Anda di halaman 1dari 30

PERAN MSDM DI ERA TRANSFORMASI

DIGITAL

Lena Ellitan

Materi HCM Sesi 2


Pola kerja secara global telah berubah secara drastis dalam
waktu tiga puluh tahun terakhir. Hal ini terjadi akibat
adanya perubahan gelombang besar yang mengakibatkan
gangguan baru (a new wave of disruption) yang saat ini
melanda dunia. Fenomena ini disebut revolusi industri 4.0
atau revolusi digital.
Proses relokasi industri dari Eropah dan Amerika menuju
Asia (Indonesia, Vienam, Thailand, Pakistan, India dll) dan
Amerika Latin (diwakili oleh Brazil) dimulai sejak tahun
1970-an.
Dampak relokasi industry adalah aplikasi otomatisasi yang
intensif dan masif yang merubah persyaratan pekerjaan
yang bersifat digital. Sumber Daya Manusia (SDM) yang
tidak menguasai literasi digital cepat atau lambat akan
tersingkir.
The Evolution of the Industrial
Ages: Industry 1.0 to 4.0
c. 1780 c. 1870 c. 1970 c. 1980 today
Industry Industry Industry Industry Industry
1.0 2.0 3.0 3.5 4.0

Mechanization Electrification Automatio Globalization Digitization


n
Industrial production Mass Automation Offshoring Introduction of
based on machines production based on of digital
powered by water basedon the electronicsand production technologies
and steam assembly line computers to
low-cost
economies
Industrial basedon lower
Revolutio “Ford- “Nike- “Glocalization
communication “Uber-
n ism” fication” and
” ization”
containerization
costs 2
• Menurut Mello (253:2015) sedikitnya terdapat tiga dampak bagi
organisasi untuk merespon perubahan teknologi baru, yaitu :
• (1) perlunya meningkatkan skills dan work habits pegawai,
• (2) tersingkirnya jabatan tingkat rendah dan level manajerial,
• (3) hirarki berkurang, lebih 7 berorientasi pada kerjasama atau
kolaborasi dan
• (4) Kehidupan pekerja pada era industry 4.0 didominasi oleh self-
directed striving for personally valued career outcomes Hirschi et.al
(2016).
• The McKinsey Global Institute (2017) memperkirakan bahwa "50% dari
lapangan pekerjaan berpotensi untuk diotomatisasi dengan mengadaptasi
teknologi baru. Meskipun kurang dari 5% pekerjaan dapat sepenuhnya
otomatis, namun 60% dapat memiliki 30% atau lebih dari kegiatan mereka
dapat diotomatisasi secara teknis.
• Aktivitas seperti mengumpulkan dan memproses data, aktivitas fisik dan
mengoperasikan mesin memiliki potensi teknis tertinggi untuk dilakukan
otomatisasi. Di sisi lain, kegiatan yang melibatkan interaksi dengan pemangku
kepentingan, menerapkan keahlian untuk pengambilan keputusan,
perencanaan, dan tugas-tugas kreatif, atau mengelola dan mengembangkan
orang kurang rentan untuk berpotensi dilakukan otomatisasi.
• Secara global, aktivitas yang dapat diautomatisasi mempengaruhi 1,2 miliar
karyawan. Lebih dari 50% lapangan pekerjaan yang diotomatisasi berada di
China, India, Jepang, dan Amerika Serikat, dengan China dan India memiliki
potensi lapangan kerja teknis terbesar yang dapat diotomatisasi, setara dengan
700 juta karyawan penuh waktu di antara mereka. Di Prancis, Jerman, Italia,
Spanyol, dan Inggris, terdapat 62 juta karyawan penuh waktu secara teknis
dapat diautomatisasi.
• Tidak mengherankan, upah berkorelasi negatif dengan potensi otomatisasi
teknis. Faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan dan tingkat otomatisasi
adalah: kelayakan secara teknis, biaya pengembangan dan penerapan solusi,
dinamika pasar tenaga kerja, manfaat ekonomi dan perundangan dan
penerimaan masyarakat. (McKensey, 2017).
Schwab dan Industri
4.0
• Argumentasi: Kecepatan, keluasan dan
kedalaman, dampak sistemik (terhadap negara
masyarakat, industri, dan perusahaan).
• Dampak sistemik: ketimpangan sebagai
tantangan terbesar.
• Megatrend: Fisik (kendaraan tanpa
pengemudi, mesin cetak 3D, advanced
robotics, dan
material baru), digital, biologis.
• Tipping point dari Industri 4.0 diperkirakan
terjadi pada tahun 2025.
Era Revolusi Industri 4.0 dan selanjutnya : 75% pekerjaan melibatkan
kemampuan sains, teknologi, teknik dan matematika, internet of things,
pembelajaran sepanjang

55 % organisasi menyatakan bahwa digital talent gap semakin lebar(LinkedIn,


2017)
 Indonesia perlume ningkatkan kualitas keterampilan tenaga kerja dengan
teknologi digital
(Parray, ILO, 2017)
 Semakin pentingnya kecakapan sosial (social skills) dalam bekerja (The
Economist, 2017).
Dampak Transformasi Digital dan Revolusi Industri 4.0
Era Baru Industrilisasi Digital

Ancaman Peluang

- Secara global era digitalisasi akan - Era digitalisasi berpotensi memberikan


menghilangkan sekitar 1 – 1,5 miliar peningkatan net tenaga kerja hingga 2.1
pekerjaan sepanjang tahun 2015-2025 juta pekerjaan baru pada tahun 2025
karena digantikannya posisi manusia
- Terdapat potensi pengurangan emisi
dengan mesin otomatis (Gerd Leonhard,
Futurist); karbon kira-kira 26 miliar metrik ton dari
- Diestimasi bahwa di masa yang akan datang, tiga industri: elektronik (15,8 miliar),
65% murid sekolah dasar di dunia akan logistik (9,9 miliar) dan otomotif (540
bekerja pada pekerjaan yang belum pernah miliar) dari tahun 2015-2025 (World
ada di hari ini (U.S. Department of Labor Economic Forum).
report).
Gejala-Gejala Transformasi Digital di
Indonesia
Munculnya Bisnis Market Place di Munculnya moda-moda berbasis online
Indonesia yang menggantikan toko menggantikan taksi atau ojek tradisonal
konvensional

GO-Jek, Grab dll.


• Tantangan baru dunia kerja di era revolusi industri 4.0 adalah integrasi pemanfaatan
internet dengan lini produksi yang memanfaatkan kecanggihan teknologi dan
informasi. Karakteristik revolusi industri 4.0 ini meliputi digitalisasi, optimalisasi dan
kustomisasi produksi, otomasi dan adapsi, interaksi antara mesin-manusia, nilai
tambah jasa dan bisnis, automatic data exchange and communication, dan
penggunaan teknologi internet.
• Tantangan tersebut, harus dapat diantisipasi melalui transformasi pasar kerja
Indonesia dengan mempertimbangkan perubahan iklim bisnis dan industri, perubahan
jabatan structural yang terjadi pada organisasi dan kebutuhan ketrampilan.
• Salah satu faktor yang penting adalah keterampilan dan kompetensi yang harus tetap
secara konsisten perlu ditingkatkan sesuai kebutuhan pasar kerja yang semakin
berkembang pesat.
Dalam menghadapi revolusi industry 4.0, sedikitnya ada
tiga hal yang yang perlu diperhatikan semua pihak.

• Pertama adalah kualitas, yaitu upaya menghasilkan SDM yang berkualitas agar
sesuai dengan kebutuhan pasar kerja yang berbasis teknologi digital.
• Kedua, adalah masalah kuantitas, yaitu menghasilkan jumlah SDM yang
berkualitas, kompeten dan sesuai kebutuhan industri.
• Ketiga, adalah masalah distribusi SDM berkualitas yang masih belum merata.
untuk mendapatkan SDM yang kompetitif dalam industri 4.0, kurikulum
pendidikan harus dirancang agar out put-nya mampu menguasi literasi baru,
yaitu :
• (1) literasi data, yaitu kemampuan membaca, menganalisis dan memanfaatkan
informasi big data dalam dunia digital,
• (2) literasi teknologi, yaitu memahami cara kerja mesin, aplikasi teknologi
(coding, artificial intelligence dan engineering principles, dan
• (3) literasi manusia, humanities, komunikasi dan desain.
Modal fundamental msdm
• Modal fundamental SDM yang selama ini dianggap sukses dalam praktek
MSDM harus tetap dipertahankan, diantaranya lima dasar dimensi
personality menurut Mount et.al. (1994) : extravenous, agreeableness,
conscientiousness, emotional stability dan openness to experience.
• Aspek-aspek sukses SDM lain seperti kecerdasan emosional (Golemen,
1977), kecerdasan spiritual (Agustian, 2000) yang meliputi kesadarn diri
(self-awareness), manajemen perasaan (emotional management),
motivasi diri (self-motivation), perasaan iba hati (empathy), mengelola
hubungan baik (managing relationship), keterampilan komunikasi
(communication skills) dan gaya pribadi (personal style).
Tantangan-Tantangan Skill di Industri Masa Depan
Scale of Skill
Skills Demand in 2020 Complex Problem Solving
Kemampuan untuk memecahkan masalah yang asing dan belum
diketahui solusinya di dalam dunia nyata.

Social Skill
Kemampuan untuk melakukan koordinasi, negosiasi, persuasi,
mentoring, kepekaan dalam memberikan bantuan hingga emotional
intelligence

Process Skill
Kemampuan terdiri dari: active listening, logical thinking, dan monitoring
self and the others

System Skill
Kemampuan untuk dapat melakukan judgement dan keputusan dengan
pertimbangan cost-benefit serta kemampuan untuk mengetahui bagaimana
sebuah sistem dibuat dan dijalankan

Cognitive Abilities
Skill yang terdiri dari antara lain: Cognitive Flexibility, Creativity, Logical
Reasoning, Problem Sensitivity, Mathematical Reasoning, dan
Visualization .

(Share of jobs requiring skills family as part of their core skill set, %)
Sumber: The Future of Jobs Report, World Economic Forum, definisi skill berdasarkan O*NET Content Model, US Department of Labor & Bureau of Labor Statistics
Tantangan-
Tantangan Skill di Industri Masa Depan (2)
(Change in demand for core work-related skills, 2015-2020, all industries)

1) Cognitive Abilities
2) System Skills
3) Complex Problem
Solving
4) Content Skills
5) Process Skills

Merupakan 5 skills yang


pertumbuhan
permintaannya akan
paling tinggi berdasarkan
beberapa sektor industri,
di mana sebelumnya
sektor tersebut tidak
banyak membutuhkannya
Sumber: idem
KNOWLEDGE MANAGEMENT :
 CAPTURE
 DEVELOP
 SHARE
 IMPLEMENT
WHY ?
BIG
INSTITUTIONS
FAILED
CANNOT CANNOT
Escape From Invent
The Past The Future

LEADERSHIP

O RG AN IZATIO N TRANSFORM ATIO N


Strategi Menghadapi Era Digital
Komitmen peningkatan
investasi di pengembangan
digital skills Dilakukanny kolaborasi antara dunia
. industri, akademisi, dan masyarakat
untuk mengidentifikasi permintaan dan
ketersediaan skill bagi era digital di
masa depan
Selalu mencoba dan
menerapkan prototype
teknologi terbaru, Learn by
doing!.

Menyusun kurikulum pendidikan


yang telah memasukan materi
terkait human-digital skills.
Menggali bentuk kolaborasi
baru bagi model sertifikasi
atau pendidikan dalam ranah
peningkatan digital skill
.
Peran Dan Fungsi Baru Sumber Daya
Manusia Sumber daya manusia
• dianggap penting untuk keberhasilan perusahaan di dunia saat ini, namun
dalam revolusi Industry 4.0, para peneliti dan praktisi manajemen sudah
memprediksi skenario ini untuk mengambil bentuk yang berbeda, mengingat
karakteristik perubahan yang diantisipasi.
• Teori modal manusia menganggap bahwa pengetahuan membawa
keterampilan kognitif yang lebih besar kepada individu, sehingga mendorong
potensi produktivitas dan efisiensi mereka untuk berkembang kegiatan.
• Dari perspektif nasional, modal manusia dapat didefinisikan sebagai: “Modal
manusia dapat didefinisikan sebagai seperangkat pengetahuan, kemampuan
dan keterampilan, yang digunakan dalam kegiatan, proses dan layanan yang
berkontribusi untuk merangsang pertumbuhan ekonomi ”. (Liza, 2019)
SDM dalam Industri 4.0.
• 1. Sebagai Employee Champion. Peran dan fungsi ini berorientasi
pada pentingnya tingginya moral karyawan (high employee morale)
untuk terus berkomitmen dan kontribusi dalam mencapai
keberhasilan organisasi.
• 2. Sebagai Agen Perubahan (Change Agent). dituntut untuk memiliki
inisiatif dalam melakukan perubahan yang terutama fokus pada
penciptaan kinerja team (high-performing teams), megurangi waktu
siklus dalam berinovasi (reducing cycle time for innovation), dan
mengimplementasikan teknologi baru yang telah didefinisikan dan
dikembangkan dalam waktu yang relatif cepat.
• Tuntutan Revolusi 4.0 yang memerlukan peningkatan keterampilan
(up-skilling) atau pembaruan keterampilan (reskilling) untuk tenaga
kerja. Lembaga pendidikan juga memiliki peran penting dalam
menyiapkan sumberdaya manusia yang siap dalam era revolusi
industri 4.0.
Exponential Abundance Triad

Person

UPAYA
MENGHADAPI
PERUBAHAN
(era disruptif) Organization Technolog
y
Technology

Mengikuti Kolaborasi dengan Infrastruktur


start up berbasis
perkembangan teknologi
teknologi potensial
Exponential Person

Abudance Mind-set Abudance Heart-set Abudance Skill-Set


Membangun
Kompetensi di Era
Transformasi
Digital
Mengapa Pengembangan
Kompetensi sangat
penting bagi organisasai/
Perusahaan?

Kesuksesan organisasi ditentukan oleh


barisan sumber daya manusia
berkompetensi tinggi yang dapat menunjang
keberhasilan pelaksanaan pekerjaanya
Klasifikasi/Model
Kompetensi*)
Pengetahuan dan keterampilan yang
TERLIHAT dibutuhkan untuk melakukan suatu
(KompetensiDasar) pekerjaan
= KECAKAPAN KOMPETENSI
FUNGSIONAL

Karakteristik yang dibutuhkan


TAKTERLIHAT KOMPETENSI untuk ‘menyempurnakan’ suatu
(KompetensiPembeda) PERILAKU pekerjaan
= KARAKTER
Peran yang harus
KOMPETENSI PERAN dijalankan anggota tim

Pembeda mendasar antara satu


organisasi dengan organisasi
KOMPETENSI lainnya
INTI

*) Sumber: Competency Management – APractitioner’s Guide; R.Palan(2003) 64


• Tuntutan Revolusi Industri 4.0 membutuhkan SDM yang memiliki
kompetensi yang dapat merefleksikan kecanggihan teknologi dan
literasi data yang berbasis pada kecepatan perkembangan teknologi
sehingga akan lebih inovatif dan adatif pada lingkungan kerjanya.
Tuntutan Revolusi 4.0 memerlukan pelaksanaan program peningkatan
keterampilan (up-skilling) atau pembaruan keterampilan (reskilling)
para tenaga kerja atau lulusan perguruan tinggi berdasarkan
kebutuhan dunia industri saat ini
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai