitasi & air bersih
29%
29,6
%
%
28,9%
27,5%
28%
program nasional pengurangan stunting.
Target persentase
stunting
di Indonesia pada 2019
DANA DESA
untuk kegiatan
penurunan stunting
sesuai musyawarah
UNTUK desa
Kegiatan di
Desa
untuk
STUNTING
Insentif
Stunting
Penurunan
kader
kesehatan Perawatan
masyarakat kesehatan
untuk ibu
hamil &
menyusui
Penyediaan
makanan sehat
untuk peningkatan
gizi balita & anak
Pengelolaan Balai
Pengobatan
Desa
Pem
bang
unan
ruma
h
singg
ah
P
e
m
Sosialisasi & edukasi b
gerakan hidup bersih & a
sehat n
g
Pengadaan u
n
kebutuha a
n medis n
f
a
s
i
l
i
t
a Bersama Perangi Stunting 47
s
s
BERSAMA DUKUNG
PENANGANAN STUNTING
Mengutamakan:
4 Pilar Program Padat
Sumber daya, tenaga, dan teknologi
Karya Tunai Desa untuk
lokal
Kesehatan
1 Meningkatkan
perekonomian
masyarakat
desa
2 Menurunkan angka
pengangguran
masyarakat desa
melalui kegiatan
swa kelola
3 Mekanisme
operasionalnya
dikerjakan
bersama secara
lintas sektor
4 Dilaksanakan
dengan integrasi
lintas program
dan lintas sektor
Intervensi Gizi
Sensitif Idealnya dilakukan melalui
berbagai kegiatan pembangunan
diluar sektor kesehatan dan
berkontribusi pada 70% Intervensi
Stunting. Sasaran dari intervensi gizi
spesifik adalah masyarakat secara
umum dan tidak khusus ibu hamil dan
balita pada 1.000 Hari Pertama
Kehidupan (HPK)
Memberikan Pendidikan
Pengasuhan pada Orang
tua
Memberikan
Pendidikan Anak Usia
Dini Universal
Memberikan Edukasi
Kesehatan Seksual dan
Reproduksi, serta Gizi pada
Remaja
gizi kurang turun dari 19,6% 2018)anemia pada ibu hamil naik dari
Proporsi
(Riskesdas 2013) menjadi 37,1%
(Riskesdas 2013) menjadi
17,7% (Riskesdas 2018) 48,9% (Riskesdas
2018)
AKSESPELAYANAN KESEHATAN
Proporsi pengetahuan rumah tangga terhadap kemudahan
akses ke rumah sakit (Riskesdas 2018): Mudah (37,1%);
Sulit (36,9%); Sangat sulit (26%)
Analisis dilihat dari jenis transportasi, waktu tempuh
dan biaya
PENCEGAHAN STUNTING
Program percepatan pencegahan
dan pengurangan stunting memiliki
sasaran prioritas dan fokus pada
intervensi gizi.
S
a
s
a
r
a
n
P
r
i
o
r
i
t
a
s
Ibu hamil dan anak
usia 0-2 tahun atau
rumah
tangga 1.000 Hari
Pertama
Kehidupan
Intervensi Prioritas
Intervensi Gizi
Spesifik Intervensi
58 Bersama Perangi Stunting Gizi Sensitif
Kabupaten
Intervensi Gizi Spesifik
Ini merupakan intervensi yang ditujukan kepada anak dalam 1.000
Hari Pertama Kehidupan (HPK) dan berkontribusi pada 30%
penurunan stunting. Kerangka kegiatan intervensi gizi spesifik
umumnya dilakukan pada sektor kesehatan.
INTER V EN SI
INTER V ENSI DENGAN SASARAN IBU HAMIL
DENGAN SASARAN IBU Memberikan makanan tambahan
MENYUSUI DAN ANAK USIA 0-6 ibu hamil untuk mengatasi
pada
kekurangan energi dan protein kronis
BULAN
Mendorong inisiasi menyusui Mengatasi
dini (pemberian ASI kekurangan zat besi
jolong/colostrum) dan asam folat
Mendorong Mengatasi
pemberian ASI kekurangan iodium
Eksklusif Menanggulangi
INTER V ENSI kecacingan pada ibu
hamil
DENGAN SASARAN IBU
Melindungi ibu
MENYUSUI DAN ANAK USIA 7-23 hamil dari
BULAN Malaria
hingga usia 23
Mendorong bulan pemberian
penerusan
didampingi oleh pemberian
ASI Memberikan
MP-ASI perlindungan terhadap
Menyediakan obat cacing malaria
Menyediakan suplementasi
zink Memberikan imunisasi
K ONSEP 5 PILAR
Kampanye nasional
berfokus pada pemahaman,
2 perubahan perilaku,
komitmen politik dan
akuntabilitas
4
Mendorong kebijakan
nutritional food
security
5
Pemantauan
dan evaluasi
Pemerintah
Sumberdaya
pemerintah dengan
Komunitas peningkatan efektivitas
dan efisiensi
Swasta
CSO
Donor
Individu
Memeriksakan kesehatan
secara rutin minimal
6 bulan sekali sebagi
upaya deteksi dini
penyakit
134
lokasi
Sosialisasi
Germas 2017
101 lokasi
Sosialisasi
Germas 2016
Pemberian Makanan
Tambahan Untuk Balita
8.2 34 8 . 6 0 6 ton
ton 762,4 796,8 ribu*
5.554 ton ribu*
514,3
ribu*
2.014 ton
2017
2015
2018
2016
186,4
ribu*
*Dalam jiwa
86,5%
2015
2016
2017
Pemberian
Makanan
Tambahan Untuk 6. 5 30 ton
Ibu Hamil 725,6 ribu jiwa
4.952 ton
550,2 ribu jiwa
1.706 ton
164,9 ribu jiwa
2017
2018
2016
Tentang Stunting
Stunting
Kementerian Kesehatan, Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan
(TNP2K), dan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan
Transmigrasi