Agustinus Sudaryanto
Agustinussudaryanto08@gmail.com
1
Abstrak
Serangan Umum 1 Maret 1949 atau yang lebih dikenal 6 jam di Yogyakarta
merupakan usaha untuk mendukung para tokoh tokoh yang sedang berunding di
Dewan Keamanan PBB dan sekaligus menunjukkan kekuatan rakyat ,ABRI dan
pemerintah Republik Indonesia masih ada. Bapak Soeharto sebagai Komandan
Wehrkreise III selaku penanggung Jawab Keamanan Yogyakarta dan sekitarnya
berinisiatif melakukan serangan umum secara besar besaran yang dikenal dengan
Serangan Umum 1 Maret 1949 atau 6 jam di Kota Yogyakarta.
Setelah diadakan rapat secara rahasia dan petunjuk dari Panglima Besar
Soedirman dan Sri Sultan amengkubuwono IX, maka serangan umum 1 Maret
semakin mantab untuk dilaksanakan. Kurang lebih jam 04.00 WIB pagi tanggal 1
Maret 1949 pasukan dibawah komando masing masing komandan mulai menyerang
Belanda yang ada di dalam kota Yogyakarta baik yang bermaskas di Tugu, Hotel
Garuda Benteng Vrederbug,Kantor Pos, Waitson, MTB Kota Baru terkepung rapat.
Akhirnya seluruh kota dikuasai ABRI dan gerilyawan selama 6 jam.
Keberhasilan serangan Umum 1 Maret 1949 disiarkan oleh stasiun Radio PHB
–AURI PC-2 dari Desa Banaran,Kapanewon Playen Kabupaten Gunungkidul dan
diterima oleh seluruh jaringan radio AURI bahkan sampai ke PBB. Dalam waktu yang
singkat keberhsilan serangan umum 1 Maret mendunia hal tersebut menunjukkan
kepada dunia bahwa pemerintahan Indonesia masih ada , akhirnya Amerika
memerintahkan kepada Belanda untuk menarik tentaranya dari Indonesia.
2
SERANGAN UMUM 1 MARET 1949 MENDUNIA
A. Pengantar
tidak demikian TNI mencari basis baru di pedesaan guna melancarkan perang
peranggerilya menghadapi militer Belanda. Sementara itu PBB melalui KTN dan
itu pemerintah Indonesia tidak hanya mengikuti jalur diplomasi tetapi dengan
upaya fisik atau kemiliteran dengan bukti yang ditunjukkan TNI yaitu Serangan
umum 1 Maret 1949. Pristiwa tersebut akhirnya membuka mata dunia bahwa
pemerintaan Indonesia masih eksis harga diri bangsa Indonesa semakin tersebar
memiliki andil yang sangat besar sejak bangsa Indonesia pada masa perjuangan
bangsa Indonesia menghadapi Agresi Militer Belanda ke II. Desa ini muncul dan
menjadi terkenal karena memiliki kaitan yang sangat komplek dengan masalah
bangsa Indonesia baik di tingkat regional maupun dunia internasional. Desa ini
menjadi terkenal karena melibatkan sejumlah tokoh politik dan militer sebagai
internasional. Bentuk kerjasama yang harmonis antara rakyat dan militer dalam
3
memperjuangkan eksistensi kemerdekaan ditingkat regional pemerintaan
mempunyai kelebihan yang tidak dimiliki oleh desa lain , sehingga dipilih untuk
menjadi pusat koordinasi mengatur strategi politik dan militer dimasa revolusi.
Pada waktu itu kota kota sudah diduduki oleh Belanda, sehingga dibutuhkan
pusta pusat koordinasi di tempat lain yakni di desa desa, keadaan tersebut
berlaku pada masa itu sebagai pusat untuk mengatur strategi dan siasat perang
gerilya. Dengan adnya perang gerilya peranan desa semakin kelihatan , karena
menjadi wadah hampir seluruh kegiatan politik dan militer dalam skala kecil.
Banaran memiliki andil yang sangat besar dalam sebagai salah satu pusat gerilya,
ditempat ini sebagai pusat menyusun strategi perang gerilya dan menjadi pusat
4
C. Agresi Militer Belanda II
Agresi Militer Belanda ke II, merupakan peristiwa penyerbuan secara militer yang
dilakukan oleh pasukan Belanda terhadap wilayah Republik Indonesia dan Ibu
Indonesia saat itu serta penagkapan Soekarno, Muhammad Hatta, Syahir dan
kilat disegala sisi wilayah Indonesia. Diawali dengan merebut lapangan udara
Maguwo ( saat ini Adi Sucipto) dengan menerjunkan pasukan paying. Dengan
gerak cepat Belanda mampu merebut kota Yogyakarta sebagai Ibu Kota Republik
Indonesia saat itu. Belanda juga menangkap para pemimpin bangsa Indonesia
sana. Dalam Agresi Militer ini Belanda menggunakan beberapa taktik dan strategi
5
3) Belanda berharap Indonesia mendapat sangsi Internasional melalui
D. Latar Belakang
yang disebut Agresi Militer II oleh para pejuang dan Opearatie Kraai (Operasi
Gagak) oleh para penjajah Belanda. Dengan serangan ini Belanda berhasil
menduduki ibukota Indonesia saat itu, Yogyakarta, dan menawan para pemimpin
Indonesia: Sukarno, Muhammad Hatta dan Sutan Sjahrir ditangkap dan dibuang
bebas ingin menjukkan ke dunia bahwa negara Indonesia masih masih ada dan
para pejuang masih melawan Belanda. Serangan ini dibuat dengan tujuan
Indonesia, Jenderal Sudirman, yang saat itu memimpin perang gerilya, dan Sultan
kilat untuk menduduki posisi strategis di Yogyakarta, selama beberapa jam lalu
Yogyakarta, para pejuang juga menyerang kota Solo agar pertahanan tentara
Belanda pecah. Serangan kilat ini membuat Belanda tidak bisa membalas dan
6
E. Sebab sebab terjadinya Serangan Umum 1 Maret 1949
Nasional Indonesia, dan bandara Maguwo, serta sasaran utamanya adalah para
Hatta, dan beberapa menteri men kabinet ditangkap saat sidang ng kabinet
darurat di Bukit Tinggi serta Sultan Hamengku Buwono IX selaku Menteri Negara
Yogyakarta. Selain itu, Jenderal Sudirman dan tentara yang markasnya telah
Sudirman terus memantau kondisi kota Yogyakarta dari luar serta melakukan
perlawanan terhadap Belanda dengan perang gerilya. Bukan hanya itu saja,
melalui kurir kurir-kurir. Kondisi Negara yang kacau ini dimanfaatkan oleh pihak
Soekarno Hatta diasingkan, Tentara Nasional Indonesia lemah dan tidak dapat
7
pemerintah dianggap gagal mengelola Negara . Belanda menginginkan agar pihak
diplomasi di luar negeri terus disaksikan oleh para pejuang dari dalam negeri.
Bangsa-Bangsa yang akan diadakan pada akhir Februari 1949 yang didengarkan
oleh Sultan Hamengku Buwono IX lewat radio dalam keraton Yogyakarta. Sebagai
bahwa semangat prajurit dan rakyat kian merosot. Sultan Hamengku Buwono IX
. Peranan kurir sangat penting kala itu, mengingat ruang gerak Sultan Hamengku
Suharto. Koordinasi ini masih menggunakan jasa kurir. Sri Sultan hamengku
melindungi Letkol Suharto hingga bertemu dengan Sultan Hamengku Buwono IX.
Hal tersebut dilakukan dengan membuat pengamanan Pagar Betis. Letkol Suharto
8
Buwono IX agar dapat menyelinap masuk dan tidak dicurigai musuh. Pertemuan
tersebut berlangsung pada tengah malam serta membahas rencana serangan dan
waktu dua minggu. Kurang lebih satu bulan setelah Agresi Militer Belanda
kereta api, dan menyerang konvoi-konvoi Belanda, dan menjadi wilayah kots
Yogya medan gerilya yang luas Jalannya Serangan Umum 1 Maret 1949 Pada
mendekati kota dan dalam jumlah kecil mulai disusupkan ke dalam kota. Pagi hari
tanggal 1 Maret 1949 pukul 06.00, bersamaan dengan bunyi sirene tanda jam
malam berakhir, para satuan gerilya serentak ke luar dari kedudukannya. Dengan
tekad yang membara dan semangat yang tinggi masing-masing satuan gerilya
pasukan ingin berpindah sektor maka harus dengan seizin Komandan Wehrkreise
III yakni Letkol Soeharto serta harus dikoordinasikan pula pada setiap komandan
SWK yang mereka lalui. SWK kemudian dibagi menjadi : - SWK 106 bertugas
Benteng Vredenburg, dan Ngupasan Timuran diserbu secara serentak. Hal ini
(Gubernur Militer) III dimulai, dengan fokus serangan adalah Ibukota Republik,
9
Daerah Istimewa Yogyakarta. Sedangkan serangan terhadap pertahanan Belanda
dikeluarkan oleh Panglima Divisi III/GM III Kolonel Bambang Sugeng kepada
Sarbini. Pada saat yang bersamaan, serangan juga dilakukan di wilayah Divisi
II/GM II, dengan fokus penyerangan adalah Kota Solo, guna mengikat tentara
Yogyakarta. Pos komando di tempatkan di Desa Muto. Tepat pada 1 Maret 1949,
terdiri dari tentara KNIL (Koninklijk Nederlands Indisch Leger) yang sudah tidak
begitu mempercayai Belanda. Oleh sebab itu, saat pasukan Indonesia menyerang
gudang amunisi tentara KNIL yang berjaga tidak dengan serius mencegah mereka
dalam kota melalui arah barat. Dalam waktu satu jam, Letkol Soeharto sudah
memasuki jalan utama Yogyakarta, yakni Malioboro dan secara langsung pula
Belanda dari arah Maguwo. - SWK 105 yang masuk dari arah timur bertugas
dipimpin oleh Kapten Rakido. - SWK 104 yang masuk dari arah utara bertugas
untuk menyerang pos dan konsentrasi pasukan Belanda di sekitar Kota Baru,
10
Hotel Tugu, Gondokusuman, Pingit, Jetis, dan Hotel Merdeka. Sektor ini dipimpin
oleh Mayor Kusno. Pada pukul siang, dari arah utara datang bantuan bagi Belanda.
Bantuan tersebut datang dari Magelang dan Gombang, berupa dua Batalyon KNIL
yakni NICA (Nether) dan Gajah Merah di bawah komando Brigade Kolonole Van
Zanten . Secara perlahan, dalam waktu satu jam, tentara Indonesia mundur dan
tempur Belanda yang memuntahkan tembakan otomatis 12,7 dan menutup jalan
ke selatan lewat Pagelaran dan ke barat lewat kali Winongo. Pasukan Belanda
terus bergerak ke selatan, menerobos hadangan TNI dan maju menduduki Alun-
Alun Utara. Sebagian gerilyawan tetap berada di dalam kota, bersama rakyat
geram karena terlambat datang, sehingga pasukan TNI lebih dahulu meloloskan
diri dan pasukan Belanda berusaha membersihkan TNI yang masih tinggal di
Yogyakarta tetapi kurang berhasil karena pasukan TNI telah membaur dengan
masyarakat dan berlari ke arah keraton. Namun pasukan Belanda tidak dapat
11
Suasana terjadinya Serangan Umum 1 Maret 1949 Kesimpulan Serangan Umum 1
Maret 1949 adalah serangan yang serentak dan mendadak yang dilakukan para
markas. Dalam serangan tersebut kota Yogyakarta berhasil dikuasai selama 6 jam.
tegak dan Tentara Nasional Indonesia masih ada. Selain itu, serangan tersebut
Maret 1949 juga mendorong perundingan antara Indonesia dan Belanda yaitu
perjanjian Roem-Royen.
radio rahasia . Peralatan stasiun radio AURI PC-2 diletakkan didapur milik
tungku tanah dan ditutupi kayu bakar, sedangkan antenanya direntangkan pada
dua pohon kelapa dan hanya dipasang pada malam hari ,sedangkan pada pagi
12
negeri. Salah satu prestasi keberhasiklan Stasiun Radioo PC-2 AURI di Desa
siaran tersebut ke Burma, India, dan berakhir di New York, markas besar PBB.
bahwa Indonesia masih ada dan TNI masih dalam kondisi yang kuat. TNI dengan
mendengar siaran radio yang ditangkap dari Burma, mengenai serangan besar-
media cetak yang terbit di India. Dengan begitu akhir dari Serangan Umum 1
Maret 1949 dimenangkan telak oleh Negara Indonesia. Sehingga Negara Indonesia
telah membuktikan pada dunia bahwa Republik Indonesia masih ada dan tidak
Serangan Umum 1 Maret 1949 memberi dampak besar bagi Republik Indonesia.
Penyerangan yang mendadak dan serentak d ilakukan dari segala penjuru kota
Belanda bahwa Republik Indonesia dan Tentara Nasional Indonesia telah hancur.
Hal yang tak kalah penting dari Serangan Umum 1 Maret 1949 adalah dampak
13
semangat rakyat dan prajurit yang telah telah merosot semenjak Agresi Militer
diplomasi. Atas inisiatif UNCI, pada tanggal 4 April 1949 diadakan diadakan
dilaksanakan di Jakarta. Delegasi Belanda dipimpin oleh Dr. J.H Van Royen,
republik Indonesia yang ditangkap pada Agresi Militer kedua. Berdasar Berdasar
Muhammad Hatta, para menteri kabinet,, dan Jenderal Sudirman yang kembali
G. KESIMPULAN
Keberhasilan Serangan Umum 1 Maret 1949 tidak terlepas dari dukungan Sri
Maret 1949 . Dalam rumah keluarga Pawirosetomo itu, bangsa Indonesia mampu
14
berkibar di dunia Internasional saat mengusir Belanda dari Yogyakarta.
Komunikasi melalui radio pada waktu itu sangatlah penting walaupun sangat
Muda perlu menyadari posisinya sebagai generasi penerus bangsa yang akan
melanjutkan cita cita untuk mencapai tujuan nasional, semangat persatuan dan
kesatuan menjadi salah satu ciri nilai perjuangan dalam pembangunan bangsa.
15
Daftar Pustaka
Poesponegoro, Marwati Dj. 1884. Sejarah Nasional Indonesia Jilid VI. Jakarta: Balai
Pustaka
16
Daftar Lampiran foto (Dokumen Pribadi)
17