PCM ialah metode untuk mengubah sinyal analog menjadi sinyal digital. Sinyal ini dirubah melewati
beberapa langkah sebelum menjadi suatu sinyal digital o dan 1. Pertama-tama, suatu sinyal analog
harus di-sampling. Sampling ialah mengambil besaran sinyal secara periodik sehingga membentuk suatu
sinyal digital dan mirip dengan sinyal aslinya.
Setelah disampling, sinyal akan diquantizasi, yaitu proses pembulatan nilai-nilai tegangan setelah
disampling. Maksudnya ialah, saat kita melakukan sampling, maka kita membuat suatu pen-skala-an
sehingga kita mengetahui ada berapa level quantisasi dalam suatu sinyal itu. Dalam hal quantisasi,
skala pada quantisasi sinyal akan berbeda dari yang ujung(peak) daripada di lembah. Hal ini
disebabkan, dalam percapakan, pembicaraan sering dilakukan pada amplitudo rendah dan bukan
amplitudo tinggi, kita pasti jarang bercakap-cakap dengan nada suara tinggi.
Maka dari itu, skala pada lembah biasanya lebih banyak daripada skala di puncak. Hal ini digunakan
pada proses selanjutnya yaitu companding (compressing & expanding). Proses ini membuat pen-skalaan menjadi tidak rata. Akan tetapi hal ini tidak menjadi masalah karena yang penting data tidak
berubah dari 0 dan 1.
Proses selanjutnya ialah pengkodean, yaitu membuat hasil setelah disampling menjadi memiliki nilai 0
dan 1. Setelah dilakukan proses ini, maka sinyal siap ditransmisikan. Tetapi bukan ditransmisikan secara
serta merta, dalam pengiriman data, harus dilakukan modulasi agar bisa dikirimkan.
PCM terdapat 2 jenis:
1. PCM 30 mempunyai primary rate sebesar 2.048 kbps yang terdiri dari 8000 frame tiap detik.
Tiapframe mengandung 32 time slot, 30 time slot digunakan untuk pembicaraan, 1 time slot untuk
sinkronisasi, dan 1 time slot untuk signaling. Setiap time slot mengandung 8 bit sampel. Kanal voiceini
kemudian dimultiplex secara sinkron ke dalam sebuah 2-Mbps data stream, yang biasa disebut E1.
Speech code PCM ditransmisikan 8 bit per time slot sebanyak 8000 kali dalam satu detik.sehingga data
2. PCM 24 mempunyai primary rate sebesar 1.544 kbps yang terdiri dari 8000 frame tiap detik.
Tiapframe mengandung
24 time
slot.
Dalam
setiap frame ditambahkan
satu
bit frame,
satu framealignment atau sinkronisasi bit (S-bit). Kanal yang digunakan disebut T1. Pada T1 tidak
ada time slotyang berfungsi sebagai signaling. Satu bit pada tiap time slot setiap frame ke-6 diganti
menjadisignaling information. Sebagai konsekuensi, hanya 7 dari 8 bit yang digunakan, sehingga besar
PCM
Pengertian PCM
PCM adalah singkatan dari Pulse Code Modulation, yakni bentuk representasi digital dari sinyal
suara analog, di mana gelombang berikutnya diurutkan secara beraturan berdasarkan interval
waktu tertentu dan kemudian diubah ke dalam bentuk biner. Proses pengubahan dari sinyal
analog menjadi biner disebut dengan istilah Quantisasi. PCM ditemukan oleh seorang insinyur
dari Inggris bernama Alec Revees pada tahun 1937, dan sekarang dipakai di berbagai media,
termasuk CD Audio. File audio dengan format WAV biasanya menggunakan codec (code dan
decode) PCM.
A. PCM- 30 kanal
PCM30 merupakan aplikasi dari Pulse Code Modulation (PCM). PCM adalah representasi
digital dari sinyal analog dimana besar gelombang diambil sampelnya secara teratur dengan
rentan waktu yang sama. Sistem PCM30 mengacu pada teknologi switching di eropa, untuk
melayani arus digital pada jalur telepon. PCM 30 memiliki 30 code, setiap channel memuat 8 bit
digital word. 30 code bit ini disatukan dalam suatu frame ID word dan channel identifier.
PCM 30 memiliki 32 timeslot, dengan kecepatan tiap timeslot nya adalah 64 kbps, jadi PCM 30
memiliki kecepatan maksimal mencapai 2 Mbps
PCM 30 dapat diartikan sebagai sejenis teknologi digital yang dapat menggandakan dari satu
jalur fisik dapat disalurkan 30 percakapan sekaligus tanpa mengganggu satu sama lain
(interferensi).
Secara garis besar PCM 30 terdiri dari: Sampling dan Holding, Kuantisasi,Encoding,
dan Multiplexing.
Tujuan dari Sampling and Hold adalah mencuplik secara berkala sinyal informasi yang berupa
gelombang analog. Kemudian dikonversikan menjadi sinyal dengan amplitudo yang rata agar
bisa diubah menjadi kode-kode digital oleh rangkaian ADC (Analog to Digital Converter).
Kuantisasi adalah suatu konversi dari harga analog ke level-level tertentu yang mendekati.
Metode kuantisasi dapat dilihat pada gambar di bawah ini. Contoh ini menggunakan 3 bit yang
berarti ada 2^3 = 8 level. Sedangkan pada PCM 30 sebenarnya menggunakan teknologi 8 bit.
B. PCM 24 Kanal
PCM 24 mempunyai primary rate sebesar 1.544 kbps yang terdiri dari 8000 frame tiap detik.
Tiap framemengandung 24 time slot. Dalam setiap frame ditambahkan satu bit frame,
satu frame alignment atau sinkronisasi bit (S-bit). Kanal yang digunakan disebut T1. Pada T1
tidak ada time slot yang berfungsi sebagai signaling. Satu bit pada tiap time
slot setiap frame ke-6 diganti menjadi signaling information. Sebagai konsekuensi, hanya 7 dari
8 bit yang digunakan, sehingga besar data ratenya menjadi 56 kbps.
PCM 30
PCM adalah singkatan dari Pulse Code Modulation. PCM 30 dapat diartikan sebagai
sejenis teknologi digital yang dapat menggandakan dari satu jalur fisik dapat disalurkan
30 percakapan sekaligus tanpa mengganggu satu sama lain (interferensi).
PCM adalah suatu teknik multiplexing yang menggunakan sistem TDM (Time Division
Multiplexing). Secara garis besar PCM 30 terdiri
dari: Sampling dan Holding, Kuantisasi,Encoding, dan Multiplexing.
Tujuan dari Sampling and Hold adalah mencuplik secara berkala sinyal informasi yang
berupa gelombang analog. Kemudian dikonversikan menjadi sinyal dengan amplitudo
yang rata agar bisa diubah menjadi kode-kode digital oleh rangkaian ADC (Analog to
Digital Converter).
Kuantisasi adalah suatu konversi dari harga analog ke level-level tertentu yang
mendekati. Metode kuantisasi dapat dilihat pada gambar di bawah ini. Contoh ini
menggunakan 3 bit yang berarti ada 2^3 = 8 level. Sedangkan pada PCM 30
sebenarnya menggunakan teknologi 8 bit.
Pada contoh diperoleh 8 level yaitu level m0, m1, m2, sampai m7.
Encoding merupakan tahap pengkodean. pada contoh ini menggunakan 3bit berarti ada
3 deret kode biner untuk tiap level yang telah dikuantisasi.
Amplitudo pada level m0 , menjadi kode biner 000
Amplitudo pada level m1 , menjadi kode biner 001
Amplitudo pada level m2 , menjadi kode biner 010
Amplitudo pada level m3 , menjadi kode biner 011
Amplitudo pada level m4 , menjadi kode biner 100
Amplitudo pada level m5 , menjadi kode biner 101
Amplitudo pada level m6 , menjadi kode biner 110
Amplitudo pada level m7 , menjadi kode biner 111
PCM 30 yang menggunakan sistem TDM ini, dibagi menjadi 32 timeslot yang ditempati
oleh 30 kanal, satu kanal sinkronisasi, dan satu untuk signaling. Sinkronisasi dan
signaling masing-masing menempati timeslot ke-0 dan ke 16. Kanal pertama sampai ke
+Satu multi frame PCM30 ada 16 time slot yang digunakan untuk signalling (yaitu ts 16 ini dibagi menjadi 2
bagian yang masing-masing terdiri dari 4 bit (1 nible) bit a b c d, yang digunakan kiri dan kanan dari setiap
frame. Sehingga 16 buah time slot tersebut sudah melebihi untuk digunakan sebagai signalling CAS
+Satu ts16 dipakai oleh pensinyalan 2 kanal telepon, sehingga untuk 30 kanal telepon diperlukan 15 buah
ts16.
satu ts 16 sisanya digunakan sebagai Multiframe Alignment Signal (MAS) yaitu ts16 pada frame 0
Jenis
Teknik
a.
Time
Teknik
Multiplexing
yang
umum
Division
Multiplexing
(TDM)
b.
Frequency
Division
c. Code Division Multiplexing (CDM)
Multiplexing
digunakan
adalah
:
:
Synchronous
TDM
Asynchronous
TDM
Multiplexing
(FDM)
Time
Division
Multiplexing
(TDM)
Secara umum TDM menerapkan prinsip pemnggiliran waktu pemakaian saluran
transmisi dengan mengalokasikan satu slot waktu (time slot) bagi setiap pemakai
saluran
(user).
TDM yaitu Terminal atau channel pemakaian bersama-sama kabel yang cepat dengan
setiap channel membutuhkan waktu tertentu secara bergiliran (round-robin timeslicing). Biasanya waktu tersebut cukup digunakan untuk menghantar satu bit (kadangkadang dipanggil bit interleaving) dari setiap channel secara bergiliran atau cukup
untuk menghantar satu karakter (kadang-kadang dipanggil character interleaving atau
byte interleaving). Menggunakan metoda character interleaving, multiplexer akan
mengambil satu karakter (jajaran bitnya) dari setiap channel secara bergiliran dan
meletakkan pada kabel yang dipakai bersama-sama sehingga sampai ke ujung
Asynchronous
TDM
Untuk mengoptimalkan penggunaan saluran dengan cara menghindari adanya slot
waktu yang kosong akibat tidak adanya data ( atau tidak aktif-nya pengguna) pada saat
sampling setiap input line, maka pada Asynchronous TDM proses sampling hanya
dilakukan untuk input line yang aktif saja. Konsekuensi dari hal tersebut adalah
perlunya menambahkan informasi kepemilikan data pada setiap slot waktu berupa
identitas
pengguna
atau
identitas
input
line
yang
bersangkutan.
Penambahan informasi pada setiap slot waktu yang dikirim merupakan overhead pada
Asynchronous
TDM.
Gambar di bawah ini menyajikan contoh ilustrasi yang sama dengan gambar Ilustrasi
hasil sampling dari input line jika ditransmisikan dengan Asynchronous TDM.
Frequency
Division
Multiplexing
(FDM)
Prinsip dari FDM adalah pembagian bandwidth saluran transmisi atas sejumlah kanal
(dengan lebar pita frekuensi yang sama atau berbeda) dimana masing-masing kanal
dialokasikan ke pasangan entitas yang berkomunikasi. Contoh aplikasi FDM ini yang
polpuler pada saat ini adalah Jaringan Komunikasi Seluler, seperti GSM ( Global System
Mobile) yang dapat menjangkau jarak 100 m s/d 35 km. Tingkatan generasi GSM
adalah
sbb:
First-generation:
Analog
cellular
systems
(450-900
MHz)
*
*
*
Frequency
FDMA
NMT
Second-generation:
*
Digital
shift
for
(Europe),
cellular
TDMA/CDMA
*
GSM
(Europe),
*
2.5G:
keying
(900,
signaling
sharing
(US)
1800
for
spectrum
Circuit
IS-136
(US),
PDC
Packet
*
*
systems
for
spectrum
AMPS
switching
Digital:
Analog:
GSM
AMPS
MHz)
sharing
switching
(Japan)
extensions
to
to
GPRS
CDPD
3G:
*
* IMT-2000
High
speed,
data
and
Internet
services
FDM yaitu pemakaian secara bersama kabel yang mempunyai bandwidth yang tinggi
terhadap beberapa frekuensi (setiap channel akan menggunakan frekuensi yang
berbeda). Contoh metoda multiplexer ini dapat dilihat pada kabel coaxial TV, dimana
beberapa channel TV terdapat beberapa chanel, dan kita hanya perlu tunner (pengatur
channel) untuk gelombang yang dikehendaki. Pada teknik FDM, tidak perlu ada
MODEM karena multiplexer juga bertindak sebagai modem (membuat permodulatan
terhadap data digital). Kelemahan Modem disatukan dengan multiplexer adalah
sulitnya meng-upgrade ke komponen yang lebih maju dan mempunyai kecepatan yang
lebih tinggi (seperti teknik permodulatan modem yang begitu cepat meningkat).
Kelemahannya adalah jika ada channel (terminal) yang tidak menghantar data,
frekuensi yang dikhususkan untuk membawa data pada channel tersebut tidak
tergunakan dan ini merugikandan juga harganya agak mahal dari segi pemakaian
(terutama dibandingkan dengan TDM) kerana setiap channel harus disediakan
frekuensinya. Kelemahan lain adalah kerana bandwidth jalur atau media yang dipakai
bersama-sama tidak dapat digunakan sepenuhnya, kerana sebagian dari frekuensi
terpaksa digunakan untuk memisahkan antara frekuensi channelchannel yang ada.
Frekuensi pemisah ini dipanggil guardband.
Division
Multiplexing
(CDM)
Code
Division
Multiplexing
(CDM)
dirancang
untuk
menanggulangi
kelemahankelemahan yang dimiliki oleh teknik multiplexing sebelumnya, yakni TDM
dan FDM.. Contoh aplikasinya pada saat ini adalah jaringan komunikasi seluler CDMA
(Flexi)
Prinsip
kerja
dari
CDM
adalah
sebagai
berikut
:
1. Kepada setiap entitas pengguna diberikan suatu kode unik (dengan panjang 64 bit)
yang
disebut
chip
spreading
code.
2. Untuk pengiriman bit 1, digunakan representasi kode (chip spreading code) tersebut.
3. Sedangkan untuk pengiriman bit 0, yang digunakan adalah inverse dari kode
tersebut.
4. Pada saluran transmisi, kode-kode unik yang dikirim oleh sejumlah pengguna akan
ditransmisikan dalam bentuk hasil penjumlahan (sum) dari kode-kode tersebut.
5. Di sisi penerima, sinyal hasil penjumlahan kode-kode tersebut akan dikalikan dengan
kode unik dari si pengirim (chip spreading code) untuk diinterpretasikan.
selanjutnya
:
- jika jumlah hasil perkalian mendekati nilai +64 berarti bit 1,
jika
jumlahnya
mendekati
64
dinyatakan
sebagai
bit
0.
Contoh penerapan CDM untuk 3 pengguna (A,B dan C) menggunakan panjang kode 8
bit
(8-chip
spreading
code)
dijelaskan
sebagai
berikut
:
a. Pengalokasian kode unik (8-chip spreading code) bagi ketiga pengguna :
-
kode
kode
kode
untuk
untuk
untuk
A
B
C
:
:
:
10111001
01101110
11001101
A
B
C
-
mengirim
mengirim
mengirim
hasil
Sinyal
yang
diterima
:
+3
1
1
+1
+1
1
3
+3
Kode
milik
A
:
+1
1
+1
+1
+1
-1
1
+1
- Hasil perkalian (product) : +3 +1 1 +1 +1 +1 +3 +3 = 12
Nilai +12 akan diinterpretasi sebagai bit 1 karena mendekati nilai +8.
sinyal
yang
diterima
:
+3
1
1
+1
+1
1
3
kode
milik
B
:
1
+1
+1
1
+1
+1
+1
- jumlah hasil perkalian : 3 1 1 1 +1 1 3 3 =
berarti bit yang diterima adalah bit 0, karena mendekati nilai 8.
+3
1
-12
1.Pengertian Multiplexing
Sebelum kita membahas lebih lanjut mengenai Frequency Division Multiplexing ada baiknya
kita membahas apa itu multiplexing. Multiplexing adalah teknik menggabungkan beberapa
sinyal secara bersamaan pada suatu saluran transmisi. Di sisi penerima, pemisahan
gabungan sinyal tersebut sesuai dengan tujuan masing-masing disebut Demultiplexing.
Dalam multiplexing, perangkat yang memalukan multiplexing disebut Multiplexer atau
disebut juga dengan istilah Transceiver/Mux. Receiver atau perangkat yang melakukan
Demultiplexing disebut dengan Demultiplexer atau disebut juga dengan istilah Demux.
2.Jenis-Jenis Multiplexing
Frequency Division Multiplexing (FDM)
Time Division Multiplexing (TDM)
Statistical Time Division Multiplexing (STDM)
3. Frequency Division Multiplexing (FDM)
Frequency Division Multiplexing (FDM) adalah teknik menggabungkan banyak saluran input
menjadi sebuah saluran output berdasarkan frekuensi. Jadi total bandwith dari keseluruhan
saluran dibagi menjadi sub-sub saluran oleh frekuensi. Pada gambar di atas , dapat dilihat
enam sumber sinyal dimasukkan ke dalam suatu multiplexer, yang memodulasi tiap sinyal
ke dalam frekuensi yang berbeda (f 1,,f6). Tiap sinyal modulasi memerlukan bandwidth
center tertentu disekitar frekuensi carriernya, dinyatakan sebagai suatu saluran (channel).
Sinyal input baik analog maupun digital akan ditransmisikan melalui medium dengan sinyal
analog.
3.Proses Multiplexing FDM Proses Demultiplexing FDM
Pada sistem FDM, umumnya terdiri dari 2 peralatan terminal dan penguat ulang saluran
transmisi (repeater transmission line):
Peralatan Terminal (Terminal Equipment) Peralatan terminal terdiri dari bagian yang
mengirimkan sinyal frekuensi ke repeater dan bagian penerima yang menerima sinyal
tersebut dan mengubahnya kembali menjadi frekuensi semula.
Peralatan Penguat Ulang (Repeater Equipment) Repeater equipment terdiri dari penguat
(amplifier) dan equalizer yang fungsinya masing-masing untuk mengkompensir redaman
dan kecacatan redaman (attenuation distortion), sewaktu transmisi melewati saluran