Anda di halaman 1dari 35

PATIENT SAFETY

Oleh:
Dwiana Estiwidani
BACKGROUND
• Keselamatan pasien merupakan salah satu topik
yang paling sering mendapat perhatian di rumah
sakit maupun puskesmas.
• Kerap kali pelatihan, seminar, dan workshop
tentang keselamatan pasien selalu menjadi
agenda tahunan tetap di rumah sakit dan
puskesmas.
BACKGROUND LANJUTAN
• Namun keselamatan pasien sangat sulit dicapai,
banyak kasus kematian maupun komplikasi yang
terjadi akibat dari medical error oleh tenaga
medis, minimnya peralatan, penanganan yang
terlambat, dan sebagainya.
• Di era JKN ini, pencapaian pelayanan yang
bermutu tinggi dengan mengedepankan
keselamatan pasien menjadi prioritas utama demi
menegakkan kendali mutu kendali biaya di
pelayanan kesehatan.
Hasil Penelitian
• Sebuah studi kualitatif oleh Aveling, et al (2015)
di 2 rumah sakit di Afrika Timur menemukan
ada 3 faktor yang mempengaruhi sulitnya
menegakan keselamatan pasien, yakni:
 Material yang mencakup lingkungan fisik,
peralatan dan medical supply
 Sumber daya manusia
 Hubungan internal yang mencakup kerjasama tim
dan struktur organisasi.
Masalah Material

Kondisi bangunan yg buruk

Masalah Material
Pintu dan jendela tdk berfungsi
dg baik

Listrik dan air tdk lancar, dsb

Minimnya alkes dan dana

Manajemen pemeliharaan yang


buruk

Proses pengadaan dan distribusi


peralatan oleh pemerintah
setempat yang masih lemah
Masalah SDM

Masalah SDM
Kurangnya pelatihan terkait
keselamatan pasien seperti
pencegahan infeksi pada
perawat dan bidan.

Seringnya rotasi

Hubungan internal antar staf


dan struktur organisasi

Seringnya konflik antar staf


dan lemahnya kerja sama tim
Hubungan internal yang mencakup
kerjasama tim dan struktur organisasi

Hubungan internal
antar staf dan struktur
Masalah Hubungan organisasi
Internal Seringnya konflik antar
staf dan lemahnya
kerja sama tim
Adanya gap antara
dokter dan
perawat/bidan

Minimnya supervisi
dan evaluasi
Pengertian Patient Safety
• Patient Safety atau keselamatan pasien adalah
suatu system yang membuat asuhan pasien di
rumah sakit menjadi lebih aman.
• Sistem ini mencegah terjadinya cedera yang
disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan
suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan
yang seharusnya diambil.
Tujuan Patient Safety
• Terciptanya budaya keselamatan pasien di RS
• Meningkatnya akuntabilitas rumah sakit thdp
pasien dan masyarakat;
• Menurunnya Kejadian Tidak diinginkan (KTD)
di RS
• Terlaksananya program-program pencegahan
shg tidak terjadi pengulangan KTD.
Langkah-langkah Pelaksanaan Patient
Safety (sembilan solusi menurut WHO, 2007)
1. Perhatikan nama obat, rupa dan ucapan mirip (look-alike,
sound-alike medication names)
2. Pastikan identifikasi pasien
3. Komunikasi secara benar saat serah terima pasien
4. Pastikan tindakan yang benar pada sisi tubuh yang benar
5. Kendalikan cairan elektrolit pekat
6. Pastikan akurasi pemberian obat pada pengalihan pelayanan
7. Hindari salah kateter dan salah sambung slang
8. Gunakan alat injeksi sekali pakai
9. Tingkatkan kebersihan tangan untuk pencegahan infeksi
nosokomial.
Tujuh Standar Keselamatan Pasien
Joint Commision on Accreditation of Health Organizations,
Illinois, USA, 2002)

Keselamatan Pasien dan


Mendidik Pasien dan
Hak Pasien Kesinambungan
Keluarga
Pelayanan

Penggunaan Metode-
metode Peningkatan
Peran Kepemimpinan
Kinerja untuk Mendidik Staf tentang
dalam Meningkatkan
Melakukan Evaluasi dan Keselamatan Pasien
Keselamatan Pasien
Program Peningkatan
Keselamatan Pasien

Komunikasi merupakan
Kunci bagi Staf untuk
Mencapai Keselamatan
Pasien
Hak Pasien
• Pasien & keluarganya mempunyai
hak untuk mendapatkan informasi
Standar tentang rencana & hasil pelayanan
termasuk kemungkinan terjadinya
KTD (Kejadian Tidak Diharapkan).

• Harus ada dokter penanggung jawab


pelayanan
• Dokter penanggung jawab pelayanan

Kriteria
wajib membuat rencana pelayanan
• Dokter penanggung jawab pelayanan
wajib memberikan penjelasan yang jelas
dan benar   kepada pasien dan keluarga
tentang rencana dan hasil pelayanan,
pengobatan atau prosedur untuk pasien
termasuk kemungkinan terjadinya KTD
Mendidik Pasien dan Keluarga

• RS harus mendidik pasien & keluarganya


tentang kewajiban & tanggung jawab pasien

Standar dalam asuhan pasien.

• Memberikan info yg benar, jelas, lengkap dan


jujur
• Mengetahui kewajiban dan tanggung jawab
• Mengajukan pertanyaan untuk hal yg tdk

Kriteria
dimengerti
• Memahami dan menerima konsekuensi
pelayanan
• Mematuhi instruksi dan menghormati
peraturan RS
• Memperlihatkan sikap menghormati dan
tenggang rasa
• Memenuhi kewajiban finansial yang
disepakati
Keselamatan Pasien dan Kesinambungan Pelayanan

• RS menjamin kesinambungan
pelayanan dan menjamin

Standar koordinasi antar tenaga dan antar


unit pelayanan.

• Koordinasi pelayanan secara menyeluruh


• Koordinasi pelayanan disesuaikan kebutuhan

Kriteria
pasien dan kelayakan sumber daya
• Koordinasi pelayanan mencakup peningkatan
komunikasi
• Komunikasi dan transfer informasi antar
profesi kesehatan
Penggunaan Metode-Metode Peningkatan Kinerja
untuk Melakukan Evaluasi dan Program
Peningkatan Keselamatan Pasien

• RS harus mendesign proses baru atau


memperbaiki proses yg ada, memonitor &

Standar mengevaluasi kinerja melalui pengumpulan


data, menganalisis secara intensif KTD, &
melakukan perubahan untuk meningkatkan
kinerja

• Setiap rumah sakit harus melakukan proses


perancangan (design) yang baik, sesuai dengan 
”Tujuh Langkah Menuju Keselamatan Pasien

Kriteria
Rumah Sakit”.
• Setiap rumah sakit harus melakukan
pengumpulan data kinerja
• Setiap rumah sakit harus melakukan evaluasi
intensif
• Setiap rumah sakit harus menggunakan semua
data dan informasi hasil analisis
Peran Kepemimpinan dalam Meningkatkan Keselamatan Pasien

• Pimpinan dorong & jamin implementasi progr KP melalui


penerapan “7 Langkah Menuju KP RS ”.
• Pimpinan menjamin berlangsungnya program proaktif

Standar
identifikasi risiko KP & program mengurangi KTD.
• Pimpinan dorong & tumbuhkan komunikasi & koordinasi antar
unit & individu berkaitan dengan pengambilan keputusan tentang
KP
• Pimpinan mengalokasikan sumber daya yg adekuat
• Pimpinan mengukur & mengkaji efektifitas kontribusinya dalam
meningkatkan kinerja RS & KP.

• Terdapat tim antar disiplin untuk mengelola program


• Tersedia program proaktif untuk identifikasi risiko keselamatan

Kriteria
• Tersedia mekanisme kerja untuk menjamin bahwa semua
komponen dari rumah sakit terintegrasi dan berpartisipasi
• Tersedia prosedur “cepat-tanggap” terhadap insiden,
• Tersedia mekanisme pelaporan internal dan eksternal
• Tersedia mekanisme untuk menangani berbagai jenis insiden
• Terdapat kolaborasi dan komunikasi terbuka secara sukarela
• Tersedia sumber daya dan sistem informasi yang dibutuhkan
• Tersedia sasaran terukur,
Mendidik Staf tentang Keselamatan Pasien
• RS memiliki proses pendidikan, pelatihan & orientasi untuk
setiap jabatan mencakup keterkaitan jabatan dengan KP

Standar
secara jelas.
• RS menyelenggarakan pendidikan & pelatihan yang
berkelanjutan untuk meningkatkan & memelihara
kompetensi staf serta mendukung pendekatan interdisiplin
dalam pelayanan pasien.

• Memiliki program diklat dan orientasi bagi staf baru yang


memuat topik keselamatan pasien

Kriteria
• Mengintegrasikan topik keselamatan pasien dalam setiap
kegiatan inservice training dan memberi pedoman yang
jelas tentang pelaporan insiden.
• Menyelenggarakan pelatihan tentang kerjasama kelompok
(teamwork) guna mendukung pendekatan interdisiplin dan
kolaboratif dalam rangka melayani pasien.
Komunikasi merupakan Kunci bagi Staf
untuk Mencapai Keselamatan Pasien
• RS merencanakan & mendesain proses
manajemen informasi KP untuk memenuhi

Standar
kebutuhan informasi internal & eksternal.
• Transmisi data & informasi harus tepat
waktu & akurat.

• Disediakan anggaran untuk merencanakan


dan mendesain proses manajemen untuk

Kriteria
memperoleh data dan informasi tentang
hal-hal terkait dengan keselamatan pasien.
• Tersedia mekanisme identifikasi masalah
dan kendala komunikasi untuk merevisi
manajemen informasi yang ada
Tujuh Langkah Menuju Keselamatan Pasien RS (berdasarkan
KKP-RS No.001-VIII-2005) sebagai panduan bagi staf Rumah Sakit

Belajar dan berbagi


Integrasikan Cegah cedera
pengalaman
aktivitas Kembangkan melalui
tentang
Bangun kesadaran Pimpin dan dukung pengelolaan risiko, sistem pelaporan, implementasi
Libatkan dan Keselamatan
akan nilai staf anda, “kembangkan “pastikan staf Anda system
berkomunikasi pasien, “dorong staf
keselamatan “bangunlah sistem & proses agar dg mudah dpt Keselamatan
dengan pasien, anda utk
Pasien, “ciptakan komitmen &focus pengelolaan risiko, melaporkan pasien, “Gunakan
“kembangkan cara- melakukan analisis
kepemimpinan & yang kuat & jelas serta lakukan kejadian/insiden informasi yg ada ttg
cara komunikasi yg akar masalah utk
budaya yang tentang KP di RS identifikasi & serta RS mengatur kejadian/masalah
terbuka dg pasien” belajar bagaimana
terbuka dan adil” anda” asesmen hal yg pelaporan kpd utk melakukan
& mengapa
potensial KKP-RS” perubahan pd
kejadian itu
brmasalah” sistem pelayanan”
timbul”
LANGKAH LANGKAH KEGIATAN PELAKSANAAN
PATIENT SAFETY ADALAH

Di Pusat

Di
Prov/Kab/Kota

Di RS
Langkah-Langkah di RS
Membentuk Tim Keselamatan Pasien Rumah Sakit, dengan susunan
organisasi sebagai berikut: Ketua: dokter, Anggota: dokter, dokter gigi,
perawat, tenaga kefarmasian dan tenaga kesehatan lainnya salah satunya
bidan

Mengembangkan sistem informasi pencatatan dan pelaporan internal tentang


insiden

Melakukan pelaporan insiden ke Komite Keselamatan Pasien Rumah Sakit


(KKPRS) secara rahasia

Memenuhi standar keselamatan pasien rumah sakit dan menerapkan tujuh


langkah menuju keselamatan pasien rumah sakit.

Rumah sakit pendidikan mengembangkan standar pelayanan medis berdasar


hasil dan analisis akar masalah dan sebagai tempat pelatihan standar2 yg
baru dikembangkan
Langkah-Langkah di
Provinsi/Kabupaten/Kota

Melakukan advokasi ke
Melakukan advokasi pemerintah daerah
Melakukan pembinaan
program keselamatan agar tersedianya
pelaksanaan program
pasien ke rumah sakit- dukungan anggaran
keselamatan pasien
rumah sakit di terkait dengan
rumah sakit
wilayahnya program keselamatan
pasien rumah sakit
Langkah-Langkah di Pusat

Melakukan sosialisasi dan


advokasi program
Membentuk komite
Menyusun panduan keselamatan pasien ke Mengembangkan
keselamatan pasien Rumah
nasional tentang Dinas Kesehatan laboratorium uji coba
Sakit dibawah
Keselamatan Pasien Rumah Propinsi/Kabupaten/Kota, program
Perhimpunan Rumah Sakit
Sakit PERSI Daerah dan rumah keselamatanpasien
Seluruh Indonesia
sakit pendidikan dengan
jejaring pendidikan.
Delapan Langkah yang Bisa Dilakukan untuk
Mengembangkan Budaya Patient Safety
(Hasting G, 2006)
2. Think small
1. Put the focus and make the 3. Encourage
back on safety right thing easy open reporting
to do

6. Build 5. Use systems- 4. Make data


implementatio wide capture a
n knowledge approaches priority

7. Involve 8. Develop top-


patients in class patient
safety efforts safety leaders
ASPEK HUKUM TERHADAP PATIENT
SAFETY
Keselamatan Pasien
sebagai Isu Hukum
Pasal 53 (3) UU No.36/2009
“Pelaksanaan Pelayanan kesehatan harus
mendahulukan keselamatan nyawa pasien.”

Pasal 32n UU No.44/2009


“Pasien berhak memperoleh keamanan dan keselamatan
dirinya selama dalam perawatan di Rumah Sakit.

Pasal 58 UU No.36/2009
1)      “Setiap orang berhak menuntut G.R terhadap seseorang, tenaga kesehatan,
dan/atau penyelenggara kesehatan yang menimbulkan kerugian akibat kesalahan atau
kelalaian dalam Pelkes yang diterimanya.”
2)      “…..tidak berlaku bagi tenaga kesehatan yang melakukan tindakan penyelamatan
nyawa atau pencegahan kecacatan seseorang dalam keadaan darurat.”
ASPEK HUKUM TERHADAP PATIENT
SAFETY
Hukum Rumah sakit
      Tanggung jawab

Pasal 29b UU No.44/2009


”Memberi pelayanan kesehatan yang aman, bermutu,
antidiskriminasi, dan efektif dengan mengutamakan kepentingan
pasien sesuai dengan standar pelayanan Rumah Sakit.”

Pasal 46 UU No.44/2009
“Rumah sakit bertanggung jawab secara hukum terhadap semua kerugian
yang ditimbulkan atas kelalaian yang dilakukan tenaga kesehatan di RS.”

Pasal 45 (2) UU No.44/2009


“Rumah sakit tidak dapat dituntut dalam melaksanakan tugas dalam
rangka menyelamatkan nyawa manusia.”
ASPEK HUKUM TERHADAP PATIENT
SAFETY
jawab Rumah Sakit
Bukan tanggung

Pasal 45 (1) UU No.44/2009 Tentang Rumah sakit


“Rumah Sakit Tidak bertanggung jawab secara hukum
apabila pasien dan/atau keluarganya menolak atau
menghentikan pengobatan yang dapat berakibat
kematian pasien setelah adanya penjelasan medis yang
kompresehensif. “
ASPEK HUKUM TERHADAP PATIENT
SAFETY
Hak Pasal 32d UU No.44/2009
“Setiap pasien mempunyai hak memperoleh layanan kesehatan yang
Pasien bermutu sesuai dengan standar profesi dan standar prosedur operasional”

Pasal 32e UU No.44/2009


“Setiap pasien mempunyai hak memperoleh layanan yang efektif dan
efisien sehingga pasien terhindar dari kerugian fisik dan materi”

Pasal 32j UU No.44/2009


“Setiap pasien mempunyai hak tujuan tindakan medis, alternatif tindakan,
risiko dan komplikasi yang mungkin terjadi, dan prognosis terhadap
tindakan yang dilakukan serta perkiraan biaya pengobatan”

Pasal 32q UU No.44/2009


“Setiap pasien mempunyai hak menggugat dan/atau menuntut Rumah
Sakit apabila Rumah Sakit diduga memberikan pelayanan yang tidak
sesuai dengan standar baik secara perdata ataupun pidana”
ASPEK HUKUM TERHADAP PATIENT
SAFETY
Kebijakan
yang Pasal 43 UU No.44/2009
mendukung 1)    RS wajib menerapkan standar keselamatan pasien
keselamatan
pasien 2)    Standar keselamatan pasien dilaksanakan melalui
pelaporan insiden, menganalisa, dan menetapkan
pemecahan masalah dalam rangka menurunkan angka
kejadian yang tidak diharapkan.
3)    RS melaporkan kegiatan keselamatan pasien
kepada komite yang membidangi keselamatan pasien
yang ditetapkan oleh menteri
4)    Pelaporan insiden keselamatan pasien dibuat
secara anonym dan ditujukan untuk mengoreksi system
dalam rangka meningkatkan keselamatan pasien.
SISTEM PENCACATAN DAN PELAPORAN PADA PATIENT SAFETY
SISTEM PENCACATAN DAN PELAPORAN PADA PATIENT SAFETY

Di
1. Setiap unit kerja di rumah sakit mencatat semua kejadian terkait dengan
keselamatan pasien (Kejadian Nyaris Cedera, Kejadian Tidak Diharapkan
dan Kejadian Sentinel) pada formulir yang sudah disediakan oleh rumah
sakit.

RS
2.      Setiap unit kerja di rumah sakit melaporkan semua kejadian terkait
dengan keselamatan pasien (Kejadian Nyaris Cedera, Kejadian Tidak
Diharapkan dan Kejadian Sentinel) kepada Tim Keselamatan Pasien
Rumah Sakit pada formulir yang sudah disediakan oleh rumah sakit.
3.      Tim Keselamatan Pasien Rumah Sakit menganalisis akar penyebab
masalah semua kejadian yang dilaporkan oleh unit kerja
4.      Berdasarkan hasil analisis akar masalah maka Tim Keselamatan
Pasien Rumah Sakit merekomendasikan solusi pemecahan dan
mengirimkan hasil solusi pemecahan masalah kepada Pimpinan rumah
sakit.
5.      Pimpinan rumah sakit melaporkan insiden dan hasil solusi masalah
ke Komite Keselamatan Pasien Rumah Sakit (KKPRS) setiap terjadinya
insiden dan setelah melakukan analisis akar masalah yang bersifat rahasia.
SISTEM PENCACATAN DAN PELAPORAN PADA PATIENT SAFETY

Di
Prov/Kab/Kota
Dinas Kesehatan Propinsi dan PERSI
Daerah menerima produk-produk dari
Komite Keselamatan Rumah Sakit
SISTEM PENCACATAN DAN PELAPORAN PADA PATIENT SAFETY

Di 1.      Komite Keselamatan Pasien Rumah Sakit (KKPRS)


merekapitulasi laporan dari rumah sakit untuk menjaga

Pusat kerahasiaannya
2.      Komite Keselamatan Pasien Rumah Sakit (KKPRS)
melakukan analisis yang telah dilakukan oleh rumah sakit
3.      Komite Keselamatan Pasien Rumah Sakit (KKPRS)
melakukan analisis laporan insiden  bekerjasama dengan
rumah sakit pendidikan dan rumah sakit yang ditunjuk
sebagai laboratorium uji coba keselamatan pasien rumah sakit
4.      Komite Keselamatan Pasien Rumah Sakit (KKPRS)
melakukan sosialisasi hasil analisis dan solusi masalah ke
Dinas Kesehatan Propinsi dan PERSI Daerah, rumah sakit
terkait dan rumah sakit lainnya.
MONITORING DAN EVALUASI

• Pimpinan Rumah sakit melakukan monitoring dan

Di RS
evaluasi pada unit-unit kerja di rumah sakit, terkait
dengan pelaksanaan keselamatan pasien di unit kerja

• Dinas Kesehatan Propinsi dan PERSI Daerah

Di Prov
melakukan monitoring dan evaluasi pelaksanaan
Program Keselamatan Pasien Rumah Sakit di wilayah
kerjanya

Di • Komite Keselamatan Pasien Rumah Sakit melakukan


monitoring dan evaluasi pelaksanaan Keselamatan
Pasien Rumah Sakit di rumah sakit-rumah sakit

Pusat
• Monitoring dan evaluasi dilaksanakan minimal satu
tahan satu kali.
KESIMPULAN
• Sebagai pemberi pelayanan kebidanan, bidan mematuhi
Peran Bidan standar pelayanan dan SOP yang telah ditetapkan
dalam
mewujudkan p • Menerapkan komunikasi yang baik terhadap pasien dan
atient safety di keluarganya
Rumah Sakit
• Peka, proaktif dan melakukan penyelesaian masalah
terhadap kejadian tidak diharapkan (KTD)
• Serta mendokumentasikan dengan benar semua asuhan
kebidanan yang diberikan kepada pasien dan keluarga
• Menerapkan prinsip-prinsip etik dalam pemberian
pelayanan asuhan kebidanan
• Memberikan pendidikan kepada pasien dan keluarga
tentang asuhan yang diberikan
• Menerapkan kerjasama tim kesehatan yang handal
dalam pemberian pelayanan kesehatan

Anda mungkin juga menyukai