Anda di halaman 1dari 16

A B C D E F G H I J K

1
2
3
4
5
6
7 STANDAR PEMERIKSAAN, KODE ETIK AUDITOR,
8 SERTA PENERIMAAN PENUGASAN DAN
9 PERENCANAAN DALAM KEUANGAN NEGARA
10
11
12
13
14
15
16
A B C D E F G H I J K

1
2
3 Kelompok 1
4
5
6 01 Ayunda Puspita Sari 02 Hernisa Soleha

7 1902124413 1902124562
8
9
10 Dosen Pengampu
11 03 Siti Jauhariah Dr.Taufeni
Taufik.,S.E.,M.Si.,Ak.,CA
12
1902111654
13
14
15
16
A B C D E F G H I J K

1
2
A. STANDAR PEMERIKSAAN KEUANGAN
3 NEGARA
4
5
1. Definisi Pemeriksaan Keuangan Negara
6
Proses identifikasi masalah, analisis, dan evaluasi
7
yang dilakukan secara independen, objektif, dan Keuangan negara merupakan salah
8 profesional berdasarkan standar pemeriksaan, untuk satu unsur pokok dalam penyelenggaraan
9 menilai kebenaran, kecermatan, kredibilitas, dan pemerintahan negara dan mempunyai
manfaat yang sangat penting guna
10 keandalan informasi mengenai pengelolaan dan mewujudkan tujuan negara untuk
tanggung jawab keuangan negara. Dengan demikian, mencapai masyarakat yang adil, makmur,
11
pemeriksaan keuangan negara memberikan keyakinan dan sejahtera sebagaimana diamanatkan
12 dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar
yang memadai. Proses pemeriksaan meliputi
Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
13 perencanaan, pelaksanaan, pelaporan dan pemantauan
14 tindak lanjut hasil pemeriksaan.
15
16
A B C D E F G H I J K

1
2
3
4
5
Mendorong tata kelola keuangan
6
Tujuan Pemeriksaan negara yang baik melalui perolehan
7
Keuangan Negara keyakinan bahwa pengelolaan dan
8 tanggung jawab keuangan negara telah
9 sesuai dengan ketentuan peraturan
10 perundangundangan dan/atau prinsip
11 prinsip tata kelola yang baik.
12
13
14
15
16
A B C D E F G H I J K

1
2
3 2. Lingkup Pemeriksaan Keuangan Negara
4
a. hak negara untuk memungut pajak, mengeluarkan dan mengedarkan uang,
5
dan melakukan pinjaman
6 b. kewajiban negara untuk menyelenggarakan tugas layanan umum
7 pemerintahan negara dan membayar tagihan pihak ketiga
8 c. Penerimaan Negara
9 d. Pengeluaran Negara
10 e. Penerimaan Daerah
11 f. Pengeluaran Daerah
12 g. kekayaan negara/kekayaan daerah
13
h. kekayaan pihak lain yang dikuasai oleh pemerintah     
i. kekayaan pihak lain yang diperoleh dengan menggunakan fasilitas yang
14
diberikan pemerintah.
15
16
A B C D E F G H I J K

1
2
3 3. Manfaat Pemeriksaan Keuangan Negara
4 a. penyediaan hasil pemeriksaan termasuk di dalamnya kesimpulan yang independen,
5 objektif dan dapat diandalkan, berdasarkan bukti yang cukup dan tepat
6
b. penguatan upaya pemberantasan korupsi berupa penyampaian temuan yang
berindikasi tindak pidana dan/atau kerugian dalam pengelolaan keuangan negara
7
kepada instansi yang berwenang untuk ditindaklanjuti, serta berupa pencegahan
8 dengan penguatan sistem pengelolaan keuangan Negara
9 c. peningkatan akuntabilitas, transparansi, keekonomian, efisiensi, dan efektivitas dalam
10 pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara, dalam bentuk rekomendasi yang
konstruktif dan tindak lanjut yang efektif
11
d. peningkatan kepatuhan pengelolaan dan pertanggungjawaban keuangan negara
12 terhadap ketentuan peraturan perundang-undangan
13 e. peningkatan efektivitas peran Aparat Pengawasan Intern Pemerintah
14 f. peningkatan kepercayaan publik atas hasil pemeriksaan BPK dan pengelolaan
15
keuangan negara.
16
A B C D E F G H I J K

1
2
4. Unsur –unsur Pemeriksaan Keuangan Negara
3
4
5
1. Pemeriksa Keuangan Negara Lembaga Perwakilan
6
7
3. Pengguna LHP
8
2. Pihak yang Bertanggung Pemerintah
9 Jawab
10
11 Pihak lain
12
13
14
15
16
A B C D E F G H I J K

1
2 Merupakan tolok ukur yang digunakan dalam
3 memeriksa dan menilai hal pokok, dalam hal ini
informasi yang diungkapkan dalam pengelolaan
4
dan pertanggungjawaban keuangan negara,
5 termasuk tolok ukur penyajian dan pengungkapan
6 yang relevan :
a. A. Relevan, memberikan kontribusi kepada
7
5. Kriteria kesimpulan guna membantu pengambilan
8
9
Pemeriksaan keputusan oleh pengguna
b. B. Lengkap, faktor-faktor relevan yang dapat
10 memengaruhi kesimpulan tidak ada yang
diabaikan
11
c. C. Andal, memungkinkan pengevaluasian dan
12 pengukuran yang konsisten terhadap hal pokok
13 oleh pemeriksa lain yang mempunyai kualifikasi
yang sama
14
15
16
A B C D E F G H I J K

1
2
3
B. KODE ETIK KEUANGAN NEGARA
4 1. Kode Etik Auditor Sektor Publik
5
1. Segenap auditor secara mandiri mempelajari nilai-nilai dan
6 prinsip-prinsip yang dimuat dalamkode etik tersebut dan
7
berperilaku sesuai dengan kode etik itu. Dengan mengacu
padakode etik tersebut, perilaku auditor dalam setiap
8 situasi/keadaan atau setiap saathendaklah merupakan perilaku Untuk mencapai tujuan
9
yang tidak tercela.           negara tersebut, selanjutnya
2. Apabila terdapat kekurangan dalam perilaku auditor maupun
10 perilaku yang tidak benardalam kehidupan pribadinya, maka hal melalui ketentuan Pasal 23E
11
yang demikian akan menempatkan integritas auditor, lembaga ayat (1) Undang-Undang
tempat ia bekerja, kualitas dan validitas tugas pemeriksaannya
12 padasituasi yang tidak menguntungkan dan dapat menimbulkan
Dasar Negara Republik
13
keraguan terhadap keandalanserta kompetensi lembaga Indonesia Tahun 1945
pemeriksan tersebut.                                           
14
15
16
A B C D E F G H I J K

1
2 1. Prinsip prinsip perilaku auditor
a. Integritas
3 b. Obyektifitas
c. Kerahasiaan
4 d. Kompetensi
5 2. Aturan perilaku
a. Dapat melaksanakan tugasnya secara jujur, teliti, bertanggung jawab
6 dan bersungguh-sungguh
b. Dapat menunjukkan kesetiaan dalam segala hal yang berkaitan dengan
7
profesi danorganisasi dalam melaksanakan tugas
8 c. Dapat mengikuti perkembangan peraturan perundang-undangan dan

9
mengungkapkansegala hal yang ditentukan oleh peraturan perundang-
undangan dan profesi yang berlaku
2. Kode Etik APIP
10 d. Dapat menjaga citra dan mendukung visi dan misi organisasi
e. Tidak menjadi bagian kegiatan ilegal atau mengikatkan diri pada
11 tindakan-tindakanyang dapat mendiskreditkan profesi APIP atau
organisasi
12 f. Dapat menggalang kerjasama yang sehat diantara sesama auditor dalam
13 pelaksanaanaudit
g.
14 Saling mengingatkan, membimbing, mengoreksi perilaku sesama auditor.
15
16
A B C D E F G H I J K

1
2 • A. Pengelolaan Fungsi Auditor Internal
1. Perencanaan
3 2. Komunikasi dan Persetujuan
3. Pengelolaan Sumber daya
4 4. Kebijakan dan Prosedur
5. Koordinasi
5 6. Laporan kepada Pimpinan dan Dewan Pengawas
B. Lingkup Penugasan
6 1. Pengelolaan Risiko
2. Pengendalian Fungsi
7 C. Perencanaan penugasan
1. Pertimbangan Perencanaan dalam merencanakan penugasan
8 2. Sasaran penugasan

9
3. Ruang lingkup penugasan
4. Alokasi sumber daya penugasan 3. Standar Kinerja
5. Program kerja penugasan
10 D. Pelaksanaan penugasan
1. Mengidentifikasi informasi
11 2. Analisis dan Evaluasi
E. Komunikasi Hasil Penugasan
12 1. Kriteria Komunikasi
2. Kualitas komunikasi
13 3. Pengungkapan atas ketidakpatuhan terhadap standar
4. Penyampaian hasil hasil penugasan
14
15
16
A B C D E F G H I J K

1
2
1. Penerimaan Penugasan
3 Penerimaan penugasan merupakan tahap awal dalam suatu
4 audit laporan, laporan keuangan adalah mengambil
keputusan untuk menerima (menolak) suatu kesempatan
5
untuk menjadi auditor untuk klien yang baru, atau untuk
6 C. PENERIMAAN melanjutkan sebagai auditor bagi klien yang sudah ada. Pada
7 PENUGASAN DAN umumnya keputusan untuk menerima (menolak) ini sudah
dilakukan sejak enam hingga sembilan bulan sebelum akhir
8 PERENCANAAN DALAM tahun buku yang akan diperiksa.
9 PEMERIKSAAN KEUANGAN Langkah langkah penerimaan penugasan audit
NEGARA 1. Mengevaluasi Integritas Manajemen
10
2. Mengidentifikasi Keadaan Khusus dan Risiko Tidak
11 Biasa
12 3. Menilai Kemampuan Untuk Memenuhi  Standar Umum
Auditing
13 4. Menyiapkan Surat Penugasan Audit
14
15
16
A B C D E F G H I J K

1
2
2. Perencanaan Audit
3
Perencanaan audit meliputi
4
pengembangan strategi menyeluruh
5
untuk merencanakan pelaksanaan
6 C. PENERIMAAN audit. Perencanaan audit sangat
7 PENUGASAN DAN dipengaruhi oleh informasi yang
8 PERENCANAAN DALAM diperoleh dalam tahap pertimbangan
9 PEMERIKSAAN KEUANGAN penerimaan penugasan audit.
10 NEGARA Langkah langkah perencanaan audit
11 1. Menghimpun pemahaman bisnis
12 klien dan industri klien
13
2. Melakukan prosedur analitis
14
15
16
A B C D E F G H I J K

1
2
● Pemeriksaan keuangan negara adalah proses identifikasi
3
masalah, analisis, dan evaluasi yang dilakukan secara
4 independen, objektif, dan profesional berdasarkan standar
pemeriksaan, untuk menilai kebenaran, kecermatan,
5
kredibilitas, dan keandalan informasi mengenai pengelolaan
6 dan tanggung jawab keuangan negara. Dengan demikian,
pemeriksaan keuangan negara memberikan keyakinan yang
7 KESIMPULAN memadai. Proses pemeriksaan meliputi perencanaan,
8 pelaksanaan, pelaporan dan pemantauan tindak lanjut hasil
pemeriksaan
9 ● Standar pemeriksaan yang digunakan dalam melaksanakan
10 tugas pemeriksaan selama ini adalah Standar Pemeriksaan
Keuangan Negara yang ditetapkan dalam Peraturan Badan
11
Pemeriksa Keuangan Nomor 1 Tahun 2007. SPKN tersebut
12 menggunakan referensi utama The Generally Accepted
Government Auditing Standards (GAGAS) Tahun 2003.
13
GAGAS telah mengalami revisi sebanyak dua kali, dengan
14 revisi terakhir tahun 2011.
15
16
A B C D E F G H I J K

1
2 ● Kode etik auditor adalah prinsip dasar atau nilai-nilai yang
menjadi acuan dalammelaksanakan kegiatan audit. Mengingat
3 bahwa budaya suatu bangsa biasanya berbedadengan bangsa-bangsa
4 lainnya, maka sangat mungkin terjadi bahwa budaya bangsatersebut
ikut mewarnai kode etik yang bersangkutan.
5 ● Apabila terdapat kekurangan dalam perilaku auditor maupun
perilaku yang tidak benar dalam kehidupan pribadinya, maka hal
6 yang demikian akan menempatkan integritasauditor, lembaga
7 KESIMPULAN tempat ia bekerja, kualitas dan validitas tugas pemeriksaannya
padasituasi yang tidak menguntungkan dan dapat menimbulkan
8 keraguan terhadap keandalanserta kompetensi lembaga pemeriksa
tersebut.
9
● Penerimaan penugasan merupakan tahap awal dalam suatu audit
10 laporan, laporan keuangan adalah mengambil keputusan untuk
menerima (menolak) suatu kesempatan untuk menjadi auditor untuk
11 klien yang baru, atau untuk melanjutkan sebagai auditor bagi klien
12 yang sudah ada. Perencanaan audit meliputi pengembangan strategi
menyeluruh untuk merencanakan pelaksanaan audit. Perencanaan
13 audit dipengaruhi oleh informasi yang diperoleh dalam tahap
pertimbangan penerimaan penugasan audit.
14
15
16
A B C D E F G H I J K

1
2
3
4
5
6
7
8 TERIMA KASIH
9
10
11
12
13
14
15
16

Anda mungkin juga menyukai