Pendahuluan
Dalam kehidupan sehari-hari seringkali kita menemukan masalah kontekstual berkaitan dengan jarak.
Misalnya berapakah ketinggian bola lampu dari lantai? Ketinggian bola lampu sebenarnya adalah
aplikasi dari jarak titik dan bidang. Apakah ketinggian dihitung dari tepat bawah lampu, apakah dari
sudut-sudut rumah, ataukah dari bayangan lampu pada lantai? Kita akan mempelajarinya.
Pada modul kali ini kita akan mempelajari jarak dua titik, jarak titik ke garis, dan jarak titik ke bidang.
Jarak dalam geometri selalu diartikan panjang lintasan terpendek, atau dapat
juga diartikan sebagai panjang ruas garis terpendek. Jadi jarak dua titik dalam
ruang adalah panjang ruas garis yang menghubungkan kedua titik tersebut.
Pada gambar di atas jarak dari titik A ke B diwakili oleh panjang ruas garis AB.
Contoh:
a. Jarak titik B ke C
b. Jarak titik A ke C
c. Jarak titik A ke G
Jawab:
Jarak titik B ke C adalah panjang ruas garis BC, atau sama dengan panjang rusuk kubus yaitu 6
satuan
Jarak titik A ke C adalah panjang ruas garis AC. Panjang AC dapat ditentukan menggunakan
segitiga siku-siku ABC yaitu:
Jarak titik A ke G adalah panjang ruas garis AG. (penyelesaian diserahkan kepada pembaca
sebagai latihan)
Contoh:
a. Jarak titik A ke garis BC dapat diwakili panjang ruas garis AB karena AB tegak lurus BC. Jadi jarak
titik A ke garis BC = panjang ruas garis AB = 6 satuan
b. Jarak titik B ke garis AC adalah panjang garis tinggi segitiga ABC yang ditarik dari titik B seperti
pada gambar berikut.
Dari ilustrasi di atas dapat disimpulkan bahwa jarak titik ke bidang adalah
jarak titik ke proyeksinya pada bidang tersebut, atau dengan kata lain
jarak titik ke bidang adalah panjang ruas garis tegak lurus yang
menghubungkan titik dengan bidang tersebut.
Contoh: