Anda di halaman 1dari 36

November 2011

Jurusan Teknik Sipil


Politeknik Negeri Bandung
DAFTAR ISI

4.1 PERNYATAAN GOTO


4.1.1 PERNYATAAN GOTO TIDAK BERSYARAT
4.1.2 PERNYATAAN GOTO BERSYARAT
4.1.2.1 PERNYATAAN GOTO HITUNGAN
4.2 PERNYATAAN IF
4.2.1 PERNYATAAN IF ARITHMATIK
4.2.2 PERNYATAAN IF LOGIKA
4.2.3 PERNYATAAN BLOCK IF
4.1 PERNYATAAN GOTO Sumber: Meissner L.P

• Pernyataan GOTO merupakan suatu pernyataan


pengendali yang dapat digunakan untuk memindahkan
proses jalannya suatu program ke suatu pernyataan
lainnya yang tertentu.

Pernyataan GOTO tanpa syarat

Pernyataan GOTO

Pernyataan GOTO bersyarat


4.1.1 GOTO TANPA SYARAT Sumber: Meissner L.P

• Pernyataan GOTO tanpa syarat merupakan suatu


pernyataan executable dengan bentuk umum sebagai
berikut:

GOTO n

Dimana:
n adalah konstanta integer tidak bertanda yang
menunjukkan nomor baris format.
4.1.1 GOTO TANPA SYARAT Sumber: Meissner L.P

• Contoh:

I=1
GOTO 100
150 I = 2 Proses pindah ke 100

100 WRITE (*,200) I


200 FORMAT (2X,I5)
END

Note: Tanpa suatu syarat apapun yang harus dipenuhi


proses eksekusi akan perpindah ke nomor baris
yang ditunjuk.
4.1.2 GOTO BERSYARAT HITUNGAN Sumber: Meissner L.P

• Pernyataan GOTO bersyarat merupakan suatu pernyataan


executable dengan bentuk umum sebagai berikut:

GOTO (n1,n2,n3,…………,ni), m

Dimana:
n1 sampai dengan ni adalah konstanta integer tidak
bertanda yang menunjukkan nomor-nomor baris format.
m merupakan variabel integer
4.1.2 GOTO BERSYARAT HITUNGAN Sumber: Meissner L.P

• Logika

m?

m=1 m=2 m=3 m=i

n1 n2 n3 ni
4.1.2 GOTO BERSYARAT HITUNGAN Sumber: Meissner L.P

• Contoh:

GOTO (100, 500, 200), LOAD

Artinya:

Proses pindah ke nomor baris 100 apabila LOAD = 1


Proses pindah ke nomor baris 500 apabila LOAD = 2
Proses pindah ke nomor baris 200 apabila LOAD = 3
4.1.2 GOTO BERSYARAT HITUNGAN Sumber: Meissner L.P

• Contoh 1:
Diberikan tiga buah bilangan real A, B dan C dan satu
buah bilangan integer L. Hitung besarnya nilai X dengan
ketentuan sebagai berikut:

Apabila nilai L sama dengan 1, maka X = A + B + C


Apabila nilai L sama dengan 2, maka X = A * B * C dan
Apabila nilai L sama dengan 3, maka X = A/B/C

Buatlah diagram alir dan program FORTRANnya


4.1.2 GOTO BERSYARAT HITUNGAN Sumber: Meissner L.P

• Diagram alir:

mulai
=1 100 X=A+B+C
A, B,
C, L
350
=2
L 200 X=A*B*C

=3 X
300 X=A/B/C

stop
4.1.2 GOTO BERSYARAT HITUNGAN Sumber: Meissner L.P

• Program FORTRAN:

C Program penggunaan pernyataan GOTO


READ (*,50)A,B,C,L
50 Format (F7.3,F7.3,F7.3,I2)
GOTO(100,200,300),L
100 X= A + B + C
GOTO 350
200 X = A * B * C
GOTO 350
300 X = A/B/C
350 WRITE(*,400)X
400 FORMAT(2X,’NILAI X =‘,F7.3)
END
4.2 PERNYATAAN IF Sumber: Meissner L.P

• Pernyataan IF merupakan suatu pernyataan yang dapat


digunakan untuk mengendalikan proses jalannya suatu
program.

Pernyataan IF Arithmatik

Pernyataan IF Pernyataan IF Logika

Pernyataan Blok IF
4.2.1 IF ARITHMATIK Sumber: Meissner L.P

• Pernyataan IF Arithmatik merupakan suatu pernyataan


executable yang menyediakan pengendalian bersyarat
dengan bentuk umum sebagai berikut:

IF (ekp) n1,n2,n3

Dimana:
n1 sampai dengan n3 adalah konstanta integer tidak
bertanda yang menunjukkan nomor-nomor baris format.
ekp dapat berupa ungkapan arithmatik atau variabel
4.2.1 IF ARITHMATIK Sumber: Meissner L.P

• Logika

Ekp?

ekp<0 ekp =0 Ekp>0

n1 n2 n3

IF (A+B)100,200,300
4.2.1 IF ARITHMATIK Sumber: Meissner L.P

• Contoh 1:
Akar - akar persamaan kwadrat Y = aX2 + bX + c dapat
dihitung dengan ketentuan dibawah ini, D = b2-4ac:
Apabila nilai D lebih kecil dari 0, maka nilai akar imajiner
Apabila nilai D sama dengan 0, maka nilai akar sama
Apabila nilai D lebih besar dari 0, maka nilai akar berbeda
Untuk nilai D = 0, maka nilai akar dihitung dengan rumus:
b
X1  X 2  X1
2a
Untuk nilai D >, maka nilai akar dihitung dengan rumus:
 b  b 2  4ac  b  b 2  4ac
X1  X2 
2a 2a
4.2.1 IF ARITHMATIK Sumber: Meissner L.P

• Diagram alir:

mulai
D<0 Akar
100 imajiner 450 stop
a, b, c

D=0 X1=-b/2a
D=b**2- 4*a*c D? 200 350
X2=X1

X1,X2
D>0  b  b 2  4ac
X1 
300 2a
 b  b 2  4ac
X2 
2a
4.2.1 IF ARITHMATIK Sumber: Meissner L.P

• Program FORTRAN:
C Program penggunaan pernyataan IF arithmatik
READ (*,50)A,B,C
50 Format (F7.3,F7.3,F7.3)
D = B**2 – 4 * A * C
IF(D)100,200,300
100 WRITE(*,150)
150 FORMAT(2X,’Akar imajiner’)
GOTO 450
200 X1 = -B/(2*A)
X2 = X1
GOTO 350
300 X1 = (-B+D**0.5)/(2*A)
X2 = (-B-D**0.5)/(2*A)
350 WRITE(*,400)X1,X2
400 FORMAT(2X,’NILAI X1 =‘,F7.3,/,2X,’NILAI X2 =‘,F7.3)
450 END
4.2.1 IF ARITHMATIK HITUNGAN Sumber: Meissner L.P

• Latihan:

1. Diberikan tiga buah bilangan real A, B dan C. Hitung


besarnya nilai X dengan ketentuan sebagai berikut:

Apabila nilai A lebih kecil dari 0, maka X = A * B + C**2


Apabila nilai A sama dengan 0, maka X = A + B * C dan
Apabila nilai A lebih besar dari 0, maka X = A*3.0/B/C

Buatlah diagram alir dan program FORTRANnya


4.2.2 IF LOGIKA Sumber: Meissner L.P

• Pernyataan IF logika merupakan suatu pernyataan


executable yang menyediakan pengendalian bersyarat
dengan bentuk umum sebagai berikut:

IF (ekp) pernyataan

Dimana:
ekp dapat berupa ungkapan relasi atau logika
Pernyataan merupakan salah satu pernyataan executable
4.2.2 IF LOGIKA Sumber: Meissner L.P

• Logika

True True
Ekp? Ekp?

Pernyataan
n1
False False

IF(ekp) GOTO 100 IF (ekp) A=B + C


4.2.2 IF LOGIKA Sumber: Meissner L.P

• Contoh 1:
Akar - akar persamaan kwadrat Y = aX2 + bX + c dapat
dihitung dengan ketentuan dibawah ini, D = b2-4ac:
Apabila nilai D lebih kecil dari 0, maka nilai akar imajiner
Apabila nilai D sama dengan 0, maka nilai akar sama
Apabila nilai D lebih besar dari 0, maka nilai akar berbeda
Untuk nilai D = 0, maka nilai akar dihitung dengan rumus:
b
X1  X 2  X1
2a
Untuk nilai D > =, maka nilai akar dihitung dengan rumus:
 b  b 2  4ac  b  b 2  4ac
X1  X2 
2a 2a
4.2.2 IF LOGIKA Sumber: Meissner L.P

• Diagram alir:
Akar
mulai imajiner 450

stop
False
a, b, c

False True X1=-b/2a


D=b**2- 4*a*c D>0 D=0 100 X2=X1

True
350
 b  b 2  4ac
200 X1 
2a

 b  b 2  4ac X1,X2
X2 
2a
4.2.2 IF LOGIKA Sumber: Meissner L.P

• Program FORTRAN:
C Program penggunaan pernyataan IF logika
READ (*,50)A,B,C
50 Format (F7.3,F7.3,F7.3)
D = B**2 – 4 * A * C
IF(D.GT.0) GOTO 200
IF(D.EQ.0) GOTO 100
WRITE(*,80)
80 FORMAT(2X,’Akar imajiner’)
GOTO 450
100 X1 = -B/(2*A)
X2 = X1
GOTO 350
200 X1 = (-B+D**0.5)/(2*A)
X2 = (-B-D**0.5)/(2*A)
350 WRITE(*,400)X1,X2
400 FORMAT(2X,’NILAI X1 =‘,F7.3,/,2X,’NILAI X2 =‘,F7.3)
450 END
4.2.2 IF LOGIKA Sumber: Meissner L.P

• Latihan:
1. Periksa pernyataan IF logika dibawah ini:
a. IF(X.GT.Y), GOTO 10
b. 10 IF(I.LT.0.)R.GT.5) ICAP = 1
c. 7 IF(P.GT.2.0.AND..NOT.(A.LE.P)) GOTO 7
d. IF(X.GE.2.0.AND.NOT.(Z.LT.Y)) X = 2.1
2. Angka ekivalen (E) setiap jenis kendaraan tergantung kepada
golongan sumbu dan beban sumbu tersebut. Untuk sumbu tunggal
rumus yang digunakan adalah:

E
beban satu sumbu ganda dalam kg 
4

8160
Sedangkan untuk sumbu ganda rumus yang digunakan adalah:

E  0,086
beban satu sumbu ganda dalam kg 
4

8160
4.2.2 IF LOGIKA Sumber: Meissner L.P

• Latihan:
Buatlah diagram alir dan program FORTRAN untuk
menghitung angka ekivalen tersebut.

3. Faktor keamanan suatu jalan dapat ditentukan


berdasarkan peranan jalan tersebut. Faktor keamanan
tersebut seperti terlihat pada tabel dibawah ini.
Peranan Jalan Faktor Keamanan
Jalan Tol 1,2
Jalan Arteri 1,1
Jalan Kolektor/Lokal 1,0

Buatlah diagram alir dan program FORTRANnya


4.2.3 BLOCK IF Sumber: Meissner L.P

• Pernyataan BLOCK IF merupakan suatu pernyataan


executable yang menyediakan pengendalian bersyarat
dengan bentuk umum sebagai berikut:

IF (ekp) THEN
Blok Pernyataan-1
ELSE
Blok Pernyataan-2
ENDIF
Dimana:
ekp dapat berupa ungkapan relasi atau logika
Blok Pernyataan-1 dan Blok pernyataan-2 merupakan
satu atau kumpulan pernyataan executable
4.2.3 BLOCK IF Sumber: Meissner L.P

• Logika – Pilihan Tunggal

IF(A.GT.B) THEN
True C=A+B
Ekp?
D = C**2.0 +
5.0
False Blok
Pernyataan-1 END IF
4.2.3 BLOCK IF Sumber: Meissner L.P

• Logika – Pilihan Ganda

IF(A.GT.B) THEN
True C=A+B
Ekp?
D = C**2.0 +
5.0
False Blok
Pernyataan-1 ELSE
Blok
Pernyataan-2 C=A*B
D = C**4.0 +
7.0
END IF
4.2.3 BLOCK IF Sumber: Meissner L.P

• Logika – Pilihan Majemuk


IF(A.GT.B) THEN
True C=A+B
Ekp? Blok Pernyataan-1 D = C**2.0 + 5.0
False ELSE IF(D.LT.E) THEN
True C=A*B
Ekp? Blok Pernyataan-2 D = C**4.0 + 7.0
ELSE IF(D.EQ.F) THEN
False
True C = A/B
Ekp? Blok Pernyataan-3 D = C**3.0 + 10.0
ELSE
False C=A–B
Blok Pernyataan-4 D = C**5.0 + 6.0
END IF
4.2.3 BLOCK IF Sumber: Meissner L.P

• Logika – Pilihan Kombinasi


IF(A.GT.B) THEN
Ekp True IF(A.LT.B) THEN
? C=A+B
False D = C**2.0 + 5.0
Ekp? ELSE
False
C=A*B
True
D = C**4.0 + 7.0
Blok Blok Blok END IF
Pernyataan-3 Pernyataan-2 Pernyataan-1
ELSE
C = A/B
D = C**3.0 + 10.0
END IF
4.2.3 BLOCK IF Sumber: Meissner L.P

• Contoh 1:
Akar - akar persamaan kwadrat Y = aX2 + bX + c dapat
dihitung dengan ketentuan dibawah ini, D = b2-4ac:
Apabila nilai D lebih kecil dari 0, maka nilai akar imajiner
Apabila nilai D sama dengan 0, maka nilai akar sama
Apabila nilai D lebih besar dari 0, maka nilai akar berbeda
Untuk nilai D = 0, maka nilai akar dihitung dengan rumus:
b
X1  X 2  X1
2a
Untuk nilai D > =, maka nilai akar dihitung dengan rumus:
 b  b 2  4ac  b  b 2  4ac
X1  X2 
2a 2a
4.2.3 BLOCK IF Sumber: Meissner L.P

• Diagram alir:
Akar
mulai imajiner 450

stop
False
a, b, c

False True X1=-b/2a


D=b**2- 4*a*c D>0 D=0 X2=X1

 b  b 2  4ac
True X1 
2a
X1,X2
 b  b 2  4ac
X2 
2a
4.2.3 BLOCK IF Sumber: Meissner L.P

• Program FORTRAN:
C Program penggunaan pernyataan IF logika
READ (*,50)A,B,C
50 Format (F7.3,F7.3,F7.3)
D = B**2 – 4 * A * C
IF(D.GT.0) THEN
X1 = (-B+D**0.5)/(2*A)
X2 = (-B-D**0.5)/(2*A)
ELSE
IF(D.EQ.0) THEN
X1 = -B/(2*A)
X2 = X1
ELSE
WRITE(*,80)
80 FORMAT(2X,’Akar imajiner’)
GOTO 450
ENDIF
ENDIF
350 WRITE(*,400)X1,X2
400 FORMAT(2X,’NILAI X1 =‘,F7.3,/,2X,’NILAI X2 =‘,F7.3)
450 END
4.2.3 BLOCK IF Sumber: Meissner L.P

• Latihan:
1. Jarak minimum yang diperlukan oleh setiap pengemudi
untuk menghentikan kendaraannya dengan aman
begitu melihat adanya halangan di depan dapat
ditentukan oleh persamaan-persamaan berikut ini:
• Untuk jalan datar
VR2
J n  0,278 VR T 
254 f p

• Untuk jalan dengan kelandaian tertentu

VR2
J n  0,278 VR T 
254 f p  L 
4.2.3 BLOCK IF Sumber: Meissner L.P

• Latihan:
Dimana:
VR adalah kecepatan rencana (km/jam)
T adalah waktu tanggap, ditetapkan 2,5 detik
fp adalah koefisien gesekan memanjang antara ban
kendaraan dengan perkerasan jalan aspal,
ditetapkan 0,28 – 0,45
L adalah landai jalan dalam % dibagi 100.

Buatlah diagram alir dan program FORTRANnya


4.2.3 BLOCK IF Sumber: Meissner L.P

• Latihan:
2. Dalam menentukan Faktor Kemanan perencanaan
lapisan perkerasan tergantung kepada peranan jalan
yang akan dibangun atau ditingkatkan tersebut. Faktor
kemanan dapat ditentukan dengan menggunakan tabel
dibawah ini.
Peranan Jalan Faktor Keamanan
Jalan Tol 1,2
Jalan Arteri 1,1
Jalan Kolektor/Lokal 1,0

Buatlah diagram alir dan program fortran sebagai


pengganti tabel tersebut diatas.

Anda mungkin juga menyukai