Anda di halaman 1dari 24

1

,
Dirasakan Langsung Masyarakat
2
3
4
4
5
6
6
SPBE SEBAGAI LEVERAGE
TRANSFORMASI DIGITAL NASIONALKERANGKA KERJA PERPRES 95/2018
meliputi seluruh unsur-unsur SPBE

Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik


adalah penyelenggaraan pemerintahan
yang memanfaatkan teknologi
informasi dan komunikasi untuk
memberikan layanan kepada Pengguna
SPBE.
• Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang
bersih, efektif, transparan, dan akuntabel
TUJUAN SPBE
• Mewujudkan pelayanan publik yang
berkualitas dan terpercaya
• Meningkatkan keterpaduan dan efisiensi
penyelenggaraan SPBE

Terwujudnya hasil berbagai program prioritas


DAMPAK SPBE pemerintah seperti:
• pengentasan kemiskinan
• pemberantasan korupsi
• Peraturan Presiden tentang Arsitektur SPBE Nasional, sebagai
peningkatan investasi
• penggunaan produk dalam negeri payung hukum keterpaduan
penyelenggaraan pemerintahan berbasis SPBE 7
7
PENERAPAN ENTERPRISE ARCHITECTURE
INTERNATIONAL BENCHMARK
*EGDI: E-Government Development Index

Penerapan Arsitektur SPBE dapat berdampak pada peningkatan nilai Indeks EGDI
8
*Penilaian oleh PBB untuk seluruh negara anggota yang dilakukan setiap 2 tahun 8
9
9
10 Negara dengan Jumlah Penduduk terbesar di Dunia
Beserta data capaian EGDI tahun 2022
EGDI Index 0,8119 (Sangat Tinggi), peringkat 43
Asia
EGDI Index 0,5883 (Tinggi), peringkat 105

EGDI Index 0,9151 (Sangat Tinggi), peringkat 10

EGDI Index 0,7160 (Tinggi), peringkat 77


Diantara negara-negara di
Asia kawasan benua Asia,
EGDI Index 0,4238 (Menengah), peringkat 150
dengan jumlah penduduk 10
EGDI Index 0,2406 (Rendah), peringkat 188 besar di dunia, pencapaian
Indonesia berada di urutan
EGDI Index 0,7910 (Sangat Tinggi), peringkat 49 setelah Tiongkok
Asia EGDI Index 0,5630 (Tinggi), peringkat 111

EGDI Index 0,8162 (Sangat Tinggi), peringkat 42

EGDI Index 0,7473 (Tinggi), peringkat 62

10
10
KETERKAITAN PENYELENGGARAAN SPBE DENGAN
PEMBERANTASAN KORUPSI DAN KEMUDAHAN
BERUSAHA
Corruption Perceptions Index Ease of Doing Business 2020
E-Government Development Index 2022 2021
Country/City Score Rank
New Zealand 86,8 1
Singapore 86,2 2
Denmark 85,3 3
Hong Kong SAR, China 85,3 4
United States - New York City 85,2 5
Korea, Rep. 84 6
United States 84 7
Georgia 83,7 8
United Kingdom 83,5 9
Norway 82,6 10

Peningkatan Nilai EGDI selaras dengan


perbaikan peringkat pada Indeks Persepsi
Korupsi (CPI) serta tingkat kemudahan dalam
berusaha (EODB) 11
11
11
NEXT LEVEL
FASE PEMERINTAHAN id.EA
DIGITAL (Indonesia Enterprise Architecture)

Melalui pemanfaatan Arsitektur SPBE,


e-Government GovTech
pemerintah Indonesia dapat melompat fase digitalisasi 1. Layanan berbasis user & 1. Layanan inklusif berbasis Citizen Centric,
penyediaan oleh instansi
administrasi pemerintahan, menuju fase GovTech berbasis outcome
2. Layanan berbasis elektronik, 2. Implementasi Transformasi Digital secara
masih terdapat kegiatan fisik Nasional (Government-Wide)
3. Interoperabilitas Sistem 3. Sistem Pemerintah yang sederhana, efisien, &
Informasi transparan

Fase digitalisasi
Indonesia

Digital Government

1. Desain prosedur layanan


berbasis digital
Analog 2. Layanan bersifat citizen centric
Government 3. Data-driven policy
4. Proaktif layanan administrasi
pemerintah
12
12
Pelaksanaan Percepatan Penurunan Stunting
Memerlukan Keterlibatan Banyak Pihak

Pencapaian target
penanganan stunting
menjadi tanggungjawab
Kementerian dan
Lembaga, serta
Pemerintah Daerah,
pada pada dasarnya
sudah menjadi Tupoksi
masing-masing K/L/D

Pemerintah Daerah
13
KOMPLEKSITAS MASALAH STUNTING
MENSYARATKAN KONVERGENSI PROGRAM
Secara konseptual pencegahan stunting mensyaratkan
konvergensi antar intervensi program.

Konvergensi merupakan pendekatan penyampaian intervensi


yang dilakukan secara terkoordinir, terpadu, dan bersama-
sama untuk mencegah stunting kepada sasaran prioritas

Jika hanya intervensi spesifik yang dilaksanakan tanpa


dukungan intervensi sensitif, pencegahan stunting tidak akan
efektif. Begitupula sebaliknya. Intervensi spesifik dan
intervensi sensitif dilaksanakan oleh berbagai Kementerian dan
Lembaga

Penyelenggaraan intervensi secara konvergen dilakukan


dengan menyelaraskan perencanaan, penganggaran,
pelaksanaan, pemantauan dan pengendalian kegiatan
lintas sektor serta antar tingkat pemerintahan dan
masyarakat

14
14
SYARAT PENDUKUNG TERBENTUKNYA
EFEKTIVITAS TATA KELOLA PEMERINTAHAN
Tata Kelola Pemerintahan Digital
(SPBE)

Proses Bisnis Tematik


Standar Sistem dan
(Cross-cutting)
Keamanan Informasi
(Kualitas dan keberlangsungan layanan digital)

Integrasi Layanan digital Syarat Perlu


Berbagi Pakai: Efektivitas Interoperabilitas Aplikasi
• Layanan Administrasi Tata Kelola dan Teknologi Informasi
Pemerintahan (Sistem Informasi administrasi
Pemerintahan dan fungsi pemerintahan)
• Layanan Publik

Agile Interkoneksi Data dan Informasi


(Arsip Elektronik, Data Statistik,
Government Data Spasial, Data Penduduk) –
Decision Support System

Keselarasan 15
Arsitektur SPBE Nasional 15
TANTANGAN PELAKSANAAN

03
02 04
01 05
Penambahan Lokasi
Menjadi 514 Hanya tersisa 2
Data-Driven Policy Kabupaten/Kota tahun untuk
Konvergensi Kebutuhan akan Pada tahun 2022, 514 Sustainability
mencapai target 14% Penurunan stunting tidak bisa
Konvergensi bukan hal mudah interoperabilitas data antar Kab/Kota menjadi lokasi
prioritas. Ini menjadi Dibutuhkan upaya dilakukan dalam waktu
untuk dilaksanakan. Diperlukan sektor dan Sistem Informasi
tantangan bagi penyediaan bersama yang sungguh- singkat. Diperlukan
ketersediaan sumberdaya yang lintas Instansi Pemerintah dan
sumberdaya, pendampingan, & sungguh untuk continuitas dan sustainability
Non-Pemerintah, untuk
cukup untuk membiayai pemantauan yang dilakukan melaksanakan program dari intervensi yang
mendapatkan data valid untuk
intervensi dan koordinasi yang oleh Pemerintah Pusat dan dan mencapai target dilakukan. Oleh karena itu,
penanganan yang lebih terarah,
baik diantara para pelaksana Provinsi. tersebut harus dipastikan program-
secara real-time on-line.
program dilapangan. program yang diperlukan
dapat dilaksanakan secara
terus menerus

16
16
PEMANFAATAN LAYANAN DIGITAL NASIONAL
DALAM PENANGANAN STUNTING

Percepatan penurunan
stunting memerlukan
kolaborasi lintas sektor,
dan dapat semakin
dipercepat dengan
orkestrasi layanan
digital berbasis arsitektur
SPBE

17
17
ILUSTRASI AKAN PENTINGNYA DATA-DRIVEN
POLICY
DALAM PERCEPATAN INTERVENSI PENANGANAN
STUNTING
Target dan Trend Penurunan Stunting
2018 - 2021 Indeks Khusus Penanganan Stunting (IKPS) Tahun 2018 - 2020
37.72

87.69
89.1
88.8
85.1

84.9
81.17
83.3
80.3
27.7

72.98
67.3

73.1
71.8
26.9

68.07
30.8 28.1
24.4 66.08
25.4
22.7

42.13

41.7
20

41

31.51
30.8
17.3 14.6 63.92

30
Kesehatan Gizi Perumahan Pangan Pendidikan Perlindungan
2018 2019 2020 Sosial
2013 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024
2018 2019 2020
• Setelah pelaksanaan Stranas Stunting,
• IKPS disusun untuk mengukur kinerja pelaksanaan program/intervensi percepatan
prevalensi stunting Balita turun dari 30,8% pencegahan stunting berdasarkan 5 dimensi, yaitu kesehatan, gizi, perumahan,
(2018) menjadi 24,4% pada tahun 2021, atau pangan, pendidikan dan perlindungan social. Data yang digunakan adalah Susenas
turun sebesar 6,4% dalam 3 tahun (rata-rata
• Dari tahun 2018 ke 2020, terjadi kenaikan IKPS sebesar 3,4 poin. Ini menunjukkan
2,1% per tahun). Target awal turun sebesar adanya perbaikan dalam pelaksanaan program.
2,7% per tahun.
• Dimensi yang cenderung mengalami penurunan dan perlu mendapatkan
• Untuk mencapai target 14% pada tahun 2024, perhatian adalah dimensi Pendidikan (PAUD) dan perlindungan sosial
penurunan stunting harus di atas 3,3% per
tahun 18
18
Sumber: Paparan Setwapres tanggal 20 Januari 2022 18
INISIATIF STRATEGIS ARSITEKTUR SPBE NASIONAL
UNTUK MENDUKUNG PENANGANAN STUNTING
Dukungan Penanganan
Stunting
Pelayanan Publik

Layanan Administrasi Pemerintahan di


Pemerintah Daerah
Layanan Bantuan Sosial Layanan AdminIstrasi Pemerintahan di
bidang Keuangan Negara
Terintegrasi
Layanan Administrasi Pemerintahan di
Bidang Informasi Pemerintahan
Layanan Kesehatan
Terintegrasi Layanan Administrasi Pemerintahan di
Bidang Perencanaan Pembangunan
Layanan Pendidikan Nasional
Layanan Perizinan Berusaha Layanan Pengadaan
Terintegrasi Layanan Administrasi Pemerintahan di
dan Akreditasi Terintegrasi Barang/Jasa terintegrasi Bidang Aparatur Negara
Layanan Monitoring
Pembangunan Pekerjaan Layanan Administrasi Pemerintahan di
Umum dan Perumahan Rakyat Bidang Kesekretariatan Negara

Data Data Data Keuangan Data


LAYANAN SDI Statistik Geospasial Kependudukan

19
19
20
20
21
21
PAGE
TARGET EVALUASI SPBE TAHUN 2022 • 80% Instansi Pusat
STRATEGI TINDAK LANJUT *) • 60 % Pemerintah Provinsi
PEMBINAAN DAN PEMANTAUAN TAHUN 2022 Jumlah IPPD yang menerapkan SPBE dengan • 30% Pemerintah
predikat Baik Kabupaten/Kota
*)RPJMN Tahun 2020-2024

2020 JENIS LEMBAGA KURANG CUKUP BAIK SANGAT BAIK MEMUASKAN TOTAL
Deskripsi 2021
(PPANRB 5/2018) (PPANRB 59/2020)
KEMENTERIAN 2 7 22 3 0 34
Indeks SPBE Nasional 2,26 2,24 Perencanaan
LPNK 2 5 16 2 0 25
Indeks Domain Kebijakan 2,07 2,21
Indeks Domain Tata Kelola 1,95 1,89 LNS 6 10 3 0 0 19

Indeks Domain Manajemen - 1,23 LEMBAGA LAINNYA 3 8 3 0 0 14

Indeks Domain Layanan 2,48 2,81 PEMERINTAH PROVINSI 4 13 16 1 0 34


Implementasi
Jumlah IPPD Berpredikat 256 IP 159 IP PEMERINTAH KABUPATEN 94 144 60 3 0 301
“Baik” atau lebih tinggi (40,19%) (30,75%)
PEMERINTAH KOTA 19 41 30 0 0 90
Fokus pada pemahaman
Fokus pada tata kelola dan JUMLAH 130 228 150 9 0 517
kematangan kerangka SPBE
manajemen SPBE
Strategi

Program kegiatan tahun 2022 :


1. Pembinaan
a) Asistensi SPBE diselenggarakan bagi seluruh IPPD
dengan materi penguatan pada domain tata kelola
(a.l.: Arsitektur SPBE, Peta Rencana SPBE) dan
Penerapan Manajemen SPBE
b) Piloting SPBE diberikan terhadap Pemerintah
Strategi Kabupaten/Kota di lingkungan Provinsi yang telah
ditetapkan memenuhi kriteria (15 Provinsi)
2. Pemantauan SPBE
Pemantauan SPBE dilakukan untuk mengukur kembali
progres peningkatan setelah diberikan pendampingan. 22 22
PAGE

CAPAIAN PREDIKAT INDEKS SPBE NASIONAL


TAHUN 2022

Distribusi Predikat IPPD Tahun 2022 DISTRIBUSI PREDIKAT IPPD TAHUN 2022
100% BERDASARKAN KATEGORI
6%
29% 80%
19%
41%
41% 53%
2021: 58%
53%
71%
74%
2021:
50% 50%
94%
81%
71%
59% 59%
2021:
42% 47%
50 24%
Instansi 20 131 26%
Provinsi 29% Kab/Kota
Pusat
P u sat P ro vi n si Kab / Ko t a K em en t er i an LPNK L em b aga P r o vi n si K ab u p at en Kota
L ai n n ya

Persentase Diatas Baik Persentase di Bawah Baik


Persentase Baik Presentase Dibawah Baik
Target RPJMN Tahun 2024

*Capaian pada tahun 2022 dengan predikat baik adalah sebagai berikut: 71% Instansi Pusat, 59% Provinsi, 29% Kabupaten/Kota
**Pada tahun 2022, terdapat 312 instansi yang meningkat nilainya dengan rincian 50 Instansi Pusat, 24 Provinsi, 238 Kab/Kota
23 23
KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA
DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA

TERIMA KASIH
kempanrb kemenpanrb Kementerian-PANRB

24

Anda mungkin juga menyukai