Anda di halaman 1dari 23

BADAN PUSAT STATISTIK

Pemutakhiran
Kerangka Geospasial
dan Muatan
Wilkerstat ST2023
Metodologi

2 - 4 Februari 2022
1

Tugas dan Tanggung


Jawab
Admin Kabupaten/Kota
Admin Kabupaten/Kota merupakan BPS organik yang di dalam alur kegiatan lapangan
memiliki tugas dan tanggung jawab sebagai berikut:

1. Melakukan alokasi BS kepada pengawas dan pemeta, kemudian pembagian alokasi


petugas tersebut di Aplikasi Sistem Informasi Muatan Wilkerstat (SiPW).
2. Mencetak dokumen/kuesioner dan peta lalu membagikan kepada pengawas dan pemeta
sesuai wilayah tugas.
3. Membuat token di https://wilkerstat.bps.go.id sesuai wilayah kabupaten/kota.
4. Membagikan kode token kepada pemeta, untuk digunakan saat registrasi di Aplikasi
Wilkerstat.
5. Melakukan monitoring kegiatan geotagging pada https://wilkerstat.bps.go.id.
6. Menerima dan memeriksa kelengkapan dokumen dan peta hasil lapangan dari pengawas.
7. Melakukan scan peta hasil lapangan.
8. Menyimpan dokumen hasil lapangan.
3
Petugas

Petugas terdiri dari pemeta dan


pengawas. Setiap pemeta memiliki
beban sekitar 15 BS. Setiap pengawas
membawahi 5 pemeta (75 BS).

Pengawas merupakan BPS organik atau


mitra BPS

Pemeta merupakan mitra BPS


15 BS 15 BS 15 BS 15 BS 15 BS

4
Pengawas
1. Menerima dokumen dan peta dari admin BPS kabupaten/kota.
2. Mengunjungi kantor desa/kelurahan untuk konfirmasi SLS di dalam desa/kelurahan.
3. Melakukan identifikasi keberadaan SLS dan mengisi Daftar ST2023-IDSLS.
4. Mengisi perubahan SLS pada daftar PSLS.
5. Menggambarkan posisi/batas indikatif wilayah SLS yang mengalami perubahan pada Peta WA-2020.
6. Pengawasan lapangan.
7. Melakukan rekonsiliasi sebanyak tiga kali bersama-sama pemeta.
8. Mengisi kartu kendali rekonsiliasi (ST2023-KKR).
9. Melengkapi ST2023-LKP saat rekonsiliasi pertama dan kedua.
10. Sinkronisasi isian ST2023-IDSLS saat rekonsiliasi pertama, kedua, dan ketiga.
11. Sinkronisiasi isian PSLS saat rekonsiliasi pertama, kedua, dan ketiga.
12. Melakukan kompilasi dan finalisasi dokumen ST2023-IDSLS, PSLS, dan ST2023-LKP
13. Pemeriksaan peta dan dokumen updating wilkerstat. Memastikan konsistensi antar dokumen dan peta, serta
memeriksa kewajaran isian dokumen.
5
14. Menyerahkan semua dokumen dan peta hasil pemeriksaan ke BPS Kabupaten/kota.
Pemeta (1)

1. Melakukan registrasi dan login di Aplikasi Wilkerstat.


2. Membuat project untuk setiap SLS/non SLS dan BS di Aplikasi Wilkerstat.
3. Mengunjungi setiap BS yang menjadi wilayah tugasnya.
4. Mengunjungi setiap SLS yang ada di wilayah tugasnya.
5. Melakukan konfirmasi muatan SLS ke Ketua SLS.
6. Mengisi informasi perubahan SLS pada daftar PSLS.
7. Mengisi informasi muatan pertanian pada ST2023-LKP.
8. Melakukan identifikasi batas SLS dan melaporkan kepada pengawas jika
ada perbedaan antara SLS di peta dengan di lapangan.

6
Pemeta (2)
9. Melakukan geotagging batas SLS dengan rincian;
• 4 titik geotagging di batas SLS hanya untuk SLS yang batasnya berbeda antara
lapangan dan Peta WB-2020.
• 1 kali geotagging di dalam seluruh wilayah SLS dan non SLS.
10. Menggambarkan noktah (titik) lokasi geotagging batas SLS yang berubah pada Peta
WB-2020.
11. Melakukan penggambaran perubahan batas SLS pada Peta WB-2020 hasil penelusuran.
12. Melakukan geotagging keberadaan lokasi infrastruktur pertanian jika ada.
13. Mendatangi wilayah sampel tutupan lahan, kemudian melakukan geotagging tutupan
lahan.
14. Melakukan rekonsiliasi sebanyak tiga kali bersama-sama pengawas.
15. Memeriksa kelengkapan isian dokumen dan peta, kemudian menyerahkannya ke
pengawas.
7
2

Alur Kegiatan
Admin Kab/Kota Pengawas Pemeta

Alur Mulai Registrasi/Login Aplikasi Wilkerstat

Kegiatan Membuat token


Mengunjungi BS,
identifikasi SLS di dalam BS
Aplikasi Wilkerstat
Konfirmasi ke kantor desa/kelurahan
Mengunjungi Ketua SLS

Alokasi BS petugas
• Mengisi perubahan SLS pada PSLS.
Konfirmasi SLS menggunakan ST2023-
• Identifikasi batas SLS pada peta
IDSLS.
• Mengisi informasi muatan pertanian & urban
Mengisi perubahan SLS pada PSLS
Pembagian wilayah farming pada ST2023-LKP
Menggambarkan posisi/batas SLS yang
tugas di SiPW
mengalami perubahan pada Peta-WA.
• Geotagging perubahan batas SLS.
• Geotagging di dalam SLS/Non SLS
• Menggambarkan perubahan batas SLS pada
Mencetak daftar/ Peta WB-2020.
kuesioner/peta Koordinasi dan pengawasan
• Geotagging infrastruktur pertanian
 
Mengunjungi lokasi sampel tutupan lahan
dan geotagging

3 kali Rekonsiliasi

Pemeriksaan Finalisasi pemeriksaan kelengkapan Memeriksa kelengkapan dokumen dan


dokumen dan scan dokumen dan peta peta
peta

9 Selesai
JADWAL LAPANGAN
  Minggu ke 1 Minggu ke 2 Minggu ke 3 Minggu ke 4
Pengawas  Melakukan konfirmasi ke  Melakukan  Melanjutkan  Melanjutkan pengawasan
kantor desa/Kelurahan. pengawasan pengawasan lapangan.
lapangan. lapangan.
 Rekonsiliasi Pertama.   Rekonsliasi ketiga.
 Rekonsliasi kedua.
 Koordinasi Batas SLS  Memeriksa kelengkapan dan
antar pengawas jika  Koordinasi Batas SLS konsistensi dokumen dan peta.
diperlukan. antar pengawas jika
 Mengirimkan semua hasil
diperlukan.
lapangan ke BPS kabupaten/
  kota.
Pemeta  Mengunjungi BS wilayah  Melanjutkan  Melanjutkan  Melanjutkan kunjungan dan
tugasnya. kunjungan dan kunjungan dan penelusuran BS dan SLS
penelusuran BS dan penelusuran BS berikutnya.
 Konfirmasi ke Ketua SLS.
SLS berikutnya. dan SLS
 Melanjutkan proses geotagging
 Melakukan pemutakhiran berikutnya.
 Melanjutkan proses dan pemutakhiran.
batas SLS dan muatan.
geotagging dan  Melanjutkan proses
 Finalisasi dokumen.
 Geotagging. pemutakhiran. geotagging dan
pemutakhiran.  Rekonsiliasi ketiga.
10  Rekonsiliasi pertama.  Rekonsisliasi kedua.
 
Hasil Kegiatan
a. Pemeta

1. Project di Aplikasi Wilkerstat.


2. Empat titik geotagging di batas SLS/non SLS hanya untuk yang batasnya berbeda antara
lapangan dengan Peta WB-2020.
3. Satu titik geotagging di dalam semua wilayah SLS/non SLS.
4. Geotagging infrastruktur pertanian.
5. Geotagging di setiap lokasi sampel tutupan lahan.
6. Dokumen PSLS dan ST2023-LKP yang sudah terisi.
7. Peta WB-2020, baik yang terdapat perubahan batas maupun tidak. Jika ada perubahan batas
SLS/non SLS, pada peta WB-2020 harus tergambar perubahan batas dan titik geotagging-nya.
11
Hasil Kegiatan
b. Pengawas

1. Peta WA-2020 dengan batas SLS hasil perbaikan (jika ada).


2. Dokumen PSLS yang sudah diisi hasil rekonsiliasi dengan pemeta.
3. Dokumen ST2023-IDSLS yang sudah diisi hasil rekonsiliasi dengan pemeta.
4. Kartu kendali rekonsiliasi.

12
3

Pembuatan Peta
Potensi Lahan
Pertanian
Pembuatan Peta Potensi Lahan Pertanian

• Peta Potensi Lahan Pertanian diperoleh melalui beberapa


tahapan, yaitu:
• Penyiapan sampel lahan,
• Pengambilan geotagging di setiap lokasi sampel lahan,
• Pengolahan citra satelit menggunakan metode machine learning.

14
Alur

15
1. Pembuatan Sampel Tutupan Lahan

• Pembuatan sampel tutupan lahan dilakukan di BPS Pusat.


• Sampel tutupan lahan merupakan wilayah (poligon) sampel
yang akan digunakan oleh Pemeta untuk dilakukan geotagging.
Poligon sampel tutupan lahan diambil melalui tahapan berikut:
1. Proses segmentasi pada citra satelit. Citra satelit yang digunakan
adalah satelit Spot 6/7. Apabila di wilayah tersebut tidak tersedia Spot
6/7 maka menggunakan hasil klasifikasi tutupan lahan 2021.

2. Penentuan lokasi sampel dari hasil segmentasi. Tahapan ini


memperhatikan keberagaman tutupan lahan, persentase luas
pertanian, dan konsentrasi kelas tutupan lahan 2021.
16
2. Geotagging di Lokasi Sampel Tutupan Lahan

• Pada kegiatan penelusuran BS dan SLS. Pemeta mengunjungi


setiap lokasi sampel tutupan lahan yang menjadi wilayah
tugasnya.
• Tahapan ini bertujuan untuk mengambil titik koordinat
(geotagging) dari setiap lokasi sampel dan informasi tutupan
lahan serta komoditas pertanian (jika lahan sampel adalah lahan
pertanian) dari lokasi sampel tersebut.

17
3. Monitoring

• Tahapan ini melibatkan BPS Kabupaten/Kota dan BPS Provinsi


untuk melakukan pemantauan proses geotagging sampel
tutupan lahan. Monitoring akan dilakukan melalui aplikasi web
https://wilkerstat.bps.go.id

18
4. Akuisisi Data Citra Satelit

• Proses akuisisi data citra satelit dilakukan oleh BPS Pusat.


• Proses ini bertujuan untuk mengambil data amatan citra satelit
Sentinel 2 pada periode tertentu.
• Citra satelit tersebut selanjutnya akan diproses menggunakan
machine learning.
• Data training yang dihasilkan dari proses geotagging sampel
lahan oleh pemeta selanjutnya akan digunakan sebagai input
data untuk tahapan pemodelan.

19
5. Pembuatan Model Machine Learning

• Tahapan pembuatan model bertujuan untuk membuat model


machine learning menggunakan training data yang sudah
didapatkan pada tahap sebelumnya.
• Proses ini akan dikerjakan oleh BPS Pusat.
• Model tersebut akan digunakan untuk melakukan proses
klasifikasi.

20
6. Klasifikasi Peta Potensi Lahan Pertanian

• Tahapan klasifikasi peta potensi lahan pertanian bertujuan untuk


melakukan pengolahan citra satelit menggunakan model
machine learning yang sudah dibuat pada tahapan sebelumnya.
• Pada tahap ini, akan didapatkan hasil berupa peta potensi lahan
pertanian seluruh Indonesia.

21
7. Finalisasi Hasil

• Tahapan finalisasi bertujuan untuk melakukan post processing


dan finalisasi peta potensi lahan pertanian dengan
memperhatikan sumber data lain.

22
Terimakasih

23

Anda mungkin juga menyukai