Anda di halaman 1dari 57

BAB I

KONSTRUKSI MESIN BUBUT

A. Kegunaan Mesin Bubut

Mesin bubut merupakan salah satu mesin perkakas yang secara umum

memproduksi benda berbentuk selindris. Jenis yang paling tua dan umum adalah pembubut

yang menghasilkan serpihan dengan memutar benda kerja terhadap pahat bermata tunggal.

Benda kerja dapat dipasang diantara kedua senter, chuck, lathe dog dan collet. Meskipun

mesin bubut secara umum digunakan untuk menghasikan produk yang berbentuk selindris,

dapat juga digunakan untuk membubut mendatar (facing) , mengebor, membubut bentuk

(Profil) ,membubut alur membubut ulir dan membubut bentuk tirus.

Gambar 1. Mesin Bubut dan Bagian-bagiannya

Jenis mesin bubut yang paling penting dan serba guna dalam membuat segala sesuatu

yang dapat dikerjakan dengan menggunakan mesin bubut adalah Jenis mesin bubut poros

luncur dan poros ulir. Spsifikasi terpenting dari mesin jenis ini adalah :

a. Jarak senter yang menunjukan panjang bubutan maksimal dan

b. Tinggi senter yang menunjukan diameter maksimal.

1
Di bawah ini adalah data teknik mesin bubut yang sering disebutkan :

Technical Data
I CAPACITY
Height of Centres mm 165
Distance between Centres mm 1000
Swing Over Bed mm 330
Swing Over Carriage / Cross Slide mm 210

II SPINDLE
Spindle Nose A2 – 4
Spindle Bore Mm 40
Spindle Bore Taper MT 5
Spindle Speed Range Rpm 25 – 1800
Spindle Power Kw 22

III AXES
Cross Slide Traverse mm 210
Top Slide Traverse mm 96
IV TAILSTOCK
Quill Diameter Mm 50
Quill Taper Mt 3
V Machine Weight Kg 850

Power Supply 380 V, 3 ph

B. Bagian - Bagian Mesin Bubut

Pada prinsipnya konstruksi mesin bubut terdiri atas :

a. Bagian mekanis
b. Bagian hidrolis (Pompa pendingin/Coolant)
c. Bagian Elektris (Saklar, Motor, Kabel, Kontaktor dsb)

Bagian – bagian utama dari bagian meknis adalah :

1. Kepala tetap dengan penggeraknya


2. Meja mesin dengan rangkanya

2
3. Eratan perkakas
4. Kelengkapan pengalihan gerak laju
5. Kepala lepas

1. Kepala tetap dengan penggeraknya

Kepala tetap berfungsi untuk menyangga spindle utama (main spindle) alat

pencekam serta puli penggerak beserta elemen penggeraknya. Selain meneruskan

putaran motor, di dalam kepala tetap pun terdapat roda – roda gigi tingkat kecepatan

yang dapat memungkinkan terjadinya perubahan jumlah putaran spindle utama tiap

menitnya (rpm) . Di dalam kepala tetap juga terdapat roda gigi pengganti yang

merupakan yang merupakan bagian yang penting dalam menjalankan fungsi otomatis

dan pembutan ulir. Demikian juga gerakan otomatis mesin yang disalurkan

(transmisi) dari spindle utama, juga diatur dari kepala tetap.

Spindel utama (main spindle)

Spindel utama berfungsi untuk menyalurkan (mentransmisikan) daya gerak motor

sebagai daya sayat pada benda kerja. Selain itu spindle utama juga dibebani oleh

lenturan sebagai akibat dari gaya tarik sabuk, gaya tekan roda gigi dan juga gaya

tekan yang timbul sebagai akibat penyayatan kearah spindle utama atau gaya

tarik sebagai akibat penyayatan kearah kepala lepas. Bagian depan dari spindle

kerja disebut dengan cakra.

3
Gambar 2. Cakra
a. Dengan ulir, 1…. Flens , 2… Badan, 3…Selinder penyenter, 4…Sumbat pengepas, 5…Pena
penjamin
b. Dengan kerucut penyenter dan flens
c. Dengan kerucut penyenter dan cakram bayonet, 1… Kerucut pelubang, 2…Spindel kerja, 3…
Cakram bayonet, 4…Flens antara, 5…Sekrup tanam, 6… Lubang pelolos
d. Dengan kerucut penyenter dan pemegang sekrup tanam

Penggerakan spindle kerja dengan roda gigi transmisi.

Pada setiap mesin bubut masa kini memiliki konstruksi yang berlainan.

Hal ini bergantung pada produsen, tuntutan dan kapasitas mesin. Penyetelan

jumlah putaran per menitnya (rpm) dapat dilakukan hanya dengan memutar atau

menggeser engkol penghubung yang terletak diluar rumah rodagigi transmisi.

(Gambar 3.)

Engkol pengatur

4
Putaran spindel

Gambar 3. Kepala tetap mesin bubut (Foto bengkel mesin perkakas BLKI Singosari – Malang )

Keuntungan dari penggerak ini adalah pengaturan yang mudah dan tanpa

bahaya karena hanya dengan memutar atau menggeserkan engkol. Transmisi daya

dapat terjadi tanpa gelincir . Angka putaran per menitnya tersedia dalam banyak

tingkatan yang memungkinkan proses pembubutan berlangsung secxara ekonomis.

2. Meja mesin

Meja mesin berfungsi sebagai dudukan dari bagian bagian penting mesin bubut,

seperti ; kepala tetap, support ( eratan ) dan kepala lepas. Suport dan kepalam lepas

dapat bergerak meluncur sepanjang meja mesin. Meja mesin dan rangkanya harus

memungkinkan kedudukan mesin yang kokoh, bebas getar dan dalam posisi yang

benar. Bak penampung serpih yang bersatu dengan rangka memungkinkan dapat

menampung serpih dan jika menggunakan pompa dapat berfungsi sebagai media

sirkulasi pendingin.

5
Meja mesin terbuat dari besi tuang bermutu tinggi. Dengan demikian

diharapkan dapat meredam getaran dan gaya yang timbul selama proses pembubutan

tidak sampai memuntir meja mesin.

Meja mesin sering terpotong di depan kepala tetap dan diberi rongga ke

bawah karena dengan demikian benda kerja yang diameternya besar dapat

dikerjakan didepan cakra.

Gambar 4. Jenis-jenis meja mesin


a. rusuk-rusuk diagonal
b. jalur-jalur yang dikeraskan
c. dengan penuntun prisma yang disiram minyak
d. meja dua dan tiga jalur
e. dengan isian pasir
f. meja empat jalur
g. meja dengan jalur-jalur penuntun , 1… jalur penuntun, 2…badan meja, 3…poros luncur

Gambar 5. Meja mesin bubut Maximat V13 (Foto bengkel mesin perkakas BLKI Singosari –
Malang )

6
3. Support

Eratan ini bergerak di atas meja mesin, dan merupakan tempat dudukan roda

gigi dan ulir penggerak eratan. Tempat dudukan tool post . Pembawa pahat.

Pergeseran eratan dapat dilakuakan dengan tangan (manual) maupun otomatis., baik

memanjang maupun melintang. Penyayatan otomatis hanya memakai putaran poros

batang pembawa otomatis mesin bubut sementara poros transporter tidak boleh

berputar. Poros transporter mempunyai ulis dengan bentuk trapezium dan dipakai

hanya untuk membuat ulir. Poros ini digerakan dengan menghubungkan rodagigi tukar

(pengganti)

Gambar 6. Support (foto bengkel mesin perkakas BLKI Singosari Malang


1…eratan dasar
2…Engkol pengatur arah
3…Eratan melintang
4…Eratan atas
5…Cakram putar
6…Roda tangan untuk gerakan memanjang
7…Roda tangan untuk gerakan melintang
8…Poros engkol untuk eratan atas
9…Engkol pengatur eratan memanjang/melintang
10..Engkol mur belah
11..Poros luncur
12..Ulir transportir
13..Batang gigi rack

Support (eratan) mesin bubut terbagi menjadi tiga bagian :

a. Eratan memanjang

b. Eratan melintang

c. Eratan atas atau eratan pemegang pahat.

7
Eratan memanjang otomatis

Terdiri atas porors liuncur . Poros ini merupakan poros licin yang sepanjang

porosnya memiliki alur memanjang. Sebuah roda gigi berputar bersapma poros

dan pada saat yang bersamaan bergeser pada arah memanjang. Pengalihan putaran

dari poros luncur ke roda gigi dilakukan oleh sebuah pegas luncur yang ada pada

roda yang terbetanam kedalam alur. Dengan demikian maka apabila fungsi

penyayatan otomatis memanjang diaktifkan maka dengan sendirinya support

akan bergerak kearah memanjang.

Eratan memanjang dengan tangan

Eratan memanjang dengan menggunakan tangan (manual) dapat dilakukan

hanya dengan memutar roda tangan. Roda tangan ini dihubungkan dengan roda

gigi yang bergerak sepanjang gigi batang ( gigi rack) yang terpasang sepanjang

meja mesin .

Eratan melintang otomatis

Eratan melintang meluncur di atas penuntun berbentuk ekor burung yang

terdapat didalam eratan dasar dan tegak lurus terhadap sumbu bubut. Apabila

fungsi penyayatan otomatis melintang diaktifkan maka sistim roda gigi yang

digerakan oleh poros luncur akan menggerakan poros ulir gerakan melintang.

Hal penting yang perlu diperhatikan yaitu bahwa gerakan otomatis

support tidak dapat dilakuakan bersamaan antara eratan memanjang dan eratan

melintang.

8
Gerakan melintang dengan tangan

Pada support terdapat sebuah roda tangan yang terpasag dibagian depan

atas dan dihubungkan dengan poros ulir melintang. Apabila roda tangan ini diputar

maka akan terjadi eratan melintang.

3.5. Eratan atas (Eratan pemegang pahat)

Eratan atas hanya dapat digerakan dengan tangan dan dapat diputar

(dimiringkan) sesuai dengan sudut yang diperlukan dalam pembuatan tirus.

Gambar 7. Eratan atas (foto bengkel mesin perkakas BLKI Singosari Malang)

Pembuatan ulir.

Untuk kepentingan pembuatan ulir ini digunakan prors transporter yang

dipasang sepanjang meja mesin. Poros transporter mempunyai ulir trapezium

dengan ketelitian yang tinggi dan hanya digunakan untuk membubut ulir. Di dalam

kotak support terdapat sebuah mur belah yang berguna untuk menjalankan dan

menghentikan gerakan support yang diakibatkan oleh pros transporter . Sedangkan

arah ulir (ulir kanan / kiri ) dapat disetel hanyan dengan memutar tuas yang ada

pada kepala tetap.Pembubutan ulir tidak boleh berlangsung brsamaan dengan

pembubutan memanjang maupun melintang baik secara manual maupun secara

otomatis.

9
Gambar 8. Engkol pengatur ulir (foto bengkel mesin perkakas BLKI Singosari Malang)

4. Perlengkapan transmisi untuk menggerakan poros luncur dan poros transporter

Feeding atau pemakanan adalah gerakan pahar bubut dalam satu kali putaran

benda kerja dengan satuannya adalah mm/putaran.Karena itu feeding sangat

bergantung pada putaran benda kerja (putaran spindle utama )

Proses ini harus berlangsung tanpa terjadinya gelincir sehingga transmisi

putaran harus dilakukan oleh pemindah yang kaku seperti roda gigi. Perlengkapan

transmisi ini harus memungkinkan penyetelan nilai yang sesuai dengan kebutuhan.

(perubahan perbandingan putaran).

Poros luncur dan poros transporter pada mesin bubut digerakan dari kepala

tetap dengan roda gigi-roda gigi. Rodagigi-roda gigi ini dinamakan roda gigi

pengganti. Untuk menghindari sering terjadinya penggantian roda gigi maka,

dibuatlah perlengkapan rodagigi pengganti yang dapat disetel yang memberikan

sejumnlah besar kemungkinan perbandingan transmisi yang berlainan.

10
Gambar 9. Susunan roda gigi pengganti (foto bengkel mesin perkakas BLKI Singosari Malang)

5. Kepala lepas

Kepala lepas berguna untuk menyangga benda kerja yang berbentuk selindris

dan panjang, membuat bentuk tirus yang panjang dan langsing dan juga sebagai

tempat dudukan macam-macam perkakas (matabor beserta perlengkapannya, reamer,

bor senter dsbnya).

Gambar 10. Kepala lepasmesin bubut Maximat V13 (Foto bengkel mesin perkakas BLKI
Singosari – Malang )

Kepala lepas terdiri atas dua bagian yaitu bagian atasa dan bagian bawah .

Bagian bawah dapat meluncur sepanjang meja mesin dan dapat diikat pada setiap

posisi sepanjang meja mesin. Sedangkan bagian atas kepala bebas dapat digeser tegak

lurus terhadap sumbu mesin dengan mengendorkan dan mengencangkan baut yang

terdapat pada kepala lepas. Dengan demikian ujung senter dapat bergerak pada posisi

11
tegak lurus sumbu mesin. Besarnya pergeseran dapat dibaca dalam satuan mili meter.

Hal ini berguna untuk pembuatan tirus yang panjang dan langsing. Sedangkan benda

kerja dicekam antara dua senter.

6. Peralatan pendinginan dan pelumasan pada mesin bubut

Gesekan yang timbul selama proses pembubutan mengakibatkan panas yang

berlebihan. Hal ini memberikan beban tambahan pada pahat bubut, yang berakibat

pada pedeknya umur pahat. Umur pahat tersebut dapat ditingkatkan dengan cara

memberi pendingin yang cukup selama proses berlangsung. Dengan menggunakan

pendingin maka panas yang timbul dapat terserap dan dibawa dalam sirkulasi.

(Pompa – selang – katup – disemprotkan kepahat – bak penampung tatalan – bak

pendingin – pompa)

Pada sebuah mesin bubut, umumnya pompa pendingin ditempatkan pada bak

pendingin yang terletak pada bagian bawah mesin. Dalam sirkulasi pendingin ini

terdapat dua bagian utama yaitu bagian tekan yang mengalirkan pendingin dari

pompa menuju pahat Dan bagian hisap yang mengalirkan pendingin dari bak

pendingin menuju pompa.

Media pendingin yang cocok untuk pembubutan harus memenuhi syarata

sebaga berikut :

a. Mempunyai daya dingin yang baik

b. Mempunyai daya lumas yang baik

c. Mempunyai sifat kimia yang netral terhadap benda kerja dan mesin

(tidak menimbulkan korosi)

d. Tidak mengganggu kesehatan

e. Tdak mengeluarkan bau yang menyengat

f. Tahan terhadap perubahan cuaca.

12
Media pendingin yang digunakan dapat dibedakan menurut sumbernya yaitu :

a. Minyak gemuk ; berasal dari lemak hewan maupun tumbuhan. Jarang

digunakan karena harganya yang mahal, disamping itu cepat mengalami

perubahan kimia .

b. Minyak penyayat yang diberi gemuk; Merupakan campuran antara minyak

gemuk dengan minyak mineral. Tahan terhadap perubahan dan

memberikan efek lumas yang baik.

c. Minyak mineral murni ; Terbuat dari 100% minyak mineral. Jenis ini

kurang cocok dipakai sebagai media pendingin untuk penyayatan

konvensional, tetapi merupakan bahan dasar minyak penyayat modern.

d. Media pendingin yang dapat dicampur dengan air ; Jenis ini digunakan jika

daya dingin maksimal harus dicapai dan mengesampingkan daya lumas.

Media pendingin ini diperoleh dengan melarutkan jenis minyak bor (bor

oli) kedalam air. Oli bor yang larut dalam air membentuk butiran – butiran

yang sangat kecil dan merupakan sebuah campuran yang disebut dengan

emulsi. Keuntungan dari emulsi antara lain : Harganya relative murah,

daya dinginnya maksimal, sebaiknya digunakan pada kecepatan potong

yang tinggi , pahat yang sederhana dan mudah diasah.

7. Kelistrikan

Motor listrik merupakan penggerak utama dari mesin. Umumnya dalam sebuah

mesin bubut terdapat dua buah motor yaitu Main motor atau motor utama yang

merupakan penggerak utama dari mesin . Dan motor yang menjalankan pompa

pendingin.

Sisitem kelistrikan dari sebuah mesin bubut harus memungkinkan terjadinya

perubahan arah putaran ( CW dan CCW), Mudah dimatikan dalam keadaan darurat,

13
Dapat menjalankan berbagai fasilitas pendukung operasi seperti ; lampu penerangan,

pompa pendingin , pengereman , perubahan putaran spindle tiap menitnya. Kadang

kadang diatas meja mesin dapat ditempatkan mesin frais atau diatas support dapat

ditempatkan mesin gerinda . Untuk itu maka system kelistrikan perlu mempersiapkan

terminal yang dapat menjalankan peralatan mesin tambahan seperti tersebut diatas.

Dibawah ini adalah gambar system kelistrikan.

Gambar 11. Kotak kelistrikan beserta rangkaiannya . (foto bengkel mesin perkakas BLKI
Singosari Malang)

8. Perlengkapan mesin bubut

Disamping bagian bagian utama , sebuah mesin bubut juga dilangkapi dengan

barbagai peralatan tambahan yang juga cukup penting dalam pengoperasian mesin.

Perlengkapan mesin bubut antara lain :

14
a. Alat pencekam benda kerja

Benda kerja bias dipegang dengan barbagai cara antara lain

- Dengan menggunakan Chuck

- Dengan menggunakan face plate

- Dengan menggunakan lathe dog dan pelat pembawa

- Dengan menggunakan collet

1. Chuck Mesin

Terdiri dari badan chuck, rahang, baut pengunci serta kunci pengencang

rahang. Sebuah chuck dibuat dengan rahang 3, 4 atau lebih terutama untuk

mencekam benda kerja yang bentuknya tidak beraturan.

Menurut proses pencekaman sebuah chuck dibedakan atas :

- Chuck universal : Dimana rahangnya dapat bergerak

bersamaan bila salah satu kuncinya diputar atau biasa juga disebut

dengan chuck consentris. Jenis chuck ini ada yang mempunyai 3 rahang

dan ada yang 4 rahang. Rahang tiga dapat digunakan untuk mencekam

benda silindris, segitiga sama kaki dan segi enam. Sedang chuk rahang 4

digunakan untuk mencekam benda yang berbentuk selindris, segi empat

simetris dan segi delapan simetris

Gambar 12. Chuck universal rahang 3 & bentuk benda yang dapat dicekam

15
Gambar 13. Chuck universal rahang 4 & bentuk benda yang dapat dicekam

- Chuck Independent : Untuk chuch jenis ini setiap

rahangnya harus dikencangkan sendiri-sendiri. Kelebihan chuck ini

adalah dapat mencekam benda kerja yang bentuknya tidak beraturan.

Sedangkan kelemahannya adalah membutuhkan waktu yang lama dalam

proses pencekaman.

Gambar 14. Chuck independen rahang 4 & bentuk benda yang dapat dicekam

2. Plat pembawa dan lathe dog

Pelat pembawa dan lathe dog hanya digunakan jika membubut antara dua

senter. Lathe dog sebagai pemegang benda kerja sedangkan plat berfungsi

sebagai pembawa lathe dog saat mesin dijalankan.

16
Gambar 15. Pelat pembawa dan lathe dog

3. Collet

Collet hanya digunakan untuk mencekam benda kerja selindris dengan

diameter yang sangat terbatas, telah ditentukan dan relative kecil. Collet

dipasang pada spindle mesin , kemudian benda kerja dimasukan ke

lobangnya . Bila baut pengencang diputar maka rahang collet akan menutup

akibat tekanan permukaan sarung tirus. Dengan demikian benda kerja akan

tercekam dengan kuat. Agar pencekaman dapat sempurna diameter benda

harus lebih kecil dari diameter collet dengan toleransi +0

Gambar.16. collet

4. Face Plate

Face plat tidak memiliki rahang seperti chuck. Sebagai pencekam

benda kerja digunakan klem tambahan dari luar . Benda kerja diletakan

pada permukaan face plate dan dijepit dengan klem yang langsung

17
diikat pada face plate. Face plate ini digunakan untuk mencekam

benda kerja yang bentuknya tidak beraturan.

Gambar 17. Face plate

b. Kaca Mata

Kaca mata berfungsi untum menyangga benda kerja yang panjang, terutama

yang berdiameter kecil agar tidak terjadi deformasi selama proses pemotongan

berlangsung. Dilihat dari segi pemasangannya , kaca mata terdiri dari dua

jenis yakni

- Kaca mata jalan ; jenis kaca mata ini dipasang di atas eratan sehingga

selalu mengikuti gerakan pahat selama terjadi penyayatan.

Gambar 18. Kacamata jalan

18
- Kaca mata tetap ; jenis kaca mata ini di pasang diatas meja mesin,

sehingga tidak dapat bergerak.

Gambar 19. Kaca mata tetap

c. Senter Mesin Bubut

Senter mesin bubut berguna untuk menumpu benda kerja . Terbagi atas dua

yaitu :

- Seter tetap ; Ujungnya tidak berputar sehingga benda kerja hanya meluncur

pada permukaan senter.

Gambar 20 . Sentar tetap

- Senter putar ; Ujungnya dapat berputar sehingga dapat mengikuti perputaran

benda kerja.

19
Gambar 21. senter putar

d. Chuck Bor

Chuck bor ini digunakan untuk mencekam mata bor yang di pasang pada

kepala lepas mesin bubut. Dapat digerakan maju atau mundur dengan jalan memutar

roda yang terdapat pada kepala lepas.

Gambar 22. Chuck bor

BAB II

PERAWATAN DAN PEMELIHARAAN MESIN BUBUT

Pengadaan mesin bubut sangat membutuhkan biaya karena konstruksi mesin yang

rumit dengan tingkat ketelitian yang tinggi. Semua bagian yang bergerak akan mengalami

keausan.

Agar selama proses pembubutan tidak terjadi kerusakan dan juga tingkat keausan

dapat diminimalisir maka, pengoperasian , perawatan dan pemeliharaan mesin jangan

20
sampai diabaikan. Setiap perusahaan pembuat mesin selalu melengkapi mesin dengan buku

petunjuk pengoperasian (manual book). Hal ini dimaksu agar pemakai (operator) dapat

memahami aturan pengoperasian untuk dapat menjalankan mesin dengan benar sehingga

dapat menghindari kerusakan dan sekaligus dapat melakukan perawatan dan pemeliharaan

mesin dengan benar.

Dibawah ini disebutkan aturan – aturan umum untuk perawatan dan perbaikan mesin

bubut.

e. Sebelum pengoperasian harus sudah diketahui dengan jelas

dan tanpa keraguan bagian dan fungsi segala macam unsure pelayanan.

f. Pengujian fungsi segala macam unsure pelayanan

g. Penghentian mesin dengan cepat dalam keadaan darurat sekecil

apapun

h. Harus diperhatikan apakah peralihan gerak (putaran)

diperbolehkan pada saat mesin diam atau berjalan tanpa beban atau dengan

beban.

i. Pemberian bahan pelumas harus dilakukan sesuai dengan

jadwal pelumasan mesin. Bahan pelumas harus sesuai dengan ketentuan dan

jumlah tertentu.

j. Setelah jangka waktu yang ditentukan pelumas lama dikuras

dan diganti dengan yang baru.

k. Kecepatan potong, Feeding dan penampang serpih harus dipilih

sedemikian rupa sehingga mesin tidak mendapat beban yang berlenihan. Namun

demikian nilai ekonomis harus tetap diprioritaskan.

l. Geometris sudut pahat disesuaikan dengan ketentuan untuk

mengrangi beban berlebihan pada mesin.

21
m. Peralatan dan perkakas tidak boleh berserakan diatas mesin,

sehingga tidak terseret oleh bagian yang bergerak, dan juga tidak boleh

diletakan ditempat yang licin seperti meja mesin agar tidak tegelincir.

n. Mesin tidak boleh dibiarkan berjalan tanpa pengawasan.

o. Jalur lintasan harus dilindungi dari serpihan halus karena dapat

merusak jalur lintasan.

p. Harus diperiksa apakah spindle utama berputar tanpa goyahan.

Jika kelonggaran terlalu besar maka harus disetel kembali sesuai dengan standar

pengoperasian mesin.

q. Jalur penuntun eratan harus disetel sedemikian rupa sehingga

eratan dapat bergeser sepanjang lintasan tanpa kelonggaran.

r. Sisitem pengereman harus disetel menurut standar

pengoperasian.

s. Jika manggunakan pompa pendingin , maka pompa tidak boleh

bekerja dalam keadaan kering.

t. Instalasi listrik (system kelistrikan) harus terlindung dari

kelembaban dan serpihan logam.

u. Setelah mengakhiri pekerjaan, semua bidang yang mengkilap

harus dibersihkan dengan cairan pembersih. Setelah itu dikeringkan dan diberi

pelumas yang cocok.

Pencegahan kecelakaan yang umum

a. Setiap kecelakaan yang sering terjadi di dalam bengkel umumnya akibat

kesalahan operator.

b. Sabuk yang berjalan tidak boleh dipasang dengan tangan telanjang.

22
c. Benda kerja dan perkakas penjepit yang sedang bergerak tidak boleh disentuh

dengan tangan.

d. Benda kerja dan perkaks potong harus dijepit dengan erat. Harus dipastikan

apakah benda kerja berputar tanpa kelonggaran.

e. Penyingkiran serpih harus dilakukan dengan menggunakan pengait serpih.

f. Jangan sampai lupa mencabut kembali kunci cekam.

g. Jangan mengukur benda kerja yang sedang berherak.

h. Perlengkapan pelinding hanya boleh disingkirkan pada saan mesin berhenti, dan

ahrus dipasang kembali selama proses pembubutan.

i. Pakayan kerja harus pas badan , terutama lengan baju. Kalung,cincin dan jam

tangan harus ditanggalkan selama bekerja dengan mesin.

j. Jika terjadi kecelakaan yang mengakibatkan luka sekecil apaun harus tetap

dirawat, dan tidak boleh dibersihkan dengan menggunakan air.

k. Mata harus mendapat perlindungan ekstra dengan memakai kacamata pelindung.

l. Tidak boleh melakukan pekerjaan reparasi pada saat mesin sedang berjalan.

BAB III

PRINSIP PEMOTONGAN DAN ALAT POTONG

23
Hal penting yang harus dipertimbangan dalam memproduksi suatu benda kerja

maupun suku cadang adalah bahwa proses harus berlangsung secara efisien dan dapat

menghasilkan produk yang berkualitas, tepat waktu dengan jumlah yang ditentukan. Dalam

hal ini pemotongan benda kerja harus berlangsung secara ekonomis.

A. Proses terjadinya pemotongan

Dalam proses pemesinan, penyayatan benda kerja akan berlangsung bila terjadi

geseran pada benda kerja oleh pahat bubut. Geseran ini menimbulkan gesekan antara

pahat dan permikaan benda kerja. Sehingga dengan demikian pemotongan hanya dapat

terjadi jika gaya geser dan gaya gesek yang terjadi lebih kecil dari gaya yang diberikan

oleh pahat potong. Prinsip terjadinya pemotongan dapat dilihat pada gambar dibawah ini

Gambar 23. Gaya – gaya pemotongan

Gaya – gaya yang timbul selama proses pemotongan antara lain :

- Gaya yang timbul tidak terlalu dipengaruhi oleh kecepatan potong

24
- Gaya yang timbul akan semakin besar bila feeding diperbesar

- Gaya yang timbul akan semakin besar bila kedalaman potong diperbesar

- Gaya yang timbul akan semakin besar bila ukuran chip semakin besar

- Gaya potong akan berkurang jika sudut rack belakang pahat dibuat lebih besar

- Gaya aksial akan berkurang bila ujung alat potong dubuat radius

- Penggunaan pendingin dan olibot selama proses berlangsung akan memperkecil

gaya potong dan sekaligus memperpanjang umur pahat.

B. Pahat Potong

Mesin perkakas tidak akan ada manfaatnya jika tidak dilengkapi dengan pahat

potong. Dalam proses pemesinan diharapkan untuk menggunakan alat potong yang

sesuai dengan bahan yang dipotong agar proses dapat berlangsung secara efisien dan

ekonomis. Alat potong yang digunakan untuk proses pemotongan harus bersifat keras,

dimana kekerasannya harus melebihi bahan yang akan dipotong, kuat, tahan terhadap

suhu tinggi, tidak mudah aus akibat gesekan dan bebas getar.

Agar didapat alat potong yang sesuai dengan syarat diatas, maka dalam

mempersiapkan sebuah alat potong perlu diperhatikan hal – hal sebagai berikut :

- Bahan alat potong harus sesuai dengan bahan yang

dipotong.

- Alap potong harus keras dan kuat melebihi kekerasan

bahan yang dipotong.

- Bentuk geometris sudut pengasahan pahat harus

disesuaikan dengan fungsi dan jenis bahan yang akan dipotong

- Dimensi alat potong harus dibuat seteliti mungkin

1. Tipe – Tipe Alat Potong

25
Alat potong dibuat dengan bermacam – macam type yang dapat ditinjau dari

segi pemasangan, arah pemotongan maupun fungsi alat potong itu sendiri.

Pahat potong ditinjau dari segi pemasangan

- Solid tool ; mata potong dan gagang pahat jenis pahat ini

merupakan satu kesatuan serta terbuat dari bahan yang sama.

- Tool bits & inserted blade ; Mata potong diikatkan pada gagang

pahat dengan menggunakan baut atau penjepit lainnya . Mata

potong dari pahat jenis ini dapat dilepas dan dipasang kembali

dngan mudah.

- Tipped tool ; Mata ptotng dipatrikan (dilas) pada gagang secara

permanent.

Pahat potong ditinjau dari arah pemotongan

- Pahat kanan ; jika arah pemotongan bergerak dari kanan

ke kiri

- Pahat kiri ; jika arah pemotongan bergerak dari kiri ke

kanan

Pahat potong ditinjau dari segi fungsinya

- Pahat kasar (roughing tool)

- Pahat halus (finishing tool)

- Pahat rata muka (facing tool)

- Pahat potong Parting tool)

- Pahat alur

- Pahat ulir

- Pahat bentuk

- Boring tools

26
Gambar 24. Berbagaia jenis pahat bubut

1…Pahat kasar tekuk kanan ; 2…Pahar kasar lurus kanan ; 3…Pahat kasar lurus kiri ; 4…Pahar kasar
samping kanan ; 5…Pahat facing samping kanan ; 6…7…Pahat finishing lancip ; 8…Pahat finishing
lebar ; 9…Pahat samping kanan ; 10…Pahat samping kiri ; 11…Pahat alur ; 12…Pahat ulir ; 13…Pahat
potong ; 14…Pahat bentuk ; 15…Pahat bubut dalam ; 16…Pahat bubut dalam ; 17…18…Pahat alur
dalam ; 19…Pahat ulir dalam

2. Bahan – bahan alat potong

Syarat utama yang harus dipenuhi oleh sebuah alat potong adalah : alat potong

harus bersifat keras, kuat, liat, tahan panas, tidak mudah aus serta memiliki koefisien

gesek yang kecil. Alat potong yang memenuhi syarat terbuat dari :

- Baja carbon tinggi (High Carbon Steel) ;

Baja carbon tinggi adalah salah satu bahan alat potong . Bahan ini

mengandung 0,8 s/d 1,2 % unsure carbon. Sebelum digunakan bahan ini

harus dikeraskan terlebih dahulu melalui perlakuan panas (heattreatment) yang

tepat. Baja carbon tinggi rapuh pada tingkat kekerasan yang maksimal dan

akan kehilangan kekerasan pada suhu diatas 300° c Bahan ini hanya digunakan

27
untuk alat potong yang sederhana , dengan bahan yang dipotong relative lebih

lunak.

- Baja Kecepatan Tinggi (High Speed Steel) ;

Merupakan baja paduan yang cukup keras dan tahan terhadap suhu sampai

650ºc. HSS terdiri dari unsure Tungsten, Chromium, Vanadium, Molibdenum

dan Cobalt dengan persentase tertentu. Berdasarkan komposisi unsure yang

ada didalamnya , HSS diklasifikasikan dalam 3 group yaitu :

 High Speed Steel (HSS)

HSS jenis ini mengandung 18 % unsure Tungsten , 4 % Chromium dan

1% Vanadium .

 Molibdenum High Speed Steel

Bahan jenis ini mengandung unsure utama Molibdenum 6%, Tungsten 1%,

Chromium 4% dan Vanadium 2%. HSS Molibdenum ini memiliki

kekerasan yang cukup tinggi serta dapat digunakan dengan kecepatan

potong yang tinggi.

 Super HSS

Mengandung 2% s/d 15% unsure Cobalt yang dapat mempertinggi efisiensi

pemotongan dan ketahanannya terhadap suhu tinggi. Disamping itu juga

mengandung 20% Tungsten, 4% Chromium, dan 2% Vanadium. Bahan

jenis ini relative lebih mahal dan hanya digunakan untuk pemotongan

berat dengan tekanan dan temperature tinggi.

- Cemented Carbide

Mengandung 82% Tungsten Carbida, 10% Titanium Carbida dan 8 % Kobalt

yang memiliki koefisien gesek yang kecil, tahan terhadap gesekan serta keras,

akan tetapi bersifat rapuh. Tahan terhadap suhu sampai 1200°c. Memiliki

28
kecepatan potong yang tinggi dan dapat mencapai 4 x kecepatan potong HSS.

Pada umumnya bahan ini dilapisi dengan bahan titanium carbide , Aluminium

Oksida atau Titanium Nitrida yang berfungsi untuk mengurangi panas selama

proses pemotongan berlangsung.

- Ceramic

Ceramic merupakan campuran antara Aluminium Oksida , Titanium,

Magnesium atau Chrom Oksida. Semua bahan dipress menjadi bentuk tertentu.

Bahan ini tahan terhadap tekanan , memiliki kecepatan potong yang tinggi

tetapi rapuh.

- Diamond (Intan)

Intan memiliki kekerasan yang cukup tinggi. Pahat ini umumnya digunakan

untuk memotong logam-logam keras yang tidak mampu dikerjakan dengan

pahat jenis lain .

Perlunya perlakuan panas dilakukan adalah untuk mengurangi perubahan bentuk pada

saat dikerjakan atau setelah dikerjakan atau hasil suatu konstruksi, merubah sifat-sifat

bahan dan menghilangkan tegangan-tegangan sisa.

Sebelum benda dikerjakan dilakukan perlakuan panas maka disebut perlakuan panas

awal sedangkan setelah benda dikerjakan disebut perlakuan panas akhir.

Beberapa jenis perlakuan panas adalah:

 Perlakuan panas awal dan sesudah pengerjaan

 Menghilangkan tegangan sisa

 Penormalan (Normalizing)

 Pelunakan (Anneling)

29
 Temper (Temperring)

3. Sudut Pengasahan Pahat

Kesempurnaan pemotongan juga ditentukan oleh sudut pengasahan pahat atau

geometris sudut pahat itu sendiri. Besarnya sudut pengasahan pahat tergantung

pada material yang akan dipotong, bahan pahat dan jenis pahat. Sisi-sisi alat

potong diasah menyudut sehingga berbentuk menyerupai baji. Hal ini bertujuan

untuk memperbesar efisiensi pemotongan dengan konsumsi daya minimal serta

mencegah terjadinya panas yang berlebihan pada pahat dan benda kerja.

Gambar 25. Sudut-sudut pengasahan pahat

Tabel dibawah ini menunjukan sudut pengesahan alat potong HSS untuk berbagai

jenis bahan.

Side Back End


Side Rake
No Material Relief
Angle, °
Rake Clearance
Angle, ° Angle, ° Angle, °
1 Mild Steel 12 14 16 8

2 Medium Carbon Steel 10 14 16 8

3 High Carbon Steel 10 12 8 8

4 Cast Iron 10 12 8 8

30
5 Alluminium 12 15 8 8

6 Brass 10 0 8 8

7 Monel 15 14 12 12

8 Plastic 12 0 8 8

9 Fiber 15 0 12 12

Tabel 1. Sudut pengesahan alat potong HSS untuk berbagai jenis bahan.

4. Kecepatan Potong

Kecepatan potong yaitu jarak yang ditempuh oleh titik – titik pada

permukaan benda kerja melewati permukaan pahat dalam satu menit.

Kecepatan potong dapat digambarkan sebagai : Panjang tatalan yang

dihasilkan dalam waktu satu menit.

Gambar 26. Visualisasi kecepatan potong

Kecepatan potong dapat dihitung dengan mengguanakn rumus di bawah ini.

Vc = π D N …………………………… m / menit
1000

Dimana :
Vc = Kecepatan potong …… m / menit
D = Diameter benda kerja …… mm
N = Putaran ………………. RPM

31
Atau

Vc = π D N …………………………… ft / menit
12

Dimana :
Vc = Kecepatan potong …… ft / menit
D = Diameter benda kerja …… in
N = Putaran ………………. RPM

Meskipun demikian dalam prakteknya yang perlu dihitung dengan

menggunakan rumus diatas adalah putaran benda kerja tiap menitnya (rpm).

Hal ini disebabkan karena kecepatan potong adalah bilangan – bilangan

yang telah ditentukan berdasarkan penyesuaian antara alat potong dengan

bahan yang dipotong. Untuk itu nilai dari kecepatan potong dapat dilihat dalam

table di bawah ini.

KECEPATAN POTONG DENGAN ALAT POTONG HSS & CARBIDE

KECEPATAN POTONG
MATERIAL m / menit
HSS CARBIDE ULIR

Baja Mesin 25 – 35 90 – 120 8 – 12

Baja Perkakas 25 – 30 70 – 90 6 – 10

Besi Tuang 21 – 26 25 – 60 6 – 10

Bronz 30 – 35 90 – 150 6 – 10

Aluminium 90 - 96 60 - 90 16 - 20

Tabel 2. Kecepatan potong ( materi uji kompetensi)

5. Feeding

32
Feeding adalah kecepatan gerak pemakanan pahat potong mendekati

benda kerja yang diukur dalam inchi per menit atau mm per menit. Secara

sederhana feeding dapat digambarkan sebagai tebal tatalan yang dihasilkan setiap

putaran atau setiap menitnya.

Feeding dalam proses membubut dapat dihitung dengan persamaan

Feeding = feeding x Jumlah Putaran Benda


Menit putaran

= fp x N ……………. mm / menit

Dimana fp adalah feeding per putaran yang mana dapat disetel dan

disesuaikan dengan persediaan mesin bubut.

Dibawah ini adalah table feeding dengan menggunakan alat potong HSS.

KECEPATAN (FEEDING) DENGAN ALAT POTONG HSS

MATERIAL ASUTAN / FEEDING MM/PUTARAN

HSS ULIR

Baja Mesin 0,01 - 0,05 0,15 – 0,75

Baja Perkakas 0,01 - 0,05 0,15 – 0,75

Besi Tuang 0,20 – 0,65 0,15 – 1,50

Bronz 1,10 – 0,65 0,15 – 1,00

Aluminium 0,15 – 0,75 0,15 – 1,25

Tabel 3. Kecepatan potong ( materi uji kompetensi)

6. Perhitungan Waktu Kerja

Waktu pengerjaan berbanding lurus dengan biaya yang diperlukan. Semakin

lama waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan sebuah pekerjaan maka

semakin besar pula biaya yang dibutuhkan. Untuk itu perlu diupayakan agar

33
waktu pengerjaan perlu ditekan seminimal mungkin. Suatau rencana kerja

perlu dilengkapi dengan perkiraan waktu yang dibutuhkan. Dimana seluruh

factor yang mempengaruhi waktu pengerjaan perlu mendapat pertimbangan.

Total waktu pengerjaan merupakan penjumlahan dari ; waktu pemasangan,

waktu pemotongan, waktu pemakaian mesin tidak langsung serta waktu yang

terbuang.

- Waktu pemasangan

Adalah waktu yang dibutuhkan untuk menyiapkan tempat kerja ,

menyiapkan alat – alat, mempelajari gambar kerja, pemasangan benda

kerja dan pahat potong serta pengembalian alat ke tempat kerja semula.

- Waktu pemotongan

Adalah waktu kerja mesin sampai selesai sesuai dengan perintah kerja.

- Waktu pemakaian mesin tidak langsung

Yaitu waktu yang terpakai secara tidak langsung selama operasi, antara lain

peletakan dan pemindahan benda kerja, pengaturan kedalaman pemotongan

, pengukuran , pengasahan alat potong serta penggantian alat potong.

- Waktu terbuang

Yaitu waktu yang dipergunakan oleh operator untuk istirahat akibat

kelelahan, Ke kamar kecil, sembahyang dsbnya. Kebutuhan akan waktu ini

datanganya sering tak terduga.

Dibawah ini adalah merupakan contoh perhitungan waktu kerja mesin .

Waktu kerja mesin bubut sangat tergantung pada panjang bubutan dan

feeding yang digunakan. Persamaan di bawah ini dapat digunakan untuk

menghitung waktu kerja mesin .

Waktu kerja mesin = Panjang bubutan

34
Feeding per menit

T = L_____ ………. menit


f/put x N

Dimana :

T = Waktu kerja mesin ………………menit


l = Panjang bubutan …………………mm
L = Panjang bubutan + kelebihan awal (la)
+ Kelebihan akhir (lb)……..…..mm
= l + la + lb
f / put = Feeding per putaran ……………..mm/put.
N = Jumlah putara per menit…………..rpm

Contoh 1. Membubut Memanjang

Sebuah benda kerja Mild Steel dengan diameter 80 mm panjang

bubutan ( l ) = 490 mm Kelebihan awal dan kelebihan akhir masing –

masing 5 mm (la = lb = 5 mm), Kecepatan potong (Vc) = 25 m/men, f /

put = 0,75 mm

35
Penyelesaian :

L = 490 + 5 + 5 = 500

N = Vc x 1000
πx D

= 25.000
3,14 x 80

= 100 rpm

T = 500
0,75 x 100

= 6,7 menit

Bila membubut rata muka (facing) maka perhitungannya sebagai berikut :

D = 190 mm
Vc = 25 m/menit
F / put = 0,75 mm
la = 3 mm

Penyelesaian :

L = R + la
= 95 + 3
= 98 mm

36
N = Vc x 1000
πx D

= 25.000
3,14 x 190

= 42 rpm

T = 98
0,75 x 42

= 3 menit

BAB IV

PEKERJAAN BUBUT

A. Pembubutan Memanjang

Pada pembubutan memanjang digarap bidang luar benda kerja yang berbentuk

selindris. Gerakan laju pahat searah sumbu bubut. Jika benda kerjanya pendek maka

gerakan pemakanan dilakukan dengan tangan. Sedangkan bila benda kerjanya panjang

maka gerak pemakanan dapat menggunakan otomatis.

Cara pencekaman benda kerja dan jenis cekam yang diguakan sangat tergantung

pada bentuk bendanya bendanya. (jenis cekam dapat dilihat pada babterdahulu).

37
Penggunaan alat Bantu / perlengkapan mesin sangat tergantung pada

kebutuhan. Misalnya untuk benda kerja yang panjang dan langsing dapat digunakan alat

Bantu kaca mata. Sedangkan apa bila pencekaman harus dibalik maka dapat digunakan

alat cekam yang tidak mengganggu keselelindrisan benda contohnya adalah dengan

menggunakan cekam independent.

Gambar 27. Pencekaman benda kerja pendek

Gambar 28 . Pencekaman benda kerja yang panjang dengan menggunakan alat Bantu
senter putar dan kaca mata jalan.

Penyetelan kedalaman sayat (a) dilakukan dengan menggunakan poros

lintang. Poros tersebut mempunya skala roda (scala collar) pada roda tangan yang

menunjukan jarak tempuh eratan. Ketelitian scala collar tersebut biasanya 0,05

38
mm. Atau dapat dikatakan pergeseran tiap garis pada scala collar menunjukan jarak

tempuh 0,05 mm kearah melintang.

Contoh : 1

Kisar ulir poros lintang = 6 mm. Scala collar mempunyai 120 garis pembagi.
Maka jarak per garis pembagi = 6 / 120 = 0,05 mm. Jika penyetelan
kedalaman bernilai o,o5 mm maka diameter benda kerja berkurang sebanyak
2x0,05 = 0,1 mm.

Contoh 2.

Diketahui : D = 40,8 mm

D = 40,2 mm

Ketelitian scala collar = 0,05 mm

Dicari : Kedalama sayatan a

Jumlah garis pembagi

Jawab : D - d = 40,8 - 40,2 = 0.6 = 0,3


2 2 2

a = 0,3 mm

Jumlah garis scala = a__ = 0,3_ = 30 = 6


0,05 0,05 5

jumlah garis scala = 6

B. Pembubutan melintang (facing)

Pembubutan melintang menggarap bidang muka yang rata. Pada saat benda

kerja berputar , pahat bubut bergerak tegak lurus terhadap sumbu bubut. Gerakan ini

dapat dilakukan dengan tangan atau dengan menggunakan otomatis yang tersedia. Arah

penyayatan dapat dilakukan dari senter keluar, atau sebaliknya. Sementara itu

ketinggian pahat harus benar- benar setinggi senter. Pada saat penyayatan harus

dipastikan bahwa eratan memanjang tidak ikut bergeser.

39
Bentuk pahat bubut untuk kepentingan bubut facing dapat dilihat pada

gambar dibawah ini.

Gambar 29. a… Jenis pahat facing. b…. Posisi pahat yang benar

C. Pengaluran dan Pemotongan

Yang dimaksudkan dengan pengaluran disini adalah pembuatan alur dengan

menggunakan mesin bubut. Alur labar dihasilkan dengan jalan memperluas alur

sempit ke kanan atau kekiri. Untuk pekerjaan ini dipergunakan berbagai macam pahat

alur seperti alur lurus, bengkok dan bertingkat. Karena pahatnya yang langsing dan

mengcil kedalam (1º - 2º) maka resiko patah sangat besar.

Gambar 30. Pengaluran

40
Yang dimaksudkan dengan pemotongan disini adalah memotong benda kerja

dengan menggunakan mesin bubut . Pahat potong yang digunakan langsing, panjang

dan ujungnya menyudut. Sedangkan arah pemotongan dari permukaan benda ke

senter.

Dibawah ini adalah hal-hal yang perlu diperhatikan saat pengaluran dan pemotongan.

a. Pahat harus terasah dengan baik dan sudut samping yang menyayat harus

menyudut tajam, karena disana terjadi beban yang besar.

b. Penyayat harus tepat benar ke senter bubut.

c. Pahat dijepit sependek mungkin.

d. Pekerjaan dilakukan dengan feeding yang lambat.

e. Selama proses penyayatan menggunakan bor oli

D. Pengeboran dan Bubut Dalam

Pada pengeboran dengan menggunakan mesin bubut, benda kerja berputar sedangkan

mata bor tidak berputar, namun bergerak maju sepanjang garis sumbu. Untuk benda

kerja pejal digunakan mata bor spiral. Dan jika diameternya besar maka digukan borspiral

kecil terlebih dahulu.

Mata bor spiral kecil tangkainya berbentuk selindris, untuk itu digunakan cekam bor

untuk mencekamnya. Kemudian dimasukan kedalam selongsong kepala lepas. Sedang

mata bor yang besar tangkainya berbentuk tirus , sehingga tinggal dimasukan kedalam

selongsong kepala lepas. Ukuran ketirusan tangkai bor harus disesuaikan dengan ukuran

selongsong kepala lepas. Jika tidak pas maka digukan sarung bor .

41
Gambar 31. a…Pengawalan lubang dengan mata bor kecil
b…Pengeboran dengan mata bor besar
c…Pengeboran pendahuluan
d…Pahat bubut senter
e…Mata bor senter

Berikut ini adalah aturan – aturan kerja pemboran pada mesin bubut.

a. Kepala lepas harus dicekam erat pada meja mesin.

b. Mata bor harus dicekam dengan kuat dan pada posisi yang benar – benar senter.

c. Pengeboran lubang yang besar harus didahului dengan menggunakan bor kecil,

dan jika mengebor lubang tembus sebaiknya dibor dari dua arah.

d. Feeding harus dibatasi terutama pada pengeboran tembus . Karena mata bor

cenderung tertarik kedalam.

e. Mata bor harus sering ditarik untuk memutuskan tatalan.

f. Selalu gunakan pendingin.

g. Setiap mata bor cenderung membuat lubang lubang yang lebih besar dari diameter

bor itu sendiri. Mata bor harus selalu tajam dan terasah dengan baik. Untuk mata

42
bor yang besar dapat dicekam pada pemegang pahat dan digunakan gerakan

otomatis.

Untuk proses bubut dalam gagang pahat harus bergerak dengan bebas dalam

lubang benda kerja yang telah dibor terlebih dahulu. Panjang pahat yang menjulur

keluar minimal sepanjang lubang yang akan dibuat. Pahat yang ramping dan

panjang sangat mungkin terjadi penekanan dimana gerakan pahat keluar dari jalur

yang seharusnya.

Gambar 32. Perkaks bubut dalam

a..& b…Pahat bubut dalam untuk menyayat logam keras


b..& c…Pahat bubut dalam yang disekrup

Aturan – aturan kerja pada pembubutan dalam

a. Benda kerja harus dicekam dengan erat.

b. Gagang pahat jangan sampai menyentuh permukaan lubang.

c. Pahat jangan sampai menjulur terlalau panjang.

43
d. Feeding harus dijalankan dengan baik.

e. Penyayat sebaiknya disetel sedikit diatas senter karena ada kemungkinan

terjadi penekanan.

E. Pembubutan kerucut / tirus

Kerucut atau tirus adalah sebuah benda putar dimana alasnya lebih besar dari

puncaknya. Pembuatan tirus dapat dilakukan dengan 3 cara yaitu Memutar eratan

atas, menggeser kepala lepas dan menggunakan tapperattachment.

Dibawah inimerupakan elemen-elemen yang perlu diketahui sebagai dasar prhitungan.

1. Pembuatan tirus dengan memutar eratan atas.

Cara ini digunakan apabila membuat kerucut pendek. Hal ini disebabkan

pergeseran eratan atas sangat terbatas. Besarnya putaran dapat dihitung

dengan menggunakan rumus dibawah ini :

tg α = D - d
2 l

Dimana : α = Besar sudut pergeseran

D = Diameter besar

d = Diameter kecil

44
l = Panjang tirus

Gambar 33. Pergeseran eratan atas

2. Pembuatan tirus dengan menggeser kapala lepas.

Pergeseran kepala lepas ini dapat digunakan apabila membuat tirus yang kecil

dan panjang. Sementara benda kerja dapat dicekam antara dua senter. Kepala

lepas dapat digeser tegak lurus terhadap sumbu mesin. Keuntungan dengan

menggunakan cara ini yaitu operator dapat menjalankan fungsi otomatis.

45
Gambar 34. a…Pergeseran untuk panjang tirus = panjang benda
b…Pergeseran untuk panjang tirus < panjang benda
c…Keseluruhan peletakan pada mesin bubut

Pada perhitungan besar pergeseran dibedakan atas dua kasusu yaitu :

 Bila panjang kerucut = panjang benda kerja

V = D - d
2

Dimana : V = Besar pergeseran


D = Diameter besar
d = Diameter kecil

 Bila panjang tirus lebih kecil dari panjang benda kerja

V = D - d . L
2 l

Dimana : V = Besar pergeseran


D = Diameter besar
d = Diameter kecil
l = Panjang tirus
L = Panjang keseluruhan benda kerja

3. Pembuatan tirus dengan menggunakan Tapperattachment

Alat ini merupakan perlangkapan dari mesin bubut yang khusus digunakan untuk

membuat tirus. Dengan cara ini kelemahan dari cara pertama dan cara kedua dapat

teratasi. Perhitungan pergeseran besar sudutnya dapat dipakai perhitungan tirus

untuk pergeseran eratan atas.

46
Gambar 35. Tapperattachment

F. Penyayatan Ulir

Ulir adalah alur spiral yang berbentuk segi tiga, trapesiun segi empat atau bulat, yang

mengelilingi dalam jalur spiral pada permukaan baik luar maupun dalam pada benda

selindris. Ulir dapat dikerjakan dengan peralatan tangan dan dapat juga dengan

menggunakan mesin bubut. Dalam proses pembuatan ulis dengan menggunakan mesin

bubut, pada waktu benda kerja berputar, pahat bubut digerakan sejajar dengan sumbu

benda kerja. Jika pahat bubut digoreskan pada permukaan benda kerja , maka akan

terlihat gabungan antara gerakan memutar dan gerakan memanjang berbentuk spiral.

Jarak antara titik-titik pada permukaan yang membentuk sebuah garis lurus disebut

dengan kisar.

47
Gambar 36. Terjadinya garis spiral

a. Jenis dan ukuran ulir

Ulir terdiri atas beberapa jenis yaitu : Ulir Metris, Ulir Witworth, Ulir

Trapesium, Ulir Segi empat dan Ulir gergaji.

a b

c d

48
e f
Gambar 37. a…Ulir Metris
b…Ulir Witworth
c…Ulir Trapesium
d…Ulir segi empat
e…Ulir bulat
f….Ulir gergaji

Gambar 38. Standard Ulir ISO

b. Penyayatan Ulir

Penyayatan ulir pada mesin bubt termasuk pekerjaan yang sulit. Sebab

membutuhkan keterampilan yang memadai, ketelitian yang tinggi, sudut

pengasahan alat potong yang tepat serta mesin yang dapat berjalan dengan lancar.

Feeding atau pemakanan pada proses pembuatan ulir dilakukan oleh gerakan

otomatis yang ditransmisikan melalui poros ulir transporter. Karena putaran ulir

49
transporter berawal dari putaran spindle yang dihubungkan dengan roda gigi

pengganti maka perbandingan roda gigi pengganti harus tepat. Pada mesin bubut

dewasa ini persediaan roda gigi pengganti tidak banyak . Namun demikian

menyediakan banyak kemungkinan dalam pemilihan kisar ulir (untuk ulir metris)

atau jumlah gang per in (untuk ulir witworth). Kemudahan dari mesin bubut

dewasa ini pemilihan kisar maupun jumlah gang per in dapat dilakukan hanya

dengan menggeser engkol. Untuk susunan roda gigi pengganti dapat dilihat pada

gambar 9.

Pada saat akan melakukan penyayatan ulir, disamping pemilihan roda gigi

pengganti dan pengaturan engkol , perlu juga diatur pergerakan pahat. Hal ini akan

menentukan apakah ulir kanan atau ulir kiri. Ulir kanan terjadi jika pahat bergerak

dari kanan ke kiri dan sebaliknya ulir kiri terjadi jika pahat bergerak dari kiri ke

kanan.

Gmbar 39. a… Arah ulir


b… Posisi pahat

c. Hal – hal yang perlu diperhatiakn pada saat penyayatan ulir

 Kecepatan potong pada penyayatan ulir hanya 1/3 dari pembubutan kasar.

 Pada saat pembuatan ulir harus menggunakan pendingin secara intensif.

50
 Untuk ulir yang kecil dan panjang dapat menggunakan kaca mata jalan.

 Penyayatan akhir ulir yang besar harus dilakukan bila benda kerjanya sudah

dalam keadaan dingin. Agar tidak terjadi kesalahan akibat pemuaian.

 Pahat harus terasah dengan sempurna serta pemasangan yang tepat.

 Sebelum mulai penyayatan scala collar harus pada posisi nol (0). Hal ini

disebabkan pergerakan pahat balik harus bebas.

 Harus dipastikan bahwa semua engkol pelayanan fungsi ulir sudah pada posisi

yang tepat.

G. Pembubutan eksentrik

Banyak benda kerja yang mempunyai tonjolan dan lubang yang sumbunya sejajar

dengan sumbu utama tetapi dengan jarak tertentu. Ini disebut diluar senter atau

eksentris. Benda seperti ini berguna untuk mengubah gerak putar menjadi gerakan

linear, atau sebaliknya. Rencana penggarapan benda kerja harus sesuai dengan gambar

/ bentuk yang dikehendaki. Karena sumbunya sejajar dengan jarak tertentu, maka

benda kerja harus dijepit dengan cekam bebas rahang empat atau diantara senter.

Jika benda kerja memiliki lubang eksentris, maka pertama-tama lubangnya yang

harus diselesaikan terlebih dahulu. Kemudian benda kerja dipasang pada sebuah

pemoros bubut yang pada bidang mukanya dilengkapi dengan lubang – lubang

penyenter yang kini pada keseluruhan benda kerja letaknya eksentris.

51
a b.

Gambar 40. Benda Eksentris


a…Poros eksentris.
b…Lubang eksentris

F. Pembuatan Gerigi (Pengkartelan)

Dengan pengerigian atau pengkartelan bidang – bidang pegangan pada perkakas

mempunyai permukaan yang kasar, mencekam dan bercorak. Sebagai perkakas kartel

digunakan roda-roda giling baja yang diperkeras, sekelilingnya dibubuhi gerigi dan berporos

pada suatu pemegang yang memungkinkan roda tersebut berputar dengan bebas. Roda gerigi

yang berputar menekan benda kerja sehingga berbentuk profil pada permukaan benda kerja.

52
Gambar 41. Penggerigian
a…Gerigi satu baris. b… gerigi dua alur tegak lurus. c…gerigi miring saling silang
d…pemegang dengan dua roda. e…pemegang dengan satu roda

Hal – hal yang perlu diperhatikan pada saat mengkartel

 Roda gerigi ditempelkan pada bidang kerja dan ditekan dengan kuat.

 Pelumasan dengan media minyak tanah merupakan keharusan mutlak

, dan diberikan secara intensif.

 Jika alur pada pengerjaan pertama tidak cukup dalam, maka proses

diulang. Namun demikian pengulangan jangan terlalu sering dan sedapat mungkin

tidak di jauhkan dari permukan benda, sebab pengulangan dapat mengakibatkan

alurnya saling tumpang tindih.

 Kecepatan potong jangan lebih dari kecepatan potong membubut

kasar.

 Kerak yang menumpuk pada roda gerigi dapat dibersihkan dengan

sikat kikir.

53
 Akibat terdesaknya benda keluar, maka diameternya akan bertambah

besar .

KATA PENGANTAR

Balai Latihan Kerja Industri Singosari adalah sebuah instutusi pelatihan dan
merupakan salah satu UPT dari Dinas Tenaga kerja Propinsi Jawa Timur. Sebagai sebuah
institusi pelatihan perlu mempersiapkan sarana dan prasarana yang memadai, yang dapat

54
menunjang kegiatan pelatihan. Salah satu sarana latihan yang penting adalah tersedianya
buku pelajaran yang dapat menunjang kegiatan pelatihan dimaksud.
Mesin Perkakas Logam merupakan salah satu kejuruan yang ada di Balai latihan kerja
Industri Singosari sudah seharusnya ditunjang dengan prasarana latihan berupa buku-buku
yang relevan. Dan Buku ini sengaja dibuat dengan sebuah pendekatan yang disesuaikan
dengan kondisi pelatihan, baik kurikulum dan silabusnya, dan juga mesin bubut yang ada di
bengkel mesin perkakas BLKI Singosari. Dengan demikian diharapkan proses latihan dapat
berjalan dengan lancar sesuai secudule dan hasil yang diharapkan.
Ucapan terima kasih sebesar – besarnya kami sampaikan kepada :
1. Bapak Ir. H Odih Sjarifudin, M.Pd.
2. Bapak Slamet Wirjono, S.Pd.
3. Bapak bambang Sujono, S.Pd.
4. Bapak Sukardjo
5. Bapak Yusuf Setia Adi, S.Pd.
Serta semua pihak yang telah membantu hingga terselesainya buku ini.
Kami menyadari sepenuhnya akan segala kekurangan yang ada pada buku ini. Untuk
itu kritik dan saran sangat kami harapkan demi penyempurnaan.
Akhir kata kami mengucap Syukur Kepada Tuhan atas terselesainya buku ini.

Singosari, 2005
Penyusun

ROBERT LIWU
NIP. 160 048 524

LEMBAR PERSETUJUAN

BUKU

55
MESIN BUBUT DAN PROSES PEMBUBUTAN

Disusun Oleh

ROBERT LIWU
NIP. 160 048 524

TELAH DIPERIKSA DAN DISETUJUI OLEH

MENGETAHUI TIM PENILAI ANGKA KREDIT

KEPALA BLK INDUSTRI SINGOSARI BLK INDUSTRI SINGOSARI

KETUA

Ir. H ODIH SJARIFUDIN, M.Pd.


Pembina Tk. I
NIP. 160 021 151

56
57

Anda mungkin juga menyukai