Anda di halaman 1dari 5

DRAFT

RUMUSAN RAPAT KERJA DAERAH

Topik : Transformasi digital dan Pendaftaran Tanah Sistematis lengkap

A. K1 dan K3
- Latar Belakang
Sejak dicanangkannya program PTSL 2017 lalu, jumlah bidang tanah terdaftar di NTB
meningkat signifikan (± 80% bidang tanah terdaftar). Di Tengah peningkatan jumlah bidang
tanah terdaftar tersebut, tidak sedikit ditemukan anomaly produk PTSL. Anomali tersebut
berpotensi meninggalkan produk (output dan outcome) PTSL yang tidak sesuai dengan
kualitas yang seharusnya berdasarkan petunjuk teknis yang berlaku.

- Permasalahan
 Anomali produk PTSL yang ditemukan antara lain masih banyak produk K1 yang
belum diserahkan dan bidang K3 backlog;
 Jumlah produk K1 belum diserahkan dan K3 backlog masih simpang siur. Dalam
rekapan statistik K3 backlog berbeda dengan rekapitulasi artepak PTSL pertahun.
Bahkan, dalam dashboard K3 backlog tidak ada progres penyelesaian K3 padahal
dalam 3 tahun terakhir, tidak sedikit realisasi K1 dari PBT sebelumnya. Dengan
kondisi ini, perlu diinvent-ident fisik berkas dan bidang K1 maupun K3.

- Rumusan penyelesaian:
1. Ada indikasi produk K1 dan K3 backlog belum diserahterimakan dari tim ajudikasi ke Kepala
Kantor Pertanahan. Berkas dan/atau sertipikat hasil inventarisasi dan identifikasi produk K1
dan K3 backlog di masing-masing satker/Kantah agar dilaporkan ke Kepala Kantor Pertanahan
untuk penanganan lebih lanjut;
2. Setiap satker/Kantah berkomitmen untuk menyelesaikan dan menangani produk K1
(sertipikat PTSL yang belum diserahkan) dan K3 backlog. Oleh karena itu, masing-masing
satker untuk Membentuk tim penanganan dan time schedule penyelesaian sesuai kondisi
masing-masing;
3. setiap satker agar mempedomani Surat Edaran nomor: HK.01/2123-100/XI/2022 tanggal 23
November 2022 dan Surat Edaran nomor: 1/SE-300.UK.01.01/II/2024 tanggal 13 Februari
2024 tentang Penanganan pembatalan bidang tanah K3 dan digantikan dengan pengukuran
dan pemetaan bidang tanah baru;
4. Bentuk dan progres penanganan K1 dan K3 tersebut agar dilaporkan secara simultan ke
Kepala Kantor Wilayah BPN Provinsi NTB melalui tim monev.

B. Data Siap Elektronik


- Latar Belakang
Berdasarkan roadmap di atas, peningkatan DSE merupakan keniscayaan. Akan tetapi, kondisi
DSE BPN-NTB masih variatif antar satker dan rerata sekitar 55 % (BT valid tekstual dan
spasial). Bahkan, rerata data valid-nya (BT valid tekstual dan spasial dan SU) sekitar 52%.
Dapat dipastikan juga bahwa capaian DSE ini Sebagian besar dari kegiatan PTSL (kewajiban
scan-upload arsip penlok PTSL dan program digitalisasi-validasi).

- Permasalahan
Untuk meningkatkan DSE, perlu dilakukan digitalisasi dan validasi arsip pertanahan. Tujuan
tersebut terhambat karena kondisi arsip pertanahan pada semua satker masih kurang tertata
dan hampir belum di-opname fisik (inventarisasi-identifikasi).

- Rumusan penyelesaian:
1. Setiap satker/Kantah berkomitmen untuk meningkatkan Data Siap Elektronik menuju layanan
pertanahan yang berbasis digital;
2. Inventarisasi/opname fisik Arsip Buku Tanah dan Surat Ukur di ruang arsip agar segera
diselesaikan (tentukan waktunya). Selanjutnya, hasil opsik tersebut agar diindentifikasi
validitas datanya dan ditata/klasifikasi sesuai kaedah pengarsipan (misalnya valid/belum valid
per-desa/per-kecamatan);
3. Hasil invent-ident arsip per-Desa per-Kecamatan tersebut dapat diprioritaskan untuk
dilakukan digitalisasi dan validasi sesuai tingkat HKM arsip yang bersangkutan;
4. Untuk tujuan sebagaimana dimaksud di atas, agar setiap satker membentuk tim percepatan
DSE sehingga lebih efektif dan efisien;
5. Progres peningkatan DSE oleh masing-masing satker agar dilaporkan secara simultan ke
Kepala Kantor Wilayah BPN Provinsi NTB melalui tim monev.

C. Kota/Kabupaten lengkap

- Latar Belakang
Sejalan dengan rencana strategis Kementerian ATR/BPN yakni pendaftaran seluruh bidang
tanah, mewujudkan Kota/Kabupaten Lengkap juga merupakan keniscayaan. Untuk mencapai
tujuan tersebut, perlu dibuat roadmap menuju Kota/Kabupaten Lengkap. Tentu bukan
sebatas roadmap. Bahkan, perlu analisis spasial jumlah dan luas bidang tanah di satu
Kota/Kabupaten. Diharapkan dengan adanya roadmap Kota/Kabupaten lengkap berbasis
spasial ini menjadi acuan kinerja Kepala Kantor Pertanahan (siapapun dan di satker
manapun) dalam mengelola pendaftaran tanah di satkernya. Spasial yang valid akan
mendukung DSE menuju pelayanan digital/elektronik.

- Permasalahan
Secara empiris sejak kegiatan PTSL dilaksanakan tahun 2017 lalu, pendaftaran tanah pada
praktiknya dilakukan masih bersifat sporadis (penentuan penlok dan pendaftaran bidang
tanahnya). Sampai pada akhirnya, 2019 mulai dimandatkan untuk menentukan penlok yang
mendekat menyeluruh dalam bentuk roadmap. Roadmap dimaksud dengan pendekatan
basis estimasi jumlah bidang tanah dari data sekunder (DHKP) yang kecenderungan
anomalinya tinggi. Sejak PTSL terintegrasi 2023, penyusunan roadmap ini harus dimulai dari
pendekatan luasan spasial data internal (berapa jumlah dan luas bidang tanah terdaftar-
terpetakan, berapa jumlah dan luas bidang terdaftar-belum terpetakan, berapa jumlah dan
luas bidang anomali (gap, tumpang tindih, terpetakan belum valid, dsb).

- Rumusan penyelesaian:
1. Tahun ini, Kota Mataram menjadi prioritas awal untuk mewujudkan Kota Lengkap di
lingkungan Kantor Wilayah BPN Provinsi NTB;
2. 9 satker lainnya agar melakukan inventarisasi dan identifikasi data spasial bidang tanah
sesuai form analisis Kota/Kabupaten lengkap berikut:
https://docs.google.com/spreadsheets/d/1qWtSOGl268LA5-nWpAsNDWmhkuCubm7k/edit?
usp=drive_link. Data tersebut akan menjadi roadmap final untuk masing-masing satker dan
menjadi dasar kinerja perwujudan Kota/Kabupaten lengkap secara berkelanjutan (menjadi
perhatian awal kinerja Kepala Kantor Pertanahan);
3. Setiap satker agar mempedomani surat Direktur Jenderal Survei dan Pemetaan Pertanahan
dan Ruang (Dirjen SPPR) nomor: B/UK.03.01/61-300/III/2024 tanggal 13 Maret 2024 perihal
Tahapan mewujudkan Kota/Kabupaten Lengkap dan Kegiatan Pelayanan Pasca Penetapan
Kota/Kabupaten Lengkap dari Aspek Spasial.
Topik : Peningkatan layanan dan tata Kelola pemerintahan

A. Pembangunan Zona Integritas (ZI) mewujudkan WBK/WBBM

- Latar Belakang
Dengan digaungkannya reformasi birokrasi, Pembangunan ZI diharapkan dapat lebih masif
dilaksanakan di setiap Kementerian/Lembaga Pemerintah yang notabene memberikan
pelayanan kepada Masyarakat. Demikian pula di Kementerian ATR/BPN, Pembangunan ZI ini
sudah dilaksanakan sejak pencanangannya. Pembangunan ZI ini juga merupakan keniscayaan
ditengah transformasi zaman dan teknologi yang terjadi. Dengan 6 faktor pengungkit ZI yang
dibangun, diharapkan terbentuk system yang akan merubah mindset dan prilaku pelayanan
kepada Masyarakat secara masif. Dalam jangka pendek, Pembangunan ZI ini menjadi
prasyarat bagi Kementerian ATR/BPN untuk mendapatkan 100 % tunjangan kinerja.
Mengingat pentingnya tujuan dari Pembangunan ZI, setiap satker harus Menyusun roadmap
sebagai acuan mencapai Pembangunan ZI dimaksud.

- Permasalahan
Sejak pencanangan ZI di 11 satker BPN-NTB tahun 2019 lalu, hanya Kota Mataram yang telah
mendapatkan predikat WBK yaitu pada tahun 2020. Sejak saat itu, belum ada lagi satker yang
mendapat WBK/WBBM. ketiadaan roadmap disinyalir menjadi salah satu masalah tidak
berlanjutnya Pembangunan ZI di setiap satker.

- Rumusan penyelesaian:
1. Setiap satker agar membentuk tim Pembangunan ZI;
2. Meningkatkan komitmen Bersama di lingkungan masing-masing satker untuk
memberikan pelayanan yang melayani, professional terpercaya;
3. Sosialisasi intensif kepada internal untuk menjalankan SOP, peningkatan penggunaan e-
office.
4. Komitmen menyelesaikan tunggakan pelayanan
5. Komitmen menyiapkan LKE
6. Penandatangan BA roadmap Pembangunan ZI oleh setiap satker

B. PDDM
- Latar Belakang
Jumlah dan nilai tunggakan PDDM satker di lingkungan Kantor Wilayah BPN-NTB terbilang
cukup tinggi. Dari statistik data pertanahan jumlah tunggakan PDDM per-Desember 2023,
NTB berada pada posisi 9 Nasional satker dengan jumlah TPDDM untuk berkas layanan
dengan dengan status penyelesaian DI301A (12.327 berkas) dan posisi 11 Nasional satker
dengan jumlah TPDDM untuk berkas layanan dengan tanpa status penyelesaian DI301A (424
berkas roya, SKPT, pengecekan sertipikat). Terjadinya tunggakan karena melewati batas
waktu sesuai SOP, biasanya paling lama dalam hitungan bulan. Akan tetapi, ditemukan
berkas layanan itu berulang tahun berkali-kali (tunggakan sejak 2015). Ini mengindikasikan,
kita belum aware dengan TPDDM ini.

- Permasalahan
Jumlah TPDDM masing-masing satker di lingkungan Kanwil BPN-NTB cenderung stagnan
dengan total di angka 12ribuan dalam beberapa tahun terakhir. Bahkan, merupakan
akumulasi dari tahun 2015. Mengapa berkas-berkas tersebut berulang tahun?
- Rumusan penyelesaian:
1. Komitmen melakukan opname fisik berkas tunggakan per-seksi/per-layanan atau per-
posisi berkas;
2. Komitmen mengidentifikasi tingkat masalah per-berkas per-tahun untuk prioritas
pertama dalam penyelesaiannya;
3. Komitmen mengurangi jumlah tunggakan dengan mempedomani SE nomor: 3538/3.3-
100/IX/2017 tanggal 28 September 2017 tentang inventarisasi tunggakan layanan
pertanahan.
4. Progres penyelesaian TPDDM oleh masing-masing satker agar dilaporkan secara simultan
ke Kepala Kantor Wilayah BPN Provinsi NTB melalui tim monev.

C. LHP
- Latar Belakang
- Permasalahan
- Rumusan penyelesaian:

D. Kegiatan PSN selain PTSL


- Latar Belakang
- Permasalahan
- Rumusan penyelesaian:

Anda mungkin juga menyukai