Anda di halaman 1dari 32

Organa genitalia et reproduction

masculina/virilia

dr. Frisca Angreni, M.Biomed.


 Sistem reproduksi  "tidur" sampai pubertas
 Reproduksi pria dan wanita sangat berbeda tujuan sama 
untuk bereproduksi
 Organ seks pria dan wanita dibagi menjadi organ sex primer
dan organ sex tambahan (aksesorius).
 Organ seks utama/gonad pada pria adalah testis 
menghasilkan sel sperma
 Organ seks aksesori  termasuk kelenjar dan saluran internal
yang memberi nutrisi untuk sperma  vesikula seminalis,
glandula prostat, dan glandula bulbouretral
Dalam sistem reproduksi pria testis adalah penghasil sperma, yang
terletak di skrotum
Dari testis, sperma berjalan ke luar tubuh melalui sistem saluran dengan
urutan:
Duktus epididymis  duktus deferens  duktus ejakulatorius  uretra
Kelenjar seks aksesori  vesikula seminalis, glandula prostat, dan
glandula bulbouretral
Virilia / masculina Muliebres / feminina
 Externa  Externa

◦ Penis ◦ Mons pubis

◦ Urethrae masculina ◦ Labium majus pudendi


◦ Labium minus pudendi
◦ Scrotum
◦ Vulva pudendi
 Interna
◦ Clitoris
◦ Testis ◦ Vestibulum vaginae (OUE, ostium
◦ Epididimis vagina, orificium gld vestibularis
major Bartholini, orif gld vest minor)
◦ Gld prostatica
 Interna
◦ Gld vesiculosa (vesicula
seminalis) ◦ Uterus
◦ Tuba uterina Falopii
◦ Gld bulbourethralis
◦ Ovarium
◦ Vagina
◦ Urethrae feminina

Organa genitalia
PENIS
 Organ sex pada pria  menghantarkan sperma ke
saluran reproduksi wanita
 Corpus penis  tabung tebal yang ditutupi oleh
selubung jaringan ikat padat, bagian tengah
terdapat badan erektil yang mengelilingi uretra
(Corpus spongiosum)
 Corpus penis dibagian distal membentuk Glans
penis
 Corpus bagian proksimal membentuk bagian dari
radix penis yang disebut bulbus penis.
 Bulbus ini diikatkan ke diafragma urogenital dan
diselubungi secara eksternal oleh m.
bulbospongiosus
 Corpus cavernosa membentuk sebagian besar
massa penis  Ujung proksimal dinamakan
crura/crus penis  setiap crus ditambatkan
ke arcus pubis
 Kulit yang menutupi penis kendur dan meluas
ke distal di sekitar penis untuk membentuk
manset, yang disebut preputium atau kulup
Penis
Bagian-bagiannya:
1. Radix penis, terdiri dari crura dan bulbus
penis
2. Corpus penis
◦ Dorsum penis  ventral (saat tidak
erectio)
◦ Facies urethralis penis (facies inferior)
 dorsal (saat tidak ereksi) 
terdapat Raphe penis
◦ Corpora cavernosa dan corpora
spongiosa
3. Glans penis
◦ Corona glandis: peninggian tepat
distal dari collum glandis
◦ Collum glandis
◦ Preputium: lipatan kulit yang
menutupi glans penis
◦ Frenulum preputii: lipatan preputium
di permukaan bawah glans penis
Lapisan pembungkus penis:
Cutis
Fascia Colles (fascia penis superficialis)
Fascia Buck (fascia penis profunda)
Tunika albuginea penis
Uretra masculina
 Uretra pada pria membawa sperma
dari saluran ejakulasi ke luar tubuh.
 uretra di diafragma urogenital (pars
preprostatika), uretra pars prostatika,
urethra pars membranacea, dan
uretra pars spongiosa.
 Mukosa uretra spongiosa
mengandung kelenjar (glandula
tyson) yang mengeluarkan lendir
yang membantu melumasi uretra
sebelum ejakulasi
Urethrae
 Pars Intramuralis/Preprostatika:
• Paling pendek
• berada di dalam dinding VU
• Terdapat m.sphincter urethra internum
 Pars Prostatica
• Melintasi gld prostat
• Muara ductus ejaculatorus dan ductus
prostaticus
 Pars Membranacea
• Menembus dasar panggul
• Melintasi m.sphinter urethra externum
 Pars Spongiosa
• Paling panjang
• Berujung di ostium urethrae eksternum
• Bermuara gld cowper/bulbourethralis dan
gld littre
SKROTUM
Kantung kulit dan fasia superfisial
yang menggantung inferior di luar
rongga abdominopelvis di radix penis
Septum scroti di garis tengah
membagi skrotum menjadi bagian
dextra dan sinistra, menyediakan satu
kompartemen untuk setiap testis.
Bagian-bagiannya:
-septum scrotisekat yang dibentuk
dari tunica dartos yang masuk ke dalam
scrotum lapisan
- raphe scroti  bagian luar dari septum •Raphe scroti
scroti •Septum scroti
Fungsi:
-Meregulasi temperature bagi testis
-Penyangga dan pelindung testis
Testis
 Testis oval berpasangan, terletak di skrotum 
Testis dalam produksi sperma membutuhkan
suhu yang baik  beradaptasi terhadap suhu
panas dan dingin
 Tindakan ini adalah dilakukan oleh dua otot di
skrotum:
 Musculus dartos, lapisan otot polos di fasia
superfisial, bertanggung jawab atas kerutan
pada kulit skrotum;
 Musculus cremaster, pita otot rangka yang
memanjang ke inferior , bertanggung jawab
untuk mengangkat testis.
 Setiap testis rata-rata sekitar 2,5 cm (1 inci)
lebar dan tinggi 4 cm.
 Di dalam skrotum, setiap testis sebagian
tertutup oleh kantung serosa yang disebut
tunica vaginalis testis
 Tunika vaginalis testis terdiri lapisan parietal superfisialis dan lapisan viseral yang lebih dalam yang
membungkus permukaan testis.
 Jauh di dalam lapisan viseral tunika vaginalis testis terdapat tunika albuginea
 Perpanjangan septum tunika albuginea menonjol ke dalam untuk membagi testis menjadi 250-300
kompartemen berbentuk baji yang disebut lobulus, masing-masing berisi satu sampai empat seminiferus
melingkar tubulus
 Di posterior, tubulus seminiferus dari masing-masing lobulus menyatu membentuk rete testis  jaringan
kompleks tabung bercabang kecil.
 Rete testis terletak di mediastinum testis, daerah jaringan ikat padat di bagian posterior dari testis.

 Dari rete testis, sperma meninggalkan testis melalui sekitar selusin duktus efFeren yang masuk ke epididymis
Pembuluh darah dan persarafan
 Testis menerima darah dari arteri
testikularis (a.spermatica interna), yang
bercabang dari aorta abdominalis
 Aliran Vena testis, sejajar dengan arteri
testikularis (a. spermatika interna) di
dinding posterior abdomen, muncul dari
jaringan vena di skrotum yang disebut
pleksus pampiniformis, nantinya
membentuk V. spermatica interna
(V.testicularis)
 Pleksus pampiniformis  menjaga suhu
testis
 Testis dipersarafi oleh kedua divisi sistem
saraf otonom. Saraf sensorik viseral
mengirimkan impuls yang menghasilkan
rasa sakit dan mual Ketika testis terkena
trauma
 Pembuluh darah dan saraf testis meluas
ke testis dari kira-kira setinggi L2 pada
dinding posterior abdomen.
Testis
Penggantungnya: funiculus
spermaticus
Lapisan pembungkus testis:
1. Kulit
2. Tunica Dartos
3. Fascia spermatica externa
4. Lamina cremasterica
5. Fascia spermatica interna
6. Tunica vaginalis testis pars
Parietalis
7. Tunica vaginalis testis pars
visceralis
Fungsi testis:
- Memproduksi spermatozoa 
 Memproduksi hormon seks pria (testosteron)

Kerja testis dikontrol oleh hormon gonadotropik dari 


kelenjar pituitari bagian anterior, yaitu:
• Follicle-Stimulating Hormone (FSH)
 Luteinizing Hormone (LH)
DUKTUS REPRODUKSI PRIA

EPIDIDIMIS

 Epididymis adalah tempat penampungan spermatozoa

 Caput epididimis mengandung duktus eferen, yang bermuara di duktus epididimis,

 Dengan panjang uncoiled lebih dari 6 m (20 kaki), saluran epididimis lebih panjang dari keseluruhan
intestinal

 Sperma yang belum matang dan hampir tidak bergerak yang meninggalkan testis digerakkan secara
perlahan melalui duktus epididimis.

 Selama perjalanan ini, yang memakan waktu sekitar 20 hari, sperma mendapatkan kemampuan
berenang dan juga kemampuan membuahi sel telur melalui reaksi akrosom

 Proses pematangan ini dirangsang oleh protein yang disekresikan oleh epitel epididimis.

 Sperma dapat disimpan di epididimis selama beberapa bulan, setelah itu mereka difagosit oleh sel-sel
epitel duktus epididimis.
 Ductus deferens merupakan
lanjutan canalis epididymidis
 berakhir pada ductus
ejaculatorius
Duktus Deferens

 Duktus deferens atau vas deferens  menyimpan


dan mengangkut sperma selama ejakulasi.
 Panjangnya sekitar 45 cm (18 inci).
 Dari cauda epididimis, duktus deferens berjalan
superior di dalam corda spermatikus melewati canalis
inguinalis, menembus dinding perut anterior, dan
memasuki rongga panggul
 Dari sana duktus deferens berjalan ke posterior
sepanjang dinding lateral true pelvis, melengkung ke
medial di atas ureter, dan turun di sepanjang dinding
posterior kandung kemih.
 Ujung distalnya mengembang sebagai ampula
("botol") dari duktus deferens dan kemudian
bergabung dengan duktus vesikula seminalis
(kelenjar) untuk membentuk ductus ejaculatorius.
 Setiap saluran ejakulasi berjalan di dalam prostat 
bermuara ke dalam uretra pars prostatika.
Vesikula seminalis/Glandula vesiculosa

 Vesikula seminalis/glandula vesiculosa terletak di


posterior permukaan vesica urinaria
 Kelenjar berongga kira-kira berbentuk dan panjang jari
(5-7cm
 Sekresi vesikula seminalis, yang merupakan sekitar 60%
dari volume air mani, adalah cairan kental yang
mengandung
 Fruktosa dan nutrisi lain yang memelihara sperma
dalam perjalanan mereka,
 Prostaglandin untuk merangsang kontraksi uterus guna
membantu memindahkan sperma melalui saluran
reproduksi Wanita,
 Zat yang menekan respon imun terhadap sperma pada
wanita;
 Zat yang meningkatkan motilitas sperma
 Enzim yang membekukan cairan semen yang
diejakulasi ke vagina lalu dicairkan agar sperma bisa
berenang keluar.
Glandula prostat
 Prostat  ukuran dan bentuk seperti kacang
chestnut, mengelilingi bagian pertama uretra
tepat di bawah vesica urinaria
 Prostat terdiri dari 20-30 kelenjar
tubuloalveolar
 Sekresi prostat sekitar sepertiga dari volume
semen
 Cairan prostat seperti susu, mengandung
berbagai zat yang meningkatkan motilitas
sperma dan enzim yang menggumpal dan
mencairkan cairan semen saat ejakulasi
 Salah satu enzim yang mencairkan cairan semen
adalah prostat spesific antigen/antigen spesifik
prostat (PSA)
 Selain kerentanannya terhadap tumor, prostat
juga rentan terhadap infeksi penyakit menular
seksual (PMS)
Glandula Bulbourethral

 Kelenjar bulbourethral berukuran


sebesar kacang polong.
 Terletak di inferior prostat, di dalam
diafragma urogenitalis
 Menghasilkan lendir menetralkan
sisa urin asam di urethra dan
melumasi urethra untuk
memperlancar aliran semen saat
ejakulasi.
Funiculus spermaticus
(spermatic cord)
 Duktus deferens adalah komponen terbesar dari
funiculus spermaticus (spermatic cord), 
tabung fasia yang juga berisi pembuluh darah
testis dan saraf
 Bagian inferior funiculus spermaticus terletak di
dalam skrotum, dan bagian superiornya berjalan
melalui canalis inguinalis, suatu cekungan yang
berorientasi miring di dinding abdomen anterior
 Funiculus spermaticus sebagian dibentuk oleh
ligamen inguinalis, yang merupakan margin
inferior dari aponeurosis m.obliquus externus
 Pembukaan medial funiculus spermaticus, cincin
inguinalis superfisial (annulus inguinalis), adalah
lubang berbentuk V pada aponeurosis ini.
 Canalis inguinalis berjalan secara lateral ke
dalam cincin inguinalis, sebuah lubang di fasia
jauh ke musculus abdominalis, m. transversus
abdominis, di mana duktus deferens dan a/v
testis memasuki rongga panggul.
Embrionic development of the sex organ

Gonad pada wanita dan pria


muncul minngu ke 5 sbg massa yang
berasal dari mesoderm intermediate
(gonadal ridges)  medial terhadap
mesonephros
Duktus mesonephric (Wolffian)
ductus pada pria, berkembang medial
terhadap ductus paramesonephric
(Müllerian) ductus pada wanita
Kedua set duktus tersebut akan
terhubung dengan cloaca (vesica
urinaria dan urethra)
Sexually indifferent stage  karena
gonadal ridge dan ductus secara
sruktur sama antara pria dan wanita
Pada minggu dimana gonadal ridge
muncul, sel primordial
germinativum migrasi gonad
berkembang dengan sel
germinativum yang mempunyai
takdir untuk menjadi
spermatogonoa atau oogonia
Setelah sel germinativum ada di
tempatnya, gonadal ridge
berdiferensiasi menjadi testis dan
ovarium, berdasarkan ada tidaknya
protein signal (a male-inducing
signal) yang disebut SRY (sex
determining region Y), yang berasal
dari epitel yang membungkus
gonadal ridge tersebut.
Pada embrio laki-laki, differensiasi
dimulai pada minggu ke 7, testes
cords (nantinya akan menjadi
tubulus seminiferous) tumbuh dari
permukaan gonad kedalam bagian
dalam dari gonad  terhubung ke
ductus mesonefric lewat nephros
yang akan menjadi ductus
defferens.
Perkembangan selanjutnya, ductus
mesonephric menjadi ductus sex
utama laki-laki: epididymis,
ductus deferens, and ductus
ejaculatorius.
Duktus paramesonphric tidak
memainakan peran apapun pada
perkebangan organ reproduksi
laki-laki akan berdegenerasi
Embrionic development of external
genitalia
Seperti gonad, genitalia eksterna
berkembang dari struktur yang sama
untuk kedua jenis kelamin
Selama sexually indifferent stage,
embrio laki-laki dan perempuan
mempunyai suatu proyeksi kecil yang
dinamakan tuberkel genital pada
permukaan perineal eksterna
Sinus urogenital kloaka (urethra and
vesica urinaria) terletak jauh di dalam
tuberkel dan alur urethra (urethral
groove) yang berperan sebagai lubang
eksterna dari sinus urogenital, berjalan
diantara tuberkel genitalia dan anus.
Alur urethra diapit di lateral oleh
lipatan urethra (urethral folds/genital
folds) dan pembengkakan labioscrotal
(labioscrotal swellings)
Selama minggu ke 8, genitalia
eksterna mulai berkembang
secara cepat.
Pada laki-laki, tuberkel genital
membesar membentuk sebagian
besar penis (glans penis dan
corpus spongiosum), lipatan
urethra (urethral folds) menyatu
pada garis tengah untuk
membentuk urethra penis (urethra
pars spongiosa)/penile urethra.
Kedua pembengkakan
labioscrotal (labioscrotal
swellings) juga menyatu pada
garis tengah membentuk scrotum
PROSES TURUNNYA GONAD
 Pada kedua jenis kelamin, gonad berasal dari dinding tubuh dorsal
daerah lumbal dan kemudian turun ke kaudal selama periode fetus.
Pada fetus laki-laki, testis turun menuju skrotum dan diikuti oleh
pembuluh darah dan sarafnya
 Testis mencapai panggul dekat regio inguinal pada bulan ke-3, ketika
kantong keluar (seperti jari) dari rongga peritoneum  prosesus
vaginalis, mendorong melalui otot-otot dinding anterior abdomen
untuk membentuk canalis inguinalis.
 Testis turun sampai bulan ke 7, melewati canalis inguinalis dengan
cepat dan masuk ke skrotum
 Setelah testis mencapai skrotum, bagian proksimal dari setiap prosesus
vaginalis menutup, sedangkan bagian kaudalnya menjadi tunika
vaginalis. Namun, pada beberapa anak laki-laki, vagina prosesus tidak
menutup sama sekali, dan jalan terbuka ke skrotum  hernia
inguinalis
 Mekanisme penyebab turunnya testis tidak diketahui  gubernaculum,
yang mengarah ke kaudal dari testis ke dasar kantung skrotum dan
diketahui memendek.
 Proses turunnya testis melalui canalis inguinalis dapat dibantu oleh
peningkatan tekanan intra-abdomen yang mendorong testis ke dalam
skrotum.
 Proses melalui canalis inguinalis dirangsang oleh testosteron

Anda mungkin juga menyukai