Anda di halaman 1dari 10

TKE 8329W

Sistem Transmisi Telekomunikasi


Kuliah 2 – Penjamakan Digital

Indah Susilawati, S.T., M.Eng.

Program Studi Teknik Elektro


Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer
Universitas Mercu Buana Yogyakarta
2009
LECTURE 2
TELECOMMUNICATION TRANSMISSION SYSTEMS

PENJAMAKAN DIGITAL

Sinyal baseband digital melalui jalur gelombang mikro dan serat optik
⇒ sinyal TDM (Time Division Multiplexing)
TDM meliputi:
• Pencuplikan beberapa kanal secara periodik
- 24 kanal (sistem Amerika Utara dan Jepang)
- 30 kanal (sistem Eropa)
• Penyelingan (interleaving) dengan basis waktu

Pulse Code Modulation (PCM)


Pencuplikan
¾ Pencuplikan adalah proses mengukur (mengambil) nilai amplitudo sinyal pada interval waktu
yang periodik
¾ Merupakan proses pertama dalam konversi analog ke digital
¾ Cuplikan adalah besarnya sinyal (tegangan atau arus) pada suatu saat tertentu
¾ Pesat pencuplikan adalah banyaknya pencuplikan setiap unit waktu tertentu
Misalnya:
untuk telefon, pesat pencuplikannya adalah 8 kHz dan periodenya 125 μs
¾ Dalam 1 periode pencuplikan, beberapa kanal telefon dapat diakomodasi secara berurutan,
proses ini disebut TDM
¾ Sinyal tercuplik memuat informasi yang lengkap, asalkan frekuensi pencuplikan (dinotasikan
dengan fs) memenuhi kriteria pencuplikan Shannon, yaitu
fs ≥ 2 B
dengan B adalah frekuensi tertinggi sinyal
¾ Jika fs < 2 B, maka subspektrum sinyal tercuplik akan saling tumpang-tindih (overlapping) →
ada informasi yang hilang → disebut distorsi aliasing
Gambar 1 (a) spektrum sinyal input (b) spektrum sinyal tercuplik dengan fs > 2B
(c) spektrum sinyal tercuplik dengan fs < 2B

Kuantisasi
¾ Merupakan proses klasifikasi cuplikan sinyal ke dalam interval-interval kuantisasi
¾ Kuantisasi biasanya juga meliputi penyandian sekaligus
¾ Jangkauan kerja sinyal dibagi menjadi interval-interval kuantisasi (sebesar S) sesuai jumlah bit
untuk penyandian
¾ Jumlah interval kuantisasi ditentukan dengan formula
Jumlah interval = 2n
Dengan n adalah jumlah bit untuk penyandian
Misalnya: untuk telefon, menggunakan penyandian dengan 8 bit, maka jumlah
interval kuantisasinya adalah 28 = 256
¾ Dengan demikian, besarnya interval kuantisasi dapat dirumuskan sbb:
Vmaks − V min
S=
2n
¾ Ada 2 jenis kuantisasi:
a) kuantisasi seragam → interval kuantisasi sama besar
b) kuantisasi tak seragam → interval kuantisasi tidak sama besar
- S kecil untuk sinyal dengan level rendah
- S besar untuk sinyal dengan level tinggi

Gambar 2 Ilustrasi proses kuantisasi dan penyandian

¾ Derau kuantisasi adalah perbedaan antara sinyal input dan output pada kuantisasi. Nilai
maksimal derau kuantisasi ini adalah S/2. Bagaimana cara menurunkan derau kuantisasi?

Format Transmisi PCM

Sinyal bicara → LPF → Pencuplikan → Sinyal PAM → Kuantisasi & Penyandian → Sinyal PCM

Sinyal PCM dikirim sebagai frame dan multiframe


Ada 2 jenis format transmisi yaitu:
- PCM 30 kanal (sistem Eropa)
- PCM 24 kanal (sistem Amerika Utara dan Jepang)

Format sistem PCM 30 kanal


Setiap periode 125 μs di-cuplik-kuantisasi-sandi-kan sebanyak 30 kanal
Satu frame sistem PCM 30 kanal terdiri atas sinyal informasi, sinyal servis dan sinyal
penjajaran
Setiap frame mempunyai panjang 125 μs dan terdiri atas 32 Time Slot (TS), yaitu TS 0 sampai
dengan TS 31
- 2 TS untuk penjajaran frame, bit-bit servis dan signaling
(yaitu TS 0 dan TS 16)
- 30 TS untuk kanal bicara
(yaitu TS 1 – 15 dan TS 17 – 31)
Pesat transmisi sistem PCM 30 kanal dapat diketahui sbb:
32 × 8
pesat transmisi =
125.10 −6
32 × 8 × 10 6
=
125
= 2048 kbps
= 2,048 Mbps

Setiap 16 frame membentuk 1 multiframe sepanjang 16 × 125 μs = 2 ms


Gambar 3 Format sistem PCM 30 kanal

Format sistem PCM 24 kanal


Setiap periode 125 μs di-cuplik-kuantisasi-sandi-kan sebanyak 24 kanal
Satu frame sistem PCM 24 kanal terdiri atas 24 TS
Setiap frame diawali dengan 1 bit penjajaran frame
Setiap TS terdiri atas 8 bit
- 7 bit berisi informasi dari kanal bicara
- 1 bit untuk penyandian frame (atau untuk signaling setiap 6 frame sekali)
Pesat transmisi sistem PCM 24 kanal dapat diketahui sbb:
(24 × 8) + 1
pesat transmisi =
125.10 −6
193 × 10 6
=
125
= 1544 kbps
= 1,544 Mbps

Setiap 12 frame membentuk 1 multiframe sepanjang 12 × 125 μs = 1,5 ms


Gambar 4 Format sistem PCM 24 kanal

Sandi Jalur (Line Codes)


Sinyal PCM terdiri atas bit-bit 0 dan 1 → butuh sandi jalur yaitu cara transmisi pulsa
Ada beberapa tipe sandi jalur yaitu:
1. Unipolar
2. Bipolar
3. NRZ (Non Return to Zero)
4. RZ (Return to Zero)
Beberapa sandi yang umum digunakan adalah:
1. Sandi NRZ
2. Sandi RZ
3. Sandi AMI (Alternate Mark Inversion)
4. Sandi ADI (Alternate Digit Inversion)
5. Sandi HDB3 (High Density Bipolar 3)
6. Sandi CMI (Coded Mark Inversion)

Sandi NRZ
Pada sinyal NRZ, pulsa untuk menyatakan bit “1” tidak kembali ke nol (Non Return to Zero =
Tidak Kembali ke Nol)
100% unipolar
Gambar 5 Sandi NRZ

Sandi RZ
Pada sinyal RZ, pulsa untuk menyatakan bit “1” kembali ke nol (Return to Zero = Kembali ke
Nol)
50% unipolar

Gambar 6 Sandi RZ

Sandi AMI (Alternate Mark Inversion)


Bit ”1” dinyatakan dengan tegangan yang berganti-ganti (alternate) antara +V dan –V
Sandi bipolar
Gambar 7 Sandi AMI

Sandi ADI (Alternate Digit Inversion)


Sandi ADI menginversikan (membalik) setiap bit yang kedua (genap)
Bit ”0” menjadi bit ”1”
Bit ”1” menjadi ”0”
Tanda X menandai bit yang harus diinversi

Gambar 8 Sandi ADI


Sandi HDB3 (High Density Bipolar 3)
Sandi HDB3 membatasi adanya deretan bit “0” yang panjang menjadi maksimum 3 bit saja
Jika terjadi deretan bit ”0” yang lebih dari 3 bit, maka akan dicegah dengan cara mengganti satu
atau dua bit ”0” tersebut dengan suatu pulsa menurut aturan yang telah ditentukan

Gambar 9 Sandi HDB3

Sandi CMI (Coded Mark Inversion)


Pada sandi CMI, bit “1” dinyatakan dengan keadaan positif (+V) dan negatif (-V) secara
berganti-ganti
Bit ”0” dinyatakan dengan keadaan negatif untuk ½ interval bit yang pertama dan keadaan
positif untuk ½ interval bit yang kedua

Gambar 10 Sandi CMI

Anda mungkin juga menyukai