1

DTH2E3 – SISTEM KOMUNIKASI

Analog To Digital Converter

(ADC)
Yuyun Siti Rohmah, S.T,.M.T

D3 Teknologi Telekomunikasi - FIT

 2

ADC (ANALOG TO DIGITAL CONVERTER)

Fungsi ADC : Mengubah sinyal voice analog menjadi sinyal digital

Proses ADC terdiri dari:

•Sampling (pencuplikan)
•Quantizing (kuantiasasi)
•Encoding (pengkodean)

sampler kuantiser enkoder

 3
PROSES PENCUPLIKAN (SAMPLING)
x (t )
x' (t ) xs (t )
x (t ) x' (t ) x(t ) xs (t )


Time domain Frequency domain

xs (t )  x (t )  x(t ) X s ( f )  X ( f )  X ( f )
x (t )
| X(f )|

x (t ) | X ( f ) |

xs (t )
| Xs( f )|
 4

Aliasing effect

LP filter

aliasing

Nyquist
criteria
 5
PROSES KUANTISASI (QUANTIZATION)

t t

Quantizer

Kuantisasi : mengubah level amplituda menjadi diskret dengan

jumlah terbatas.
Jumlah level kuantisasi M = 2N N = jumlah bit pengkodean
Terdapat 2 jenis kuantiser yaitu :
Kuantiser Uniform (lebar selang kuantisasi seragam)
Kuantiser Non-Uniform (lebar selang kuantisasi tidak seragam)
Quantization 6

2V Where M = no. of steps

M v =quantization step
v


V v

0 M Steps

Output Q-zer
-V Input (analog)
Sampling Signal
t
 7

QUANTISER UNIFORM
 8

PROSES PENGKODEAN (ENCODING)

t t

T
Encod
Contoh di atas menunjukkan proses encoding,
1 simbol masukan dikodekan menjadi 8 bit
Jumlah bit untuk mengkodekan tiap simbol ditentukan oleh
perangkat ADC (Analog to Digital Converter)
 Encoding 9

V 111
N
110
101
M 2
100
0 011
010
001

-V 000

11111010001101010010111
t
 10

Bentuk gelombang

 NonReturn-to-Zero (NRZ)  Phase encoded

 Return-to-Zero (RZ)  Multilevel binary

NRZ-L 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0
+V +V Manchester
-V -V
Unipolar-RZ +V +V Miller
0 -V
+V +V Dicode NRZ
Bipolar-RZ 0 0
-V -V
0 T 2T 3T 4T 5T 0 T 2T 3T 4T 5T
Spectrum sinyal PCM 11
 12

BIT RATE KANAL VOICE

Frekuensi sampling (f S)> 2 . BW

> 2 . frekuensi informasi maksimum
(berdasarkan kriteria Nyquist)
BW kanal suara ~ 4 kHz (300 – 3400 Hz)
Kecepatan sampling untuk tiap kanal suara = 2 x 4000 = 8000 sample/s
1 sample dikodekan menjadi 8 bit

Bit rate 1 kanal voice :

BR = 8000 sample/detik x 8 bit/sample

= 64 kbps
 13

Quantization Error

v Quantization Error/Noise Uniform distribution

2 1
v v

0
v
 v 2  v v
2 2 2

 v v
et   f t   f Q t   et  
2 2
Quantization Error 14
 15

Signal to Noise Ratio

SignalPower
SNR Q 
ErrorSigna lPower

1
The average power P  lim  f t dt
2
T  T

T 2
1
e t  
2
 e 2
t dt Time average Noise
T T 2

1
  v pv dv
2 Continuous Random Variable
v v 

 v v time

2 2
Signal to Noise Ratio
16

v 2 v 2
1 1 v  3
e t    v
2 2
dv   
 v 2
v v  3   v 2
1  v v  3 3
   
3v  8 8 
2
v

12
f t 
2
12 2 2V
SNR Q   2 f t  ; v 
e t  v
2 M
12
 2
M 2 2
f t 
4V
3M f t  3M
2 2 2 2
V PeakPower
  where   
V 2
 f t  AvgPower
2
 17

Signal to Noise Ratio

2
3M
SNR Q 

In dB SNR Q  10 log10 3  20 log10 M  10 log10  (dB)
 4.77  20 log10 M  10 log10  (dB)
Encoding : each quantization level is encoded into N binary digit
N
M  2
log10 a
log b a  N  log 2 M No.of level
log10 b
No.of binary digit
per code word
 18

QUANTISER NON-UNIFORM
tegangan keluaran (volt)

B
tegangan masukan (volt)
A

Uniform
Compressor
Quantizer

NonUniform / Nonlinear Quantizer

 QUANTISER NON-UNIFORM 19

log(1  μ m )
 - law v  where  >
0 log(1  μ )

if  = 0 Uniform Quantizer

Standard
Amerika Utara
 QUANTISER NON-UNIFORM 20

A - law Am 1
, 0 m 
1  log A A
v 
1  log( A m ) 1
,  m 1
1  log A A
- A = 1  Uniform Quantizer
- Practical value of A  A  100
- Reciprocal slope

Standard Eropa
(digunakan di
Indonesia)
 Multiplexing TDM 21

•Multiplexingmerupakan proses penggabungan beberapa kanal

sinyal informasi kedalam satu kanal informasi dengan tujuan agar sinyal informasi
dapat dikirimkan secara simultan dalam satu kanal
•TimeDivision Multiplexing merupakan proses multiplexing
dengan cara membagi waktu menjadi slot-slot waktu yang
menyatakan informasi dari tiap kanal
•TDM – PCM (Time Division Multiplexing – Pulse Code Modulation) merupakan
proses multiplexing sinyal yang menggunakan teknik pengkodean PCM
Multiplexing TDM ( cont ) 22

8 bit ADC d1(t)

Analog
Information-1
proses
d2(t)
Analog 8 bit ADC
Information-2 Multi-
plexing
Analog 8 bit ADC dN(t)
X(t) : Sinyal multiplex
Information-N TDM
Snk(t)
Sinyal
Sinkronisasi

Standar TDM yang digunakan Indonesia adalah PCM-30 ( E1 )

yang mampu menggabungkan 30 kanal ( masing-masing 64
kbps ) menjadi sebuah sinyal multiplek TDM PCM dengan laju
2,048 Mbps
 23
PCM-30 (E-1, Standar Eropa)
1 - 15 dan 17 - 30 adalah sinyal
telephon yang dikodekan/ data digital

0 1 2 15 16 17 29 30 31
8
bit
Informasi signaling
Frame alignment signal x = bit reserved for international use
pada frame 1, 3, 5, dst Y = bit reserved for national use
x 0 0 1 1 0 1 1
A = 0 tidak ada alarm
A = 1 ada alarm
bergantian

Service word pada frame

x 1 P Y Y Y Y Y
2, 4, 6, dst

 1 TS = 8 bit
 Terdiri dari 32 TS = 30 kanal suara + 1 sinkronisasi + 1 signaling
Sinkronisasi : TS 0
Signaling : TS 16
Voice : TS 1 – 15 + TS 17 – 31
 Dalam 1 detik tdp 8000 sample, sehingga :
Bit rate = (8 x 8000 ) x 32 = 2048 kbps
 Multiframe PCM-30 24

ms

 s

0 1 16 31 0 1 16 31 0 1 16 31

Signaling time slot 0 1 2 8 15

0 0 0 0 1 A U 1 a b c d a b c d a b c d a b c d

Multiframe Signaling channel 8 channel 23 channel 15 channel 30

alignment signal service wordl

Signaling bits a - d per channel

A=0
Tidak ada Alarm
U=1

A=1 urgent alarm

U=0 non urgent alarm

 1 MF = 16 frame
 Signaling lengkap untuk 30 kanal voice (1 TS 16 untuk signaling 2 kanal
voice)
 TS-16 untuk frame ke-0 digunakan untuk alignment / sinkronisasi
multiframe
 PCM-24 (T-1, Standar Amerika) 25

 T1 (DS-0) System
 24 voice channels are time-division multiplexed
 Each voice signal is sampled at a rate of 8000 samples/sec. (sample
duration = 125 sec)
 Each sample is quantized in amplitude into one of 256 levels (8 bits are
used to represent each level)
 T1 rate = (24*8 + 1)/125 sec = 1.544 Mbps
 26
PCM-24 (T-1, Standar Amerika)

125 s (193 bit)

Ch 1 Ch 2 Ch 24 Frame aslignment signal (101010)

1 bit
pada frame ganjil (1,3,5,7,9,11)
Frame B0 B1 ... B7 B0 B1 ... B7 B0 B1 ... B7 BF
Multi Frame aslignment signal (001110)
pada frame genap (2,4,6,8,10,12)

Multi
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Frame

Channel A signaling : Channel B signaling :

Bit ke 8 dari msg-msg Bit ke 8 dari msg-msg
time slot kanal pada time slot kanal pada
frame 6 frame 12

 1 TS = 8 bit
 Terdiri dari 24 TS = 24 kanal suara Dalam 1 detik tdp 8000 sample
 Sinkronisasi menggunakan 1 bit tambahan (=BF)
 Bit Rate = ((24 x 8) + 1) x 8000 = 193 x 8000 = 1544 kbps
 1 MF = 12 frame
 Signaling diambil pada bit ke-8 tiap TS pada frame ke-6 dan kelipatannya
 27

Perbandingan 3 standar (Amerika, Eropa, Jepang)

Eropa
Amerika Jepang
Level Utara
Bit Rate (Mbps)
1 2.048 1.544 1544
1C - 3.152 -
2 8.448 6.312 6.312
3 34.368 44.736 32.064
4 139.264 274.176 97.728
5 564.992 400.352

 1.544 Mbps = T1 = PCM-24 (Amerika)

 2.048 Mbps = E-1 = PCM-30 (Eropa)
 Standar Jepang kurang populer
 Indonesia menggunakan sistem Eropa
 Internasional menggunakan Standard PCM-30
 28
Encoder (Konverter) Line coding

Two wire BW kecil Two wire BW sedang

( misal kabel ( misal kabel 2 Mbps ) Coaxial
telepon )
Output Rate kecil : bipolar , Rate kecil / sedang : bilpolar , AMI ,
Line AMI , HDB-3 , B6ZS bipolar , AMI , HDB-3 , HDB-3 , B6ZS
coding B6ZS
Rate sedang / besar : Rate besar : sinyal multi
Sinyal multi level level
-output ADC
- sinyal TDM Encoder Line Saluran
Coding Kabel
-Sinyal data text
-Output scrambler
-Output FEC Sinyal base-band
digital
 Line coding 29

1 0 1 0 1 1 1 0 0
Unipolar
NRZ

Polar NRZ

NRZ-Inverted
(Differential
Encoding)

Bipolar
Encoding

Manchester
Encoding

Differential
Manchester
Encoding
 30

Line Coding:Bipolar-AMI vs HDB3 dan B8ZS

• Deretan panjang nol dikodekan sbg ketidakadaan sinyal yg panjang. Clock receiver
dpt kehilangan sync.
• Deretan nol yg panjang diganti dg pelanggaran (violation) transisi sinyal yang
• Menghasilkan
transisi sinyal yg cukup utk clock resynchronization,
• Mengkodekan jumlah nol muncul
 31

REFERENSI

• Haykin, Simon, [1990]. An Introduction to Analog and Digital Communication,

John Wiley & Sons, Toronto Canada.
• Roden, Martin S. [1991]. Analog and Digital Communication Systems, Third
Edition Prentice-Hall International Inc., New Jersey USA
• Schilling, Taoub. [1986]. Principles of Communication Systems, John Wiley &
Sons, Toronto Canada.
 32

TERIMA KASIH