Anda di halaman 1dari 47

APA ITU AHLI K3 UMUM

ANSWER 1: Menurut PERMENAKER NO 2 TH 1992 : Ahli k3 adalah tenaga kerja teknik


berkeahlian khusus dari luar Departemen tenaga kerja yang ditunjuk oleh menteri
tenaga kerja
Untuk mengawasi ditaatinya uu keselamatan kerja

ANSWER 2: Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang selanjutnya disingkat K3 adalah


segala kegiatan untuk memberikan jaminan keselamatan dan meningkatkan derajat
kesehatan para pekerja dengan cara pencegahan kecelakaan dan penyakit akibat kerja,
pengendalian bahaya di tempat kerja, promosi kesehatan, pengobatan, dan
rehabilitasi
Apa saja tiga hal yang terkait dengan K3?
• 3 (tiga) tujuan utama penerapan K3 berdasarkan Undang-Undang
No 1 Tahun 1970 tersebut antara lain :
• Melindungi dan menjamin keselamatan setiap tenaga kerja dan orang
lain di tempat kerja.
• Menjamin setiap sumber produksi dapat digunakan secara aman dan
efisien.
• Meningkatkan kesejahteraan dan produktivitas Nasional.
Syarat-syarat Penerapan K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) di 
tempat kerja tertuang dalam Undang-Undang No 1 Tahun
1970 tentang Keselamatan Kerja pasal 3 (tiga).
• Mencegah & mengurangi kecelakaan kerja.
• Mencegah, mengurangi & memadamkan kebakaran.
• Mencegah & mengurangi bahaya peledakan.
• Memberi jalur evakuasi keadaan darurat.
• Memberi P3K Kecelakaan Kerja.
• Memberi APD (Alat Pelindung Diri) pada tenaga kerja.
• Mencegah & mengendalikan timbulnya penyebaran suhu, kelembaban,
debu, kotoran, asap, uap, gas, radiasi, kebisingan & getaran.
• Mencegah dan mengendalikan Penyakit Akibat Kerja (PAK) dan
keracunan.
Syarat-syarat Penerapan K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) di 
tempat kerja tertuang dalam Undang-Undang No 1 Tahun 1970 tentang
Keselamatan Kerja pasal 3 (tiga).

• Penerangan yang cukup dan sesuai.


• Suhu dan kelembaban udara yang baik.
• Menyediakan ventilasi yang cukup.
• Memelihara kebersihan, kesehatan & ketertiban.
• Keserasian tenaga kerja, peralatan, lingkungan, cara & proses kerja.
• Mengamankan & memperlancar pengangkutan manusia, binatang, tanaman & barang.
• Mengamankan & memelihara segala jenis bangunan.
• Mengamankan & memperlancar bongkar muat, perlakuan & penyimpanan barang
• Mencegah tekena aliran listrik berbahaya.
• Menyesuaikan & menyempurnakan keselamatan pekerjaan yang resikonya bertambah
tinggi.
TUJUAN K3
Insiden k3
Piramida kecelakaan kerja
PENYEBAB KECELAKAAN KERJA
K3 PESAWAT UAP DAN BEJANA TEKAN

1. Pesawat uap adalah ketel uap dan peralatan lainnya baik tersambung langsung maupun tidak
langsung, berhubungan (atau tersambung) dengan suatu ketel uap dan diperuntukkan bekerja
dengan tekanan yang lebih besar (tinggi) dari tekanan udara .
2. Ketel uap ialah satu pesawat yang dibuat guna memanaskan air menjadi uap dan uapnya
dipergunakan diluar pesawatnya .
• Pesawat uap selain ketel uap adalah
• Pemanas air diperuntukkan guna mempertinggi temperatur dari air pengisi untuk ketel-ketel uap
dengan jalan pemanasan dengan hawa pembakaran
• Pengering uap diperuntukkan guna mempertinggi temperatur dari uapnya dengan jalan pemanasan
dengan hawa pembakaran
• Penguap-penguap diperuntukkan guna membuat air sulingan dengan jalan pemanasan dengan uap,
dan
• Bejana uap kedalam mana langsung atau tidak langsung dimasukkan uapnya dari ketel uapnya,
terkecuali pesawat-pesawat penguap.
K3 PESAWAT UAP DAN BEJANA TEKAN

• Bejana tekanan adalah suatu alat untuk menabung fluida yang


bertekanan atau Bejana Tekan adalah bejana selain pesawat uap yang
didalamnya terdapat tekanan yang melebihi tekanan udara luar,
dipakai untuk menampung gas atau gas campuran termasuk udara
baik terkempa menjadi cair atau dalam keadaan larut atau beku.
Pengertian Pengawasan K3 Mekanik
1. Pengawasan K3 mekanik adalah serangkaian kegiatan pengawasan dan
semua tindakan yang dilakukan oleh pegawai pengawas ketenagakerjaan
atas pemenuhan pelaksanaan peraturan perundang-undangan terhadap
obyek pengawasan K3 mekanik di tempat kerja.
2. Turbin adalah mesin penggerak dimana energi fluida kerja dipergunakan
langsung untuk memutar roda turbin yang selanjutnya akan
menggerakkan generator, pompa, compressor, baling-baling atau mesin
lainnya. Macam-macamnya adalah turbin air, turbin uap dan turbin gas.
3. Mesin Gerinda adalah mesin yang digunakan untuk memotong logam
menjadi bentuk tertentu dengan menggunakan roda gerinda yang padat
Pengertian Pengawasan K3 Mekanik
1. Mesin perkakas adalah mesin-mesin yang dijalankan dengan peralatan transmisi tenaga mekanik
seperti ban mesin dengan puli atau dengan motor listrik yang digunakan untuk membuat produk
dari logam meliputi mesin pemotongan logam (mesin bor, mesin gerinda, mesin bubut, mesin
potong dll), mesin pembentukan logam (mesin press, mesin tempa, mesin bengkok dll.)

2. Mesin Pres (pon) adalah mesin yang digerakkan secara mekanis atau dengan bantuan kaki dan
tangan operator dan digunakan untuk memotong, melubangi, membentuk atau merangkaikan
bahan-bahan logam atau bukan logam dengan menggunakan stempel-stempel yang dipasang
pada batang-batang luncur atau gisiran-gisiran.

3. Tanur /dapur adalah tempat untuk mengolah besi dengan menggunakan suhu pemanasan yang
tinggi untuk mencairkan dan mengolahnya. Terdapat beberapa macam tanur:
1) Tanur tinggi : dapur untuk mengolah bijih besi menjadi besi kasar
2) Dapur baja seperti dapur elektro dapur cawan dll adalah dapur untuk mengolah besi kasar menjadi baja.
Pengertian Pengawasan K3 Mekanik
1. Pondasi mesin adalah bagian mesin yang berfungsi sebagai
penyangga mesin yang berada di atasnya. Sehingga pondasi mesin
harus mampu menahan beban dinamis dan statis dari mesin.
2. Pesawat angkat dan angkut adalah mesin yang digunakan untuk
mengangkat atau mengangkut manusia ataupun barang.
3. Peralatan angkat terdiri atas:alat dongkrak (roisting machinery),
keran angkat (crane) dan elevator (lift), pita transport, pesawat
angkutan di atas landasa dan permukaan, alat angkutan jalan ril
Dasar Hukum Pengawasan K3 Mekanik
• Dasar hukumnya adalah :
• a. Undang-undang No.1 Tahun 1970 tentang kesehatan kerja
• b. Permen No.04/Men/1985 tentang pesawat tenaga dan produksi
• c. Permen No.05/Men/1985 tentang pesawat angkat dan angkut
• d. Permen No.01/Men/1989 tentang kualifikasi dan syarat-syarat operator
keran angkat.
Ruang Lingkup Pengawasan K3 Mekanik
1. Perencanaan, pembuatan, pemasangan atau perakitan, penggunaan
atau pengoperasian, dan pemeliharaan pesawat tenaga dan
produksi
2. Perencanaan, pembuatan, pemasangan atau perakitan, penggunaan
atau pengoperasian, dan pemeliharaan pesawat angkat dan angkut.
3. Operator yang mengoperasikan peralatan tersebut pada a dan b.
Sumber Bahaya Pesawat Tenaga dan
Produksi
1. Bagian yang bergerak
2. Bagian yang mempunyai peran/fungsi
3. Bagian yang menanggung beban
4. Peledakan
5. Gas buang
6. Getaran
7. Kebisingan
8. Suhu Tinggi
9. Debu
10. Operator yang tidak mampu dan tidak terampil
MANAJEMEN RISIKO K3
• Manajemen Risiko K3 adalah suatu upaya mengelola risiko untuk
mencegah terjadinya kecelakaan yang tidak diinginkan secara
komprehensif, terencana dan terstruktur dalam suatu kesisteman
yang baik, sehingga memungkinkan manajemen untuk meningkatkan
hasil dengan cara mengidentifikasi dan menganalisis risiko yang ada.
Identifikasi bahaya (based on aktifitas yang
dapat digunakan dalam identifikasi bahaya:
STATISTIK DALAM PENILAIAN
KINERJA PROGRAM K3
• Tujuan dan manfaat statistik dalam penerapan K3 adalah digunakan
untuk menilai ‘OHS Performance Programs’.
• Dengan menggunakan statistik dapat memberikan masukan ke
manajemen mengenai tingkat kecelakaan kerja serta berbagai faktor
yang dapat digunakan sebagai dasar untuk mencegah menurunnya
kinerja K3.
STATISTIK DALAM PENILAIAN
KINERJA PROGRAM K3
• konkritnya statistik dapat digunakan untuk :
1. Mengidentifikasi naik turunnya (trend) dari suatu timbulnya kecelakaan kerja
2. Mengetahui peningkatan atau berbagai hal yang memperburuk kinerja K3

3. Membandingkan kinerja antara tempat kerja dan industri yang serupa (T-Safe
Score)

4. Memberikan informasi mengenai prioritas pengalokasian dana K3

5. Memonitor kinerja organisasi, khususnya mengenai persyaratan untuk


penyediaan sistim/tempat kerja yang aman
Jenis-jenis penerapan Statistik dalam
Aspek K3
• 1. Ratio Kekerapan Cidera (Frequency Rate)
Frekwensi Rate digunakan untuk mengidentifikasi jumlah cidera yang
menyebabkan tidak bisa bekerja per sejuta orang pekerja. Ada dua data
penting yang harus ada untuk menghitung frekwensi rate, yaitu jumlah
jam kerja hilang akibat kecelakaan kerja (Lost Time Injury /LTI) dan
jumlah jam kerja orang yang telah dilakukan (man hours).

Rumus:Frekwensi Rate = (Jumlah cidera dgn hilang waktu kerja x


1,000,000) / Total Person-hours Worked
Contoh:
Organisasi dengan tenaga kerja 500 orang, jumlah jam kerja yang telah
dicapai 1,150,000 juta jam kerja orang. Pada saat yang sama cidera
yang menyebabkan hilangnya waktu kerja sebanyak 46. Berapa
frekwensi ratenya ?Frekwensi Rate = 46 x 1,000,000 / 1,150,000 = 40
• Nilai frekwensi rate 40 berarti, bahwa pada periode orang kerja
tersebut terjadi hilangnya waktu kerja sebesar 40 jam per-sejuta
orang kerja. Angka ini tidak mengindikasikan tingkat keparahan
kecelakaan kerja. Angka ini mengindikasikan bahwa pekerja tidak
berada di tempat kerja setelah terjadinya kecelakaan kerja.
PENGAWASAN K3 KONSTRUKSI
BANGUNAN
• Dasar Hukum K3 dan Sarana Bangunan
1. Undang-Undang Dasar 1945
2. Undang-Undang No.1 Tahun 1970
3. Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. 1/Men/1980 tentang K3 Konstruksi Bangunan
Terdiri dari : Kewajiban administrasi teknis K3 dan kewajiban teknis K3 bagi pelaksana
konstruksi/kontraktor
4. Surat Keputusan Bersama Menteri Tenaga kerja dan Menteri Pekerjaan Umum
No.Kep.174/Men/1986 dan No.104/Kpts/1986, terdiri dari;
a. Ada pengawasan fungsional dari Depnakertrans dan Departemen Pekerjaan Umum
(Kimpraswil)
b. Kewajiban setiap pengurus/pemimpin pelaksanaan pekerjaan atau bagian pekerjaan
pelaksana syarat-syarat K3
c. Pedoman pelaksanaan tentang keselamatan dan kesehatan kerja pada tempat kegiatan
konstruksi.
PENGAWASAN K3 KONSTRUKSI
BANGUNAN
• Pengertian-Pengertian
1. Konstruksi bangunan ialah kegiatan yang berhubungan dengan
seluruh tahapan yang dilakukan di tempat kerja.
2. Sarana bangunan adalah instalasi/pesawat yang digunakan selama
proses pekerjaan konstruksi.
3. Safety Officer adalah petugas/pekerja dari kontraktor untuk
melaksanakan K3 ditempat kerja
4. Ahli K3 Konstruksi adalah ahli/ekspert dari kontraktor yang ditunjuk
Menaker untuk mengawasi ditaatinya Undang-undang K3.
PENGAWASAN K3 KONSTRUKSI
BANGUNAN
• Ruang Lingkup K3 Konstruksi dan Sarana Bangunan
1. Bahwa ruang lingkup K3 Konstruksi meliputi; pekerjaan penggalian,
pekerjaan pondasi, pekerjaan konstruksi beton, pekerjaan konstruksi
baja dan pembongkaran.
2. Bahwa ruang lingkup K3 Sarana bangunan meliputi perancah
bangunan, plambing, penanganan bahan dan peralatan bangunan.
PENGAWASAN K3 KONSTRUKSI
BANGUNAN
• Keselamatan dan Kesehatan Kerja Konstruksi dan Sarana Bangunan
 K3 Konstruksi, meliputi;
1. Pekerjaan penggalian
– Perlunya pemeriksaan terhadap pipa gas, pipa air dan konduktor listrik yang melalui area pekerjaan.
– Perlu dinding-dinding penahan
– Parit yang di gali pada daerah yang berpenduduk dan daerah ramai lalin harus diberi pagar.

2. Pekerjaan Pondasi
– Mesin pancang (piling)
– Pemeriksaan dan pemeliharaan mesin

3. Pekerjaan Konstruksi Beton


– Perlunya pekerja mengenakan peralatan keselamatan
– Menara bak muatan yang harus disediakan oleh seorang ahli dan diperiksa setiap hari.

4. Pekerjaan Konstruksi Baja


– Perlunya pekerja mengenakan peralatan keselamatan
– Bangunan konstruksi baja tidak boleh dikerjakan pada saat angina kencang dan keadaan licin/hujan.
Pengawasan K3 Konstruksi dan Sarana
Bangunan
• Pengawasan K3 konstruksi dan sarana bangunan mempunyai
mekanisme terutama mekanisme yang menyangkut administrasi
teknis K3 yang wajib dilaksanakan oleh pelaksana konstruksi
(kontraktor), khususnya keberadaan wajib lapor pekerjaan/proyek
konstruksi bangunan dan akte pengawasan ketenagakerjaan tempat
kerja konstruksi. Bahwa wajib lapor pekerjaan konstruksi bangunan
wajib dilaporkan oleh pelaksana kepada pihak yang terkait, yaitu;
Dinas Tenaga Kerja Kab/kota
Pengawasan K3 Konstruksi dan Sarana
Bangunan
• Pemerintah Kabupaten/Kota kemudian melakukan pencatatan/register dan
Pelaksana konstruksi harus memahami tanggung jawab K3 pada
pekerjaannya. Isi materi laporan, meliputi;
1.Data-data pelaksana konstruksi/konsultan pengawas/konsultan perencana.
2. Data-data teknis proyek
3. Tahapan pekerjaan konstruksi
4. Instalasi/pesawat/alat yang dipakai
5. Unit K3 proyek
6. Kompetensi personil K3
7. Jumlah pekerjaan
8. Bahan-bahan berbahaya
9. Cara kerja aman dan Prosedur Operasi Standar (SOP)
Apa itu K3 listrik?
1. K3 Listrik atau Keselamatan dan Kesehatan Kerja Listrik
adalah mekanisme dan aturan kelistrikan dalam kebijakan perusahaan.
2. Pelaksanaan K3 listrik meliputi apa saja?
Pelaksanaan K3 listrik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 merupakan
pelaksanaan persyaratan K3 yang meliputi: a. perencanaan, pemasangan,
penggunaan, perubahan, pemeliharaan; b. pemeriksaan dan pengujian.
3. Apa dasar hukum untuk pengawasan bidang K3 listrik?
Permenaker No. 12 Tahun 2015 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Listrik di Tempat Kerja [JDIH BPK RI]
K3 KELISTRIKAN

Apa saja K3 yang perlu diperhatikan saat kerja instalasi listrik?


• Pekerja instalasi listrik harus memiliki pengetahuan yang telah ditetapkan
oleh PLN (AKLI)
• Pekerja harus dilengkapi dengan peralatan pelindung seperti : Baju pengaman
(lengan panjang, tidak mengandung logam, kuat dan tahan terahadap
gesekan), Sepatu, Helm, Sarung tangan.
Apa saja tugas ahli K3 listrik?
Merencanakan, melaksanakan, mengawasi pekerjaan instalasi transmisi
tenaga listrik. Menentukan ketentuan prinsip-prinsip Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (K3) Listrik. Merencanakan, melaksanakan, mengawasi
pekerjaan instalasi listrik semua daya.
pengawasan k3 penanggulangan kebakaran
a. Mengidentifikasi dan melaporkan tentang adanya faktor yang dapat
menimbulkan bahaya kebakaran; b. Memadamkan kebakaran pada tahap awal;
c. Mengarahkan evakuasi orang dan barang; d. Mengadakan koordinasi dengan
instasi terkait; e. Mengamankan lokasi kebakaran.
5 Langkah Penanggulangan kebakaran di Tempat Kerja?
• Identifikasi Bahaya Kebakaran. ...
• Identifikasi Orang yang Berisiko Terkena Kebakaran. ...
• Lakukan Evaluasi dan Pengurangan Resiko. ...
• Dokumentasikan, Rencanakan, Informasikan, Instruksikan dan Lakukan
Pelatihan. ...
• Lakukan Penilaian Resiko secara Teratur.
Apa itu K3 kebakaran?
• Dalam kesimpulan, K3 Penanggulangan Kebakaran adalah program yang sangat penting untuk
mencegah terjadinya kebakaran dan menyelamatkan nyawa. Penting untuk memilih bahan bangunan
yang aman, instalasi sistem proteksi kebakaran, dan melakukan pelatihan dan latihan evakuasi.
• 6 langkah keselamatan apabila terjadi kebakaran?
• 1. Dapatkan alat pemadam api. ...
• 2. Beritahu siapa pun saat ada kebakaran. ...
• 3. Segera hubungi petugas pemadam kebakaran. ...
• 4. Tinggalkan barang berharga jika tidak lagi memungkinkan diselamatkan. ...
• 5. Jatuhkan diri saat pakaian terbakar. ...
• 6. Tutupi hidung. ...
• 7. Tutup pintu. ...
• 8. Menjauh.
Apa saja peraturan mengatur tentang
kebakaran?
• DASAR PERATURAN ANTISIPASI KEBAKARAN HUTAN ATAU LAHAN
• UU PPLH Nomor 32 Tahun 2009. ...
• UU Perkebunan Nomor 18 Tahun 2004. ...
• Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 10 Tahun 2010. ...
• Menurut Peraturan Gubernur.
pengawasan k3 penanggulangan kebakaran
• Siapa yang mengawasi K3?
Direktorat Jenderal Pembinaan Pengawasan Ketenagakerjaan dan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (disingkat Ditjen Binwasnaker & K3)
adalah unsur pelaksana yang berada di bawah dan bertanggung jawab
kepada Menteri Ketenagakerjaan.
pengawasan k3 penanggulangan kebakaran
• Apa saja tahapan kebakaran?
• Tahap-tahap kebakaran tersebut antara lain :
• Tahap Kebakaran Muncul. Reaksi 3 (tiga) unsur api (panas, oksigen
dan bahan mudah terbakar). ...
• Tahap Kebakaran Tumbuh. Api membakar bahan
mudah terbakar sehingga panas meningkat. ...
• Tahap Kebakaran Puncak. ...
• Tahap Kebakaran Reda (Padam)
pengawasan k3 penanggulangan kebakaran
• Apa saja upaya penanggulangan kebakaran?
• Alarm Pendeteksi Asap. Memasang alarm pendeteksi asap merupakan
cara penanggulangan kebakaran yang paling dasar. ...
• 2. Alat Pemadam Api Ringan (APAR) ...
• 3. Asuransi Kebakaran dari Tugu Insurance.
Pengawasan K3 Lingkungan
Kerja & Limbah B3
Ruang lingkup pengawasan K3 lingkungan kerja meliputi;
• Penanganan bahan kimia berbahaya.
• Lingkungan kerja.
• Penggunaan pestisida.
• Limbah industri di tempat kerja.
• Higiene perusahaan.
• Alat Pelindung Diri (APD)

Objek pengawasan lingkungan kerja itu mencakup apa saja?


Obyek pengawasan lingkungan kerja meliputi: faktor-faktor bahaya lingkungan kerja (faktor fisika,
kimia, biologi, psikologi, dan fisiologi), hygiene perusahaan, pengendalian bahaya besar, pestisida,
bahan kimia yang berbahaya, sanitasi lingkungan, alat pelindung diri (APD), limbah industri.
Pengawasan K3 Lingkungan
Kerja & Limbah B3
• Apa itu K3 lingkungan kerja?
Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) merupakan upaya kita untuk
menciptakan lingkungan kerja yang sehat dan aman, sehingga dapat
mengurangi probabilitas kecelakaan kerja /penyakit akibat kelalaian
yang mengakibatkan demotivasi dan dan defisiensi produktivitas kerja.
Menurut UU Pokok Kesehatan RI No. 9 Th.
Apa saja faktor utama dalam K3 lingkungan
kerja?
• Faktor Utama dalam K3 Lingkungan Kerja
• Iklim Kerja.
• Kebisingan.
• Getaran.
• Gelombang radio atau gelombang mikro.
• Sinar Ultra Violet.
• Medan Magnet Statis.
• Tekanan udara.
• Pencahayaan.
Apa yang dimaksud sistem K3?
• Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2012, pengertian
keselamatan dan kesehatan kerja atau K3 adalah segala kegiatan
untuk menjamin dan melindungi keselamatan dan kesehatan tenaga
kerja melalui upaya pencegahan kecelakaan kerja dan penyakit akibat
kerja.
Sistem manajemen K3 apa saja?
• Tahapan Penerapan Sistem Manajemen K3

Penetapan Kebijakan SMK3. Perencanaan K3. Pelaksanaan Rencana


K3. Pemantauan & Evaluasi Kinerja K3.
• 5 Langkah Penerapan sistem manajemen K3?
• Penyusunan Kebijakan K3.
• Penelaahan Awal.
• Dukungan SDM dan Sarana dan Prasarana.
• Pemantauan dan Evaluasi SMK3.
• Peninjauan dan Peningkatan Kinerja SMK3.
Sistem manajemen K3 ISO berapa?
• Sistem manajemen K3 ISO berapa?
• ISO 45001 menyediakan sebuah kerangka kerja yang kokoh untuk
mengelola risiko dan kesempatan yang timbul akibat K3, tempat kerja
yang sehat dan aman, dan melindungi aset terpenting Anda, sumber
daya manusia yang Anda miliki dari penyakit kejiwaan dan fisik.
Apa dasar hukum sistem manajemen k3?
• Di antaranya ialah Undang-Undang No 1 Tahun 1970 tentang
Keselamatan Kerja, Permenaker No 5 Tahun 1996 tentang Sistem
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan Permenaker No 4
Tahun 1987 tentang Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan
Kerja (P2K3)
Apa Manfaat Penerapan sistem manajemen
K3?
• Penerapan SMK3 merupakan salah satu cara untuk menjamin
konsistensi dan efektifitas perusahaan dalam mengendalikan sumber
bahaya, dapat meminimalkan resiko, mengurangi dan mencegah
kecelakaan dan penyakit akibat kerja serta memaksimalkan efisiensi
perusahaan yang pada akhirnya dapat meningkatkan produktivitas

Anda mungkin juga menyukai