Anda di halaman 1dari 30

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam

Universitas Islam Negeri Sumatera Utara

Deret & Penerapannya dalam


Ekonomi

Liza Widya Hasyim, S.E., M.Si.


BARISAN
• Barisan adalah susunan bilangan yang diurutkan
menurut aturan tertentu.
• Bentuk umum barisan bilangan a,a1, a2,
a3, ...,an. Setiap unsur pada barisan bilanan
disebut suku. Suku ke-n dari suatu barisan
ditulis dengan simbol Un ( n merupakan
bilangan asli).
• Untuk suku pertama dinyatakan dengan simbol
a atau U1.
BARISAN
• Barisan Aritmetika (Beda)
• Barisan Geometri (Rasio)
Barisan Aritmetika (beda)
Barisan aritmetika adalah suatu barisan bilangan yang
selisih setiap dua suku berturutan selalu merupakan
bilangan tetap (konstan).

• Bilangan yang tetap tersebut disebut beda dan


dilambangkan dengan b.
• Perhatikan juga barisan-barisan bilangan berikut ini.

a. 1, 4, 7, 10, 13, ...


b. 2, 8, 14, 20, ... Barisan
Aritmetika
c. 30, 25, 20, 15, ...
CONTOH
a. 1, 4, 7, 10, 13, ...
+3 +3 +3 +3

Pada barisan ini, suku berikutnya diperoleh dari suku sebelumnya


ditambah 3. Dapat dikatakan bahwa beda sukunya 3 atau b =3.

b. 2, 8, 14, 20, ...


+6 +6 +6
Pada barisan ini, suku berikutnya diperoleh dari suku sebelumnya
ditambah 6. Dapat dikatakan bahwa beda sukunya 6 atau b = 6.

c. 30, 25, 20, 15, ...


–5 –5 –5
Pada barisan ini, suku berikutnya diperoleh dari suku sebelumnya
ditambah –5. Dapat dikatakan bahwa beda sukunya –5 atau b = –5.
Cara mencari beda
Secara umum dapat dikatakan sebagai berikut.

Jika Un adalah suku ke-n dari suatu barisan


aritmetika maka berlaku
b = Un – Un-1

Keterangan :
Un = suku ke n
b = beda
Mencari rumus untuk suku ke- n

Jika suatu pertama barisan atritmatika U1 dinamakan a dan bedanya b


maka diperoleh:
U1 = a = a + ( 1 – 1)
U2 – U1 = b ↔ U2 = U1 + b = a + b = a +(2-1)b
U3 – U2 = b ↔ U3 = U2 + b = a + b + b = a + 2b = a +(3-1) b
U4 – U3 = b ↔ U4 = U3 + b = a + b + b + b = a + 3b = a +(4-1)b
dan seterusnya.

Un = a + (n – 1)

Keterangan :
Un = besar suku ke-n
a = suku pertama , b = beda
Sifat Barisan Aritmatika

• Contoh penerapan sifat barisan aritmatika :


Contoh 1 :
Carilah tiga suku berikutnya dari barisan aritmatika 1, 4, 7,
10,….

Diketahui :
U1 = a =1
U2 = 4
Ditanya : U5, U6, U7 = ?
Jawab :
b =U2 –U1 = 4 – 1 = 3
U5 = a + ( n-1) b = 1 + 4.3 = 1 + 12 = 13
U6 = a + ( n-1) b = 1 + 5.3 = 1 + 15 = 16
U7 = a + ( n-1) b = 1 + 6.3 = 1 + 18 = 19

Tiga suku berikutnya adalah 1, 4, 7, 10, 13, 16, 19


Contoh 2 :
Suatu barisan aritmatika diketahui suku kelima adalah 21 dan suku kesepuluh
adalah 41, tentukan besarnya suku ke-50
Jawab:
Diketahui : U5 = 21
U10 = 41
Ditanya : U50 = ?
Jawab :
Karena yang diketahui yaitu dua suku maka kita gunakan metode eliminasi
dan substitusi. Untuk membentuk kedua fungsi menggunakan perumusan awal
suku ke –n yaitu
Suku yang ke-10 dan suku yang ke -5
Un = a + ( n-1) b
Suku yang ke-10 yaitu
U10 = a + ( 10-1) b
41 = a + 9b ....... persamaan (1)
Suku yang ke-5 yaitu
Un = a + ( n-1) b
U5 = a + ( 5-1) b
21 = a + 4b ..... persamaan (2)
Eliminasi persamaan 1 dan 2
41 = a + 9b
21 = a + 4b -
20 = 5b
B = 20/5
b=4

subtitusi nilai b pada persamaan (1) maka :


41 = a + 9b
41 = a + 9 (4)
41 = a + 36
a = 41 – 36
a=5
Untuk menentukan suku yang ke-50 maka gunakan perumusan berikut
Un = a + ( n-1) b
U50 = a + ( 50 -1) . 4
= 5 + 49 . 4
= 5 + 196
U50 = 201
Jadi, besarnya suku ke-50 adalah 201
Contoh 3
Seorang ibu membagikan permen kepada 5 orang anaknya menurut aturan barisan
aritmetika. Semakin muda usia anak semakin banyak permen yang diperoleh.
Banyak permen yang diterima anak kedua 11 buah dan anak keempat 19 buah.
Berapa banyak permen yang diterima oleh anak terkecil?

Penyelesaian:
Misal permen yang diterima 5 anak tersebut mulai dari anak tertua adalah
a, a + b, a + 2b, a + 3b, a + 4b
a + b = 11 .... persamaan 1)
a + 3b = 19 ....persamaan 2)
Persamaan 2) dikurangkan dengan 1) diperoleh :
a + 3b = 19
a + b = 11 -
2b= 8
b=4
Sehingga
a + b = 11
a + 4 = 11
a =7
a + 4b = 7 + 4(4) = 23
Jadi, banyak permen yang diterima anak terkecil adalah 23 buah.
BARISAN GEOMETRI (RASIO)
Mencari rumus suku ke n
DERET
• Bila suku-suku pada suatu baris dijumlah maka
jumlah tersebut dinamakan deret. Jadi, deret
merupakan penjumlahan semua suku suatu
baris.

• Secara umum suatu deret dapat ditulis sebagai


berikut
Sn = U1 + U2 + U3 + U4 + ... + Un-1 + Un
Deret Hitung (Aritmatika)
• Adalah deret yang perubahan suku-sukunya
berdasarkan penjumlahan terhadap sebuah bilangan
tertentu.

• Bilangan yang membedakan suku suku dari deret hitung


ini dinamakan pembeda, yaitu selisih antara nilai nilai
dua suku yang berurutan.

• Contoh:
▫ 7,12,17,22,27,32 (Pembeda = 5)
▫ 93, 83,73,63,53(Pembeda = -10)
Rumus Deret Aritmatika
• Rumus Suku ke-n:
Un=a+(n-1)b

• Rumus beda:
B=Un-Un-1

• Rumus Jumlah Suku ke n:


Sn= (a+Un) atau Sn= (2a+(n-1)b)

Keterangan :
Sn : jumlah suku n pertama
N : suku ke n , dimana n = 1, 2, 3, ...
a : suku pertama atau U1
b : beda antara suku yang berurutan dengan perumusan
Un : suku ke-n
Contoh:
• Diketahui: a=3 dan b=4. U10?
Jawab:
Un=a+(n-1)b
U10 = 3+(10-1)4
= 39
Maka suku ke 10 deret tersebut adalah 39

Sn= (a+Un)
S10 = (3+39)
=210
Jadi jumlah sepuluh suku pertama deret tersebut adalah 210
Penerapan deret dalam ekonomi:

1. Model Perkembangan Usaha (Deret Hitung)


2. Model Bunga Majemuk (Deret ukur)
3. Model Pertumbuhan Penduduk (Deret Ukur)
1. Model Perkembangan Usaha
• Jika perkembangan variabel variabel tertentu dalam
kegiatan usaha misalnya produksi, biaya, pendapatan,
penggunaan tenaga kerja, atau penanaman modal
berpola seperti deret hitung,maka prinsip prinsip deret
hitung dapat digunakan untuk menganalisis
perkembangan variabel tersebut.

• Berpola seperti deret maksudnya disini adalah bahwa


variabel yang bersangkutan bertambah secara konstan
dari suatu periode ke periode lainnya.
Contoh:
1. Perusahaan Bata Sumber jaya menghasilkan 5000
buah batu bata bulan pertama produksinya. Dengan
penambahan tenaga kerja peningkatan
produktivitasnya, perusahaan mampu menambah
produksi sebanyak 500 buah bata setiap bulan. Jika
perkembangan produksi diansumsikan konstan,
hitunglah:
a. Berapa buah bata yang akan dihasilkan pada bulan
keenam?
b. Berapa jumlah akumulasi bata yang telah dihasilkan
sampai dengan bulan keenam?
Jawab:
Diketahui: a=5000 buah
b=500
n=6
Produksi yang dihasilkan pada bulan keenam adalah:
Sn=a+(n-1)b
S6=5000+(6-1)500
= 7500
Jadi pada bulan ke enam produksi bata yang dihasilkan adalah 7500
buah.

Jumlah akumulasi produksi bata sampai dengan bulan keenam adalah:


Jn= (a+Sn)
J6= (5000+7500)
=37.500
Jadi Jumlah akumulasi produksi bata sampai dengan bulan keenam
adalah
2. Model Bunga Majemuk:
Merupakan deret ukur dalam kasus simpan pinjamdan kasus investasi, dengan model ini
dapat dihitung nilai modal di masa yang akan datang ditambah dengan akumulasi
penambahan bunga.

Rumus:
Pembayaran bunga pertahun:
Fn=P(1+i)n
Pembayaran bunga m kali dengan setahun:
Fn=P(1+)mn

Keterangan:
Fn=Jumlah Investasi yang akan datang
P=Jumlah investasi sekarang
i=Tingkat bunga pertahun (interest)
n= jumlah tahun
m= Frekuensi pembayaran bunga dalam setahun
Contoh
• Seorang nasabah bank meminjam uang di Bank
sebanyak 5 juta untuk jangka waktu 3 tahun,
dengan tingkat bunga 2% pertahun.
Berapa jumlah seluruh uang yang harus
dikembalikan pada saat pelunasannya?
Seandainya perhitungan pembayaran bunga
bukan tiap tahun, melainkan tiap semester,
berapa jumlah yang harus ia kembalikan?
Diketahui: P=5.000.000
n=3
i=2%=0,02

Pembayaran pertahun:
Fn=P(1+i)n
F3=5.000.000(1+0,02)3
= 5.000.000(1,061208)
=5.306.040

Pembayaran persmesster (m=2)pertahun:


Fn=P(1+)mn
F3=5.000.000(1+0,02/2)3(2)
F3=5.000.000(1+0,01)6
= 5.307.600
3. Model Pertumbuhan Penduduk
Penerapan deret ukur yang paling konvensioal di
bidang ekonomiadalah dalam hal oenaksiran jumlah
penduduk.
Sebagaimana pernah dinyatakan dalam teori Maltus,
penduduk dunia tumbuh mengikuti pola deret ukur.
Pt=P1Rt-1
Ket: P1 = Jumlah pada tahun pertama (basis)
Pt = jumlah pada tahun ke-t
r= Persentase pertumbuhan pertahun
t=indeks waktu (tahun)
Contoh
• Penduduk Suatu Kota berjumlah 1 juta jiwa pada
tahun 1991, tingkat pertumbuhannya 4%
pertahun. Hitunglah jumlah penduduk kota
tersebut pada tahun 2006. Jika muai tahun
2006pertumbuhannya menurun menjadi 2,5%,
berapa jumlahnya 11 tahun kemudian?
Diketahui:
P1= 1.000.000
r=0,04 ; R=1,04
t=16 tahun

Pertumbuhan penduduk dari 1991 sampai 2006:


Pt=P1Rt-1
P2006= (1.000.000)(1,04)16-1
P2006= 1.800.943 jiwa

Pertumbuhan penduduk dari tahun 2006 hingga 11 tahun


kemudian(r=0,025):
P2006= P2006 . R t-1
= 1.800.943 (1,025) 11-1
= 2.305.359 jiwa
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai