Anda di halaman 1dari 11

SERANGAN

UMUM
1 MARET 1949
KELOMPOK : 2
NAMA KELOMPOK :
1. Aidatul Fitri / 4
2. Batristsia Zahida / 9
3. Laili Maghfiroh / 15
4. Nadilah Zahida / 22
PENGERTIAN

Serangan Umum 1 Maret 1949 adalah


serangan yang terjadi pada tanggal 1 Maret
1949 di Yogyakarta. Serangan ini telah
dipersiapkan oleh jajaran tertinggi militer di
wilayah Divisi III/GM III dengan
mengikutsertakan pimpinan pemerintah sipil
setempat berdasarkan instruksi dari Panglima
Divisi III, Kol. Bambang Sugeng.
Serangan Umum 1 Maret 1949 dilakukan oleh pasukan TNI dari bridge 10/wehkreise III
dibawa pemimpin letnan kolonel Soeharto, setelah terlebih dahulu mendapatkan persetujuan
dari Sri Sultan Hamengkubuwono IX (kepala Daerah Istimewa Yogyakarta) . Pada malam
hari menjelang serangan Umum itu, pasukan-pasukan TNI telah mendekati kota dan dalam
jumlah kecil mulai disusupkan ke dalam kota. Pagi hari pada tanggal 1 Maret 1949 sekitar
pukul 06.00 WIB sewaktu sirine berbunyi tanda jam malam telah berakhir, serangan Umum
dilancarkan dari segala penjuru kota. Pasukan Belanda tidak menduga akan ada serangan
mendadak seperti itu, sehingga dalam waktu yang relatif singkat pasukan TNI berhasil
memukul mundur pasukan Belanda keluar Yogyakarta.
LATAR BELAKANG

Jadi, Serangan Umum 1 Maret 1949 terjadi


pada tanggal 1 Maret 1949 yang
dilatarbelakangi oleh Belanda yang
menguasai Kota Yogyakarta dalam Agresi
Militer Belanda II dan ingin menunjukkan
eksistensi RI serta TNI kepada dunia
internasional.
TUJUAN DILAKUKAN-NYA SERANGAN INI

Serangan ini bertujuan untuk membuktikan kepada dunia internasional bahwa Tentara
Nasional Indonesia (TNI) masih ada dan cukup kuat, dengan harapan dapat
memperkuat posisi Indonesia dalam perundingan yang sedang berlangsung di Dewan
Keamanan PBB. Perundingan tersebut memiliki tujuan utama untuk mematahkan
moral pasukan Belanda serta membuktikan pada dunia internasional bahwa Tentara
Nasional Indonesia (TNI) masih mempunyai kekuatan untuk mengadakan perlawanan.
Soeharto pada waktu itu menjabat sebagai Komandan Brigade X/Wehrkreis III turut
serta sebagai pelaksana lapangan di wilayah Yogyakarta.
ARTI PENTING SERANGAN UMUM 1 MARET 1949

• Menunjukkan kepada dunia internasional • Meruntuhkan mental pasukan Belanda


keberadaan pemerintah dan TNI masih • Mempertahankan kedaulatan Republik
kuat dan solid.
Indonesia.
• Dukungan terhadap
perundingan/diplomasi yang berlangsung
di PBB.
• Meningkatkan moral bangsa Indonesia.
KERUGIAN DI KEDUA BELAH
PIHAK.
Pihak Belanda 6 orang tewas dan 14 orang luka-
luka, sementara di pihak Indonesia tercatat 300
prajurit gugur, 53 polisi gugur, dan jumlah rakyat
yang ikut gugur tidak bisa dihitung secara pasti.
Sementara itu, menurut media Belanda, korban
dari pihak mereka selama bulan Maret adalah 200
orang tewas dan luka-luka.
PERKEMBANGAN SETELAH SERANGAN UMUM 1
MARET 1949

Mr. Alexander Andries Maramis, yang berkedudukan di New Delhi


menggambarkan betapa gembiranya mereka mendengar siaran radio yang
ditangkap dari Burma, mengenai serangan besar-besaran Tentara Nasional
Republik Indonesia terhadap Belanda. Berita tersebut menjadi headlines di
berbagai media cetak yang terbit di India. Hal ini diungkapkan oleh Mr.
Maramis kepada dr. W. Hutagalung, ketika bertemu pada tahun 50-an di
Pulo Mas, Jakarta.
Serangan Umum 1 Maret mampu menguatkan posisi tawar dari Republik Indonesia,
mempermalukan Belanda yang telah mengklaim bahwa RI sudah lemah. Tak lama setelah
Serangan Umum 1 Maret terjadi Serangan Umum Surakarta yang menjadi salah satu
keberhasilan pejuang RI yang paling gemilang karena membuktikan kepada Belanda, bahwa
gerilya bukan saja mampu melakukan penyergapan atau sabotase, tetapi juga mampu
melakukan serangan secara frontal ke tengah kota Solo yang dipertahankan dengan pasukan
kavelerie, persenjataan berat – artileri, pasukan Infantri dan komando yang tangguh.
Serangan umum Solo inilah yang menyegel nasib Hindia Belanda untuk selamanya.
TOKOH TOKOH SERANGAN UMUM 1 MARET 1949

• Jendral Sudirman. LetkolAhmadYani.


• Kolonel TB Simatupang.
Letkol Sarbini Martodihardjo.
• Kolonel AH Nasution.
Letkol Dr. WiliaterHutagalung.
• Sri Sultan Hamengkubuwono IX.
Mayor VentjeSumual.
• Gubernur KRMT Wongsonegoro.

• Kolonel Bambang Sugeng. Mayor Sardjono.


• Kolonel Gatot Subroto. Mayor Kusno.
• Kolonel Wijono.
Letnan Amir Murtono.
• Letkol Soeharto.
• Letnan Masduki.

Anda mungkin juga menyukai