MELALUI ORGANISASI
4984 Ranting
IBI Didirikan
pada tanggal 24
Juni 1951 514 Cabang
Anggota
KOWANI tahun 34 PD
1951
Anggota ICM PP
tahun 1956
Data PP IBI,
Maret 2022
85% Perempuan
melakukan pemeriksaan kehamilan pada
Bidan
MAGISTER
PROFESI (S2) Pelayanan kes Pelayanan kes Pelayanan
ibu anak balita Kesrep & KB
SARJANA (S1)
DIPLOMA
3
INSTITUSI
PENDIDIKAN
KTKI
MEMPEROLEH
PEMDA
IJAZAH
KAB/KOTA
&SERTIFIKAT
KOMPETENSI STRB
SIPB
LULUS UJI
KOMPETENSI
Registrasi Licensi
LULUS
PENDIDIKAN
Kompetensi Bidan Vokasi dan Profesi
Area Kompetensi
S
I
Peran dan Fungsi Bidan di Fasilitas Pelayanan
1. Penapisan (skrining) awal kasus & Stabilisasi
2. Kolaborasi penanganan komplikasi dan
kegawatdaruratan maternal neonatal
kompleks (TIM PONEK)
3. Asuhan lanjut paska tindakan medik pada LAYANAN
kasus komplikasi maternal neonatal yang KESEHATAN 1. Penapisan (skrining) awal kasus &
kompleks (interprofessional health care) TERSIER Stabilisasi
2. Kolaborasi penanganan komplikasi dan
kegawatdaruratan maternal neonatal
1. Pelayanan kebidanan essensial normal (TIM PONEK)
otonomi, mandiri, dan pendelegasian. LAYANAN 3. Asuhan lanjut paska tindakan medik
2. Promotif dan Preventif pada kasus komplikasi maternal
3. Deteksi dini Resti Maternal Neonatal
KESEHATAN SEKUNDER neonatal (interprofessional health care)
4. PPGDON (Stabilisasi pra rujukan &
rujukan) TEMPAT PRAKTIK MANDIRI BIDAN (TPMB)
5. Kebidanan Komunitas
LAYANAN KESEHATAN PRIMER 1. Pelayanan kebidanan essensial
6. Pembina Posyandu & UKBM
7. Kolaborasi TIM PONED (Interprofessional) normal (otonomi/mandiri)
2. Promotif dan Preventif
3. Deteksi dini Resti Maternal
JAGA KESEHATAN MASYARAKAT Neonatal
PROMOTIF
4. Stabilisasi pra rujukan &
merujuk)
IMPLEMENTAS
I PENDIDIKAN
KARAKTER
A. WHY:
Mengapa harus ada pendidikan karakter
B. WHAT:
Apa karakter
Apa pendidikan karakter
C. WHEN:
Kapan pendidikan karakter tepat diberikan
D. WHO:
Siapa yang harus diberi pendidikan karakter
Siapa yang harus bertanggung jawab melakukan pendidikan karakter
E. HOW:
Bagaimana melakukan pendidikan karakter
PENDAHULUAN
Karakter bangsa merupakan aspek penting dari kualitas SDM karena turut
menentukan kemajuan suatu bangsa. Karakter yang berkualitas perlu dibentuk dan dibina
sejak usia dini. Usia dini merupakan masa emas namun kritis bagi pembentukan karakter
seseorang.
Thomas Lickona (seorang profesor pendidikan dari Cortland University) mengungkapkan
bahwa ada sepuluh tanda jaman yang kini terjadi, tetapi harus diwaspadai karena dapat
membawa bangsa menuju jurang kehancuran. 10 tanda jaman itu adalah:
(1) meningkatnya kekerasan di kalangan remaja/masyarakat;
(2) penggunaan bahasa dan kata-kata yang memburuk/tidak baku;
(3) pengaruh peer-group (geng) dalam tindak kekerasan, menguat;
(4) meningkatnya perilaku merusak diri, seperti penggunaan narkoba; alkohol dan seks
bebas;
(5) semakin kaburnya pedoman moral baik dan buruk;
(6) menurunnya etos kerja;
(7) semakin rendahnya rasa hormat kepada orang tua dan guru;
(8) rendahnya rasa tanggung jawab individu dan kelompok;
(9) membudayanya kebohongan/ketidakjujuran, dan
(10) adanya rasa saling curiga dan kebencian antar sesama.
Pengembangan KARAKTER di INDONESIA
PEMBENTUKAN: USIA
DINI
(Banyak diserahkan pada pembantu)
PENGEMBANGAN: USIA
REMAJA
(Lingkungan masyarakat tidak kondusif)
2. Kognitif yang tercermin pada kapasitas pikir dan daya intelektualitas untuk menggali dan
mengembang-kan serta menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi; dan
(1) Guru
(2)
(8) Media Selibriti/
elektronik
Artis
FAKTOR
BERPENGARUH (3)
(7) Media
DALAM
cetak PEMBINAAN Pejabat
KARAKTER
• Permasalahan etik
• Pencegahan konflik
• Pengambilan Keputusan
• Penanganan Pelanggaran Etik
Permasalahan etik
Sehari-Hari
Masalah Etik Yang Berhubungan
Dengan Teknologi
Etik Dan Profesi
Etik Issue Dan Dilema Etik
Pencegahan konflik
Informed Consent: persetujuan yang diberikan oleh klien atau walinya yang berhak
untuk dilakukan suatu tindakan kebidanan terhadap klien sesudah memperoleh
informasi lengkap dan memahami mengenai tindakan itu.
Negosiasi: sebuah bentuk interaksi sosial saat pihak-pihak yang terlibat berusaha
untuk saling menyelesaikan tujuan yang berbeda dan bertentangan.
Dibedakan menjadi 2 (dua) hal, yaitu Tindakan utilitarianisme adalah tindakan dinilai baik,
benar dan tepat berdasarkan keuntungan/manfaat/efisiensi dari tindakan tersebut.
Sedangkan Aturan utilitarianisme, adalah tindakan dinilai baik, benar jika dalam aturan yang
benar
Deontologi:
Tindakan dinilai baik dan benar jika memprioritaskan “ tugas” atau “kewajiban” tanpa
mengindahkan konsekuensinya, dimanapun tempatnya maupun kemampuan yang
dimilikinya, berfokus pada penyelamatan jiwa, meminimalisir risiko yang mungkin timbul
akibat asuhan yang diberikan
1 Setiap orang (individu) atau kepentingan yang dirugikan dapat membuat pengaduan terkait adanya
dugaan pelanggaran etik yang dilakukan oleh bidan.