MESIN BUBUT
SEJARAH,HASIL PRODUKSI,KELEBIHAN
DAN KEKURANGAN
Pada Abad Pertengahan (abad ke-5 sampai abad ke-15), pedal ditambahkan pada mesin bubut.
Pedal menggantikan operator yang memutar kayu sehingga mesin dapat dioperasikan oleh satu
orang. Pedal biasanya dihubungkan ke sebuah tiang, seringkali dibuat pancang lurus. Sistem ini
biasa disebut "tiang musim semi" .
Pada masa Revolusi Industri, mekanik yang dihasilkan oleh roda air atau mesin uap ditransmisikan
ke mesin bubut melalui poros, sehingga mesin dapat bekerja lebih cepat dan mudah. Pada masa
inilah muncul desain mesin bubut untuk logam (metalworking lathe). Mesin bubut logam
dilengkapi dengan ulir transportir (leadscrew) dan sistem transmisi dengan susunan roda gigi
(gearbox).
MESIN BUBUT
Proses bubut adalah proses pemesinan untuk menghasilkan bagian-bagian mesin
berbentuk silindris yang dikerjakan dengan menggunakan Mesin Bubut. Bentuk
dasarnya dapat didefinisikan sebagai proses pemesinan permukaan luar benda
silindris atau bubut rata :
1. Dengan benda kerja yang berputar
2. Dengan satu pahat bermata potong tunggal
(with a single-point cutting tool )
3. Dengan gerakan pahat sejajar terhadap sumbu benda
kerja pada jarak tertentu sehingga akan membuang permukaan
luar benda kerja ( lihat Gambar disamping)
Proses bubut permukaan/ surface turning ( Gambar 1.1 no.2 ) adalah
proses bubut yang identik dengan proses bubut rata, tetapi arah gerakan
pemakanan tegak lurus terhadap sumbu benda kerja. Proses bubut tirus/ taper
turning ( Gambar 1.1 no. 3 ) sebenarnya identik dengan proses bubut rata di
atas, hanya jalannya pahat membentuk sudut tertentu terhadap sumbu benda
kerja. Demikian juga proses bubut kontur, dilakukan dengan cara memvariasi
kedalaman potong sehingga menghasilkan bentuk yang diinginkan.
Prinsip kerja mesin bubut adalah benda kerja yang berputar, sedangkan
pisau bubut bergerak memanjang dan melintang. Dari kerja ini dihasilkan
sayatan dan benda kerja yang umumnya simetris.
Pekerjaan-pekerjaan yang umumnya dikerjakan oleh mesin bubut antara lain:
1. Membubut luar 4. Membubut permukaan
2. Membubut dalam 5. Memotong
3. Membubut tirus 6. Membuat ulir
(Gambar 1.2 Hasil-hasil
dari pembubutan)
Tiga parameter utama pada setiap proses bubut adalah kecepatan putar
spindel (speed), gerak makan (feed) dan kedalaman potong (depth of cut). Faktor
yang lain seperti bahan benda kerja dan jenis pahat sebenarnya juga memiliki
pengaruh yang cukup besar, tetapi tiga parameter di atas adalah bagian yang bisa
diatur oleh operator langsung pada mesin bubut.
Kecepatan putar n (speed) selalu dihubungkan dengan spindel (sumbu
utama) dan benda kerja. Karena kecepatan putar diekspresikan sebagai putaran
per menit (revolutions per minute, rpm), hal ini menggambarkan kecepatan
putarannya. Akan tetapi yang diutamakan dalam proses bubut adalah kecepatan
potong (Cutting speed atau V) atau kecepatan benda kerja dilalui oleh pahat/
keliling benda kerja (lihat Gambar 1.3). Secara sederhana kecepatan potong
dapat digambarkan sebagai keliling benda kerja dikalikan dengan kecepatan putar
KOMPONEN MESIN BUBUT
Dimana :
D= diameter besar
d = diameter kecil
p = panjang tirus
Gambar 1.7 Membuat tirus dengan eretan atas
Setelah diketahui Tg a, maka besarnya sudut x dilihat pada daftar berikut ini:
Tabel 1.1 Pembuatan sudut tirus
X Tg X Tg X Tg X Tg X Tg X Tg X Tg X Tg X Tg
1 20 11 194 21 383 31 600 41 869 51 1234 61 1804 71 2904 81 6313
Keterangan :
Angka Tg didalam table untuk : X no 1 - 84 dalam per 1000 (/1000)
X no 85 - 89 dalam per 100 (/100)
Menggeser kepala lepas bagian atas secara melintang, hanya untuk tirus luar
dengan sudut kecil dapat dilakukan dengan otomatis, dengan menggunakan rumus
sebagai berikut :
Dimana:
P = panjang seluruh kerjaan d = diameter kecil
p = panjang tirus X = penggeseran dari kepala lepas
D = diameter besar
2.Menggunakan tapperattachment untuk tirus luar dan dalam dengan sudut kecil, dapat
dilakukan dengan otomatis untuk menghitung besarnya sudut dengan rumus seperti cara
pertama.
13. Majukan eretan lintang 3 garis pada cincin pembagi, maka pahat maju
untuk penyayatan.
14. Putar cincin pembagi sehingga angka 0 lagi dan eretan lintang tidak boleh
bergerak
15. Jalankan mesin.
16. Masukkan tua penghubung transporter pada waktu salah satu angka pada
penunjuk ulir bertepatan dengan angka 0.
17. Bila pahat sudah masuk pada pembebas, putarlah kembali eretan lintang sehingga pahat bebas
dari benda kerja.
18. Kembalikan eretan.
19. Hentikan mesin
20. Periksalah jarak ulir dengan mal ulir yang sesuai dengan jumlah gangnya.
21. Kembalikan ujung pahat pada kedudukan semula dengan memutar eretan lintang sehingga angka
0 segaris dengan angka 0 pada cincin pembagi.
22. Majukan pahat ulir untuk penambahan penyayatan sebanyak 3 garis dengan memutar eretan
atas.
23. Kembalikan cincin pembagi pada angka 0 segaris dengan angka 0.
24. Jalankan mesin.
25. Hubungkan tuas penghubung bila ujung pahat sampai pada saat angka semula terhadap dengan
angka 0.
26. Lepaskan tuas penghubung bila ujung pahat sampai pada alur pembebas sambil eretan lintang
kebelakang.
27. Kembalikan eretan lintang pada kedudukan semula dengan tangan.
28. Lakukan berulang-ulang seperti yang diterangkan dalam no. 21 % 27 sampai selesai.
Catatan :
Dengan memajukan pahat ulir oleh eretan lintang, maka mengurangi gesekan pahat. Untuk
penghalusan pembuatan ulir, eretan lintang kita gerakan cukup dengan menambah 1 garis dari cincin
pembagi dari kedudukan semula dan eretan atas tidak dirubah kedudukannya, sehingga penyayatan
seluruh bidang dari ulir mendapat gesekan yang kecil. Lakukan hal ini 2 sampai 3 kali dengan
menambah penyayatan sehingga hasil dari ulir akan bagus. Setiap memulai pembubutan harus
menggunakan lonceng (thread dial) yaitu pada saat akan memulai pembubutan, jarum dengan angka
yang telah ditentukan harus tepat bertemu, langsung handle otomatis dijalankan, bila sampai ulir,
handle dilepas.
PENJELASAN FUNGSI PAHAT DAN
PENGAPLIKASIANNYA
Agar sesuai dengan penggunaannya seperti kekerasan bahan, bentuk dan
jenis benda kerja, maka pahat bubut dibuat sedemikian rupa sehingga
masingmasing memiliki spesifikasi, lihat gambar dibawah ini :
Terjadinya panas pada proses pemotongan Distribusi panas selama proses pemotongan
HASIL PRODUKSI MESIN BUBUT
1. Baut (Salah satu contoh produk yang dihasil kan dari pembubutan ulir adalah baut)
2. Sambungan Pipa (Salah satu contoh produk yang dihasil kan dari bubut drilling adalah
sambungan pipa)
3. Kunci Rachet (Salah satu contoh produk yang dihasil kan dari pembubutan knurling adalah
pegangan dari kunci rachet)
4. Bearing(Salah satu contoh produk yang dihasil kan dari pembubutan boring adalah laher
atau bearing)
5. Drat Tirus (Salah satu contoh produk yang dihasil kan dari pembubutan boring adalah
laher)
KELEBIHAN DAN KEKURANGAN
b. Keakuratan pada lebih besar dan repeatabilas. b. Modal yang ditanamkan mengalami peningkatan.
c. Menurunkan tingkat tarip sisa c. Usaha pemeliharaan lebih tinggi investasi lebih tinggi
berharga.
e. Ilmu ukur benda kerja lebih rumit e. Dibutuhkan tenaga ahli yang berfungsi untuk
memprogram peralatan NC.