Anda di halaman 1dari 168

SISTEM

INOVASI
DUNIA TERUS BERUBAH
• Era revolusi industri 4.0
• Tingkat Persaingan yang tinggi
– INDUSTRIAL COMPETITIVENESS
– TECHNOLOGICAL CAPABILITY
– INDUSTRIAL DEVELOPMENT
• Semua harus ikut berubah – kecuali perubahan itu sendiri
• Semua harus berinovasi – atau mati
Industry 4.0 Initiative is The Global Trend in The Manufacturing Industry
(Inisiatif Industri 4.0 adalah Tren Global di Industri Manufaktur)

End of Beginning of Beginning of Today


18th century 20th century the seventies

Konektivitas orang di mana-mana,


mesin bank data (real time)

First programmable logic


Industry 4.0
controller (PLC) Cyber-physical systems
Modicon 084 - 1969

Industry 3.0 - elektronik dan TI - otomatisasi produksi


First production line,
slaughter- houses in Use of electronics and IT to further automate the production
Cincinnati - 1870

Industry 2.0 - Pengenalan produksi massal


First mechanical Introduction of mass production based on the division of labor
loom - 1784

Industry 1.0 - Pengenalan fasilitas produksi mekanis yang menggunakan tenaga air dan uap
Introduction of mechanical production facilities using water and steam power
Lini Masa

Tahap-Tahap Revolusi Industri (RI)


1800 1900 2000 now

Penemuan Mesin Penemuan listrik Inovasi teknologi


Revolusi Industri ke-4
Uap mendorong dan assembly line informasi,
munculnya kapal yang meningkatkan Komersialiasi Kegiatan manufaktur
uap, kereta api, dll produksi barang personal terintegrasi melalui
computer, dll. penggunaan
teknologi wireless
dan big data secara masif
Fase periode Revolusi Industri membutuhkan masa yang
semakin singkat dari waktu ke waktu
Sumber: : Ristekdikti
Dunia Digital dan Revolusi Industri Keempat

Gejala-Gejala Trasnformasi di Indonesia


Saat ini beberapa jenis model bisnis
dan pekerjaan di Indonesia sudah
terkena dampak dari arus era
digitalisasi
• Toko konvensional yang ada
sudah mulai tergantikan dengan Toko Fisik Market Place Online
model bisnis marketplace.
• Taksi atau Ojek Tradisional
posisinya sudah mulai
tergeserkan dengan moda-moda
berbasis online
Ojek dan Taksi Konvensional GO-Jek, Grab, Uber, dll.

Sumber: The Future of Jobs Report, World Economic Forum, definisi skill berdasarkan O*NET Content Model, US Department of Labor & Bureau of Labor Statistics & Ristekdikti
Revolusi Industri Ke-4

Wajah Kegiatan Ekonomi Dunia saat Ini


Sharing economy e-Education e-Government

Cloud collaborative Marketplace Online Health Services

Saat ini berbagai macam kebutuhan Smart Manufacturing Smart Appliances


Smart City
manusia telah banyak menerapkan
dukungan internet dan dunia digital
sebagai wahana interaksi dan transaksi
Tantangan-Tantangan

Skill di Industri Masa Depan


Scale of Skill
Skills Demand in 2020 Complex Problem Solving
Kemampuan untuk memecahkan masalah yang asing dan belum
diketahui solusinya di dalam dunia nyata.
Social Skill
Kemampuan untuk melakukan koordinasi, negosiasi, persuasi,
mentoring, kepekaan dalam memberikan bantuan hingga
emotional intelligence
Process Skill
Kemampuan terdiri dari: active listening, logical thinking, dan
monitoring self and the others
System Skill
Kemampuan untuk dapat melakukan judgement dan keputusan
dengan pertimbangan cost-benefit serta kemampuan untuk
mengetahui bagaimana sebuah sistem dibuat dan dijalankan

Cognitive Abilities
Skill yang terdiri dari antara lain: Cognitive Flexibility, Creativity,
Logical Reasoning, Problem Sensitivity, Mathematical
(Share of jobs requiring skills family as part of their core skill set, %)
Reasoning, dan Visualization .
Sumber: The Future of Jobs Report, World Economic Forum, definisi skill berdasarkan O*NET Content Model, US Department of Labor & Bureau of Labor Statistics & Ristekdikti
Tantangan-Tantangan

Skill di Industri Masa Depan (2)


(Change in demand for core work-related skills, 2015-2020, all industries)
1) Cognitive Abilities
2) System Skills
3) Complex Problem
Solving
4) Content Skills
5) Process Skills

Merupakan 5 skills
yang pertumbuhan
permintaannya akan
paling tinggi berdasar-
kan beberapa sektor
industri, di mana
sebelumnya sektor ter-
sebut tidak banyak
Sumber: idem
membutuhkannya
PRINSIP REVOLUSI INDUSTRI 4.0
• Interkoneksi
• Kemampuan mesin, perangkat, sensor, dan manusia untuk saling
berkomunikasi
• Transparansi informasi
• Kemampuan teknologi di era Industri 4.0 menyediakan informasi
yang transparan untuk pengambilan keputusan
• Dukungan Teknis
• Kemampuan sistem untuk membantu manusia dalam melakukan
pekerjaan/kegiatan yang beresiko tinggi, sebagai contoh
penggunaan robot untuk melakukan ekplorasi dalam gua,
penggunaan kendaraan tanpa awak dan lain sebagainya.
• Keputusan Terdesetralisasi
• Kemampuan sistem mengambil keputusan sendiri dan bekerja
semandiri mungkin
INDUSTRIAL
AT MACRO LEVEL
COMPETITIVENESS
 Kemampuan untuk menghasilkan barang dan jasa yang
memenuhi permintaan pasar internasional
 Memperluas pendapatan riil masyarakat
 Memperluas lapangan kerja

AT THE FIRM LEVEL

 Kemampuan untuk menghasilkan barang dan jasa yang bertahan


atau berkembang di pasar internasional
 Dengan keuntungan dan pertumbuhan jangka panjang
TECHNOLOGICAL
CAPABILITY
01 Kemampuan untuk menggunakan
pengetahuan secara efektif dalam produksi,
teknik, dan inovasi.

02 Memungkinkan untuk mengasimilasi,


menggunakan, mengadaptasi, dan mengubah
pengetahuan yang ada serta menciptakan
pengetahuan baru.
INDUSTRIAL
DEVELOPMENT

01 Proses memperoleh kemampuan teknologi dalam


perjalanan (membutuhkan) perubahan teknologi yang
berkelanjutan

02 Kemampuan teknologi merupakan penentu


perkembangan industri

03 Teknologi adalah faktor terpenting dalam pembangunan


LEBIH
BAGUS
HANYA BISA DENGAN
INOVASI

LEBIH LEBIH
CEPAT MURAH

Jadi menguasai teknologi adalah sebuah kebutuhan dan keharusan.


Inovasi dan Daya Saing
Pergeseran Tantangan Daya Saing
o Persaingan ekonomi global tidak lagi
dilandaskan pada pemilikan kekayaan sumber
daya alam, namun pada kemampuan
teknologi untuk mengolah sumber daya
secara inovatif untuk meningkatkan nilai
tambah ekonomi sebesar mungkin dan
mendistribusikan nilai tambah tsb secara adil
o Semakin penting akses ke pengetahuan baru ,
jaringan pengetahuan, dan kemampuan untuk
menggunakan pengetahuan.
o Menuntut perlunya:
• Peningkatan infrastruktur ilmu pengetahuan, teknologi dan inovasi (termasuk tatakelolanya)
• Perusahaan yang lebih inovatif.
FENOMENA SISTEM INONASI
◦Sistem inovasi merupakan salah satu pendekatan
pembangunan ekonomi dengan pemanfaatan ilmu
pengetahuan dan teknologi yang berupaya
memberikan nilai tambah (added value).
◦Sistem inovasi tidak hanya berfokus pada aspek
penciptaan teknologi (technology pull) atau
kebutuhan teknologi (technology push) semata.
Konsepsi SISTEM INOVASI NASIONAL
SISTEM INOVASI NASIONAL
Elemen  sekumpulan elemen yang saling berinteraksi untuk
mencapai suatu tujuan tertentu
Prosedur  suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling
berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu
kegiatan atau untuk menyelesaikan suatu sasaran tertentu

proses di mana gagasan, temuan tentang produk atau proses


diciptakan, dikembangkan dan berhasil disampaikan kepada pasar

Pembatas dari sistem


Sistem Inovasi Nasional:
 Suatu sistem yang menunjang/mendorong kemampuan/kapasitas suatu negara untuk
berinovasi – khususnya untuk mengadaptasi dan menciptakan Iptek guna kepentingan
ekonomi dan masyarakat (Phillip A. Griffiths - Science Initiative Group, Institute for Advanced Study)
Triple Helix
3aktor utama
SISTEM INOVASI

L-R&D Universitas berfungsi


memproduksi
A pengetahuan,
industri berfungsi
menciptakan
GOVERNMENT BISNIS kesejahteraan, dan 
pemerintah berfungsi
sebagai pengendali
G B normatif, pembuat
regulasi.
Aktor Utama SISTEM INOVASI
– Sistem industri sebagai penghasil produk dan jasa yang dibutuhkan oleh, baik
para konsumen sebagai konsumen akhir maupun para produsen sebagai
konsumen antara yang membutuhkan produk untuk diproses lebih lanjut menjadi
produk akhir,
– Sistem pendidikan dan riset sebagai pusat terjadinya penciptaan dan
pengembangan pengetahuan yang dibutuhkan untuk memperkuat dan
mengembangkan sektor industri,
– Lembaga perantara yang menjembatani peran lembaga riset dengan sektor
industri, danf
– Sistem politik termasuk legislatif yang berperan sebagai pendorong agar SIN
dapat bekerja dengan baik melalui pengelolaan infrastruktur dan penciptaan
lingkungan kerangka kerja yang kondusif.
SISTEM INOVASI NASIONAL
• OECD (1997); Sistem Inovasi sebagai jaringan lembaga publik atau swasta
yang memprakarsai kegiatan dan interaksi, mengimpor, memodifikasi, dan
menyebarkan teknologi baru.
• Sistem Inovasi Nasional adalah jejaring (network) institusi dan interaksi, baik di
sektor publik maupun swasta untuk menginisiasi, mengimpor, memodifikasi, dan
mendifusikan teknologi baru Freeman dalam Edquist (1997)
• Lundvall dalam Edquist (1997) juga menyatakan bahwa SIN adalah sebuah
sistem yang terdiri atas unsur-unsur dan hubungan interaktif dalam produksi,
difusi, dan penggunaan pengetahuan baru yang bermanfaat secara ekonomis.
5 ELEMEN DLM TATA KELOLA SIN DI INDONESIA

1. Elemen Lembaga Riset


• BATAN, BIG, BPPT, LAPAN , LIPI , dan Litbang di Kementerian Teknis
• Penciptaan, akuisisi, diseminasi, dan pemanfaatan pengetahuan

2. Elemen Pendidikan Tinggi


• Universitas , Institut , Sekolah Tinggi , Politeknik , dan Akademi
• Penghasil SDM berkualitas dan tenaga ahli di bidang iptek.

3. Elemen Sistem Industri


• penghasil produk dan jasa yang dibutuhkan konsumen, baik bagi konsumen akhir maupun para produsen
sebagai konsumen antara yang membutuhkan produk untuk diproses lebih lanjut menjadi produk akhir
4. Elemen Intermediasi
• Pusat Inovasi -LIPI , Balai Inkubator Teknologi – BPPT, Balai Pengkajian
Teknologi Pertanian, dan Bussiness Information Centre (BIC)
• Pemasar pengetahuan, t ransfer teknologi, dan aplikasi iptek yang dihasilkan
oleh lembaga- lembaga penelitian dan pengembangan ke lingkungan praktis

5. Elemen Perumus Kebijakan Iptek


• Kementerian Riset dan Teknologi , Dewan Riset Nasional, Akademi Ilmu
Pengetahuan Indonesia , dan Komite Inovasi Nasional
• Fasilitator sekaligus pencipta kerangka kerja yang kondusif dlm sistem inovasi
• Penata pasar sehingga inovasi dapat terjadi melalui regulasi operasi pasar
dan struktur industri
SKEMATIK GENERIK SISTEM
INOVASI
SISTEM INOVASI (OECD)

Jaringan Global - Daerah


Diagram konsepsi sistem inovasi nasional
DIAGRAM KONSEPSI SISTEM INOVASI NASIONAL
• Menggambarkan bagaimana konsepsi sistem inovasi nasional di Indonesia berjalan.
• Dimulai dari faktor lingkungan, budaya, tradisi, dan karakter bangsa,
• Kemudian didukung oleh para aktor yang nantinya akan menjalankan SIN di
Indonesia.
• Hal ini dapat berjalan dengan baik dan benar jika didukung oleh tingkah laku para
aktor yang sesuai dengan fungsinya masing-masing di dalam menyinergikan
kebijakan dan regulasi yang relevan dengan SIN di Indonesia.
National Innovation System in Developing Countries
Sektor Pemerintahan
 Kebijakan Industri
Pasar/Lingkungan Teknologi  Kebijakan S / T Pasar/Lingkungan Teknologi
 Kebijakan perdagangan
 Kebijakan Pendidikan
 Kebijakan Moneter

Keterkaitan Global Keterkaitan Kelembagaan Domestik universitas riset;


pemasok teknologi; - pemasok peralatan pembeli lembaga penelitian publik; sistem pendukung lainnya.
asing; - memasok teknologi mitra aliansi strategis; -
mobilitas manusia dari luar negeri

Kemampuan Teknologi
Intensitas Upaya Pengetahuan Sebelumnya
Suppliers Buyers
In house Experience
training R&D Production

Organizational Culture

• Lingkungan Sosial Budaya


• Pendidikan formal • Financial
Nilai terkait pekerjaan
• Pendidikan umum • Institutions
• Kebutuhan
Pendidikan Teknik
• Pendidikan kejuruan
Hubungan struktural dan koordinasi antar-aktor SIN di Indonesia

BRIN
KELEMBAGAAN DALAM SISTEM INOVASI NASIONAL INDONESIA

BRIN
Permasalahan SIN di Negara Berkembang
 Lemahnya keterkaitan antarsektor/elemen
 Ketiadaan unit interface,
 Perguruan tinggi hanya terspesialisasi pada penyediaan
tenaga kerja,
 Bentuk pembelajaran DUI (doing, using, interacting) lemah
karena kompetensi pengguna rendah dan hubungan sesama
yang miskin kepercayaan (trust),
 Science, technology, innovation (STI) pada perguruan tinggi
dan perusahaan lemah.
Tantangan SIN Indonesia
Berdasarkan laporan dari OECD:
Rendahnya Koordinasi antar lembaga
• Rendahnya koordinasi antara penelitian yang dilakukan lembaga penelitian publik dan kebutuhan industri
dan masyarakat,
• hanya 42% anggaran penelitian dimanfaatkan untuk riset murni.
Belum terintegrasinya Sistem;
• Kebijakan yang belum terintegrasi antara kebijakan pendidikan, industri, ilmu pengetahuan, dan teknologi.
Industri – kandungan teknologi tingkat rendah
• bahwa inovasi yang dihasilkan oleh industri manufaktur (di Indonesia) dgn kandungan teknologi rendah,
umumnya tidak berbasis teknologi dan inovasinya sangat sederhana sehingga mudah ditiru perusahaan
lain.
• 52,77% TR; 20,47% TM%; 21,60% TMT; 5,17% TT.
Selain itu permasalahan kelembagaan yang dihadapi adalah:
• Struktur kelembagaan riset di Indonesia sangat kompleks dan cukup
otonom shg berimplikasi terhadap sulitnya koordinasi yang efektif.
• Banyaknya aktor dalam institusi riset. Kondisi ini berpotensi
menimbulkan tumpang tindih dalam pelaksanaan kegiatan riset.
• Sinergi antara elemen SIN terutama antara aktor dalam lembaga
riset dengan sektor industri masih lemah.
• Sektor industri manufaktur didominasi oleh perusahaan dengan
kandungan teknologi rendah yang pada umumnya kurang
membutuhkan dukungan riset.
Peran lembaga intermediasi
(yg perlu diperkuat).
• Bantuan dalam akuisisi, pengenalan dan pemanfaatan
kekayaan intelektual atau teknologi yang relevan.
• Mengidentifikasi potensi kolaborasi.
• Memakelari (brokering) transaksi antara dua pihak atau
lebih.
• Bertindak sebagai mediator dengan badan atau
organisasi yang sudah berkolaborasi.
• Mengidentifikasi dan memberikan saran, pendanaan,
dan dukungan untuk hasil inovasi dari kolaborasi
tersebut.
Masalah Pelaku Riset
• Kegiatan riset di perguruan tinggi lebih berorientasi pada
pengembangan ilmu pengetahuan, sebagai academic exercises,
belum fokus pada upaya untuk menghasilkan invensi dan inovasi.
• Oleh karena itu, selayaknya riset yang dilaksanakan oleh lembaga
R&D pemerintah lebih fokus pada upaya menyediakan solusi
teknologi bagi berbagai permasalahan yang dihadapi rakyat dan
negara ataupun menyediakan teknologi yang sesuai dengan
kebutuhan nyata dalam rangka mendukung pembangunan
perekonomian nasional, kesejahteraan rakyat, dan peningkatan
peradaban bangsa.
Pengguna Teknologi
• Badan usaha atau industri merupakan salah satu unsur peng- guna
teknologi.
• masyarakat pelaku produksi barang/komoditas/jasa;
• pemerintah dalam rangka melaksanakan pelayanan publik dan untuk
menjaga kedaulatan negara.
• Badan usaha merupakan pengguna teknologi yang bersifat komersial,
sedangkan masyarakat dan pemerintah lebih bersifat bauran antara
komersial dan pelayanan publik.
Masalah Kapasitas adopsi Teknologi
• Kapasitas adopsi para pengguna teknologi masih rendah.
• Badan usaha masih dominan bergerak di sektor perdagangan sehingga
kebutuhan dan kapasitas adopsi teknologinya relatif rendah.
• Industri produsen barang dan jasa banyak yang hanya merupakan unit
produksi dari sebuah perusahaan multinasional atau hanya bersifat sebagai
pemegang lisensi yang diberikan oleh pengembang teknologi luar negeri.
Berdasarkan kondisi di atas langkah konkrit yang perlu dilakukan:
• diperlukan perbaikan tata kelola (governance) dalam SIN, mengingat bahwa pada
dasarnya komponen-komponen utama SIN sudah tersedia, namun fungsi komponen dan
interaksi antar komponen masih lemah.

Tata kelola yang baik (good governance) bagi SIN, dpt dilakukan melalui:
• 1) pengaturan kelembagaan (institutional setting), dan
• 2) penetapan agenda (agenda setting) dalam penguatan SIN dan pembangunan iptek.

• Tata kelola SIN yg baik di contohkan oleh negara Irlandia dan Bolivia.
• Irlandia memulai thn 1996 (White Paper on Science and Technology) mengidentifikasi dua
hal, yaitu elemen utama sistem inovasi nasional, dan interaksi kuat di antara elemen-
elemen tersebut.
Governance
• Stoker dalam OECD, Governance of In- novation System (Volume
1, 2005: 24), secara ringkas menyebutkan bahwa:
• tata kelola merupakan sebuah proses interaktif yang melibatkan
berbagai bentuk kemitraan, kolaborasi, kompetisi, dan negosiasi.
• Hal ini secara implisit membahas isu akuntabilitas, kurangnya
transparansi dan representasi yang dapat membuat kelemahan
sistem inovasi.
Penguatan elemen-elemen SIN
• Sumber daya kelembagaan dan jejaring, melakukan pendekatan sinergi dan kemitraan program
untuk peningkatan produktivitas dan pendayagunaan litbang.
• Pendekatan top-down untuk memperkuat riset unggulan nasi- onal yang secara spesifik dapat
menjawab kebutuhan nasional dan berkualitas internasional
• Pendekatan big few dan small many, dengan memilih sebagian kecil bidang litbang untuk dijadikan
fokus litbang di antara bidang-bidang litbang yang ada
• Mendorong kegiatan riset bersama (konsorsium riset) antar- lembaga litbang;
• Meningkatkan efektivitas proses alih teknologi melalui reverse engineering, outsourcing, lisensi,
akusisi, dan lain-lain.
• Meningkatkan kemitraan pemerintah dan swasta yang didasarkan pada kebutuhan (Demand Driven
Public-Private Partner- ship).
• Mempercepat implementasi peraturan perundangan yang terkait dengan insentif pajak dan investasi
litbang swasta.
Arah Pembangunan IPTEKIN
• Visi Pembangunan Nasional 2005–2025 mewujudkan Indonesia yang mandiri, maju,
adil, dan makmur.
• Kebijakan diarahkan untuk membangun kemandirian bangsa dalam mewujudkan
kehidupan yang sejajar dengan bangsa lain yang telah maju.
• Kunci utamanya adalah membangun daya saing nasional agar dapat bertahan dan
bersaing di tengah arus globalisasi dan disrupsi industri 4.0.
• Untuk itu diperlukan strategi yang mengutamakan penciptaan keunggulan kompetitif
melalui penciptaan nilai tambah yang tinggi dalam pengelolaan sumber daya alam.
ILUSTRASI KETERKAITAN KEBIJAKAN
BAGI KERANGKA KEBIJAKAN INOVASI
Indikator kebijakan yang mendukung SIN :
• Pemberian insentif teknis dan atau finansial bagi badan usaha yang menggunakan
teknologi nasional dalam kegiatan usahanya.
• Pemberian kompensasi yang sebanding bagi badan usaha yang berkontribusi
dalam pembiayaan kegiatan pengembangan teknologi nasional.
• Pemberian prioritas dukungan biaya bagi lembaga dan atau individu peneliti atau
perekayasa yang fokus pada upaya untuk menghasilkan teknologi yang sesuai
dengan kebutuhan dan atau dapat menjadi solusi bagi permasalahan nasional.
• Pemberian insentif bagi lembaga intermediasi yang berhasil meningkatkan
intensitas komunikasi dan interaksi antara pengembang dan pengguna teknologi.
Peran regulasi pemerintah ditujukan untuk mengawasi agar
implementasi SIN konsisten mengarah pada upaya:

• menyediakan solusi teknologi bagi permasalahan nyata yang dihadapi rakyat,


• menyeimbangkan peran aktif pengembang teknologi dengan pengguna
teknologi.
• memberdayakan sdm sesuai dengan kapasitasnya masing-masing agar dapat
secara langsung berperan aktif dalam implementasi SIN
• dukungan untuk kolaborasi riset dengan pembiayaan bersama oleh
pemerintah dan pihak industri.
• Strategi Pengembangan SIN:
– Sinkronisasi antara teknologi yang dikembangkan dengan kebutuhan dan
permasalahan yang dihadapi industri, masyarakat, dan pemerintah.
– Rangsangan untuk tumbuh-kembang industri produsen barang dan atau jasa
yang berbasis teknologi nasional dan sesuai dengan permintaan pasar domestik.
– Vitalisasi lembaga intermediasi untuk percepatan proses adopsi teknologi
nasional oleh industri dalam negeri dan sebaliknya juga arus informasi
kebutuhan teknologi kepada pihak pengembang teknologi; dan
– Dukungan peraturan perundang-undangan sebagai landasan hukum untuk
memfasilitasi, menstimulasi, dan mengakselerasi interaksi antara aktor utama
SIN, serta mendekatkan hubungan dengan kelembagaan pendukung lainnya.
• Bidang-bidang strategis dalam pembangunan iptek:
1. Ketahanan pangan,
2. Energi,
3. Teknologi dan manajemen transportasi,
4. Teknologi informasi dan komunikasi,
5. Teknologi pertahanan dan keamanan,
6. Teknologi kesehatan dan obat, dan
7. Material maju
Kunci keberhasilan implementasi SIN
• Koherensi kebijakan inovasi dalam dimensi:
• Antarsektor dan lintas sektor; intertemporal (antarwaktu);
• Lintas nasional-daerah dan internasional.
• Dalam perspektif nasional-daerah, koherensi kebijakan inovasi dalam penguatan SIN di
Indonesia perlu dibangun melalui kerangka kebijakan inovasi (innovation policy
framework) yang sejalan, dengan sasaran terukur, serta komitmen sumber daya yang
memadai, baik pada tataran nasional maupun daerah.
• Mengubah mindset dari pengguna menjadi pencipta teknologi.
• Inovasi juga menuntut sikap keterbukaan dan keberanian dalam mengambil risiko, bukan
sikap yang kaku.
• Perlu investasi dan insentif. Alokasi dana litbang selama ini masih rendah. Namun, sumber
daya dan dana penelitian dan pengembangan diharapkan tidak hanya berasal dari APBN,
tetapi juga harus dianggarkan oleh dunia usaha
Peran Sistem Inovasi Nasional
• Kerangka kerja konseptual untuk menganalisis perubahan
teknologi.
• Pondasi untuk pembangunan ekonomi jangka panjang.
• Instrumen penting untuk menunjang/ mendorong
kemampuan/kapasitas suatu negara untuk berinovasi
FUNGSI SISTEM INOVASI:
1. Menciptakan pengetahuan baru.
2. Memandu arah proses pencarian penyedia dan pengguna teknologi, yaitu
mempengaruhi arah agar para pelaku mengelola dan memanfaatkan sumber
dayanya.
3. Memasok/menyediakan sumber daya, yaitu modal, kompetensi dan sumber daya
lainnya.
4. Memfasilitasi penciptaan ekonomi eksternal yang positif (dalam bentuk
pertukaran informasi, pengetahuan dan visi).
5. Memfasilitasi formasi pasar.
(Johnson dan Jacobson, 2001)
Penguatan Sistem Inovasi
 Penguatan sistem inovasi ini artinya secara sadar para pemangku kepentingan menyiapkan
dalam perspektif jangka pendek, menengah, dan panjang langkah-langkah solusinya.
 Perlu ada strategi kebijakan yang dikembangkan sebagai suatu kesatuan yang dituangkan
dalam “kerangka kebijakan inovasi” (innovation policy framework).
 Di sinilah perlu diupayakan agar kebijakan yang dirancang dapat diimplementasikan.
TUJUAN KEBIJAKAN INOVASI
• Membangun/mengembangkan kapasitas inovatif setiap “simpul” (aktor/fungsi/kegiatan /proses) dalam
sistem inovasi;

• Meningkatkan/memperlancar aliran pengetahuan dalam dan antarfungsi/kegiatan/proses dalam sistem


inovasi (ini juga berarti meningkatkan proses pembelajaran dalam sistem);

• Memperkuat hubungan dan keterkaitan rantai nilai vertikal dan horisontal antar- aktor/
fungsi/kegiatan/proses produksi, litbang, adopsi dan difusi (termasuk komersialisasi) dan
aktor/fungsi/kegiatan/proses penunjang dalam sistem inovasi.
6 prinsip kebijakan inovasi
1. Mengembangkan kerangka umum yang kondusif bagi inovasi dan
bisnis.
2. Memperkuat kelembagaan dan daya dukung iptek/litbang dan
mengembangkan kemampuan absorpsi UKM.
3. Menumbuh kembangkan kolaborasi bagi inovasi dan meningkatkan
difusi inovasi, praktik baik/terbaik dan/atau hasil litbang.
4. Mendorong budaya inovasi.
5. Menumbuh kembangkan dan memperkuat keterpaduan pemajuan
sistem inovasi dan klaster industri nasional dan daerah.
6. Penyelarasan dengan perkembangan global.

HEKSAGON KEBIJAKAN INOVASI


MENGAPA PERAN PEMERINTAH PENTING
• Dukungan aktivitas inovatif (litbang)
• Memahami kegagalan yang berkembang dalam sistem inovasi;
• Memberikan advis kepada pembuat kebijakan (advisory);
• Menyuarakan “isu” urgen (advocacy);
• Mendorong perbaikan sistem kebijakan inovasi;
• Mendorong proses pembelajaran dalam sistem inovasi.
• Strategi Pengembangan SIN:
– Vitalisasi lembaga intermediasi untuk percepatan proses adopsi teknologi
nasional oleh industri dalam negeri dan sebaliknya juga arus informasi
kebutuhan teknologi kepada pihak pengembang teknologi; dan
– Rangsangan untuk tumbuh-kembang industri produsen barang dan atau jasa
yang berbasis teknologi nasional dan sesuai dengan permintaan pasar domestik.
– Sinkronisasi antara teknologi yang dikembangkan dengan kebutuhan dan
permasalahan yang dihadapi industri, masyarakat, dan pemerintah.
– Dukungan peraturan perundang-undangan sebagai landasan hukum untuk
memfasilitasi, menstimulasi, dan mengakselerasi interaksi antara aktor utama
SIN, serta mendekatkan hubungan dengan kelembagaan pendukung lainnya.
• Agar kebijakan ini dapat dijalankan dengan baik maka
diperlukan instrumen kebijakan sebagai bentuk intervensi
pemerintah. Instru- men kebijakan yang diperlukan tersebut
antara lain:
1. Regulasi,
2. Insentif pajak,
3. Sistem insentif riset,
4. Kegiatan riset unggulan nasional dari lemb-litbang, industri, dan pemerintah,
5. SDM litbang yang berkualitas,
6. Peralatan laboratoria yang modern, dan
7. Modal ventura.
VITALISASI LEMBAGA INTERMEDIASI (1)
• Kondisi lainnya yang masih kurang kondusif bagi lembaga intermediasi adalah:
 [1] sistem perlindungan Hak atas Kekayaan Intelektual masih belum membudaya
di kalangan pengembang teknologi di Indonesia, sehingga berpotensi menjadi
masalah jika dikomersialisasikan;
 [2] preferensi komunitas bisnis Indonesia masih cenderung sebagai pedagang
daripada sebagai produsen; kalaupun masuk ke wilayah industri produsen
barang/jasa, maka lebih cenderung memilih memproduksi barang di bawah
lisensi asing;
 [3] pelaku industri dalam negeri belum percaya atas kehandalan teknologi
domestik hasil karya anak bangsa, sehingga lebih cenderung membeli teknologi
asing.
• VITALISASI LEMBAGA INTERMEDIASI (2)

 Lembaga intermediasi perlu diawaki oleh personel yang memahami


tentang teknologi dan sekaligus punya kemampuan persuatif yang
tinggi dan terampil dalam menjual.

• Ada 2 Opsinya:
 [1] merekrut peneliti/akademisi, kemudian diasah ketrampilan
pemasarannya; atau
 [2] merekrut tenaga pemasaran, kemudian diperkaya wawasan
teknologinya. Opsi kedua kelihatannya lebih layak, karena merubah
karakter manusia (terkait marketing skills) lebih membutuhkan waktu
dibandingkan dengan menambah pengetahuan (tentang teknologi
terkait).
RANGSANGAN TUMBUH INDUSTRI PRODUSEN
 SIN belum akan berfungsi optimal jika kegiatan bisnis yang dominan
di Indonesia masih berupa perdagangan; walaupun kegiatan riset
dan pengembangan teknologi sudah diarahkan sesuai dengan
kebutuhan nasional, berbasis sumberdaya dalam negeri, dan
berorientasi pasar domestik. Bisnis Indonesia perlu pula mengalami
transformasi, dari dominan perdagangan menjadi dominan industri
produsen barang dan jasa. Kelompok industri ini yang paling
berpotensi untuk mengadopsi teknologi domestik yang telah
dikembangkan.
• Aksesibilitas untuk tiga kunci sukses industri produsen perlu
dijamin:

 [1] akses untuk mendapatkan bahan baku yang cukup, sesuai
spesifikasi teknis, harga yang pantas (dan relatif stabil), serta
tersedia sesuai siklus produksi;
 [2] akses untuk mendapatkan modal, sumberdaya manusia,
dan teknologi yang sesuai secara teknis serta kompetitif
secara ekonomi; dan
 [3] akses pasar yang terjamin. Pasar domestik Indonesia yang
besar harusnya menjadi ‘penyerap’ bagi semua produk barang
dan jasa yang dihasilkan industri dalam negeri.
Sinkronisasi antara teknologi yang dikembangkan
 Bentuk riset kolaborasi yang lain tidak dalam bentuk pembiayaan
bersama, tetapi dalam bentuk riset yang diawaki dari pihak
pengembang dan pengguna teknologi serta memanfaatkan
fasilitas dan sarana riset yang dimiliki oleh kedua belah pihak.
 Apapun bentuk atau format riset kolaborasi tersebut, ia akan
memberikan kemanfaatan pada publik jika substansi masalah
yang diteliti memang merupakan masalah aktual yang dihadapi
masyarakat, bukan masalah hipotetik yang diilhami oleh
berbagai referensi asing.
PERLU DUKUNGAN REGULASI
• Regulasi pemerintahan sangat dibutuhkan, yakni dalam
bentuk kebijakan sistem inovasi nasional berupa:
 [1]regulasi yang mendukung dan
 [2]fasilitasi percepatan laju proses reorientasi dan
mengurangi kemungkinan terjadinya ‘gesekan’ yang
tidak perlu antar-pihak terkait.
Peran regulasi pemerintah ditujukan untuk mengawal agar
implementasi SIN konsisten mengarah pada upaya:
 [1] menyediakan solusi teknologi bagi permasalahan nyata
yang dihadapi rakyat;
 [2] menyeimbangkan posisi psikologis dan peran aktif antara
pihak pengembang teknologi dengan pihak pengguna
teknologi sehingga interaksi antara keduanya terjadi dalam
kerangka kemitraan yang setara harkatnya, proporsional
kontribusinya, dan saling ‘complementary’ ruang kiprahnya;
 [3] memberdayakan sumberdaya manusia Indonesia sesuai
dengan kapasitasnya masing-masing agar dapat secara
langsung berperan aktif dalam implementasi SIN.
• Berkaitan dengan upaya membangun SIN secara utuh,
regulasi dan fasilitasi pemerintah antara lain dalam
menyiapkan sumberdaya manusia sesuai kebutuhan
untuk pengembangan teknologi dan kebutuhan tenaga
terampil untuk aplikasi teknologi, melalui program
pendidikan yang berkesesuaian, terutama pada jenjang
pendidikan tinggi dan menengah kejuruan.
 Dalam PP 35/2007 ini dinyatakan bahwa badan
usaha yang mengalokasikan pendapatannya untuk
peningkatan kemampuan perekayasaan, inovasi,
dan difusi teknologi dapat diberikan insentif [Pasal
6 ayat (1)], dimana insentif tersebut dapat
berbentuk insentif perpajakan, insentif
kepabeanan dan/atau bantuan teknis penelitian
dan pengembangan [Pasal 6 ayat (2)].
 Sejatinya, peran pokok Sistem Inovasi Nasional (SIN) adalah menjaga
kelancaran aliran teknologi dan aliran informasi kebutuhan yang
bersifat dua arah antara pengembang dan pengguna teknologi.
 Dalam skenario ini, peran pihak industri setara dengan pihak
pengembang teknologi dalam menentukan kinerja SIN.
 Ironisnya, kesetaraan ini dalam SIN belum berjalan baik. Ini krn
kalangan akademisi dan periset masih berperan dominan dalam SIN.
 Persoalan pokoknya adalah SIN masih dianggap sebagai wilayah
tanggung jawab pengembang teknologi, padahal ‘nature’-nya, SIN
lebih merupakan persoalan bisnis daripada persoalan teknologi.
 Untuk menguasai dan mengembangkan teknologi tentu
membutuhkan sumberdaya manusia dengan kapasitas
akademik yang baik.
 Mesin produksi untuk mencetak sumberdaya manusia yang
berkualitas adalah kelembagaan pendidikan yang juga
berkualitas, mulai dari tingkat dasar sampai jenjang pendidikan
tinggi.
 Akan menjadi persoalan serius jika niat untuk mengembangkan
SIN yang mampu menjawab permasalahan dan kebutuhan
bangsa tidak dibarengi dengan upaya yang sebanding dalam
meningkatkan mutu dan relevansi pendidikan.
CONTOH ILUSTRATIF
Peta Peran Lembaga dalam
SISTEM INOVASI NASIONAL
SEKILAS TENTANG
SISTEM INOVASI NASIONAL TIONGKOK
Sistem Inovasi Nasional Tiongkok
o Program nasional di sektor ilmu pengetahuan, teknologi,
penelitian dan inovasi memainkan peran penting dalam
mempercepat kemajuan nasional dan membangun
Tiongkok sebagai negara modern.
o Indikator inovasi internasional menempatkan Tiongkok di
peringkat lebih tinggi. (Peringkat 24 th 2011, perinkat 23 th
2005, peringkat 21 th 2010).
o Para aktor inovasi yang terlibat dalam program nasional
menunjukkan bahwa desain program nasional telah
menarik jutaan orang muda sehingga mereka akan
berpartisipasi dan terlibat dalam proyek-proyek besar yang
membuat Tiongkok bahkan lebih menonjol dan canggih
karena teknologi, penelitian dan inovasi.
• Pelaku Sistem Inovasi Nasional
Tiongkok
 Institute of Policy and Management, the Chinese Academy of
Sciences (CAS) (Institut Kebijakan dan Manajemen, IKM),
Akademi Ilmu Pengetahuan Tiongkok, AIPC)
 Ministry of Science and Technology (MoST) /Kementerian Iptek)
dibentuk setelah berdirinya Chinese Academy of Sciences (CAS)/
Akademi Ilmu Pengetahuan Tiongkok (AIPC).
 Zhongguancun Science Park (Z-Park): “National Innovation
Demonstration Zone”
Kebijakan Sistem Inovasi Tiongkok
 Rekomendasi Kebijakan AIPC pada Presiden
• AIPC memengaruhi institusi-institusi lain melalui rekomendasi yang
• diserahkan kepada Presiden.
 Rumusan Kebijakan Iptek yang Memperkuat R&D
• Kebijakan utama yang dirumuskan Kementerian Iptek termasuk mengatur
• lembaga-lembaga riset. Kementerian Iptek sebagai badan pemerintah
• menggandeng AIPC sebagai lembaga riset dan mengarahkan Science and
• Techno Park.
 Z-Park sebagai Wahana dan Pusat Inovasi
• Sejauh ini terbentuknya Zhongguancun Science Park (Z-Park) dapat dilihat
• dari dua (2) sudut pandang. Pertama, sebagai Pusat Inovasi Tiongkok.
• Kedua, sebagai Pusat Kemajuan Teknologi Tiongkok
Zhongguancun Science Park (Z-Park)

• Fungsi strategis Z-Park:


 Pertama; merupakan asal muasal dari inovasi teknologi
tinggi Tiongkok, pengembangan kewirausahaan
(entrepreneurship) dan investasi teknologi tinggi Tiongkok”.
 Kedua; merupakan daerah tempat berekperimen dalam
reformasi di bidang ekonomi, sains dan teknologi, serta
pendidikan: “daerah subur untuk mengumpulkan dan
mengembangkan para sumberdaya berbakat yang
berkualitas tinggi”.
 Ketiga; merupakan tempat melakukan inkubasi dan
melahirkan industri baru Tiongkok yang strategis.
Sasaran strategis Z-Park
1. Memelihara dan mengumpulkan para talenta inovatif,
khususnya para pemimpin industri.
2. Meneliti, mengembangkan dan memperkenalkan sejumlah
pencapaian sains dan teknologi maju secara internasional.
3. Mengembangkan sejumlah perusahaan yang besar dan lebih
kuat inovatif yang memiliki pengaruh global.
4. Menghasilkan sekumpulan perusahaan yang memiliki merk
(brand) yang terkenal di dunia.
Dukungan SD-ABG Tiongkok (1)
o Terdapatnya sebanyak 39 institusi perguruan tinggi yang diwakili oleh
o Peking University dan Tsinghua University.
o Lebih dari 140 lembaga riset yang diwakili oleh institusi-institusi di
bawah Akademi Ilmu Pengetahuan Tiongkok (AIPC)/the Chinese
Academy of Sciences (CAS) dan National Institute of Biological
Sciences, Beijing.
o Terdapat hampir 20.000 perusahaan inovatif yang diwakili oleh Lenovo,
Baidu, Vimicro, Sinovac dan Huaqi.
o Terdapat lebih dari satu juta bakat inovatif berkualitas tinggi dan hampir
seperempatnya merupakan mereka yang kembali dari sekolah di luar
negeri.
Dukungan SD-ABG Tiongkok (2)
o Sepertiga dari akademisi AIPC dan Chinese Academy of Engineering
yang berpusat di Zhongguancun.
o Investasi Modal Ventura (Venture Capital) tiap tahun dan volume
investasi di Zhongguancun adalah sepertiga dari keseluruhan yang
ada secara nasional dengan lebih dari 10 perusahaan mencari IPO
(Initial Public Offerings) tiap tahun.
o Institusi-institusi R&D (litbang) telah dibangun di dalam Zhongguancun
dengan 101 di antaranya merupakan top 500 dunia seperti Microsoft,
Oracle dan IBM.
o Terdapat 24 on-campus university science park dan 29 park pemula
bagi mereka yang kembali dari luar negeri di Zhongguangcun.
• SCIENCE TECHNO PARK (STP)
• SEBAGAI LEMBAGA
• INTERMEDIASI INOVASI


• Konsep STP telah diterapkan banyak negara di
dunia

 STP telah berhasil mendorong pembangunan Nasional dan Daerah


di beberapa negara;
 Merangsang penelitian dan pengembangan UKM;
 Mendorong penciptaan keakayaan;
 Meningkatkan lapangan pekerjaan;
 Konsep STP sbg jalan bagi negara berkembang untuk partisipasi
global

(Westhead dkk, 2000)


• Mengapa STP diperlukan sebagai Lembaga Mediasi

o Reindustrialisasi
o Pembangunan Daerah
o Penciptaan Sinergi
o Tempat Pertumbuhan UKM

Casells dan Hall (1994)


• Karakter Science Techno Park (STP)
 Dirancang utk mendorong pembentukan dan peruhaan yang inovatif;
 Sebagai Inkubasi dan mediasi, UKM untuk berkolaborasi dengan
perusahaan besar;
 Sebagai Lembaga Mediasi: Fasilitasi hub operasional lembaga IPTEK
seperti Perguruan Tinggi dan Lemb Penelitian dengan Dunia Industri

Peran STP sebagai proferty:


o Memiliki hubungan operasional dengan universitas
o Mendorong pembentukan industri berbasis pengetahuan dan
teknologi, yang berada pada satu area.
o Memiliki Tim Manajemen yg aktif mendorong transfer teknologi
dan bisnis

Internasional Association of Science Parks (IASP)


SEKILAS TENTANG STP
DI BERGAI NEGARA
SILICON VALLEY - AS
• Terletak di Teluk San Fransisco, Universitas Stanford California, STP ini
memiliki peran penting dalam pengembangan inovasi & teknologi dan sangat
berperan dalam menumbuh kembangkan perusahaan baru yang berbasis
teknologi.
• Di rintis sejak 1940 an, oleh Fredrick Terman (dekan fak teknik), dikelola
dengan sistem swasta murni.
• Perusahaan2 berteknologi tunggi yg berkembang disini: al. Adobe System,
Apple Inc, Advance Micro, Intel, Google, Facebook, dll.
DUBAI TECHNOPARK
 STP ini didirikan tahun 2003 sebagai taman sains dan teknologi untuk memajukan
pembangunan ekonomi Dubai oleh Sheikh Mohammed Bin Rashed Al Maktoum
terletak di sebelah barat Zona Bebas Jebel Ali.
 STP ini didirikan dengan tujuan untuk memimpin strategi pengembangan teknologi
dengan menyediakan lingkungan yang kondusif, yang akan menarik dan meningkatkan
investasi langsung di bidang manufaktur dan fasilitas 'penelitian dan pengembangan'
dengan fokus utama pada teknologi canggih yang sesuai, terkait desalinasi air, energi,
dan lingkungan.
Misi Dubai Technopark;
• Pembentukan cluster industri berorientasi teknologi, Kolaborasi dan kemitraan di antara
perusahaan2 yang berorientasi pada teknologi, Kontribusi untuk kemajuan ilmu & teknologi.

Keuntungan Utk Dubai


 Sejak tahun 2000 PDB riil sekitar 15%. didorong oleh sektor minyak, Pada tahun 2009, 95% dari
PDB Dubai berasal dari sektor non-minyak.
 Dubai dianggap sebagai ikon kewirausahaan dan modernitas di dunia Arab. Sebagai emirat
terbesar kedua setelah Abu Dhabi. Dubai secara global diakui sebagai pusat bisnis
internasional di kawasan Timur Tengah.
Pardetec - Brasil
• Didirikan sbg inubator perusahaan berbasis teknologi, sejak tahun 1990.
Terletak di Kampus Universitas Do Ceara Fortaleza Brasil. Pengelolaan
swasta murni.
• Berfokus pada pendirian bisnis baru melalui melalui transfer teknologi,
konsentrasi pada produk alami karena kondusif dgn sumber alam wilayah itu,
seperti tanaman obat, minyak essensial, dll.
• Padetec telah berhasil menginkubasi lebih dari 26 perusahaan di negara
brasil.
Jamaika
Digipot International and Montego Bay Free Zona
• Di dirikan sejak 1988, di kelola secara bersama pemerintah dan swasta,
dengan konsep zona bebas, dengan misi untuk menarik investasi asing di
bidang teknologi informasi.
• Kehadiran STP ini, telah mendorong perkembangan TI di Jamaika dan di
wilayah Karibia.
• STP ini tdk menyatu dengan Universitas, tetapi telah menjalin kerjasama dgn
Universitas di AS dan Inggeris.
• STP ini fokus pada perekrutan persahaan asing.
Kerala Technopark - India
• Beroperasi sejak 1990, di kelola oleh Pemerintah, fokus pada teknologi informasi.
• Terletak di Thiruvananthavuram (trivandrum), terdapat sekitar 110 perusahaan dgn
mempekerjakan lebih dari 15 ribu profesional.
• Di danai pemerintah dgn visi untuk mengembangkan perusahaan yg sdh ada dan
pembentukan bisnis baru melaui inkubasi.
• STP berisi berbagai fasilitas inkubasi dan zona bebas, seta fasilitas usaha ritel, perhotelan,
transportasi, jasa keuangan, dll.
BUKIT ALGORITMA
AKAN JADI SILICON VALLEY INDONESIA
 Rencananya pembangunan dimulai pada bulan Mei 2021, biaya sebesar 18 triliun
rupiah.
 Akan dibangun Brand Capital Indonesia atau Kawasan Pengembangan Riset dan
SDM berbasis teknologi 4.0.
 Di tanah seluas 888 hektare ini salah satunya akan dibangun kawasan energy
terbarukan solar sel sebesar 1 giga watt.
 Akan ada pusat kajian kewilayahan eksplorasi ruang udara atau pembuatan
drone untuk berbagai kepentingan.
 Akan ada pula satelit telpon, pusat pembuatan alat kesehatan mandiri dan juga
Nano Teknologi Center Nano Science dan Biologi Molekuler.
 (CNN Indonesia | Minggu, 18/04/2021).
PENGEMBANGAN
SCIENCE TECHNO PARK
DI INDONESIA

 Peraturan Presiden (Perpres) No. 106 Tahun 2017 tentang Kawasan Sains dan Teknologi
 Penyelenggaraan Kawasan Sains dan Teknologi, Penerima Layanan KST, Penjaminan Mutu, Pelaporan, Pemantauan, dan Evaluasi
serta Pendanaan
Arah dan Kebijakan STP
STP dibangun sebagai wahana hilirisasi IPTEK untuk
mendorong pertumbuhan ekonomi daerah melalui
penyebaran pusat-pusat pertumbuhan dalam rangka
pemerataan antar Wilayah

VISI-MISI PRESIDEN RI  Kawasan yang dikelola oleh manajemen profesional untuk


mendorong pertumbuhan ekonomi secara berkelanjutan
Nawa Cita ke-6: Meningkatkan
melalui penguasaan, pengembangan, dan penerapan
produktifitas rakyat da daya saing di pasar Iptek yang relevan. *
internasional sehingga bangsa Indonesia  Wahana yang dikelola secara profesional untuk
bisa maju dan bangkit bersama bangsa- mengembangkan dan mendorong pertumbuhan ekonomi
bangsa Asia lainnya, dengan: Membangun secara berkelanjutan melalui pengembangan, penerapan
sejumlah Science dan Techno Park di ilmu pengetahuan dan teknologi, dan penumbuhan
daerah-daerah, politeknik dan SMK-SMK perusahaan pemula berbasis teknologi **
dengan prasarana dan sarana dengan
teknologi terkini.
* International Association of Science Parks, 2002
** Perpres STP 93
Tujuan Science Techno Park

 Meningkatkan kapasitas dan kapabilitas kelembagaan, sumberdaya,


dan jaringan iptek dalam bidang-bidang prioritas spesifik agar terjadi
peningkatan relevansi dan produktivitas serta pendayagunaan
iptek dalam sektor produksi untuk menumbuhkan perekonomian
nasional dan berdampak pada peningkatan kesejahteraan masyarakat
Roadmap Program Pembangunan
& Pengembangan STP 2015-2025

• 100 TP/SP memenuhi kriteria


dasar sebagai ‘STP ideal’)
• Penguatan TP, SP• dan
Kontribusi
N-STP STP terhadap
pembangunan ekonomi sudah
(60 sudah beroperasi)
• 50 TP/SP memenuhinyata
kriteria
dasar sebagai ‘STP ideal’)
• Munculnya inisiasi
• Pembentukan TP dan SP baru
pembentukan STP di luar 22
• Penguatan TP, SP dan N-STP
yang dibentuk pemerintah
existing
• Pemetaan dan evaluasi
• Target 22 TP/SP/N-STP
Tahapan Pembangunan dan Pengembangan STP 2015-2019
Penyusunan Kelembagaan Operasional
TAHAPAN PENGEMBANGAN

TAHAPAN PERSIAPAN Pengembangan


TAHAPAN PEMBANGUNAN
Teknologi dan Research - Business
Development
Pemetaan Aktor-Stakeholder
Penyusunan MASTERPLAN Peningkatan Kapasitas
QUICK ASSESSMENT
SDM (capacity building)

Penyusunan ACTIONPLAN Pengembangan Konsultasi,


Studi Kelayakan
Bimbingan Teknis, & Peningkatan Kapasitas
Informasi
Penguatan Komitmen - MoU
Pengembangan
Teknologi utk mendukung Perusahaan
Pemula Berbasis Inovasi

Penyiapan Infrastruktur

relevansi keberlanjutan kemandirian


Unsur Kelembagaan

97
• Riset dan Teknologi
• SDM/ Mentor
• Fasilitas Lab/uji

ACADEMIC

• Regulasi
• Pemanfaat • Lahan-Infrastruktur
• Ide inovasi BISNIS • Daya Dukung Lokal
GOVERMENT
• Tenant • Program-Anggaran
• Pasar Produk STP • Jejaring-akses
• Investor • E
L
E
M
E
N

K
U
N
C
I
S
T
P
Lay
ana
n
ST
P
Indikator Keberhasilan STP
No Indikator Dimensi
1. Jumlah produk berbasis potensi daerah yang dikembangkan

2. Jumlah usaha pemula yang dibina

Jumlah teknologi hasil litbang domestic yang diterapkan Relevansi


3

4 Bentuk organisasi pengelola TP (Tim kerja/Satker/BLUD/BUMD)

5 Prosentasi biaya operasional yang dipenuhi sendiri

6 Jumlah usaha pemula/spin-off yang lulus


Keberlanjutan
7 Jumlah kontrak pembiayaan pengembangan produk inovatif

8 Jumlah tenant industry yang masuk dalam kawasan

9 Jumlah tenaga kerja yang diserap dalam kawasan

Jumlah produk yang telah dilepas ke pasar Kemandirian


10

11 Besar pendapatan usaha dalam Kawasan PAD


Tata Kelola STP
Faktor-faktor yang terkait dengan perencanaan dan kondisi lingkungan antara lain:
1. Manajemen;
2. Fokus teknologi;
3. Kelompok sasaran;
4. Pemangku kepentingan;
5. Modal; dan
6. Pengaturan Lingkungan

Prosedur pengajuan Kegiatan dan Anggaran masing-masing STP:


7. Setiap STP mengajukan kegiatan dan anggaran yang diperlukan kepada
Kemenristekdikti pada akhir tahun sebelumnya;
8. Selanjutnya dilakukan review terhadap pengajuan tersebut disesuaikan
dengan pagu anggaran yang diberikan oleh Kementerian Keuangan;
9. Setelah kegiatan dan anggaran masing-masing STP disetujui oleh
Kemenristekdikti, maka dilakukan penetapan Rencana Kegiatan Tahunan
masing-masing STP.

101
Tata Kelola STP
Manajemen
Pengelolaan KST mengacu pada sebuah tim yang mengatur perencanaan, pengembangan,
administrasi, dan operasi dari sebuah KST. Komposisi tim manajemen bervariasi antara
KST pengetahuan dan tergantung pada model Kelembagaan yang telah ditetapkan:
• Unit Pelaksana Teknis dibawah Kementerian atau LPNK atau SKPD;
• Perguruan Tinggi bentuknya mengikuti ketentuan bentuk pengelolaan perguruan
tinggi penyelenggara.
• Masyarakat berbentuk badan usaha.
Fokus teknologi
• Fokus teknologi khusus: berorientasi pada sektor-sektor tertentu ekonomi,
perusahaan, atau fungsi perusahaan
• Fokus teknologi umum, dirancang untuk menawarkan layanannya di semua
sektor ekonomi, sehingga menjadi teknologi bervariasi.
Kelompok sasaran; Tenant dan Non Tenant
Pemangku kepentingan; ABG-C
Modal: bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara, Anggaran Pendapatan
dan Belanja Daerah, Swasta, dan sumber-sumber lainnya sesuai dengan peraturan yang
berlaku.

102
Pembangunan & Pengembangan STP

103
Kegiatan Utama Pengembangan STP

104
Manajemen Pengembangan STP

105
• Sekilas Tentang
• “IPB Science Park”
Konsep “IPB Science Park” : “Area terpadu yang digunakan untuk pengembangan dan
komersialisasi hasil inovasi produk dan jasa bidang pertanian tropis, pangan danbio-sains yang
didukung oleh fasilitas dan infrastruktur yang baik serta peraturan yang kondusif”.
Struktur Komersialisasi Inovasi “ IPB Science Park”
(Innovation Ecosystem Development at “IPB Science Park )

Kemenristek & Dikti Serta


Institusi Pemerintah / BUMN Layanan
Dana / Program
/ Donor Terkait Lainnya Manajemen
Pemerintah 1
Fasilitas Kredit / Layanan
Pembiayaan Khusus Dana Penelitian & Pemasaran
Pengembangan Layanan Bidang
Dana Infrastuktur Science Park/ Sub Kebijakan &
Alokasi Dana
Hukum
Universitas Star-Ups Layanan Keuangan
Sub Kebijakan & dan Pendanaan
Alokasi Dana
 Tropical 5
Agriculture “IPB Science Park” PT Dukungan Solusi
 Food BLST Permasalahan Bisnis
 Bio-Science 2
Commercial Research & TBI
(Techno Business Incubation )
Perusahaan Internal dan Institusi Penghasil
Eksternal Inovasi
Industri Pengguna
Institusi R & D Hasil Inovasi
3 4
STP & Institusi Institusi / Industri
Layanan Publik Alih Teknologi Pemasaran Pengguna Layanan/
Lainnya Fasilitas Science Park
Menjadi Science & Techno Park Paling Produktif di bidang Pertanian Tropis,
VISI Pangan dan Biomedis di Asia Tenggara

Melaksanakan Penelitian Komersial dan Pengembangan


Produk Inovatif dengan menyediakan dukungan Teknologi,
Bisnis, dan Infrastruktur
1
Melaksanakan Program Technology Business Incubation
terhadap Start-Up Company

Menjadi interface antar institusi pemerintahan, universitas dan


2
industri dalam komersialisasi hasil inovasi
MISI

3
MAIN ACTIVITIES
Penelitian Komersial
dan Pengembangan Produk

Techno Business Incubation


(Technopreneur Center )

Pelatihan, lokakarya dan konsultasi yang berhubungan


dengan pengembangan produk / jasa berbasis hasil
inovasi

Pilot Plant skala start up


Fasilitas “IPB Science Park”

Main Supporting Sharing Public

Gedung Konferensi dan


Pilot Plant Galeri Inovasi
Pusat Penelitian Seminar
Unggulan
Pelatihan,
Laboratorium Green House
Technopreneur Konsultasi, Legal
Center
Ruang Kantor Edutainment
Gedung
Multitenant
Guest House

Restoran
Pencapaian Tahap Awal

Paska-TBI ( Spin-off) 1

TBI (Techno Business Incubation ) 2

Pra –TBI

3
Proses TBI ( Techno Business Incubation)
di Technopreneur Center “IPB Science Park” - BLST

Pemerintah Pemerintah /Universitas / LPPM /


/Universitas / Pusat Penelitian/Etc. Industri
Industri / Etc.

Support Support Support


Support Support
Support
Professor /
Doctor

Peneliti / R & D Komersial dan Produksi dan


Pusat Studi Pengembangan Bisnis Komersialisasi proto-
Pemasaran
type produk
Massal

Mahasiswa
Support
Support Support
Industri
Technopreneur Center-IPB Science Park- BLST BLST

Inovasi (Produk
TBI Paska - TBI
Berkualitas Pra-TBI ( Validation / Startup ) (Spin Off )
dengan Potensi
Komersial)
PT IPB SHIGETA Animal Pharmaceuticals

Manufaktur Vaksin
PT IPB Shigeta merupakan joint venture antara BLST dan Shigeta Inc. (Jepang) Perusahaan ini
memproduksi Vaksin Flu Burung menggunakan
Genetic Reserve Technology
Produk
Vaccine AI Inactive (H5N1) for poultry
– Layer & Breeder

Trade name: Bird Close 5.1

Penjualan di tahun 2014


Rp 14 Milyar ( USD 1.07 M )
Natural
&
Healthy Products

Merupakan gerai produk inovasi IPB yang menjual


produk-produk inovasi dari civitas akademika IPB

Memiliki 10 outlet, 400 Produk


Penjualan di tahun2014
Rp 14 Milyar (USD 1.075 M )
Memiliki target untuk mencapai 50 Outlet untuk 5 tahun
kedepan
CABANG SERAMBI BOTANI

Kota Kasablanka Ekalokasari

Pejaten Village
Artha Gading

Mall Gandaria
Botani Square

Ciputra World
Surabaya
Alam Sutra Palembang Icon
Biological Material

• Kegiatan utamanya adalah menyediakan bahan biologis untuk produksi


vaksin penyakit polio kepada manufaktur vaksin terbesar Indonesia
dibawah jaminan kualitas dari Pusat Studi Primata IPB

• Material biologis diambil dari fetus Macaca fascicularis


(long tail monkey)

Penjualan di tahun 2014


Rp 12 Milyar ( USD 0.923 M )
TBI
( TECHNO BUSINESS INCUBATION ) STARTUP
SBU / SC
Mengkomersialisasikan bibit berkualitas yang dikembangkan oleh
Pusat Studi Hortikultura Tropika IPB

Fokus utamanya adalah mengembangkan bibit Tanaman Pangan dan Hortikultura


Transporter TBS Kelapa Sawit
•Transporter handal di lahan
perkebunan dan kehutanan
•Mampu bekerja pada area yang ekstrim
dengan kemiringan
Dikembangkan curam
oleh Fakultas Teknologi Pertaniandan
IPB lahan
sebesar
berdaya dukung rendah Rp 12 Milyar
• Sudah terjual
100 unit market capacity
1.000 unit per year
FITS Mandiri
PT Food Industrial Teaching System (PT Fits Mandiri) perusahaan yang bergerak dalam bidang pangan fungsional
berbasis inovasi dan kepakaran IPB.

Beras Analog
Keunggulan beras analog
• Indeks glikemiknya lebih rendah,
• Kandungan seratnya 4 kali lebih tinggi,
• Lebih praktis

Mie Jagung
Keunggulan mie jagung
• Tidak mengandung gluten
• Mengandung beta karoten dan vitamin E
• Indeks glikemik rendah
• Memiliki aroma dan rasa gurih alami jagung
TBI tahap awal
(Validasi)

Kerjasama
Direktorat Pengembangan Bisnis IPB dengan
“IPB Science Park”- PT BLST
TAHAP VALIDASI (Menuju Komersial)

Katulac
Feed Additive, meningkatkan produksi susu pada sapi perah

Sormeal
Cereal sehat berbahan sorgum

Rapid Test Flu Burung


Test Kit untuk deteksi Flu Burung secara cepat

ESR
Enzyme Rekombinan reverse transcriptase Simian
betaretrovirus serotipe-2
Terima Kasih
Struktur Komersialisasi Inovasi
(Innovation Ecosystem Development at “IPB Science Park )

Kemenristek & Dikti Serta


Institusi Pemerintah / BUMN Layanan
Dana / Program
/ Donor Terkait Lainnya Manajemen
Pemerintah 1
Fasilitas Kredit / Layanan
Pembiayaan Khusus Dana Penelitian & Pemasaran
Pengembangan Layanan Bidang
Dana Infrastuktur Science Park/ Sub Kebijakan &
Alokasi Dana
Hukum
Universitas Star-Ups Layanan Keuangan
Sub Kebijakan & dan Pendanaan
Alokasi Dana
 Tropical 5
Agriculture “IPB Science Park” PT Dukungan Solusi
 Food BLST Permasalahan Bisnis
 Bio-Science 2
Commercial Research & TBI
(Techno Business Incubation )
Perusahaan Internal dan Institusi Penghasil
Eksternal Inovasi
Industri Pengguna
Institusi R & D Hasil Inovasi
3 4
STP & Institusi Institusi / Industri
Layanan Publik Alih Teknologi Pemasaran Pengguna Layanan/
Lainnya Fasilitas Science Park
Proses Techno Business Incubation
Technopreneur Center “IPB Science Park”

Pemerintah Pemerintah /Universitas / LPPM /


/Universitas / Pusat Penelitian/Etc.
Industri / Etc.
INDUSTRI
Support Support Support
Support Support
Support
Professor /
Doctor

Peneliti / R & D Komersial dan Produksi dan


Pusat Studi Pengembangan Bisnis Komersialisasi proto-
Pemasaran
type produk
Massal

Mahasiswa
Support
Support Support
Industri
Technopreneur Center-IPB Science Park- BLST BLST

Inovasi (Produk
TBI Paska - TBI
Berkualitasdengan Potensi Pra-TBI ( Validation / Startup ) (Spin Off )
Komersial)
Bentuk Kebijakan Inovasi
• Di tingkat Nasional di atur UU atau PP dll.
• Di tingkat daerah di atur Perda atau Perkada.
• Contoh:

• UU 18/2012 ttg P3-IPTEK


• PP 38/2017 ttg Inovasi Daerah
• Perda Lobar 10/2019 ttg Inovasi Daerah
• Pergub NTB 27/2020 ttg Sepeda Listerik Berbasis Baterai
• Perpres 33/2021 tentang Pembentukan BRIN
KEBIJAKAN INOVASI DAERAH
DALAM PENYELENGGARAAN
PEMERINTAHAN DAERAH

PERATURAN BERSAMA
MENTERI NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK
INDONESIA & MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK
INDONESIA
Nomor: 03 TAHUN 2012
Nomor: 36 TAHUN 2012
TENTANG PENGUATAN SISTEM INOVASI DAERAH
INOVASI DAERAH

Pemerintah daerah Inovasi Daerah : Untuk Peningkatan kinerja


dapat melakukan Semua bentuk pembaharuan dalam penyelenggaraan
Inovasi penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Pemerintah Daerah
1. peningkatan efisiensi
2. perbaikan efektivitas
Acuan 3. perbaikan kualitas pelayanan
4. tidak ada konflik kepentingan
Perumusan
5. berorientasi kepada kepentingan umum
Kebijakan 6. dilakukan secara terbuka
Inovasi 7. memenuhi nilai-nilai kepatutan
8. dapat dipertanggungjawabkan hasilnya tidak
untuk kepentingan diri sendiri

dadinggunadi@gmail.com
KRITERIA
A. MENGANDUNG PEMBAHARUAN SELURUH ATAU SEBAGIAN UNSUR DARI
INOVASI;
B. MEMBERI MANFAAT BAGI DAERAH DAN/ATAU MASYARAKAT; BENTUK INOVASI
C. TIDAK MENGAKIBATKAN PEMBEBANAN DAN/ATAU PEMBATASAN PADA
A. INOVASI TATA KELOLA PEMERINTAHAN DAERAH;
MASYARAKAT YANG TIDAK SESUAI DENGAN KETENTUAN PERATURAN
B. INOVASI PELAYANAN PUBLIK; DAN/ATAU
PERUNDANG-UNDANGAN;
C. INOVASI DAERAH LAINNYA SESUAI DENGAN URUSAN PEMERINTAHAN
D. MERUPAKAN URUSAN PEMERINTAHAN YANG MENJADI KEWENANGAN
YANG MENJADI KEWENANGAN DAERAH.
DAERAH; DAPAT DIREPLIKASI.

PRINSIP-PRINSIP INISIATOR
EFISIENSI│EFEKTIVITAS│PERBAIKAN INISIASI INOVASI DAERAH  IDE
KUALITAS PELAYANAN│TIDAK ADA KONFLIK KREATIF YANG DAPAT BERASAL 
KEPENTINGAN│PUBLIC ORIENTED KDH, ANGGOTA DPRD, OPD, ASN
│TERBUKA DAN MASYARAKAT
│MEMENUHI NILAI
KEPATUTAN│DAPAT
DIPERTANGGUNGJAWABKAN TIDAK
KEPENTINGAN DIRI SENDIRI│
DEFENISI
INOVASI DAERAH ADALAH

I N OVA S I
SEGALA BENTUK
PEMBAHARUAN DALAM
PENYELENGGARAAN
PEMERINTAHAN DAERAH YANG
BERTUJUAN
MENINGKATKAN KINERJA
PEMDA
TUJUAN
• MENINGKATKAN KINERJA
PENYELENGGARAAN
PEMERINTAHAN DAERAH.
• SASARAN
• MEMPERCEPAT TERWUJUDNYA
KESEJAHTERAAN MASYARAKAT
MELALUI :
PENINGKATA PEMBERDAYAA PENINGKATA
N PELAYANAN N & PERAN N DAYA
PUBLIK; SERTA SAING
MASYARAKAT DAERAH.

MOTO FASTER (LEBIH CEPAT)  SMARTER (LEBIH PINTAR)  CHEAPER (LEBIH MURAH )  EASIER (LEBIH MUDAH)  BETTER (LEBIH
: BAIK)
PROSES INISIATIF INOVASI
DAERAH
Rapat Kepala Pemerintah
DPRD Perkada Menteri
Paripurna Pusat
Daerah Memuat: Jenis, Melibatkan Hasil
Prosedur, Penilaian
Masyaraka Metodologi
t Lembaga
terkait Litbang
Melaporkan rencana
Pimpinan Dokumen Inovasi pelaksanaan yang memuat : cara,
Perangkat Daerah Perangkat Daerah dokumentasi, rencana hasil

Aparatur Sipil PEMDA : Penilaian


Negara Pelaksanaan
(ASN) Penghargaan dan atau Insentif

dadinggunadi@gmail.com
PUSLITBANG INDAH

DASAR HUKUM Dalam rangka peningkatan kinerja penyelenggaraan


Pemerintahan Daerah, Pemerintah Daerah dapat melakukan
inovasi (Pasal 386)
Kepala daerah melaporkan inovasi Daerah yang akan
dilaksanakan kepada Menteri (Pasal 388 ayat 7)
UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN Pemerintah Pusat melakukan penilaian terhadap inovasi
2014 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH yang dilaksanakan oleh Pemerintah Daerah (Pasal 388 ayat 9)
Dalam hal pelaksanaan inovasi yang telah menjadi kebijakan
Pemerintah Daerah dan inovasi tersebut tidak mencapai
sasaran yang telah ditetapkan, aparatur sipil negara tidak
dapat dipidana. (Pasal 389)

Inovasi Daerah adalah semua bentuk pembaharuan dalam


PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 38 penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Pasal 1)
TAHUN 2017 TENTANG INOVASI DAERAH
Menteri melakukan penilaian terhadap Daerah yang
melaksanakan Inovasi Daerah berdasarkan laporan dari
kepala Daerah. (Pasal 22)

Penilaian terhadap penerapan hasil Inovasi Daerah untuk


memberikan penghargaan dan/atau insentif kepada
Pemerintah Daerah (Pasal 23)
PERMENDAGRI NOMOR 104 TAHUN 2018 TENTANG Penilaian Inovasi Daerah adalah proses penilaian terhadap
semua bentuk Inovasi Daerah menggunakan indikator
PENILAIAN DAN PEMBERIAN PENGHARGAAN indeks Inovasi Daerah (Pasal 1)
DAN/ATAU INSENTIF INOVASI DAERAH Indeks Inovasi Daerah adalah seperangkat variabel dan
indikator yang digunakan untuk mengukur tingkat inovasi
daerah berdasarkan periode tertentu (Pasal 1)
.
KDH melaporkan Inovasi Daerah kepada Mendagri
UU 23/2014 untuk dilakukan penilaian dengan melibatkan
Pemerintah Pusat memberikan penghargaan dan/atau
TTG PEMDA insentif kepada pemerintah drh yang berhasil
lembaga yang berkaitan dengan litbang. melaksanakan inovasi.
(Pasal 388 ayat (7), (9), (Pasal 388 ayat
(10) (11)

UU 11/2019 Sistem Nasional Ilmu Pengetahuan dan Teknologi bertujuan utk menghasilkan Invensi dan Inovasi.
TTG SINASIPTEK (Pasal 3 huruf a)

Pembinaan umum antara lain meliputi pembagian Penelitian dan pengembangan termasuk
PP 12/2017 urusan pemerintahan dan bentuk pembinaan lain pengkajian, penerapan, perekayasaan, dan
TTG BINWAS sesuai dgn ketentuan Per-UU-an. pengoperasian.
Pasal 3 ayat (2) Menteri menetapkan standardisasi program penelitian
dan pengcmbangan untuk pembinaan umum.
Pasal 8 ayat (2) & Pasal 9 ayat (1)
Kemendagri melakukan penilaian terhadap drh yg Penilaian inovasi daerah dilakukan
PP 38/2017 melaksanakan Inovasi Daerah berdasarkan laporan dengan
mempertimbangkan laporan penerapan Inovasi Daerah
TTG INOVDA KDH dan mengusulkan calon penerima penghargaan yang dilakukan dengan mekanisme pengisian data
Inovasi Daerah kepada Menteri. Indeks Inovasi Daerah.
(Pasal 22 dan 24) (Pasal 4)
Kemendagri menetapkan dan menentukan prov dan Penerima penghargaan dgn kategori drh prov, kab,
PERMENDAGRI kab/kota sebagai calon penerima penghargaan dan/ kota
terinovatif, drh kab/kota terinovatif kategori
tertinggal
drh dan drh kab/kota terinovatif dgn kategori
104/2018 atau insentif InoAvasi Daerah berdasarkan hasil
kawasan perbatasan, kab/kota terinovatif kategori Prov
penilaian Inovasi Daerah.
(Pasal 25) Papua & Prov Papua Barat.
(Pasal 388 ayat 16)
INOVASI
PESAN PENTING
5 PROGRAM PRIORITAS NASIONAL
PUSLITBANG INDAH

Pembangunan Infrastruktur
01 Menyambungkan infrastruktur besar dengan kawasan-kawasan produksi
rakyat: Kawasan Industri Kecil, Kawasan Ekonomi Khusus, Kawasan Pariwisata,
Kawasan Persawahan, Kawasan Perkebunan dan tambak-tambak perikanan

Pembangunan SDM
Pembangunan SDM dengan menjamin kesehatan ibu hamil, kesehatan bayi,

02 kesehatan balita, kesehatan anak usia sekolah, penurunan stunting-kematian ibu-


kematian bayi, peningkatan bkualitas pendidikan, vokasi, membangun lembaga
manajemen talenta Indonesia, dukungan bagi diaspora bertalenta tinggi, dan
infrastruktur dasar untuk kesehatan dan produktivitas
Mendorong Investasi
3. Mengundang investasi seluas-luasnya untuk membuka
lapangan pekerjaan, memangkas perizinan, pungli dan
hambatan investasi lainnya

4. Reformasi Birokrasi
Reformasi struktural agar lembaga semakin sederhana, semakin simple,
semakin lincah, mindset berubah, kecepatan melayani, kecepatan
memberikan izin, efisiensi lembaga

Penggunaan APBN
05
Menjamin penggunaan APBN yang fokus dan tepat sasaran,
memastikan setiap rupiah dari APBN memiliki manfaat ekonomi,
memberikan manfaat untuk rakyat, emningkatkan kesejahteraan
masyarakat.
STRUKTUR ORGANISASI PENADBIRAN
(GOVERNANCE) KEBIJAKAN DI DAERAH
SISTEM INOVASI DAERAH
SATU SISTEM

PROSES INTERAKSI :

Pemerintah
Pemerintah Daerah Menumbuhkembangkan
Lembaga Kelitbangan INOVAS
Lembaga Pendidikan I
Lembaga Penunjang
Dunia Usaha
Masyarakat

dadinggunadi@gmail.com
Pentingnya Sistem Inovasi Daerah
 Ada beberapa hal yang medasari pentingnya sistem inovasi daerah dibentuk.
Dalam dasawarsa terakhir ini terjadi pergeseran dari ekonomi yang berbasis
industri menuju ke ekonomi berbasis pengetahuan.
 Selain itu, daya saing daerah ditentukan oleh kemampuan memanfaatkan
modal SDM melalui inovasi. Kebijakan inovasi bukanlah kebijakan tunggal,
melainkan sehimpunan kebijakan yang ditujukan untuk
mengembangkan/memperkuat sistem inovasi.
 Karena itu, kerangka kebijakan inovasi tersebut seyogyanya membentuk
upaya terpadu atas solusi untuk mengatasi isu-isu sistemik, mewadahi
kebijakan-kebijakan sangat penting yang berkontribusi dalam memperkuat
sistem inovasi.
Dari Konteks “Nasional” ke “Daerah” ~ Mengapa Penting
• Pembelajaran yang terfasilitasi oleh sehimpunan kelembagaan daerah yang serupa.
Ini misalnya karena lebih kuatnya dukungan kelembagaan dalam mengembangkan
agenda bersama dan kolaborasi yang meningkatkan kapasitas untuk bertindak. Ini
tentu sangat penting dalam mendorong sinergi positif dan eksternalitas ekonomi.
• Inovasi merupakan proses sosial, yang sangat dipengaruhi oleh interaksi antar
pihak. Hubungan, jaringan dan kedekatan sosial umumnya lebih kuat pada tataran
setempat. Situasi demikian tentu sangat penting bagi perkembangan atau
penguatan modal sosial, termasuk dalam bentuk hubungan dan rasa saling
percaya, komunikasi dan interaksi yang produktif, budaya berpikir terbuka, dan
sebagainya.
Dari Konteks “Nasional” ke “Daerah” ~ Mengapa (lanjutan)

 Perusahan yang berklaster di suatu daerah memiliki kesamaan budaya daerah yang
memudahkan proses pembelajaran. “Warisan budaya” yang positif dan kecenderungan sifat
path dependence tentang pengetahuan/teknologi dan inovasi turut mempengaruhi proses
interaksi yang lebih intensif di tingkat “lokal”.

 Dalam konteks daya saing, keunggulan global semakin ditentukan/dipengaruhi oleh


keunggulan lokal. Seperti diungkapkan oleh Porter, bahwa: “keunggulan daya saing yang
bertahan lama dalam suatu ekonomi global akan semakin terletak pada ”hal-hal yang bersifat
lokal”, yaitu pengetahuan (knowledge), hubungan, dan motivasi, yang tidak dapat (sulit)
disaingi oleh para pesaing jauh (distant rivals).”
Kebijakan Inovasi Daerah
◦Dalam perspektif kebijakan, pemerintah daerah dituntut benar-
benar mampu memanfaatkan secara maksimal pengelolaan
sumberdaya yang bersifat spesifik lokasi. Sebagai bahan dalam
perencanaan pembangunan di tingkat Provinsi/kabupaten
diperlukan analisis potensi wilayah baik dalam aspek biofisik
maupun sosial ekonomi. Dalam rangka memanfaatkan potensi
tersebut peran serta masyarakat secara partisipatif perlu
didorong dan dikembangkan.
RUANG LINGKUP SIDa

1. Kebijakan Penguatan

2. Penataan Unsur

3. Pengembangan

dadinggunadi@gmail.com
1. KEBIJAKAN PENGUATAN
MENRISTEK & GUBERNUR BUPATI/
MENDAGRI WALIKOTA
• Rencana • Roadmap • Roadmap
Strategis Lima Penguatan Penguatan
SIDa SIDa
Tahunan
• RPJMD • RPJMD
Kementerian
• RKPD • RKPD

dadinggunadi@gmail.com
ROADMAP PENGUATAN SIDa
1. Kondisi SIDa saat ini Tim Koordinasi
mengintegrasikan
2. Tantangan dan peluang SIDa ROADMAP PENGUATAN
SIDa ke dalam
3. Kondisi SIDa yang akan dicapai dokumen RPJMD

4. Arah Kebijakan dan strategi penguatan SIDa mengintegrasikan


rencana aksi
5. Fokus dan program prioritas SIDa
PENGUATAN SIDa ke
6. Rencana aksi penguatan SIDa dalam dokumen
RKPD
Gubernur dan Bupati/Walikota menugaskan Tim Koordinasi melakukan penyusunan ROADMAP PENGUATAN SIDa
ROADMAP PENGUATAN SIDa
Menristek bersama Mendagri
• Melakukan sinkronisasi, harmonisasi dan sinergi
kebijakan penguatas SIDa tingkat pusat 1. Identifikasi dan
inventarisasi kebijakan
Gubernur penguatan SIDa
• Melakukan sinkronisasi, harmonisasi dan sinergi 2. Analisis potensi sinergi
kebijakan penguatan SIDa di provinsi dan kebijakan penguatan SIDa
kabupaten/kota 3. Memadukan kebijakan-
Bupati/Walikota kebijakan antardaerah dan
antara pemerintah daerah
• Melakukan sinkronisasi, harmonisasi dan sinergi dengan pemerintah pusat
kebijakan penguatan SIDa di kabupaten/kota

dadinggunadi@gmail.com
PENATAAN UNSUR

2.1 KELEMBAGAAN 2.2. JARINGAN 2.3. SUMBER DAYA

• Lembaga/organisasi • Interaksi antar • Kepakaran, keahlian,


• Peraturan lembaga/organisasi kompetensi,
• Norma/etika/budaya • Sinergi ketrampilan dan
kemampuan pengorganisasian
• Kekayaan intelektual
dan informasi
• Sarana dan
prasarana iptek

dadinggunadi@gmail.com
LEMBAGA-ORGANISASI SIDa

1. Institusi Pemerintah 5. Lembaga penunjang inovasi


• Mensinergi program dan kegiatan • Mensinergikan program dan kegiatan semua
2. Pemerintah Daerah lembaga yang dapat menunjang penguatan
• Membentuk BPPD, meningkatkan SIDa.
kapasitas dan peran BPPD sebagai 6. Dunia Usaha
koordinator penguatan SIDa • Memanfaatkan hasil-hasil kelitbangan
3. Lembaga Kelitbangan yang menghasilkan barang dan jasa
• Meningkatkan kapasitas dan peran • Meningkatkan kemitraan dengan
iptek lembaga/
4. Lembaga Pendidikan organisasi SIDa
• Meningkatkan kemampuan 7. Organisasi kemasyarakatan di daerah
kelitbangan • Memberdayakan organisasi kemasyarakatan
dan mensinergikan dengan penguatan SIDa
Penataan peraturan
• Membuat peraturan baru, merubah peraturan, dan
mencabut peraturan terkait SIDa yg tdk sesuai.
Penataan Norma/Etika/Budaya
• Mengembangkan profesionalisme dan menginternalisasikan
nilai-nilai sosial bagi penguatan SIDa.

dadinggunadi@gmail.com
Penataan Jaringan SIDa
1. Komunikasi Intensif antar lembaga SIDa
• FGD, Seminar, Lokakarya, kerjasama kelitbangan, forum komunikasi litbang daerah

2. Mobilisasi sumber daya manusia


• Kerjasama kepakaran, keahlian, kompetensi, keterampilan sumber daya manusia untuk
penguatan SIDa antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah, antar daerah, antar
kabupaten/kota dalam satu propinsi, antara lembaga pemerintahan dan lembaga non
pemerintahan

3. Optimalisasi pendayagunaan HKI, informasi, sarana dan


prasarana iptek
• pemanfaatan HKI;
• pemanfaatan informasi SIDa; dan
• pemanfaatan sarana dan prasarana SIDa

dadinggunadi@gmail.com
Penataan Sumber Daya
1. Pemanfaatan keahlian dan kepakaran yang sesuai dengan tematik
dan/atauspesifik sumber daya SIDa
2. Pengembangan kompetensi manusia dan pengorganisasiannya

3. Pengembangan struktur dan strata keahlian jenjang karir

4. Peningkatan pengelolaan dan pemanfaatan kekayaan intelektual

5. Pemanfaatan data dan informasi

6. Pengembangan sarana dan prasarana ilmu pengetahuan dan teknologi

dadinggunadi@gmail.com
LEMBAGA-ORGANISASI SIDa

1. Institusi Pemerintah 5. Lembaga penunjang inovasi


• Mensinergi program dan kegiatan • Mensinergikan program dan kegiatan semua
2. Pemerintah Daerah lembaga yang dapat menunjang penguatan
• Membentuk BPPD, meningkatkan SIDa.
kapasitas dan peran BPPD sebagai 6. Dunia Usaha
koordinator penguatan SIDa • Memanfaatkan hasil-hasil kelitbangan
3. Lembaga Kelitbangan yang menghasilkan barang dan jasa
• Meningkatkan kapasitas dan peran • Meningkatkan kemitraan dengan
iptek lembaga/
4. Lembaga Pendidikan organisasi SIDa
• Meningkatkan kemampuan 7. Organisasi kemasyarakatan di daerah
kelitbangan • Memberdayakan organisasi kemasyarakatan
dan mensinergikan dengan penguatan SIDa
PENGEMBANGAN SIDa
1. Pembangunan komitmen dan konsensus
unsur unsur SIDa di daerah
• Sosialisasi, fasilitasi, dan alokasi sumber daya

2. Pemetaan potensi dan analisis SIDa


• Identifikasi dan pengumpulan data,
• Pemetaan
• Analisis faktor kebijakan, unsur SIDa, program dan
kegiatan

3. Pemberlanjutan penguatan SIDa


• Berdasarkan hasil evaluasi pelaksanaan penguatan SIDa
dadinggunadi@gmail.com
TIM KOORDINASI NASIONAL
Menteri Negara Riset dan Teknologi bersama Menteri Dalam Negeri
membentuk Tim Koordinasi Nasional Penguatan SIDa
Tim Koordinasi Nasional mempunyai tugas:
1. menyusun dokumen Roadmap nasional penguatan SIDa;
2. mengintregrasikan program SIDa dalam dokumen rencana strategis
kementerian dan lembaga;
3. melakukan sinkronisasi, harmonisasi dan sinergi SIDa;
4. melakukan penataan unsur SIDa secara nasional;
5. melakukan pengembangan SIDa secara nasional;
6. memersiapkan rumusan kebijakan penguatan SIDa;
7. mengoordinasikan penyusunan program dan kegiatan penguatan SIDa
secara nasional;
8. melakukan monitoring dan evaluasi; dan
9. melaporkan hasil pelaksanaan penguatan SIDa.

dadinggunadi@gmail.com
KOORDINASI
3. Tim Koordinasi
1. Tim Koordinasi Nasional 2. Tim Koordinasi Provinsi Kabupaten/Kota
• Koordinasi dengan • Koordinasi dengan tim • Melakukan koordinasi
kementerian/lembag koordinasi tingkat paling sedikit satu kali
a pemerintah non Provinsi dan dalam satu tahun atau
kementerian, dan tim kabupaten/kota sesuai kebutuhan
koordinasi tingkat • Penguatan SIDa paling
provinsi sedikit satu kali dalam
• Penguatan SIDa paling satu tahun atau
sedikit empat kali dalam sesuai kebutuhan.
satu tahun atau sesuai
kebutuhan

dadinggunadi@gmail.com
Tim Koordinasi Nasional
Pengarah Menristek dan Mendagri
Ketua I Deputi Bidang Jaringan Iptek
Ketua II Kepala BPP Kemendagri
Sekretaris I Asdep Jaringan Iptek Pusat dan Daerah Kemenristek
Sekretaris II Sekretaris BPP Kemendagri
Anggota Pejabat truktural/Fungsional
diIingkungan Kemenristek dan
Kemendagri
Tim Koordinasi Nasional ditetapkan dengan Keputusan Menristek

dadinggunadi@gmail.com
Tim Koordinasi Daerah
1. Gubernur membentuk Tim Koordinasi Penguatan SIDa di tingkat provinsi.
2. Bupati/walikota membentuk Tim Koordinasi Penguatan SIDa di tingkat kabupaten/kota

Tim Koordinasi mempunyai tugas:


3. menyusun dokumen Roadmap penguatan SIDa;
4. mengintregrasikan program SIDa dalam dokumen RPJMD;
5. melakukan sinkronisasi, harmonisasi dan sinergi SIDa;
6. melakukan penataan unsur SIDa di daerah;
7. melakukan pengembangan SIDa di daerah;
8. memersiapkan rumusan kebijakan penguatan SIDa di daerah;
9. mengoordinasikan penyusunan program dan kegiatan penguatan SIDa di daerah;
10. melakukan monitoring dan evaluasi; dan
11. melaporkan hasil pelaksanaan penguatan SIDa.

dadinggunadi@gmail.com
Tim Koordinasi Daerah
Pengarah Kepala Daerah
Ketua Sekretaris Daerah
Sekretaris Kepala BPPD
Anggota 1. Kepala Dinas/Badan/kantor yang terkait
2. Lembaga/Organisasi lainnya yang terkait

Tim Koordinasi Daerah ditetapkan dengan Keputusan Kepala Daerah


PEMBINAAN DAN PENGAWASAN

MENDAGRI MENRISTEK GUBERNUR BUPATI/WALIKOTA


• melalui Kepala BPP • melalui Deputi • melaksanakan • melaksanakan
Kemendagri Bidang Jaringan pembinaan dan pembinaan dan
melaksanakan Ilmu Pengetahuan pengawasan pengawasan
pembinaan dan dan Teknologi penguatan SIDa di penguatan SIDa di
pengawasan umum Kementerian Riset provinsi dan kabupaten/kota
penguatan SIDa dan Teknologi kabupaten/kota di
melaksanakan wilayahnya
pembinaan dan
pengawasan teknis
penguatan SIDa

dadinggunadi@gmail.com
Ruang Lingkup Pembinaan
1. Koordinasi penguatan SIDa
2. Pemberian pedoman dan standar pelak. penguatan SIDa
3. Pemberian bimbingan, supervisi, dan konsultasi
pelaksanaan penguatan SIDa
4. Pendidikan dan pelatihan
5. Melaksanakan kegiatan kelitbangan dalam rangka
penguatan SIDa
6. Perencanaan, pemantauan, dan evaluasi pelaksanaan
penguatan SIDa

dadinggunadi@gmail.com
Ruang Lingkup Pengawasan
1. Pengawasan secara berkala terhadap pelaksanan penguatan SIDa antar
susunan pemerintahan
2. Pengawasan secara dilakukan oleh Tim Koordinasi Nasional kepada Tim
Koordinasi Provinsi dan Tim Koordinasi Provinsi kepada Tim Koordinasi
Kabupaten/Kota dengan periode setiap 6 bulan dan setiap akhir tahun
anggaran
3. Pengawasan secara tentatif terhadap pelaksanan penguatan SIDa antar
susunan pemerintahan
4. Pengawasan secara tentatif oleh Tim Koordinasi Nasional kepada Tim
Koordinasi Provinsi dan Tim Koordinasi Provinsi kepada Tim Koordinasi
Kabupaten/Kota pada waktu tertentu sesuai kebutuhan

dadinggunadi@gmail.com
PELAPORAN
Laporan disampaikan satu kali dalam satu tahun

BUPATI/ GUBERNUR MENRISTEK


WALIKOTA

TEMBUSAN TEMBUSAN MENDAGRI

dadinggunadi@gmail.com

SISTIM PENGUKURAN & PENILAIAN
TERHADAP PENERAPAN PEMBAHARUAN
PENYELENGGARAAN
DAERAH YANG TELAH PEMERINTAHA
KEPADA MENTERI DALAM NNEGERI
DILAPORKAN
DENGAN
SESUAI URUSAN YANG
MENJADI KEWENANGAN DAERAH (PERMENDAGRI
108/2018)


HIMPUNAN INOVASI DAERAH yang diinput oleh pemerintah Daerah di seluruh Indonesia dalam
suatu aplikasi (Indeks Inovasi Daerah) yang dijadikan pusat data Inovasi Daerah yang dapat
dimanfaatkan untuk berbagai keperluan pengkajian dan pengembangan Inovasi daerah

REGISTRASI WADAH PELAPORAN INOVASI DAERAH sebagaimana amanat peraturan perundangan agar
setiap Inovasi Daerah dilaporkan kepada Menteri baik tekait uji coba maupun penerapan
Inovasi Daerah.

INSTRUMEN PENGUKURAN INOVASI DAERAH untuk mengetahui perkembangan inovasi di


PETA PEMBINAAN Daerah sehingga dapat menghasilkan Peta pembinaan sesuai karakteristik dan
permasalahan di Daerah.

INDIKATOR PENYELENGGARAAN PEMERINTAH DAERAH, yang terdiri dari tunjangan kinerja


ASN (Kepmendagri Nomor 061-5449 tahun 2019) sebesar 3, Laporan Pertanggungjawaban
Pemerintahan Daerah (LPPD) pasal 22, salah satu ringkasannya menyangkut Inovasi Daerah
(berdsasarkan Permendagri 13 tahun 2019)
INDEKS INOVASI DAERAH PUSLITBANG INDAH

INDEKS INOVASI DAERAH ADALAH HIMPUNAN Inovasi Daerah yang telah


DILAPORKAN kepada Menteri Dalam Negeri sebagai sebuah bentuk
DIATUR LEBIH RINCI DI DALAM PERMENDAGRI pembaharuan dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah yang sesuai
NO. 104 TAHUN 2018 TENTANG PENILAIAN DAN dengan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah.
PEMBERIAN PENGHARGAAN DAN/ATAU INSENTIF
INOVASI DAERAH APA FUNGSI INDEKS INOVASI
DAERAH ?
HIMPUNAN INOVASI DAERAH yang diinput oleh pemerintah Daerah di seluruh Indonesia dalam
suatu aplikasi (Indeks Inovasi Daerah) yang dijadikan pusat data Inovasi Daerah yang dapat
dimanfaatkan untuk berbagai keperluan pengkajian dan pengembangan Inovasi daerah

REGISTRASI WADAH PELAPORAN INOVASI DAERAH sebagaimana amanat peraturan perundangan agar
setiap Inovasi Daerah dilaporkan kepada Menteri baik tekait uji coba maupun penerapan
Inovasi Daerah.

KOMPONEN VARIABEL PENGUNGKIT INDEKS PENYELENGGARAAN PEMERINTAH DAERAH


INDIKATOR TPP DAERAH sebagaimana amanat Kepmendagri No. 061 – 5449 Tahun 2019 variabel pendukungnya
sebesar 3% berdasarkan Indeks Inovasi Daerah Tahun berkenan.
INSTRUMEN PENGUKURAN INOVASI DAERAH untuk mengetahui perkembangan inovasi di
PETA PEMBINAAN Daerah sehingga dapat menghasilkan Peta pembinaan sesuai karakteristik dan
permasalahan di Daerah.

SARANA INFORMASI DAN PEMBELAJARAN untuk berbagi pengalaman dan informasi tentang
Inovasi bagi pemerintah Daerah dalam mengembangkan inovasi.
ASPEK, VARIABEL & INDIKATOR INDEKS INOVASI DAERAH (IID)
INDIKATOR INDEKS INOVASI DAERAH
VARIABE
L
INSTITUSI
ASPEK
SATUAN PEMERINTAHAN SUMBER DAYA
DAERAH
MANUSIA DAN
PENELITIAN

INDEKS INOVASI INFRASTRUKTUR


DAERAH
KECANGGIHAN
PRODUK

SATUAN INOVASI KECEPATAN BISNIS


PROSES

OUTPUT PENGETAHUAN
DAN TEKNOLOGI

HASIL KREATIF
IMPLEMENTASI - SIDa
Membuat Ajang Kompetitif Penciptaan dan Lomba inovasi
Melakukan perecepatan inovasi daerah daerah. Pada Tingkat provinsi ajang dapat dilakukan pada
dengan membuat Peraturan Daerah lomba inovasi daerah tingkat OPD dan Kab/Kota
tentang Inovasi Daerah dibawahnya. Sedangkan di Kab/Kota menyelenggarakan
Inovasi Daerah tingkat daerah Kab/Kota

Membuat SK TIM Koordinasi Percepatan Membuat Rumusan Peta Jalan Capaian


inovasi di Pemerintahan Daerah inovasi Daerah Kedepan

Melakukan Kajian Terapan dalam Penerapan


inovasi antara lain: Inisiatif inovasi daerah, Melakukan Branding dan Replikasi hasil
Pelaksanaan inovasi daerah dan evaluasi hasil inovasi daerah yang telah diterapkan
penerapan inovasi daerah

Anda mungkin juga menyukai