Anda di halaman 1dari 38

BIMBINGAN TEKNIS

PENGUJIAN
LAB

DISUSUN OLEH :
BIDANG BINA MARGA KHAIRUL UMAM, S.T.
TAHUN 2019

PEMERINTAH KABUPATEN ACEH TIMUR


DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT
2

MATERI

01 •SOIL AND AGGREGATE TESTING (PENGUJIAN TANAH DAN AGREGAT)

02 •BITUMINIUS TESTING (PENGUJIAN BITUMEN/ASPAL)

03 •CONCRETE TESTING (PENGUJIAN BETON)


3

PEMERINTAH KABUPATEN ACEH TIMUR


DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

Engineer diciptakan Allah untuk
mengembangkan dan menjaga
kelestarian bumi bukan untuk
merusak bumi .
5

1.
SOIL AND AGGREGATE
TESTING (PENGUJIAN TANAH
DAN AGREGAT)
6

COMPACTION TEST (UJI KEPADATAN)

Compaction tes Tanah ini dilakukan


untuk menentukan hubungan
antara kadar air dan kepadatan
tanah dengan memadatkan di
Dalam cetakan silinder berukuran
Tertentu Dengan mengunakan alat
Penumbuk 2,5 kg (5,5 lbs) dan
tinggi jatuh 30 cm ( 12 )

Alat Compaction tes


7

CBR (CALIFORNIA BEARING RATIO)

Pengujian CBR adalah perbandingan antara beban penetrasi suatu bahan


terhadap bahan standar dengan kedalaman dan kecepatan penetrasi yang
sama. Nilai CBR dihitung pada penetrasi sebesar 0.1 inci dan penetrasi
sebesar 0.2 inci dan selanjutnya hasil kedua perhitungan tersebut
dibandingkan sesuai dengan SNI 03-1744-1989 diambil hasil terbesar.
8

Ada dua macam pengukuran CBR yaitu :

▸ Nilai CBR untuk tekanan penetrasi pada 0.254 cm (0,1”) terhadap penetrasi standard besarnya 70,37
kg/cm2 (1000 psi). Nilai CBR = (PI/70,37) x 100 % ( PI dalam kg / cm 2 )

▸ Nilai CBR untuk tekanan penetrasi pada penetrasi 0,508 cm (0,2”) terhadap penetrasi standard yang
besarnya 105,56 kg/cm2 (1500 psi) Nilai CBR =PI/105,56)  x 100 % ( PI dalam kg / cm 2 )

Dari kedua hitungan tersebut digunakan nilai terbesar. CBR laboratorium dapat
dibedakan atas 2 macam yaitu :

▸ CBR laboratorium rendaman (soaked design CBR)


▸ CBR laboratorium tanpa rendaman (Unsoaked Design CBR)
9 Data CBR digunakan sebagai salah satu masukan
dalam
proses perencanaan jalan.

Penentuan tebal Penentuan tebal


perkerasan (full depth Penentuan tebal
lapis ulang (overlay)
pavement) untuk perkerasan untuk
di atas jalan aspal Penentuan tebal
bagian jalan yang bagian jalan yang
apabila tidak dapat perkerasan jalan
direncanakan akan harus direkonstruksi
mendapatkan disediakan / tidak baru
(seluruh perkerasan
penanganan terdapat data
lama dibongkar)
“pelebaran jalan” Benkelman Beam
10 Penetapan CBR Lapangan Melalui Pengujian Dengan Alat
DCP
(Dynamic Cone Penetrometer)

▸ Untuk mengetahui daya dukung


tanah dinyatakan dalam nilai CBR
(California Bearing Ratio) dengan
satuan % (persen).
▸ Pengujian CBR lab, yaitu mengambil
sample tanah kemudian dilakukan
pengujian di laboratorium –
pengujian penetrasi (cone
penetrometer) dengan alat : DCP
(dynamic cone penetrometer),
berupa alat sederhana dengan
indicator ukur dan beban tumbuk di
atasnya.
11
12

SPECIFIC GRAVITY (BERAT JENIS)

Berat jenis (specific gravity) tanah


adalah angka perbandingan antara
Berat isi butir tanah dengan berat isi
air suling pada volume yang sama
dan suhu tertentu.
13
ATTERBERG LIMITS (BATAS-BATAS
ATTERBERG)
▸ Atterberg Limit diciptakan oleh Albert Atterberg seorang
kimiawan Swedia, yang kemudian diperbaharui oleh Arthur
Casagrande. Limit ini adalah Perhitungan dasar dari tanah
butir halus.

▸ Apabila tanah butir halus mengandung mineral lempung,


maka tanah tersebut dapat di remas-remas (remolded)
tanpa menimbulkan retakan. Sifat kohesif ini disebabkan
karena adanya air yang terserap di sekeliling permukaannya.

Albert Mauritz Atterberg


(19 March 1846 – 4 April 1916)
14

Berdasaarkan pada jumlah air PADAT


(SOLID)
pada tanah, tanah dapat Dipisahkan
Keadaan
dalam 4 keadaan dasar : –
keadaan
tersebut SEMI
PLASTIS terjadi PADAT
(PLASTIC) karena (SEMI-
adanya SOLID)
perubaha
n kadar
Air (Wc)

CAIR
(LIQUID)
15
GRAIN SIZE ANALYSIS (DISTRIBUSI UKURAN BUTIRAN)

▸ Distribusi ukuran butiran adalah penentuan persentase berat butiran


pada satu unit saringan, dengan ukuran diameter lubang tertentu

▸ Pengelompokkan Tanah : - Tanah berbutir Kasar : Kerikil dan Pasir,


- Tanah berbutir Halus : Lanau dan Lempung 

▸ Jenis tes untuk mendapatkan ukuran butiran :


16
GRAIN SIZE ANALYSIS (DISTRIBUSI UKURAN BUTIRAN)

1. Analisis/Tes Ayakan. 1. Analisis/Tes Hydrometer


17 FIELD DENSITY TEST BY SANS CONE METHODE
(PENGUJIAN KEPADATAN LAPANGAN DENGAN ALAT
KONUS PASIR)

Tes sand cone pada tanah


dilakukan untuk menentukan
kepadatan di tempat dari lapisan
tanah atau perkerasan yang
telah dipadatkan.

Alat Konus Pasir


18
19
MOSTURE CONTENT (PEMERIKSAAN KADAR AIR
TANAH)

Kadar air (Moisture Content) adalah


perbandingan berat air terkandung
dalam contoh tanah atau agregat
dengan berat kering tanah / agregat.
Nilai kadar air biasanya dinyatakan
dalam persen (%). Apabila satuan
nilai kadar air tidak dinyatakan dalam
persen, maka hasil pengujian
dikalikan dengan 0.01.
Alat untuk mengetahui kelembaban aggregate
(Mosture Content Test Set)
20
Abrasion of Anggregate by Los Angeles Machine
( Pengujian Keausan Agregat Dengan Mesin Abrasi Los Angeles)

Untuk menentukan ketahanan agregat kasar


terhadap keausan dengan menggunakan mesin
Los Angeles. Keausan tersebut dinyatakan
dengan perbandingan antara berat bahan aus
lewat saringan no. 10 terhadap berat semula
dalam persen
21

Place your screenshot here

LOS ANGELES
MACHINE
22
Design Mix Formula (DMF)

Pengertian
▸ Rancangan campuran rencana paling sedikit 30 hari sebelum dimulainya
pekerjaan campuran beraspal, usulan rancangan campuran rencana (DMF)
untuk campuran yang akan digunakan dalam pekerjaan sudah tersedia
rumus yang menentukan untuk campuran.

Tujuan dan Fungsi


▸ Tujuan dan Fungsi dilakukan pekerjaan ini adalah untuk mengetahui sample
bahan sebelum di kerjakan harus direncanakan dahulu.
23
Job Mix Formula (JMF)

Pengertian
▸ Percobaan campuran di AMP dan penghamparan percobaan yang memenuhi
ketentuan akan menjadikan rancangan campuran rencana (DMF) dapat
disetujui sebagai rancangan campuran kerja (JMF).

Tujuan dan Fungsi


▸ Untuk mengetahui Mutu campuran yang harus dikendalikan,terutama dalam
toleransi yang diizinkan dalam spesifikasi.
24

2.
BITUMINIUS TESTING (PENGUJIAN
BITUMEN/ASPAL)
MARSHALL ASPHALT TEST
(UJI CAMPURAN ASPAL DENGAN ALAT MARSHALL)

Tujuan pengujian ini


adalah untuk mendapatkan
suatu campuran aspal yang
memenuhi ketentuan
ketentuan yang telah
ditetapkan di dalam
kriteria perencanaan.

Marshall Asphalt Tes


26

Place your screenshot here

MARSHALL
ASPHALT
TEST
EXTRACTION TEST, CENTROFUGE/REFFLUX
27
METHODE
( UJI KADAR ASPAL DENGAN CARA
EKSTRAKSI)
▸ Untuk menentukan kadar aspal yang
ada di dalam beton aspal atau buton
aspal. 
▸ Untuk mengetahui kadar aspal
dalam suatu campuran beraspal
(dalam satuan % berat).
▸ untuk menguji kandungan kadar
aspal dalam campuran (Mix Design)
adalah dengan menggunakan
metode Ekstraksi menurut prosedur
pemeriksaan AASTHO (T – 164 –
80)

Mesin Centrifuge Extrator.


28
Core Drill (Pengambilan Sampel Inti)

▸ Tujuan dari pengujian core drill yaitu untuk


menentukan/mengambil sample
perkerasan di lapangan sehingga bisa
diketahui tebal perkerasannya serta untuk
mengetahui karakteristik campuran
perkerasan. 
▸ Pemeriksaan ini dilakukan untuk
mengetahui secara tepat susunan struktur
dari suatu konstruksi jalan, jenis
perkerasan, persentase susunan dan
untuk memeriksa perubahan dari struktur
jalan. Alat Untuk Pengujian Core Drill Pompa Air Untuk
Pengujian Core Drill
29
Penetration Test (Uji Penetrasi Aspal)

▸ Pengujian Penetrasi aspal adalah


suatu pengujian yang di gunakan
untuk menentukan nilai penetrasi
pada aspal sehingga dapat diketahui
mutunya.
▸ Pengujian penetrasi aspal ini
menggunakan alat yang bernama
penetration test, alat inilah yang akan
membantu kita untuk menentukan
seberapa besar penetrasi aspal yang
di uji.
30
Sofftening Point

▸ Untuk menentukan titik lembek


aspal atau tar yang berkisar
antara 30 derajat C sampai 200
derajat C. 

Sofftening Poin
31

3.
CONCRETE TESTING (PENGUJIAN BETON)
Slump Cone (Pengujian Slump Beton)

Slump Beton atau Concrete Slump Test 


Pengujian yang dilakukan khusus
untuk mengukur seberapa kental
Adukan beton tersebut
33 CYLINDER/CUBE MOULD FOR COMPRESSIVE STRENGTH BEAM
MOULD FOR FLEXURAL STRENGTH (RIGID)
SILENDER/ KUBUS UNTUK PEMERIKSAAN KUAT TEKAN BETON

▸ Tes Uji Kuat Tekan ( Compression Test /


Crushing Test )

Bertujuan untuk mengetahui kuat


tekan beton karakteristik ( kuat
tekan maksimum yang dapat
diterima oleh beton sampai beton
mengalami kehancuran ), serta dapat
menentukan waktu untuk
pembongkaran bekisting balok dan
pelat lantai.

Silender dan Kubus Beton


 
34
CYLINDER/CUBE MOULD FOR COMPRESSIVE STRENGTH BEAM MOULD FOR
FLEXURAL STRENGTH (RIGID)
SILENDER/ KUBUS UNTUK PEMERIKSAAN KUAT TEKAN BETON

15 cm
Secara umum terdapat dua macam jenis benda uji
beton yaitu:

15 cm

Kubus beton
ukuran panjang
15 cm lebar 15
cm tinggi 15
cm. 15 cm

15 cm
Silender beton
ukuran
diameter 15 cm
tinggi 30 cm. 30 cm
35

Contoh Hasil Uji ?


36

Sample Hasil Uji Kubus Beton

Sample Hasil Uji Kubus Beton


37

Sample Hasil Uji Silender Beton


38

TERIMA KASIH!
Ada Pertanyaan?

Anda mungkin juga menyukai