Anda di halaman 1dari 6

3.

RANGKAIAN VIF

Fungsi utama dari bagian video IF adalah untuk merubah sinyal IF 38.0 MHz ke sinyal CVBS yang nantinya diumpankan ke bagian sound dan ke bagian video chroma. Bagian VIF terdiri dari rangkaian sebagai berikut: 1. Penguat IF Bagian ini berfungsi untuk menguatkan sinyal hingga level sinyal yang diperlukan. Penguat IF ini dilengkapi dengan AGC (Automatic Gain Controller) yang mengontrol penguatan IF Amplifier sehingga amplitudo video output konstan. Range frekuensi amplifier dari 32 ~ 60 MHz menjadikan amplifier ini cocok untuk aplikasi multistandar. PLL demodulator dan VCO (Voltage Control Oscilator) Sinyal IF dipisahkan dengan bantuan PLL detektor. PLL detektor menghasilkan sinyal referensi yang fasanya sama dengan sinyal IF carrier dan bandwidthnya sekitar 60 KHz ditentukan oleh PLL loopfilter pin 37. Demodulasi didapatkan dengan membandingkan frekuensi sinyal referensi dengan sinyal IF yang masuk. Frekuensi referensi yang diperlukan (38.0 MHz) dibangkitkan oleh VCO. Frekuensi VCO yang tepat ditentukan dengan sistim kalibrasi dengan menggunakan kristal sebagai referensi. PLL dapat mendeteksi frekuensi IF sampai 1 MHz berbasis pada FPLL (Frequency Phase Lock Loop System) yang akan memberikan sinyal output ke PLL loopfilter selama perbedaan frekuensi didapatkan. Jika fasa sinyal IF sama dengan sinyal referensi, sinyal diteruskan ke demodulator. Demodulator dapat mengendalikan modulasi positif dan negatif, seleksi dilakukan oleh IIC bus. Low pass filter setelah output demodulator menghilangkan sinyal hasil demodulasi yang tidak diperlukan untuk proses video.
PLL loopfilter 37 VCBS in alignment free VCO TUNER IF PLL VCO CALIBRATOR Fx-tal AFC AFW PLL Lock det VSW Lock AFA AFB video ident IFI

2.

IF Amplifier

Q102

FFI Fast Filter IF

IFA, IFB, IFC IF freq. Selection VCO 38.9MHz

SAW Filter

X101 AM demodulator 38.0 MHz LPF Video buffer

IF amplifier 23 24 IF input SC 32.5 MHz PC 38.0 MHz IFS

Video 0 - 5 MHz

Monitor Out

MOD 38 selected CVBS SVO

IF video

SIF Trap Buffer

Tuner AGC

27

Video AGC detector

AGC speed

LPF

CVBSint

40

VSW

Tuner take over

MOD

AGC

GAMBAR BLOK DIAGRAM VISION & FM VERSION

Gambar 3.1: Blok diagram VIF 13

3.

Video Buffer Video buffer menghasilkan keluaran video dengan amplitudo yang tepat dan menjaga keluaran video dari noise peak yang terjadi. Bandwidth dari video buffer minimal 6 MHz. Didalam video buffer terdapat White spot clamp (untuk modulasi positif) dan noise inverter clamp (untuk modulasi negatif) yang menjaga amplitudo video tidak melebihi harga tipikalnya.

Aliran Sinyal 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. Sinyal RF yang diterima diubah ke sinyal IF melalui Tuner Sinyal IF dikuatkan untuk mengurangi kerugian yang masuk ke SAW filter. Sinyal dilewatkan ke SAW filter untuk menghindari interferensi sinyal kanal yang berdekatan dan pemilihan karakteristik selektivitas yang sesuai. Sinyal IF yang masuk dilewatkan ke IF amplifier yang dikontrol oleh tegangan AGC. PLL membandingkan fasa frekuensi sinyal referensi dengan fasa frekuensi sinyal IF, jika fasanya sudah sama sinyal diproses di demodulator. Demodulasi sinyal didapatkan melalui LPF sehingga hanya sinyal yang diperlukan untuk proses video saja yang diambil dan dilewatkan ke video buffer. Sinyal ini juga dikirimkan ke AGC detektor untuk mengontrol tingkat penguatan IF. Dari video buffer sinyal video yang berupa sinyal video komposit dikeluarkan ke pin 38. Sinyal kemudian dilewatkan ke SIF trap untuk mengambil sinyal video dan diumpankan ke pin 40 untuk proses switch dan proses video chroma.

Proses Sinyal Video dan Chroma Dari pin 38 sinyal di video dibagi menjadi 2, pertama menuju pemrosesan sinyal luminan dan kedua menuju proses sinyal krominan. Dibawah ini adalah blok diagram dari CVBS/YC switch dan aliran proses sinyal luminan dan krominan. Aliran Proses sinyal Luminan 1. 2. 3. 4. 5. 6. Sinyal keluaran dari pin 38 yang berupa sinyal video komposit masuk ke pin 40 setelah melalui rangkaian Sound Trap untuk menghilangkan sinyal pembawa suara. Sinyal video dari RF masuk ke pin 40 dan sinyal video dari AV masuk ke pin 42. Proses pemilihan dilakukan oleh bus pin INA dan INB dalam internal UOC. Sinyal video dari RF/AV yang dipilih diteruskan ke bagian delay line dan juga ke bus SVO pin 38. Delay line dapat diadjust dari 0ns ~ 320ns yang dikontrol oleh IIC bus melalui YD0~YD3. Untuk CVBS sinyal video dilewatkan ke Chroma trap dan untuk Y/C sinyal video dilewatkan ke penunda 160ns. Sinyal keluaran dikirim ke Peaking untuk menentukan tinggi rendahnya sinyal output. Output dari peaking ditetapkan sebagai sinyal luminan internal (YINT ) yang akan dikirimkan ke RGB proses.

14

V IM 00 01 10

V ID E O ID E N T

IF I ( IF Id e n t )

n o b u rs t in a u to m o d e

C h ro m a tra p

CV BS

IN T

40

IN A .IN B

320ns

C VB S P e a k in g Y
IN T

Y D -Y D 3 Y /C Y /C V B S
EXT

42

To S yn T X T a c q u is itio n

160ns

P e a k in g

c lo c h e T o S V O s w itc h p in 3 8 v is io n IF 00 01 43 10 fSC filte r tu n in g C h ro m a ( P A L /N T S C ) C h ro m a ( S E C A M )

IN A . IN B

CB b u rs t d e te c A CC

c h ro m a d e te c ACL

AC L

Gambar 3.2 : Blok diagram CVBS/YC switch dan proses kroma

Aliran Proses sinyal Krominan 1. Sinyal yang masuk ke rangkaian kroma dilewatkan ke PAL/NTSC Chroma bandpass filter dan SECAM Cloche filter melalui amplifier yang dikontrol oleh rangkaian pendeteksi ACC dan ACL. 2. ACC berfungsi sebagai detektor burst amplitudo sehingga sinyal di bandpass/cloche filter input konstan. Sedangkan ACL berfungsi sebagai detektor chroma amplitudo sehingga ratio chroma/burst tidak melampaui batas. Fungsi ACL dikendalikan oleh IIC bus. 3. Sinyal output dari rangkaian chroma bandpass filter dikirim ke dekoder PAL/NTSC dan output dari cloche filter dikirim ke SECAM decoder untuk proses chroma selanjutnya. Sinyal Warna PAL/NTSC ASM (Automatic System Manager) adalah metode sistem dekoder warna yang dapat mengidentifikasi semua warna standar PAL/NTSC/SECAM yang dikontrol dengan IIC bus. Untuk sinyal kroma (PAL/NTSC), sinyal dilewatkan ke demodulator (R-Y) dan (B-Y) untuk mendapatkan sinyal UINT dan VINT.

15

Burst phase Detector

Loop filter

HUE CM3..CM0

REF0 32 FCO CM3..CM0 CMB1, CMB0 IDN IDP IDS Automatic System Manager CD3..CD0

DCO

Fref

Fsc

H/2 B-Y demodulator H90


0

PS

PS IDN 6 dB U
INT

H0

+
Chroma (PAL/NTSC) IDP 1H delay

+/H/2 R-Y demodulator

6 dB

INT

+
1H delay

Gambar 3.3 : Blok diagram dekoder warna PAL/NTSC

Aliran sinyal 1. Sinyal kroma PAL/NTSC masuk ke dua jalur demodulator, pertama ke demodulator (B-Y) untuk memilih sinyal kroma NTSC dengan informasi identifikasi NTSC dikirim ke ASM (IDN sinyal) dan yang kedua ke demodulator (R-Y) untuk memilih sinyal kroma PAL dengan informasi identifikasi PAL dikirim ke ASM (IDP sinyal). 2. Sinyal PAL dan NTSC kemudian dilewatkan ke bagian delay line untuk mengurangi kesalahan warna yang disebabkan oleh perbedaan phase. 3. Sinyal yang terbentuk berupa sinyal UINT dan sinyal VINT dari delay line di teruskan ke rangkaian YUV proses/ proses pemisahan sinyal RGB. Proses Pembentukan sinyal RGB Pada dasarnya UOC ini dilengkapi dengan input RGB atau YUV dari external, sehingga dimungkinkan untuk digunakan pada DVD input. Pemilihan input ini dapat dilakukan didalam internal IC. Tetapi dalam chassis G7 dan G7A input sinyal YUV ini tidak digunakan sehingga di groundkan. Aliran sinyal pemroses RGB dijelaskan sesuai gambar dibawah ini :

16

YU V 46 47 48 R 2 /V e x t G 2 /Y e x t B 2 /U e xt YU V S e le c t 2 Y V U In p u t C la m p s Y V U

C O N (6 b it)

M AT R -Y G -Y B -Y RG B adder + c la m p s R G B

C O N (6 b it) R G B Gosd Bosd Rosd C o n tra s t c o n tro l RG B s e le c t b le n d e r R in t G in t B in t

m a trix

s a tu r a tio n c o n tr o l b la c k s tre tc h

BC L In t e r n a l p ro c e s s o r

Y'

BKS

YUV

Y2 U2 YU V S e le c t 1

Y in t U in t V in t

RG B

V2

45

In s e r tio n in p u t 2

IE 2

IN 2

Gambar 3.4 : Diagram pembentukan sinyal RGB 1. Sinyal Yint, Uint, dan Vint yang berasal dari rangkaian colour decoder dan Y/C saklar diumpankan ke rangkaian YUV selector 1. 2. Dari YUV selektor, sinyal sub pembawa warna (U dan V) dimasukkan ke rangkaian matriks. Di rangkaian matrik ini komponen B-Y dari sinyal sub pembawa warna (sinyal U) dan komponen B-Y dari sinyal sub pembawa warna (sinyal V) di pisahkan. Disini sinyal perbedaan warna di bentuk dari sub pembawa warna. Sinyal G-Y dihasilkan dengan kombinasi dari sinyal perbedaan warna R-Y dan B-Y. 3. Dari YUV selektor, sinyal luminan dilewatkan ke rangkaian black stretch. Prinsip kerja rangkaian black stretch adalah mempertajam level hitam. Warna abu-abu dalam persentase tertentu di tarik ke warna hitam sehingga warna menjadi lebih tajam. 4. Tiga buah sinyal perbedaan warna (R-Y), (B-Y), (G-Y) dan sinyal luminan (Y) dicampur dan diproses di rangkaian RGB adder sehingga dihasilkan tiga warna primer merah, hijau dan biru (RGB). 5. RGBOSD dibentuk di dalam IC UOC digunakan untuk menampilkan OSD text. Pemilihan dan pengaturan kontrast antara sinyal RGB OSD dan RGB composit dikerjakan dengan cara switch oleh mikroprosesor internal. 6. Tiga sinyal video output (sinyal RGB) diasumsikan sebagai arus katoda yang mengalir ke CRT. Drive level yang masuk ke tabung katoda selalu diadjust oleh CCC loop (Continues Cathode Calibration) dan arus feedback di lewatkan ke Black Current Input pin 50. 7. CCC loop bekerja sebagai penstabil terhadap black level dan drive katoda secara loop (kontinyu) terhadap sinyal RGB sehingga diperoleh offset dan gain yang tepat.

17

CON (6bit) Rfeedback RGB RGB select blender drive conection LR,LG,LB RGB OUTPUT 51,52,53 Rdrive TDA61XX Rcutoff offset conection CRT

Vref

LR,LG,LB 20 field switch 50 Black current input 8

Gambar 3.5 : Aplikasi dari CCC Loop

18

Anda mungkin juga menyukai