ANOREKTAL
Hindgu
Embriologi t
1/3 distal
colon
transversum,
▹ Embriologi sistem digestif terbagi menjadi 3 bagian,
yaitu foregut, midgut dan hindgut. colon
descenden,
▹ Endoderm dari hindgut juga membentuk lapisan dalam
dari kandung kemih dan uretra. colon
sigmoid,
▹ Bagian terminal hindgut masuk ke región posterior
kloaka, membentuk primitive kanal anorektal;
▹ allantois memasuki bagian anterior, membentuk primitif rectum,
urogenital sínus
bagian atas
dari anal
canal.
Embriologi
▹ Kloaka : rongga berlapis endoderm yang pada batas ventralnya dilapisi oleh ectoderm pada
bagian permukaan.
▹ Batas antara endoderm dan ektoderm membentuk membrana kloaka.
▹ Lapisan mesoderm membentuk septum urorektal memisahkan allantois dan hindgut.
▹ Pada akhir minggu ketujuh, membrana kloaka pecah,
menciptakan lubang anus untuk hindgut lubang ventral untuk sinus urogenital
▹ Bagian atas (dua pertiga) dari lubang anus berasal dari endoderm
hindgut; bagian bawah (sepertiga) berasal dari ektoderm di
sekitar proctodeum.
▹ Ectoderm di regio proctodeum pada permukaan kloaka
berproliferasi dan menginvaginasi untuk membuat anal canal.
▹ Selanjutnya, membran kloaka berdegenerasi membentuk
kontinuitas antara bagian atas dan bawah anal kanal.
Embriologi
Anal Canal
bagian kaudalnya berasal dari ektoderm, bagian kranial berasal dari
endoderm,
diperdarahi oleh arteri rektal inferior, disuplai oleh arteri rektal superior,
yang merupakan kelanjutan dari
cabang dari arteri pudendal internal.
arteri mesenterika inferior (arteri
hindgut).
Perbatasan antara daerah endodermal dan ektodermal anal kanal digambarkan oleh
garis pektinat (pectinate line), tepat di bawah anal column. Pada baris ini, epitel berubah
dari kolumnar menjadi epitel skuamosa berlapis.
A. hindgut memasuki bagian posterior kloaka, kanal anorektal di masa depan; allantois
memasuki bagian anterior, sinus urogenital masa depan. Septum urorektal dibentuk oleh irisan
mesoderm antara allantois dan hindgut. Membran kloaka, yang membentuk batas ventral
kloaka, terdiri dari ektoderm dan endoderm. B. Saat lipatan kaudal embrio berlanjut, septum
urorektal bergerak lebih dekat ke membran kloaka. C. Perpanjangan genital tubercle bagian
urogenital kloaka anterior; kerusakan membran kloaka menciptakan celah untuk hindgut dan
satu untuk sinus urogenital. Ujung septum urorektal membentuk tubuh perineum.
Kelainan perkembangan hindgut
▹ Fistula rektouretral dan rektovaginal, terjadi pada 1 / 5.000 kelahiran hidup,
dapat disebabkan oleh kelainan pembentukan kloaka dan / atau septum
urorektal.
▹ Sebagai contoh, jika kloaka terlalu kecil, atau jika septum urorektal tidak
memanjang cukup jauh secara kaudal, maka pembukaan hindgut bergeser ke
arah anterior menuju ke dalam uretra atau vagina.
▹ kelianan ini mungkin disebabkan oleh kesalahan ekspresi gen selama
pemberian sinyal epithelial-mesenchymal. Anus imperforata terjadi ketika
membran anus gagal breakdown.
Fistula urrorectal (A) dan rectovaginal (B) yang dihasilkan dari pemisahan hindgut
yang tidak lengkap dari sinus urogenital oleh septum urorektal. Cacat ini juga timbul
jika kloaka terlalu kecil, yang menyebabkan pembukaan hindgut bergeser ke depan.
C. [fistula] rectoperineal. Cacat ini mungkin hasil dari kesalahan ekspresi gen
selama pensinyalan epithelial-mesenchymal dalam región ini. D. Imperusate
anus akibat kegagalan membran anal untuk memecah.
Anatomi
▹ Kolon sigmoid memasuki panggul yang lebih rendah dan menjadi rektum.
Kolon sigmoid adalah intraperitoneal, tetapi rektum menjadi
retroperitoneal dan kemudian subperitoneal saat turun.
▹ Rektum manusia ditandai oleh sejumlah fleksur. Rektum mengikuti kurva
sakrum dan tulang ekor, membentuk kelenturan sakral rektum.
Anatomi
Laki-laki Perempuan
Kelainan cardiovascular
▹ Pada sepertiga pasien,10% diantaranya yang membutuhkan penanganan. Lesi
tersering atrial septal defek (ASD) dan paten duktus arteriosus (PDA)
Kelainan gastrointestinal
▹ Abnormalitas tracheoesophageal terjadi pada 10% kasus. Obstruksi duodenal
disebabkan oleh atresia atau malrotasi (1-2%).
Kelainan penyerta
C – Cardiavascular anomalies
T – Tracheoesophageal fistula
E – Esophageal atresia
R – Renal (kidney) and/or radial anomalies
L – Limb defects
Pemeriksaan klinis
Dilatasi
Dilatasi mengeluarkan feses dan menghindari distensi abdomen. Pada pasien premature
dengan kelainan jantung yang berat atau suatu keadaan yang tidak memungkinkan untuk
dilakukan operasi maka pasien tersebut lebih baik dilakukan dilatasi.
Malformasi anorektal dengan fistula perineal
Operasi Cutback
• terapi alternative
• Indikasinya sama dengan dilatasi anal.
• Dapat dilakukan secara anestesi local.
• Terapi alternative pada pasien yang miliki keadaan ekstrim atau situasi
dimana pasien tidak memungkinkan dilakukan posterior sagittal anoplasty.
• Prosedur cutback terdiri dari melakukan incise posterior rim dari anal canal
opening dan dilakukan penjahitan dari kulit ke mucosa.
Malformasi anorektal dengan fistula perineal
▹ Untuk diversi total feces maka harus dipisahkan bagian proximal dan
distal dan keduanya harus dipisahkan dalam jaraknya cukup agar bagian
proximal dapat ditutup dengan stoma bag tanpa mengganggu stoma
distal.
Colostomy
▹ Tidak dianjurkan loop colostomy
▸ Tingginya resiko infeksi saluran kemih akibat kontaminasi feces ke
saluran kemih
▸ Tingginya resiko impaksi fecal distal, megarectum, dan konstipasi
setelah colostomy ditutup
▸ Resiko prolapse
▹ Lokasi stoma :
▸ Right transverse colostomy
▸ Left transverse colostomy
▸ Descending colostomy
▸ Sigmoid colostomy
Colostomy
▹ Posisi stoma yang dianjurkan adalah descending stoma, dengan alasan :
▸ Secara efektif akan mengalihkan aliran feces
▸ Secara signifikan akan mengurangi angka terjadinya infeksi saluran
kemih
▸ Menghindari terjadinya megarectosigmoid karena dapat dilakukan
irigasi dan pembersihan pada bagian distal dan menghindari fecal
spillage
▸ Menghindari terjadi hyperchloremic asidosis dari reabsorpsi urine
▸ Tidak mengganggu untuk dilakukan pullthrough
▸ Resiko prolapse kecil
Distal colography
▹ Sekitar 10% pasien laki-laki (dengan recto-bladder neck fistula) dan sekitar
40% pasien perempuan dengan cloaca, mungkin saja memerlukan
abdominal approach untuk mobilisasi rectum yang tinggi atau vagina.
Pasca operasi