sinyal informasi
f
Sinyal informasi setelah sampling
f
tanpa Aliasing
Sinyal informasi setelah sampling
f
terjadi Aliasing
PROSES KUAN TISASI (QUAN TIZATION )
Quant
Kuantisasi : mengubah level amplituda menjadi diskret dengan
jumlah terbatas.
Jumlah level kuantisasi = 2L L = jumlah bit pengkodean
Terdapat 2 jenis kuantiser yaitu :
Kuantiser Uniform (lebar selang kuantisasi seragam)
Kuantiser N on-Uniform (lebar selang kuantisasi tidak seragam)
KUAN TISER UN IFORM
tegangan keluaran (volt)
T
Encod
Contoh di atas menunjukkan proses encoding,
1simbol masukan dikodekan menjadi 8 bit
Jumlah bit untuk mengkodekan tiap simbol ditentukan oleh
perangkat ADC (Analog to Digital Converter)
BIT RATE KAN AL VOICE
0 1 2 15 16 17 29 30 31
8
bit
Informasi signaling
Frame alignment signal x = bit reserved for international use
pada frame 1, 3, 5, dst Y = bit reserved for national use
x 0 0 1 1 0 1 1
A = 0 tidak ada alarm
A = 1 ada alarm
bergantian
¬ 1TS = 8 bit
¬ Terdiri dari 32 TS = 30 kanal suara + 1sinkronisasi + 1signaling
Sinkronisasi : TS 0
Signaling : TS 16
Voice : TS 1– 15 + TS 17 – 31
¬ Dalam 1detik tdp 8000 sample, sehingga :
Bit rate = (8 x 8000 ) x 32 = 2048 kbps
Multiframe PCM-30
2 ms
125 µ s
0 1 16 31 0 1 16 31 0 1 16 31
0 0 0 0 1 A U 1 a b c d a b c d a b c d a b c d
¬ 1MF = 16 frame
¬ Signaling lengkap untuk 30 kanal voice (1TS 16 untuk signaling
2 kanal voice)
¬ TS-16 untuk frame ke-0 digunakan untuk alignment /
sinkronisasi multiframe
PCM-24 (T-1, Standar Amerika)
125 µs (193 bit) Frame aslignment signal (101010)
1 bit
Ch 1 Ch 2 Ch 24 pada frame ganjil (1,3,5,7,9,11)
BF
Frame B0 B1 ... B8 B0 B1 ... B8 B0 B1 ... B8 BF
Multi Frame aslignment signal (001110)
pada frame genap (2,4,6,8,10,12)
Multi 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Frame
¬ 1TS = 8 bit
¬ Terdiri dari 24 TS = 24 kanal suara Dalam1detik tdp 8000
¬ Sinkronisasi menggunakan 1bit tambahan (BF)
¬ Signaling diambil pada bit ke-8 tiap TS pada frame ke-6 dan
kelipatannya
¬ Bit Rate = ((24 x 8) + 1) x 8000 = 193 x 8000 = 1544 kbps
¬ 1MF = 12 frame
PDH ( Plesiochronous Digital Hierarchy) -1
Terdapat 3 standar : Amerika, Eropa, Jepang
Eropa
Amerika Jepang
Level Utara
Bit Rate (Mbps)
1 2.048 1.544 1544
1C - 3.152 -
2 8.448 6.312 6.312
3 34.368 44.736 32.064
4 139.264 274.176 97.728
5 564.992 400.352
T-1 T-2
(4) M12
T-3
(7) M23
M34 E-4
E-1
E-2
(4) M12
E-3
(4) M12
E-4
(4) M12
PDH ( Plesiochronous Digital Hierarchy) - 3
¬ Jaringan Plesiochronous (hampir sinkron)
(Internally free running oscilator)
¬ Asynchronous multiplex
Jika suatu tributary dimultiplek ke tributary dengan bit rate lebih
tinggi, digunakan bit stufing/ penambahan bit dan buffer
memori untuk menjadikannya sinkron dengan bit rate yang lebih
tinggi tersebut.
¬ Bit rate tributare dengan orde lebih tinggi > daripada
penjumlahan bit rate yang dimultiplex : untuk sinkronisasi,
signaling dan bit stufing
¬ Setiap level multiplex mempunyai format frame tersendiri
¬ Bit by bit multiplexing
¬ Timing alignment menggunakan bit-by-bit justufication/ stufing
¬ Akses ke kanal individual hanya dimungkinkan setelah
dilakukan proses demultiplexing
¬ Bit rate distandarkan sampai 140 Mbps
SDH (Synchronous Digital Hierarchy) ITU-T G-707
¬ Jaringan sinkron(osilator internal disinkronisasi dengan clock
referensi external)
¬ Teknik multiplex sinkron
¬ Semua sinyal multiplex mempunyai struktur frame yang identik
¬ Byte by byte multiplexing
¬ Akses ke kanal individual bisa dilakukan menggunakan pointer,
tanpa harus mendemultiplex semuanya lebih dulu.
¬ Bit rate distandarkan berbasis 155 Mbps
SDH
N STM-N
1 155.520 Mbps
4 622.080 Mbps
16 2,488.320 Mbps
64 9,953.280 Mbps
Kelebihan SDH
Aligning
1544 kbit/s
TU-11 VC-11 C-11 (Note)
Mapping
T1517950-95
C-n Container-n
NOTE – G.702 tributaries associated with containers C-x are shown. Other signals, e.g. ATM, can also be accommodated (see 10.2).