Anda di halaman 1dari 2

Perang Gerilya, Taktik Perang Melawan Penjajah

https://www.kompas.com/skola/read/2020/01/26/080000069/perang-gerilya-taktik-perang-
melawan-penjajah?page=all#:~:text=Gerilya%20merupakan%20salah%20satu
%20strategi,Militer%20Belanda%20II%20pada%201948.

KOMPAS.com - Bangsa Indonesia pernah menjalani perang gerilya pada masa mempertahankan
kemerdekaan setelah Proklamasi, 17 Agustus 1945. Perang gerilya adalah perang dilakukan secara
sembunyi-sembunyi, berpindah-pindah dan penuh kecepatan. Gerilya merupakan salah satu strategi
perang dalam perjuangan para pejuang dalam rangka merebut dan mempertahankan kemerdekaan
bangsa Indonesia. Perang gerilnya dipimpin oleh Panglima Besar Jenderal Soedirman. Perang gerilya
terjadi di Yogyakarta saat Agresi Militer Belanda II pada 1948. Baca juga: Desa Bibis dan Cerita
Perencanaan Serangan Umum 1 Maret 1949 Sejarah perang gerilya Dikutip situs resmi Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), perang gerilya merupakan sebuah respon atas Agresi
Militer Belanda II. Kota Yogyakarta menjadi sasaran utama penyerangan yang dilakukan oleh Belanda.
Pada waktu itu Yagyakarta menjadi ibu kota Indonesia setelah Jakarta dikuasai Belanda. Dapatkan
informasi, inspirasi dan insight di email kamu. Daftarkan email Belanda kembali masuk ke Indonesia
terutama di Pulau Jawa pada 14 Desember 1948. Kedatangan Belanda untuk melumpuhkan dan
menghancurkan semangat militer Indonesia. Berbagai serangan dilakukan oleh pasukan Belanda. Di
Yogyakarta dilancarkan di Pangkalan Udara Maguwo, kemudian berlanjut lewat serangan darat. Pada 19
Desember 1948, Yogyakarta mampu dilumpuhkan dan dikuasai pasukan Belanda. Presiden Soekarno,
Wakil Presiden Moh. Hatta dan beberapa pejabat Indonesia ditangkap Belanda. Presiden Soekarno
diterbangkan ke Prapat sebelum akhirnya kemudian dipindahkan ke Bangka. Sementara Wakil Presiden
Moh. Hatta juga turut diterbangkan ke Bangka. Pada 22 Desember 1948, Jenderal Soedirman
meninggalkan Yogyakarta untuk gerilya. Baca juga: Sejumlah Kisah di Balik Serangan Umum 1 Maret
1949 Taktik perang Selama gerilya Jenderal Soedirman dan pasukan berjalan untuk berpindah-pindah
tempat. Mereka berjalan cukup jauh dengan menyeberangi sungai, gunung, lembah, dan hutan. Para
pejuang juga melakukan penyerangan ke pos-pos yang dijaga Belanda atau saat konvoi. Gerilya yang
dilakukan pasukan Indonesia merupakan strategi perang untuk memecah konsentrasi pasukan Belanda.
Kondisi itu membuat pasukan Belanda kewalahan. Apalagi penyerangan dilakukan secara tiba-tiba dan
secara cepat. Pasukan Indonesia juga berani masuk ke kota untuk menyerang dan menguasai kembali
Yogyakarta dari penguasaan Belanda. Adanya taktik ini membuat TNI dan rakyat yang bersatu dan
kemudian berhasil menguasai keadaan dan medan pertempuran. Puncak Peristiwa Agresi Militer
Belanda II membuat situasi Yogyakarta sangat tidak kondusif. Apalagi adanya propaganda Belanda di
dunia luar bahwa tentara Indonesia sudah tidak ada. Sri Sultan Hamengku Buwono IX sebagai raja
Keraton Yogyakarta Hadiningrat mengirimkan surat kepada Jenderal Sudirman untuk meminta izin
diadakan serangan. Baca juga: Dari Gunungkidul Serangan Umum 1 Maret 1949 Mendunia Setelah
perancanaan yang matang, 1 Maret 1949 pagi hari, serangan besar-besaran yang serentak dilakukan di
seluruh wilayah Indonesia. Fokus utama penyerangan di ibu kota Indonesia, Yogyakarta. Pagi hari sekitar
pukul 06.00 WIB, sewaktu sirine dibunyikan serangan dilakukan di segala penjuru kota. Dari sektor
sebelah barat sampai batas Malioboro dipimpin Letkol Soeharto. Di sektor timur dipimpin Ventje
Sumual, sektor selatan dan timur oleh Mayor Sardjono. Di sektor utara dipimpin Mayor Kusno.
Sementara di sektor kota dipimpin Letnan Amir Murtopo dan Letnan Masduki. Pasukan Indonesia
berhasil menguasai Kota Yogyakarta selama 6 jam. Peristiwa tersebut dikenal dengan Serangan Umum 1
Maret. Jadi monumen Serangan yang terjadi pada 1 Maret akhirnya didirikan Monumen Serangan
Umum 1 Maret. Monumen itu merupakan salah satu landmark dan cagar budaya Kota Yogyakarta.
Monumen itu juga untuk mengingatkan tentang sejarah perjuangan bangsa Indonesia melawan
penjajah.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Perang Gerilya, Taktik Perang Melawan Penjajah",
Klik untuk baca: https://www.kompas.com/skola/read/2020/01/26/080000069/perang-gerilya-taktik-
perang-melawan-penjajah?page=all.

Penulis : Ari Welianto

Editor : Ari Welianto

Download aplikasi Kompas.com untuk akses berita lebih mudah dan cepat:

Android: https://bit.ly/3g85pkA

iOS: https://apple.co/3hXWJ0L

Anda mungkin juga menyukai