Anda di halaman 1dari 23

PRODUKSI 1

MESIN BUBUT
SEJARAH,HASIL PRODUKSI,KELEBIHAN
DAN KEKURANGAN

KETUA KELOMPOK :ADITYA DAFA INDRIYAN (20420045)


ADITYA DAMARA (21420391)
AKHDAN BAHNY FERNANDA (20420097)
ANDIKA WISNU PRABOWO (20420179)
ASEP SYAEPUL IMAN (20420247)
DEDI HARDIYANTO (20420349
SEJARAH MESIN BUBUT
Mesin bubut adalah salah satu alat kuno, dikenalkan oleh orang Mesir dan digunakan luas di
Assyria, Yunani, Romawi dan Kekaisaran Bizantium. Mesin bubut pada awalnya dikembangkan
oleh orang Mesir sekitar 1300 SM. Ketika itu dikembangkan mesin bubut yang dijalankan oleh dua
orang. Satu orang akan memutar potongan kayu dengan tali sementara yang lain menggunakan alat
yang tajam yang berfungsi sebagai pahat untuk memotong atau membentuk kayu. Kemudian
bangsa Romawi meningkatkan desain mesin bubut Mesir. Hal serupa juga dilakukan oleh Jerman,
Perancis dan Inggris yang juga banyak memodifikasi mesin bubut. 

Pada Abad Pertengahan (abad ke-5 sampai abad ke-15), pedal ditambahkan pada mesin bubut.
Pedal menggantikan operator yang memutar kayu sehingga mesin dapat dioperasikan oleh satu
orang. Pedal biasanya dihubungkan ke sebuah tiang, seringkali dibuat pancang lurus. Sistem ini
biasa disebut "tiang musim semi" .
Pada masa Revolusi Industri, mekanik yang dihasilkan oleh roda air atau mesin uap ditransmisikan
ke mesin bubut melalui poros, sehingga mesin dapat bekerja lebih cepat dan mudah. Pada masa
inilah muncul desain mesin bubut untuk logam (metalworking lathe). Mesin bubut logam
dilengkapi dengan ulir transportir (leadscrew) dan sistem transmisi dengan susunan roda gigi
(gearbox). 
MESIN BUBUT
Proses bubut adalah proses pemesinan untuk menghasilkan bagian-bagian mesin
berbentuk silindris yang dikerjakan dengan menggunakan Mesin Bubut. Bentuk
dasarnya dapat didefinisikan sebagai proses pemesinan permukaan luar benda
silindris atau bubut rata :
1. Dengan benda kerja yang berputar
2. Dengan satu pahat bermata potong tunggal
(with a single-point cutting tool )
3. Dengan gerakan pahat sejajar terhadap sumbu benda
kerja pada jarak tertentu sehingga akan membuang permukaan
luar benda kerja ( lihat Gambar disamping)
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
Proses bubut permukaan/ surface turning ( Gambar 1.1 no.2 ) adalah
proses bubut yang identik dengan proses bubut rata, tetapi arah gerakan
pemakanan tegak lurus terhadap sumbu benda kerja. Proses bubut tirus/ taper
turning ( Gambar 1.1 no. 3 ) sebenarnya identik dengan proses bubut rata di
atas, hanya jalannya pahat membentuk sudut tertentu terhadap sumbu benda
kerja. Demikian juga proses bubut kontur, dilakukan dengan cara memvariasi
kedalaman potong sehingga menghasilkan bentuk yang diinginkan.
Prinsip kerja mesin bubut adalah benda kerja yang berputar, sedangkan
pisau bubut bergerak memanjang dan melintang. Dari kerja ini dihasilkan
sayatan dan benda kerja yang umumnya simetris.
Pekerjaan-pekerjaan yang umumnya dikerjakan oleh mesin bubut antara lain:
1. Membubut luar 4. Membubut permukaan
2. Membubut dalam 5. Memotong
3. Membubut tirus 6. Membuat ulir
(Gambar 1.2 Hasil-hasil
dari pembubutan)

( Gambar 1.3 Panjang permukaan


benda kerja yang dilalui pahat setiap
putaran)
PARAMETER YANG DAPAT DIATUR
PADA PROSES BUBUT

Tiga parameter utama pada setiap proses bubut adalah kecepatan putar
spindel (speed), gerak makan (feed) dan kedalaman potong (depth of cut). Faktor
yang lain seperti bahan benda kerja dan jenis pahat sebenarnya juga memiliki
pengaruh yang cukup besar, tetapi tiga parameter di atas adalah bagian yang bisa
diatur oleh operator langsung pada mesin bubut.
Kecepatan putar n (speed) selalu dihubungkan dengan spindel (sumbu
utama) dan benda kerja. Karena kecepatan putar diekspresikan sebagai putaran
per menit (revolutions per minute, rpm), hal ini menggambarkan kecepatan
putarannya. Akan tetapi yang diutamakan dalam proses bubut adalah kecepatan
potong (Cutting speed atau V) atau kecepatan benda kerja dilalui oleh pahat/
keliling benda kerja (lihat Gambar 1.3). Secara sederhana kecepatan potong
dapat digambarkan sebagai keliling benda kerja dikalikan dengan kecepatan putar
KOMPONEN MESIN BUBUT

Gambar 1.6 Gambar skematis


Mesin Bubut dan nama bagian-
bagiannya
Berikut ini merupakan bagian-bagian mesin utama mesin bubut konvensional yang
pada umumnya dimiliki oleh mesin bubut :
1) Sumbu Utama (main spindle)
Sumbu utama merupakan suatu sumbu utama mesin bubut yang berfungsi sebagai
dudukan chuck (cekam), pelat pembawa, kolet, senter tetap, dan lain-lain. Chuck atau
cekam didalamnya terdapat susunan roda gigi yang dapat digeser-geser melalui
handel/tuas untuk mengatur putaran mesin sesuai kebutuhan pembubutan.
2) Senter Tetap
Senter tetap berfungsi sebagai tempat dudukan benda kerja pada saat pembubutan
diantara dua senter. Didalam kepala tetap terdapat serangkaian susunan roda gigi dan
roda puli bertingkat ataupun roda gigi tunggal dihubungkan dengan sabuk V atau sabuk
rata yang berfungsi untuk mengahasilkan putaran lambat maupun putaran cepat.
3) Meja Mesin ( bed)
Meja mesin bubut berfungsi sebagai tempat dudukan kepala lepas, eretan,
penyangga diam dan merupakan tumpuan gaya pemakanan waktu pembubutan. Bila alas
ini kotor/rusak akan mengakibatkan jalannya eretan tidak lancer sehingga akan diperoleh
hasil pembubutan yang tidak baik.
4) Eretan (Carriage)
Eretan terdiri atas eretan memanjang yang bergerak sepanjang alas mesin, dan eretan
atas yang bergerak sesuai dengan posisi penyetelan diatas eretan melintang.
Kegunaannya untuk memberikan pemakanan yang besarnya dapat diatur untuk
memberikan pemakanan yang besarnya dapat diatur menurut kehendak operator yang
dapat terukur dengan ketelitian tertentu yang terdapat pada roda pemutarannya. Eretan
dapat dijalankan otomatis dan manual.
5) Kepala Lepas (Tail Stock)
Kepala lepas digunakan untuk dudukan senter putar sebagai pendukung benda kerja
pada saat pembubutan, dudukan bor tangkai tirus dan cekam bor sebagai penjepit bar.
Kepala lepas dapat digeser sepanjang alas mesin, porosnya berlubang tirus sehingga
memudahkan tangkai bor untuk dijepit.
6) Penjepit Pahat (tools post)
Penjepit pahat digunakan untuk menjepit atau memgang pahat, yang bentuknya ada
beberapa macam. Jenis ini sangat pratis dan dapat menjepit 4 buah sekaligus sehingga
dalam suatu bila memerlukan 4 macam pahat dapat dipasang dan disetel sekaligus.
7) Eretan Atas
Berfungsi sebagai dudukan penjepit pahat yang sekaligus berfungsi untuk mengatur
besaran majunya pahat pada proses pembubutan ulir, alur, tirus, champer dan lain-lain
yang ketelitiannya bias mencapai 0,01 mm.
8) Tuas Penghubung
Digunakan untuk menghubungkan roda gigi yang terdapat pada eretan dengan poros
trnsporter sehingga eretan akan dapat berjalan secara otomatis sepanjang alas mesin.
9) Eretan Lintang
Berfungsi untuk menggerakan pahat melintang alas mesin atau arah ke depan atau
ke belakang posisi operator yaitu dalam pemakaman benda kerja. Pada roda eretan ini
juga terdapat dial pengukur.
 10) Chuck (cekam)
Chuck adalah sebuah alat yang digunakan untuk menjepit benda kerja. Jenisnya ada
yang berahang tiga sepusat dan berahang tiga dan empat tidak sepusat. Cekam rang tiga
sepusat digunakan untuk benda-benda silindris, dimana gerakan rahang Bersama-sama
pada saat dikencangkan atau dibuka. Sedangkan untuk rahang 3 dan 4 tidak sepusaat
digunakan untuk yang tidak silindris atau digunakan pada saat pembubutan eksentrik.
11) Senter
Senter digunakan untuk mendukung benda kerja yang akan dibubut. Ada dua jenis
senter yaitu senter mati (tetap) dan senter putar. Pada umunya senter putar
pemasangannya pada ujung kepala lepas dan senter tetap pemasangannya pada sumbu
utama mesin.
MEMBUBUT TIRUS
Untuk membuat tirus luar maupun dalam caranya sama yaitu dengan menggunakan cara
cara sebagai berikut :
1. Menggunakan eretan atas, untuk tirus luar dan dalam dengan sudut yang
besar, tidak dapat dilakukan dengan otomatis, dengan menggunakan rumus sebagai
berikut:
Rumus : Membuat tirus dengan eratan atas

 
Dimana :
D= diameter besar
d = diameter kecil
p = panjang tirus
Gambar 1.7 Membuat tirus dengan eretan atas
Setelah diketahui Tg a, maka besarnya sudut x dilihat pada daftar berikut ini:
Tabel 1.1 Pembuatan sudut tirus

X Tg X Tg X Tg X Tg X Tg X Tg X Tg X Tg X Tg
1 20 11 194 21 383 31 600 41 869 51 1234 61 1804 71 2904 81 6313

2 38 12 212 22 404 32 624 42 900 52 1279 62 1880 72 3077 82 7115

3 52i 13 230 23 424 33 649 43 932 53 1327 63 1962 73 3270 83 8114

4 70 14 249 24 445 34 674 44 965 54 1378 64 2050 74 3487 84 9814

5 87 15 267 25 466 35 700 45 1000 55 1428 65 2144 75 4010 85 1143

6 105 16 286 26 487 36 726 46 1035 56 1482 66 2246 76 4331 86 1430

7 122 17 305 27 509 37 753 47 1072 57 1540 67 2355 77 4704 87 J 908

8 140 18 324 28 531 38 781 48 1110 58 1600 68 2475 78 5144 88 2863

9 158 19 344 29 554 39 809 49 7750 59 1664 69 2605 79 5144 89 5729

10 178 20 364 30 577 40 839 50 1191 60 1732 70 2747 80 5671 90  

Keterangan :
Angka Tg didalam table untuk : X no 1 - 84 dalam per 1000 (/1000)
X no 85 - 89 dalam per 100 (/100)
Menggeser kepala lepas bagian atas secara melintang, hanya untuk tirus luar
dengan sudut kecil dapat dilakukan dengan otomatis, dengan menggunakan rumus
sebagai berikut :

 Dimana:
P = panjang seluruh kerjaan d = diameter kecil
p = panjang tirus X = penggeseran dari kepala lepas
D = diameter besar
2.Menggunakan tapperattachment untuk tirus luar dan dalam dengan sudut kecil, dapat
dilakukan dengan otomatis untuk menghitung besarnya sudut dengan rumus seperti cara
pertama.

Gambar 1.8 Pembuatan tirus dengan


menggunakan tapperattachments
MEMBUBUT ULIR
Pada umumnya bentuk ulir adalah segitiga atau V (ulir metrik dengan sudut 60° dan ulir withworth
55%), segi empat dan trapesium (sudut ulir 29°). Cara membubut ulir segitiga adalah sebagai berikut:

1. Bubutlah diameter benda kerja sesuai dengan ukuran ulir.


2. Bubutlah alur pembebas sedalam atau lebih sedikit dari dalamnya ulir.
3. Pinggulah ujung dari benda kerja.
4. Serongkan eretan atas setengah dari sudut ulir yang akan dibuat danpasanglah pahat ulir.
5. Ambillah mal ulir yang akan dibuat.
6. Tempatkanlah ujung pahat tegak lurus terhadap benda kerja.
7. Kencangkan baut-baut penjepit bila pahat sudah sama tinggi dengan senter dan lurus dengan
benda kerja.
8. Tempatkan tuas-tuas pengatur transporter menurut table sesuai dengan banyaknya ulir yang
akan dibuat.
9. Masukkan roda gigi agar mesin jalannya secara ganda.
10. Jalankan mesin dan kenakan ujung pahat sampai benda kerja tersentuh.
11. Hentikan mesin dan tariklah eretan kekanan.
12. Putarlah cincin pembagi, sehingga angka 0 segaris dengan angka ( pada eretan lintang dan
tidak merubah kedudukannya).
Gambar 1.9
Urutan
pembuatan ulir

13. Majukan eretan lintang 3 garis pada cincin pembagi, maka pahat maju
untuk penyayatan.
14. Putar cincin pembagi sehingga angka 0 lagi dan eretan lintang tidak boleh
bergerak
15. Jalankan mesin.
16. Masukkan tua penghubung transporter pada waktu salah satu angka pada
penunjuk ulir bertepatan dengan angka 0.
17. Bila pahat sudah masuk pada pembebas, putarlah kembali eretan lintang sehingga pahat bebas
dari benda kerja.
18. Kembalikan eretan.
19. Hentikan mesin
20. Periksalah jarak ulir dengan mal ulir yang sesuai dengan jumlah gangnya.
21. Kembalikan ujung pahat pada kedudukan semula dengan memutar eretan lintang sehingga angka
0 segaris dengan angka 0 pada cincin pembagi.
22. Majukan pahat ulir untuk penambahan penyayatan sebanyak 3 garis dengan memutar eretan
atas.
23. Kembalikan cincin pembagi pada angka 0 segaris dengan angka 0.
24. Jalankan mesin.
25. Hubungkan tuas penghubung bila ujung pahat sampai pada saat angka semula terhadap dengan
angka 0.
26. Lepaskan tuas penghubung bila ujung pahat sampai pada alur pembebas sambil eretan lintang
kebelakang.
27. Kembalikan eretan lintang pada kedudukan semula dengan tangan.
28. Lakukan berulang-ulang seperti yang diterangkan dalam no. 21 % 27 sampai selesai.
Catatan :
Dengan memajukan pahat ulir oleh eretan lintang, maka mengurangi gesekan pahat. Untuk
penghalusan pembuatan ulir, eretan lintang kita gerakan cukup dengan menambah 1 garis dari cincin
pembagi dari kedudukan semula dan eretan atas tidak dirubah kedudukannya, sehingga penyayatan
seluruh bidang dari ulir mendapat gesekan yang kecil. Lakukan hal ini 2 sampai 3 kali dengan
menambah penyayatan sehingga hasil dari ulir akan bagus. Setiap memulai pembubutan harus
menggunakan lonceng (thread dial) yaitu pada saat akan memulai pembubutan, jarum dengan angka
yang telah ditentukan harus tepat bertemu, langsung handle otomatis dijalankan, bila sampai ulir,
handle dilepas.
PENJELASAN FUNGSI PAHAT DAN
PENGAPLIKASIANNYA
Agar sesuai dengan penggunaannya seperti kekerasan bahan, bentuk dan
jenis benda kerja, maka pahat bubut dibuat sedemikian rupa sehingga
masingmasing memiliki spesifikasi, lihat gambar dibawah ini :

Gambar 1.10 Macam-macam bentuk pahat dan kegunaannya


Pahat bubut merupakan salah satu alat potong yang sangat diperlukan
pada proses pembubutan, karena dengan berbagai jenisnya dapat membuat
benda kerja dengan berbagai bentuk sesuai tuntutan pekerjaan misalnya, dapat
digunakan untuk membubut permukaan rata, bertingkat, alur, champer, tirus,
memperbesar lubang,ulir dan memotong. Macam-macam pahat bubut dilihat
dari jenis material/bahan yang digunakan meliputi : Baja karbon, Baja kecepetan
tinggi/High Speed Steels- HSS.
TEMPERATUR PEMOTONGAN
Pada proses pemotongan hampir seluruh energi pemotongan diubah menjadi panas melalui
proses gesekan antara geram dengan pahat dan antara pahat dengan benda kerja, serta
perusakan molekuler atau ikatan atom pada bidang geser ( shear plane ). Ada tiga sumber
panas yang dihasilkan ketika melakukan proses pemotongan :
1. Panas yang dihasilkan ketika tool mengubah bentuk ( bekerja) pada logam
2. Friksi pada muka potong ( cutting face )
3. Friksi pada tool flank

Terjadinya panas pada proses pemotongan Distribusi panas selama proses pemotongan
HASIL PRODUKSI MESIN BUBUT
1. Baut (Salah satu contoh produk yang dihasil kan dari pembubutan ulir adalah baut)
2. Sambungan Pipa (Salah satu contoh produk yang dihasil kan dari bubut drilling adalah
sambungan pipa)
3. Kunci Rachet (Salah satu contoh produk yang dihasil kan dari pembubutan knurling adalah
pegangan dari kunci rachet)
4. Bearing(Salah satu contoh produk yang dihasil kan dari pembubutan boring  adalah laher
atau bearing)
5. Drat Tirus (Salah satu contoh produk yang dihasil kan dari pembubutan boring  adalah
laher)
KELEBIHAN DAN KEKURANGAN

Mesin Bubut Konvensional


Kelebihan Kekurangan
a. Pengoperasian masih menggunakan cara- a. Ketelitian yang dihasilkan agak kurang
cara manual akurat.
b. Masih dapat dikerjakan oleh para pekerja b. Tidak dapat menampilkan kalkulasi biaya
yang tak mahir komputer. produksi
c. Sangat mudah dioperasikan, karena tidak c. Waktu laju awal pada pabrik mengalami
perlu memasukkan data. kenaikkan
d. Modal yang ditanamkan mengalami
penurunan.
e. Mesin tidak tergantung oleh perubahan
suhu dan cuaca.
f. Rendah dalam efisiensi produktif.
Kelebihan Mesin Bubut CNC Kekurangan
a. Produktif dapat dikurangi a. Pengerjaan komponen dengan mesin yang mudah
menjadi sulit karena menggunakan format yang rumit.

b. Keakuratan pada lebih besar dan repeatabilas. b. Modal yang ditanamkan mengalami peningkatan.

c. Menurunkan tingkat tarip sisa c. Usaha pemeliharaan lebih tinggi investasi lebih tinggi
berharga.

d. Kebutuhan pemeriksaan adalah mengurangi d. Pemanfaatan NC peralatan [yang] lebih tinggi

e. Ilmu ukur benda kerja lebih rumit e. Dibutuhkan tenaga ahli yang berfungsi untuk
memprogram peralatan NC.

f. Perubahan rancang bangun dapat diperiksa dengan lebih teliti.

g. Peralatan sederhana tetap diperlukan


h. waktu laju awal pabrikasi lebih pendek
i. Dapat mengurangi komponen yang diinventarisir
j. Lebih sedikit memerlukan floorspace
k. Level keterampilan yang dibutuhan operator dikurangi
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai