0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
5 tayangan16 halaman
Dokumen ini membahas pentingnya mendidik dengan hati. Metode pembelajaran dan guru lebih penting daripada materi pembelajaran. Jiwa guru yang dibangun dengan mendekatkan diri kepada Allah adalah kunci utama dalam mendidik. Guru diharapkan dapat mengajar dengan penuh ikhlas, disiplin, dan akhlak yang baik untuk muridnya.
Dokumen ini membahas pentingnya mendidik dengan hati. Metode pembelajaran dan guru lebih penting daripada materi pembelajaran. Jiwa guru yang dibangun dengan mendekatkan diri kepada Allah adalah kunci utama dalam mendidik. Guru diharapkan dapat mengajar dengan penuh ikhlas, disiplin, dan akhlak yang baik untuk muridnya.
Dokumen ini membahas pentingnya mendidik dengan hati. Metode pembelajaran dan guru lebih penting daripada materi pembelajaran. Jiwa guru yang dibangun dengan mendekatkan diri kepada Allah adalah kunci utama dalam mendidik. Guru diharapkan dapat mengajar dengan penuh ikhlas, disiplin, dan akhlak yang baik untuk muridnya.
Pengawas Madrasah KemenagKab.Bojonegoro Materi pembelajaran adalah sesuatu yang penting ,tetapi metode pembelajaran jauh lebih penting daripada materi pembelajaran Metode pembelajaran adalah sesuatu yang penting tetapi guru jauh lebih penting dari pada metode pembelajaran Guru adalah sesuatu yang penting tetapi jiwa guru jauh lebih penting dari seorang guru itu sendiri jiwa guru artinya kekuatan batin jauh lebih penting dari pada kekuatan dhohir Jiwa guru dibangun dengan meningkatkan kedekatan kita kepada Allah Bayangkan jika kita mendidik : 1.Mengajar dengan jiwa 2.Ikhlas dalam mengajar 3.disiplin dalam mengajar 4.Berakhlak baik pada murid 5.Mendoakan murid setiap selesai sholat KARENA YANG BERASAL DARI JIWA AKAN DITERIMA OLEH JIWA ,YANG BERSUMBER DARI HATI AKAN DITERIMA OLEH HATI Everyone Is A Teacher Here (Setiap murid sebagai guru) 1.Bagikan kertas kepada setiap peserta didik dan mintalah mereka untuk menuliskan sebuah pertanyaan tentang materi pokok yang telah atau sedang dipelajari, atau topik khusus yang ingin mereka diskusikan dalam kelas. 2.Kumpulkan kertas-kertas tersebut, dikocok dan dibagikan kembali secara acak kepada masing-masing peserta didik dan diusahakan pertanyaan tidak kembali kepada yang bersangkutan. 3. Mintalah mereka membaca dan memahami pertanyaan di kertas masing-masing, sambil memikirkan jawabannya. 4.Undang sukarelawan (volunter) untuk membacakan pertanyaan yang ada di tangannya (untuk menciptakan budaya bertanya, upayakan memotivasi siswa untuk angkat tangan bagi yang siap membaca--tanpa langsung menunjuknya).
5. Mintalah dia memberikan respons
(jawaban/penjelasan) atas pertanyaan atau permasalahan tersebut, kemudian mintalah kepada teman sekelasnya untuk memberi pendapat atau melengkapi jawabannya. 5. Berikan apresiasi (pujian/tidak menyepelekan) terhadap setiap jawaban/tanggapan siswa agar termotivasi dan tidak takut salah.
6. Kembangkan diskusi secara lebih lanjut
dengan cara siswa bergantian membacakan pertanyaan di tangan masing-masing sesuai waktu yang tersedia.
7. Guru melakukan kesimpulan, klarifikasi,
dan tindak lanjut.
. Active Debate (Debat aktif) 1.Kembangkan suatu pertanyaan yang berkaitan dengan sebuah kasus atau isu kontroversial dalam suatu topik yang relevan dengan Kompetensi Dasar/Indikator/Tujuan pembelajaran.
2. Bagi kelas menjadi dua kelompok;
tugaskan mereka pada posisi “pro” satu kelompok, dan posisi “kontra” pada kelompok lainnya. 3.Minta setiap kelompok untuk menunjuk wakil mereka, dua atau tiga orang sebagai juru bicara dengan posisi duduk saling berhadapan.
4. Awali “debat” ini dengan meminta
masing- masing juru bicara untuk mengemukakan pandangannya secara bergantian. 5.Setelah itu, juru bicara ini akan kembali ke kelompok mereka untuk minta pendapat guna mengatur strategi untuk membuat bantahan pada kelompok lainnya.
6. Apabila dirasa cukup, maka
hentikan debat ini (pada saat puncak perdebatan) dengan tetap menyisakan waktu sebagai follow up dari kasus yang diperdebatkan 7.Guru melakukan kesimpulan, klarifikasi, dan tindak lanjut