Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Telekomunikasi Analog dan Digital
DisusunOleh :
Kelas 2E-TT
Desy Laila Sari ( 1831130084)
1. Sampling : proses pengambilan sample atau contoh besaran sinyal analog pada titik tertentu secara
teratur dan berurutan.Frekuensi sampling harus lebih besar dari 2 x frekuensi yang disampling
(sekurang-kurangnya memperoleh puncak dan lembah) [teorema Nyqust]. Hasil penyamplingan
berupa PAM (Pulse Amplitude Modulation)
2. Quantisasi : Proses menentukan segmen-segmen dari amplitudo sampling dalam level-level
kuantisasi.
Amplitudo dari masing-masing sample dinyatakan dengan harga integer dari level kuantisasi yang
terdekat.
3. Pengkodean : proses mengubah (mengkodekan) besaran amplitudo sampling ke bentuk kode digital
biner.
4. Multiplexing : dari banyak input menjadi satu output.
fungsi : Untuk penghematan transmisi
Menjadi dasar penyambungan digital
A. PCM 30 dapat diartikan sebagai sejenis teknologi digital yang dapat menggandakan dari satu jalur fisik
dapat disalurkan 30 percakapan sekaligus tanpa mengganggu satu sama lain (interferensi).
PCM adalah suatu teknik multiplexing yang menggunakan sistem TDM (Time Division Multiplexing).
Secara garis besar PCM 30 terdiri dari: Sampling dan Holding, Kuantisasi, Encoding, dan Multiplexing.
Tujuan dari Sampling and Hold adalah mencuplik secara berkala sinyal informasi yang berupa gelombang
analog. Kemudian dikonversikan menjadi sinyal dengan amplitudo yang rata agar bisa diubah menjadi
kode-kode digital oleh rangkaian ADC (Analog to Digital Converter).
Kuantisasi adalah suatu konversi dari harga analog ke level-level tertentu yang mendekati. Metode
kuantisasi dapat dilihat pada gambar di bawah ini. Contoh ini menggunakan 3 bit yang berarti ada 2^3 = 8
level. Sedangkan pada PCM 30 sebenarnya menggunakan teknologi 8 bit.
Pada contoh diperoleh 8 level yaitu level m0, m1, m2, sampai m7.
Encoding merupakan tahap pengkodean. pada contoh ini menggunakan 3bit berarti ada 3 deret kode biner
untuk tiap level yang telah dikuantisasi.
PCM 30 yang menggunakan sistem TDM ini, dibagi menjadi 32 timeslot yang ditempati oleh 30 kanal,
satu kanal sinkronisasi, dan satu untuk signaling. Sinkronisasi dan signaling masing-masing menempati
timeslot ke-0 dan ke 16. Kanal pertama sampai ke 15 menempati timeslot 1 sampai 15. kanal ke 16
sampai 30 menempati timeslot ke-17 sampai 30. Sinkronisasi dan signaling berfungsi agar sinyal
informasi yang diterima dapat diterima secara berurutan.
*Menghitung sampling rate, bit rate, dan bit error rate pada PCM 30.
PCM 30 menggunakan 8bit. Oleh karena itu tiap sample dikodekan menjadi 8 bit.
Bit Rate = 8 x 8000 = 64000 bit/detik = 64kbps.
Bit Rate total = 64 kbps x 32 = 2048 kbps. Dikalikan 32 karena pada PCM 30 terdapat 32 time slot.
Bit Error Rate (BER) adalah rasio bit yang error terhadap jumlah keseluruhan bit.
BER= Bit Error/ Jumlah Bit.
Misal data dikirim selama 2 detik dan jumlah bit yang eror adalah 1 bit. Maka jumlah keseluruhan bit =
2s x 2048kbps = 4096kb. Jadi BER = 1/4096k.
B. PCM 24
PCM 24 mempunyai primary rate sebesar 1.544 kbps yang terdiri dari 8000 frame tiap detik.
Tiap framemengandung 24 time slot. Dalam setiap frame ditambahkan satu bit frame, satu frame alignment atau
sinkronisasi bit (S-bit). Kanal yang digunakan disebut T1. Pada T1 tidak ada time slot yang berfungsi
sebagai signaling. Satu bit pada tiap time slot setiap frame ke-6 diganti menjadi signaling information. Sebagai
konsekuensi, hanya 7 dari 8 bit yang digunakan, sehingga besar data ratenya menjadi 56 kbps.
https://ahsanfath.wordpress.com/2010/12/01/pcm-30/
https://fit.labs.telkomuniversity.ac.id/pcm-pulse-code-modulation/
http://dasteldiyah.blogspot.com/2014/12/pcm-24-dan-30.html