Anda di halaman 1dari 5

TUGAS

TELEKOMUNIKASI ANALOG DAN DIGITAL


“ PCM 24 DAN PCM 30”

Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Telekomunikasi Analog dan Digital

Politeknik Negeri Malang

DisusunOleh :

Kelas 2E-TT
Desy Laila Sari ( 1831130084)

PROGRAM STUDI DIII-TEKNIK TELEKOMUNIKASI


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
POLITEKNIK NEGERI MALANG
2019
Pengertian PCM
PCM adalah singkatan dari Pulse Code Modulation, yakni bentuk representasi digital dari sinyal suara
analog, di mana gelombang berikutnya diurutkan secara beraturan berdasarkan interval waktu tertentu dan
kemudian diubah ke dalam bentuk biner. Proses pengubahan dari sinyal analog menjadi biner disebut
dengan istilah Quantisasi. PCM ditemukan oleh seorang insinyur dari Inggris bernama Alec Revees pada
tahun 1937, dan sekarang dipakai di berbagai media, termasuk CD Audio. File audio dengan format
WAV biasanya menggunakan codec (code dan decode) PCM.

1. Sampling : proses pengambilan sample atau contoh besaran sinyal analog pada titik tertentu secara
teratur dan berurutan.Frekuensi sampling harus lebih besar dari 2 x frekuensi yang disampling
(sekurang-kurangnya memperoleh puncak dan lembah) [teorema Nyqust]. Hasil penyamplingan
berupa PAM (Pulse Amplitude Modulation)
2. Quantisasi : Proses menentukan segmen-segmen dari amplitudo sampling dalam level-level
kuantisasi.
Amplitudo dari masing-masing sample dinyatakan dengan harga integer dari level kuantisasi yang
terdekat.
3. Pengkodean : proses mengubah (mengkodekan) besaran amplitudo sampling ke bentuk kode digital
biner.
4. Multiplexing : dari banyak input menjadi satu output.
fungsi : Untuk penghematan transmisi
Menjadi dasar penyambungan digital
A. PCM 30 dapat diartikan sebagai sejenis teknologi digital yang dapat menggandakan dari satu jalur fisik
dapat disalurkan 30 percakapan sekaligus tanpa mengganggu satu sama lain (interferensi).

PCM adalah suatu teknik multiplexing yang menggunakan sistem TDM (Time Division Multiplexing).
Secara garis besar PCM 30 terdiri dari: Sampling dan Holding, Kuantisasi, Encoding, dan Multiplexing.
Tujuan dari Sampling and Hold adalah mencuplik secara berkala sinyal informasi yang berupa gelombang
analog. Kemudian dikonversikan menjadi sinyal dengan amplitudo yang rata agar bisa diubah menjadi
kode-kode digital oleh rangkaian ADC (Analog to Digital Converter).

Kuantisasi adalah suatu konversi dari harga analog ke level-level tertentu yang mendekati. Metode
kuantisasi dapat dilihat pada gambar di bawah ini. Contoh ini menggunakan 3 bit yang berarti ada 2^3 = 8
level. Sedangkan pada PCM 30 sebenarnya menggunakan teknologi 8 bit.

Pada contoh diperoleh 8 level yaitu level m0, m1, m2, sampai m7.

Encoding merupakan tahap pengkodean. pada contoh ini menggunakan 3bit berarti ada 3 deret kode biner
untuk tiap level yang telah dikuantisasi.

Amplitudo pada level m0 , menjadi kode biner 000


Amplitudo pada level m1 , menjadi kode biner 001
Amplitudo pada level m2 , menjadi kode biner 010
Amplitudo pada level m3 , menjadi kode biner 011
Amplitudo pada level m4 , menjadi kode biner 100
Amplitudo pada level m5 , menjadi kode biner 101
Amplitudo pada level m6 , menjadi kode biner 110
Amplitudo pada level m7 , menjadi kode biner 111

PCM 30 yang menggunakan sistem TDM ini, dibagi menjadi 32 timeslot yang ditempati oleh 30 kanal,
satu kanal sinkronisasi, dan satu untuk signaling. Sinkronisasi dan signaling masing-masing menempati
timeslot ke-0 dan ke 16. Kanal pertama sampai ke 15 menempati timeslot 1 sampai 15. kanal ke 16
sampai 30 menempati timeslot ke-17 sampai 30. Sinkronisasi dan signaling berfungsi agar sinyal
informasi yang diterima dapat diterima secara berurutan.
*Menghitung sampling rate, bit rate, dan bit error rate pada PCM 30.

Jumlah sampling rate minimal adalah 2 kali frekuensi maksimum.


Pada PCM 30 frekuensi maksimumnya adalah 4kHz atau 4000 Hz. Maka jumlah sampling rate = 2×4000
= 8000 sample/detik.

PCM 30 menggunakan 8bit. Oleh karena itu tiap sample dikodekan menjadi 8 bit.
Bit Rate = 8 x 8000 = 64000 bit/detik = 64kbps.
Bit Rate total = 64 kbps x 32 = 2048 kbps. Dikalikan 32 karena pada PCM 30 terdapat 32 time slot.

Bit Error Rate (BER) adalah rasio bit yang error terhadap jumlah keseluruhan bit.
BER= Bit Error/ Jumlah Bit.

Misal data dikirim selama 2 detik dan jumlah bit yang eror adalah 1 bit. Maka jumlah keseluruhan bit =
2s x 2048kbps = 4096kb. Jadi BER = 1/4096k.

B. PCM 24

PCM 24 mempunyai primary rate sebesar 1.544 kbps yang terdiri dari 8000 frame tiap detik.
Tiap framemengandung 24 time slot. Dalam setiap frame ditambahkan satu bit frame, satu frame alignment atau
sinkronisasi bit (S-bit). Kanal yang digunakan disebut T1. Pada T1 tidak ada time slot yang berfungsi
sebagai signaling. Satu bit pada tiap time slot setiap frame ke-6 diganti menjadi signaling information. Sebagai
konsekuensi, hanya 7 dari 8 bit yang digunakan, sehingga besar data ratenya menjadi 56 kbps.

C. PERSAMAAN PCM 30 DENGAN 24


Frekuensi Sampling : 8 KHz
Jumlah sampling per time slot : 8000 sample/detik
Periode pulse frame : T = 1/f = 125 usec
Jumlah bit dalam 1 time-slot : 8 bit
Bit rate per time-slot : 8000 x 8 = 64 Kbps

D. PERBEDAAN PCM 30 DAN PCM 24

Coding/Encoding PCM 30 =A – law PCM 2=u – law


Jumlah ts / frame PCM 30=32 ts PCM 24 =24 ts
Jumlah bit / frame PCM 30= 8 x 32 = 256 PCM 24=8 x 24 + 1 = 193
Periode 1 ts PCM 30 =125 us/32 = 3,9 us PCM 24 = 125 us/24 = 5,2 us
Bitrate / frame PCM 30=2048 Kbps PCM 24 =1544 Kbps
Pengkodean saluran PCM 30=HDB3 atau 4B3T PCM 24 = ADI / AMI
SUMBER :

https://ahsanfath.wordpress.com/2010/12/01/pcm-30/

https://fit.labs.telkomuniversity.ac.id/pcm-pulse-code-modulation/

http://dasteldiyah.blogspot.com/2014/12/pcm-24-dan-30.html

Anda mungkin juga menyukai