Anda di halaman 1dari 16

SEJARAH KESELAMATAN KERJA DAN

STATISTIK KECELAKAAN AKIBAT KERJA

Oleh:
Friska Heriyanti, ST, MT.
Sejarah Keselamatan Kerja
Di Indonesia
• Abad 17-19 ,masalah keselamatan bertujuan untuk
melindungi modal yang ditanam oleh pengusaha
• Undang-undang Uap 1853
• Undang-undang pemasangan dan pemakaian jaringan
listrik tahun 1890
• Veiligheids Reglement 1905
• UU kerja (1948-1951)
• UU Kecelakaan (1947-1957)
• Berdiri Lembaga Kesehatan dan Keselamatan Kerja
tahun 1957
• Undang-undang nomor 1 tahun 1970 tentang
Keselamatan Kerja
• Sebagian besar kecelakaan ternyata tidak terjadi
pada mesin-mesin atau bahan yang berbahaya,
tetapi terjadi pada tindakan biasa-biasa saja
seperti tersandung, terjatuh, tertimpa benda
jatuh, penanganan barang dan alat-alat yang
keliru dll

• Di Inggris, dari total kecelakaan di pabrik :


30 % terjadi pada pekerjaan penanganan barang
16 % akibat terjatuh
14 % akibat mesin
4

Analisis Sebab Kecelakaan


• Penentuan sebab-sebab kecelakaan sulit :
analisa kecelakaan tidak mudah

• Bagaimana dan mengapa terjadi kecelakaan


harus secara tepat dan jelas diketahui

• Analisis perlu untuk: menentukan siapa yang


bertanggung jawab atas terjadinya kecelakaan
dan mencegah terulangnya peristiwa yang
serupa
• Contoh:
Seorang menaiki tangga dan terjatuh, disebabkan
satu anak tangga tidak ada

Analisis kecelakaan menemukan:


1. Terdapat tangga diruang kerja dengan salah satu
anak tangga hilang
2. Seorang tenaga kerja mengambil tangga itu dan
menggunakannya
3. Sesudah pekerjaan selesai ia turun tanpa
mengingat ada satu anak tangga tidak ada
• Faktor penyebab kecelakaan yang perlu
ditonjolkan adalah faktor yang akan membantu
pencegahan selanjutnya

tangga yang tidak lengkap anak tangganya adalah


sebab utama

• Faktor lain merupakan penyebab tambahan


perlu ada peraturan penggunaan tangga yang
tidak baik
Pemeriksaan
Penyebab Kecelakaan:
• Harus dilakukan dilokasi kecelakaan
• Tempat kecelakaan tidak boleh dirubah
• Perlu diadakan rekonstruksi kecelakaan
• Pemeriksaan laboratorium (apabila perlu)
PENCEGAHAN KECELAKAAN KERJA
BERDASARKAN KONSEPSI SEBAB KECELAKAAN
TERSEBUT DIATAS, MAKADITINJAU DARISUDUT
KESELAMATAN KERJAUNSUR-UNSUR PENYEBAB
KECELAKAAN KERJAMENCAKUP 5 MYAITU : 
A. MANUSIA.
B. MANAJEMEN ( UNSUR PENGATUR ).
C. MATERIAL ( BAHAN-BAHAN ).
D. MESIN ( PERALATAN ).
E. MEDAN ( TEMPAT KERJA/ LINGKUNGAN
KERJA).
STATISTIK KECELAKAAN AKIBAT KERJA
• Statistik kecelakaan akibat kerja meliputi kecelakaan
yang disebabkan oleh atau diderita pada waktu
menjalankan pekerjaan yang berakibat kematian atau
kelainan-kelainan dan meliputi penyakit akibat kerja
• Satuan perhitungan kecelakaan adalah peristiwa
kecelakaan
• Dengan menggunakan statistik dapat memberikan
masukan ke manajemen mengenai tingkat kecelakaan
kerja serta berbagai faktor yang dapat digunakan
sebagai dasar untuk mencegah menurunnya kinerja
K3.
Memberi gambaran situasi secara lengkap mengenai:
• Berapa banyak kecelakaan yang terjadi
• Jenis kecelakaan
• Seberapa parah
• Golongan pekerja yang terkena
• Mesin dan peralatan yang digunakan
• Perilaku yang menyebabkan kecelakaan
• Waktu dan tempat kecelakaan paling sering terjadi
• dan lain-lain
Konkritnya statistik dapat digunakan untuk:
• Mengidentifikasi naik turunnya (trend) dari suatu timbulnya
kecelakaan kerja
• Mengetahui peningkatan atau berbagai hal yang
memperburuk kinerja K3
• Membandingkan kinerja antara tempat kerja dan industri
yang serupa (T-Safe Score)
• Memberikan informasi mengenai prioritas pengalokasian
dana K3
• Memonitor kinerja organisasi, khususnya mengenai
persyaratan untuk penyediaan sistem/tempat kerja yang
aman
PENYUSUNAN STATISTIK KECELAKAAN
Data dapat disusun untuk :
Setiap perusahaan, wilayah, industri atau untuk
keseluruhan industri pada suatu negara
 Berbagai kecelakaan tertentu (mis :kecelakaan
listrik, kecelakaan tangga)
Kelas pekerja tertentu (mis:muda usia)
Informasi lainnya
ASAS PENYUSUNAN STATISTIK
Statistik kecelakaan harus disusun berdasarkan suatu
definisi yang seragam untuk setiap kecelakaan dalam
industri. Secara umum harus disusun berdasarkan kerangka
untuk upaya pencegahan kecelakaan dan khususnya untuk
penggambaran tingkat risiko. Semua kecelakaan yang
demikian harus dilaporkan dan ditabulasikan secara
seragam.
Frekuensi dan tingkat keparahan (beratnya kecelakaan)
harus disusun atas dasar metoda yang seragam. Harus ada
pembatasan-pembatasan seragam tentang kecelakaan,
caracara seragam untuk mengukur waktu menghadapi
resiko dan besarnya resiko.
Klasifikasi industri dan pekerjaan untuk tujuan
statistik kecelakaan harus seragam
Klasifikasi kecelakaan menurut keadaan
terjadinya dan menurut sifat dan letak luka atau
kelainan harus seragam. Dasar-dasar yang
dipakai untuk menetapkan kriteria pemilihan
dalam setiap kasus harus selalu sama.
JENIS-JENIS PENERAPAN STATISTIK
DALAM ASPEK K3
• Ratio Kekerapan Cidera (Frequency Rate)
• Ratio Keparahan Cidera (Severity Rate)
• Rerata Hilangnya Waktu Kerja (Average Time
Lost Rate/ALTR)
• Incidence Rate
• Frequency Severity Indicator (FSI)
• Safe-T Score
TERIMA KASIH
DOSEN PENGMPU:
FRISKA HERIYANTI, ST., MT.

Anda mungkin juga menyukai