Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Kota Bandung merupakan sebuah kota yang terletak di Propinsi Jawa


Barat yang merupakan salah satu bagian wilayah di Negara Indonesia. Kota ini
dalam sejarahnya pernah di kenal sebagai Parijs of Java oleh Raffles. Dalam
pembagian wilayahnya, Kota Bandung pada awalnya terbagi ke dalam tiga
wilayah yaitu
“Di bagian selatan jalan utama adalah kota yang lebih tua, terpusat pada
alun-alun dimana kantor dan kediaman Bupati. Berikutnya, diantara jalan
utama dan jalur kereta api serta di sisi utara jalur kereta api adalah wilayah
perdagangan utama. Di sebelah barat alun-alun terletak pasar utama kota
(Pasar Baru) dan di sebelah timur alun-alun terletak kawasan perkotaan
tempat orang Eropa, lengkap dengan toko-toko, hotel dan kantor. Terakhir
kawasan sebelah utara dan timur wilayah perdagangan tersebut adalah
wilayah pinggiran tempat orang Eropa yang sebagian besar di bangun pada
periode 1920an dan 1930an. Di wilayah ini terdapat sebagian besar
sekolah, Sekolah Tinggi Teknik dan beberapa bangunan kantor yang
penting (Smail, 2011: 3-4).”

Pada konteks saat ini Kota Bandung telah menjadi kota pariwisata
semenjak dibukanya jalan tol Cipularang, menjadi salah satu daerah yang
dikunjunginya adalah kawasan Bandung Utara, karena selain terdapat F.O, ada
juga tempat bersejarah seperti Gedung Sate yang menjadi tempat pemerintahan
Propinsi Jawa Barat dan juga ada tugu Monumen Perjuangan Rakyat Jawa Barat.
Nampaknya Bandung Utara ini mempunyai sebuah sejarah yang mungkin
banyak orang Bandung sendiri tidak mengetahui persis peristiwa apa saja yang
terjadi di Bandung Utara. Peristiwa ini dimulai dari sekitar tahun 1945 di Jakarta
mulai adanya pergantian kekuasaan dari Jepang ke Indonesia. Ir. Soekarno dan
Drs. Moh Hatta mulai membacakan naskah Proklamasi pada tanggal 17 Agustus
1945 yang menandakan Indonesia telah merdeka dan lepas dari penjajahan Negara
asing termasuk daerah di sekitarnya dalam hal ini Kota Bandung.

Mohamad Ully Purwasatria, 2014


Peranan Sukanda Bratamanggala Dan Sewaka Di Bandung Utara Dalam Mempertahankan
Kemerdekaan Tahun 1945-1948
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2

Setelah proklamasi kemerdekaan dengan melalui sidang PPKI 1 pada


tanggal 18 Agustus 1945 mulai diangkatnya Ir. Soekarno dan Drs. Moh Hatta
sebagai Presiden dan Wakil Presiden Indonesia. Guna mengantisipasi datangnya
tentara sekutu yang ingin menjajah kembali Indonesia. Kemudian untuk
memperkuat pertahanan dalam negeri karena khawatir akan timbul kembali
serangan dari Negara asing maka mulai di bentuk badan pertahanan Badan
Keamanan Rakyat yang Badan Keamanan Rakyat yang dibentuk dan disahkan
oleh pemerintah ini pada tanggal 30 Agustus 1945.

“Badan Keamanan Rakyat ini disahkan oleh pemerintah pada tanggal 30


Agustus 1945. Badan ini bukan tentara akan tetapi adalah sebuah badan
atau Korps Pejuang Bersenjata, dengan tujuan untuk menjamin
kententraman umum. BKR ini merupakan bagian dari Badan Penolong
Keluarga Korban Perang yang pusatnya didirikan pada tanggal 20 Agustus
1945 (DisjarahDAM VI/Siliwangi, 1979: 11)”

Selain dibentuknya Badan Keamanan Rakyat oleh pemerintah, terdapat


juga beberapa badan perjuangan yang dibentuk oleh rakyat seperti Badan-Badan
Kelasykaran Hizbullah, Fisabilillah, Pemuda Republik Indonesia dan sebagainya.
Namun ketika BKR dengan badan Kelasykaran berjalan beriringan maka
menimbulkan ketidak sepahaman. Maka pada tanggal 5 Oktober 1945 mulai
dibentuk Tentara Keamanan Rakyat. Pembentukan Tentara Keamanan Rakyat ini
berdasarkan Maklumat Pemerintah RI No 6 yaitu Tentara Keamanan Rakyat
dibentuk untuk memperkuat perasaan Keamanan umum, maka diadakan satu
Tentara Keamanan Rakyat oleh Ir. Soekarno (DisjarahDAM VI/ Siliwangi
1979:29). Sedangkan untuk keanggotaan dari Tentara Kemanan Rakyat menurut
Ketua Komiter Nasional Pusat, Mr. Kasman Singodimejo diantara lain :

“Untuk menjaga keamanan rakyat pada dewasa ini, oleh Presiden


Republik Indonesia telah diperintahkan pembentukan Tentara Keamanan
Rakyat. Tentara ini terdiri atas rakyat Indonesia yang berperasaan penuh
tanggung jawab atas keamanan masyarakat Indonesia dan guna menjaga
kehormatan Negara Republik Indonesia. pemuda dan lain-lainnya yang
tegap-sentosa badan dan jiwanya, bekas prajurit PETA, prajurit Hindia-

Mohamad Ully Purwasatria, 2014


Peranan Sukanda Bratamanggala Dan Sewaka Di Bandung Utara Dalam Mempertahankan
Kemerdekaan Tahun 1945-1948
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3

Belanda dan Heiho, Kaigun-Heiho, Barisan Pemuda, Hisbullah, pelopor,


dan lain-lainnya baik yang sudah maupun yang belum pernah memperoleh
latihan militer, supaya selekas-lekasnya mendaftarkan diri pada kantor
BKR di ibu kota kabupaten masing-masing, atau pada badan lain-lainnya
yang ditunjuk oleh Presiden (Kepala Daerah) atau wakilnya Merdeka !
(DisjarahDAM VI/ Siliwangi 1979: 30)”

Pembentukan-pembentukan Tentara Keamanan Rakyat ini terbagi dalam


Komandemen-komandemen yang di dalamnya terdapat beberapa divisi.
Komandemen Jawa Barat meliputi wilayah Jawa Barat dan Jakarta Raya.
(DisjarahDAM VI/ Siliwangi 1979: 31). Komandemen ini membawahi sekitar 13
Resimen di seluruh wilayah Jawa Barat.
Situasi politik di Indonesia pada awal kemerdekaan mengalami
ketidakstabilan. Pada saat itu tepatnya tanggal 12 Oktober 1945 mulai masuknya
tentara Sekutu yang di pimpin oleh Brigade Mc. Donald dari Divisi ke 23 ke Kota
Bandung dengan menggunakan kereta api (DisjarahDAM VI/ Siliwangi 1979:
42). Pada awalnya tentara sekutu datang ke Bandung ini bertujuan untuk
membebaskan tentara sekutu yang ditahan pada masa penjajahan Jepang. Namun
ketika militer Indonesia mengetahui bahwa ada kepentingan Belanda untuk
menjajah kembali maka timbul perlawanan dari Masyarakat dan Militer.
Mulailah beberapa pertempuran yang terjadi di Kota Bandung Utara
seperti penyerbuan kedudukan-kedudukan sekutu oleh Batalyon II Resimen 9 di
kompleks – kompleks UNPAD pada tanggal 1 Desember 1945, pada tanggal 6
Desember Bandung Utara mengalami penyerbuan oleh TKR (Tentara Keamanan
Rakyat) Batalyon I Res. Kompi Slamet dan badan perjuangan (DisjarahDAM VI/
Siliwangi 1979: 46).
Setelah tahun 1946 pun keadaan di Indonesia khususnya di Bandung
sedang tidak stabil karena pendudukan Tentara Netherlands Indies Civil
Administration (NICA) Belanda yang tetap bersikukuh untuk mengambil alih
kekuasaan. Di Bandung pada tahun 1946 ini berlanjut penyerbuan oleh tentara
dibawah Kolonel Nasution yang sedang bertugas hingga pada tanggal 24 Maret
1946 beliau menginstruksikan kepada penduduk Bandung untuk mengosongkan

Mohamad Ully Purwasatria, 2014


Peranan Sukanda Bratamanggala Dan Sewaka Di Bandung Utara Dalam Mempertahankan
Kemerdekaan Tahun 1945-1948
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
4

rumahnya lalu kemudian di bakar hingga peristiwa tersebut disebut Bandung


Lautan Api.
Pasca peristiwa Bandung Lautan Api inilah perjuangan untuk
mempertahankan kemerdekaan di Indonesia tidak berhenti sampai disitu. Keadaan
keamanan di Indonesia khususnya di Jawa Barat sedang tidak stabil inilah para
pejuang untuk ekstra keras berjuang mempertahankan kemerdekaan.
Ketika perjuangan dengan cara diplomatis mengalami kegagalan yaitu
pada perjanjian Linggarjati tanggal 27 Maret 1947 ini memunculkan Agresi
Militer I oleh Belanda untuk menguasai kembali Indonesia. Agresi Militer
Belanda I yang terjadi pada tanggal 21 Juli 1947 ini mencari sasaran tempat
ekonomi yang subur salah satunya di daerah Jawa Barat pada umumnya dan Kota
Bandung khususnya.
Agresi Militer Belanda yang pertama atau sering pula disebut Perang
Kemerdekaan I (21 Juli 1947) terutama ditujukkan ke basis-basis
pertahanan TNI dikota-kota dan sasaran ekonominya ditujukkan ke
daerah-daerah yang subur, dimana terdapat pusat-pusat perusahaan
Belanda dan perusahaan asing lainnya. Dengan kekuatan angkatan perang
yang lengkap, pihak Belanda telah menghancurkan pertahanan TNI yang
terdapat dikota-kota Jawa Barat mulai dari Bogor, Sukabumi, Cianjur,
Purwakarta, Subang, Bandung, Garut, Tasikmalaya, Sumedang dan
Cirebon (Tim Penerangan Umum. 1972: 289).

Setelah peristiwa Agresi Militer Belanda I terjadi, pertahanan TNI di Jawa


Barat pun mengalami kehancuran, namun pasukan tentaranya sendiri belum dapat
di binasakan (Tim Penerangan Umum. 1972: 290). Pada tanggal 8 Desember 1947
Indonesia dan Belanda melakukan perundingan di atas Kapal Renville milik
Amerika yang kemudian perundingan tersebut dinamakan Perundingan Renville
yang membahas mengenai batas wilayah Indonesia setelah terjadinya Agresi
Militer Belanda I, ini yang merugikan pihak Indonesia karena hasil dari
Perundingan Renville ini menyebabkan Indonesia memindahkan Ibukota dari
Jakarta ke Yogyakarta dan Jawa Barat sendiri berubah menjadi Negara Pasundan
di bawah kekuasan Van Mook. Hal ini yang menyebabkan kekecewaan Tentara

Mohamad Ully Purwasatria, 2014


Peranan Sukanda Bratamanggala Dan Sewaka Di Bandung Utara Dalam Mempertahankan
Kemerdekaan Tahun 1945-1948
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
5

Divisi Siliwangi yang berjuang di Jawa Barat harus hijrah ke Jawa Tengah dengan
melakukan Long March demi mempertahankan Kemerdekaan di Indonesia. Pada
tahun 1948 pun Belanda kembali menyerang ke Yogyakarta dengan Agresi
Militer Belanda II nya sehingga perjanjian Renville ini kembali dilanggar oleh
pihak Belanda maka tentara Divisi Siliwangi bebas untuk kembali ke Jawa Barat
(Tim Penerangan Umum. 1972: 293).
Dari perjalanan sejarah Jawa Barat khususnya Bandung Utara pada kurun
waktu 1945-1948 ini tak lepas dari adanya peranan berbagai kalangan baik dari
kalangan militer dalam hal ini Tentara Keamanan Rakyat hingga Tentara Nasional
Indonesia dan kalangan Sipil yaitu masyarakat yang ikut membantu jalannya
revolusi untuk mempertahankan kemerdekaan di Indonesia khususnya di Bandung
Utara. Penulis tertarik untuk mengkaji peranan dari militer dan sipil ini karena
tanpa peranan mereka, mungkin hingga saat ini Indonesia tidak akan lepas dari
kekuasaan Belanda. Tokoh Militer dan Sipil yang akan penulis angkat untuk
menjadi kajian penelitian ini adalah Kolonel Sukanda Bratamanggala sebagai
Tokoh Militer, dan Tokoh Sipilnya penulis tertarik untuk mengangkat tokoh
Raden Mas Sewaka karena beliau sebagai Gubernur Jawa Barat mengetahui
bagaimana peristiwa yang terjadi di Jawa Barat khususnya Bandung Utara pada
kurun waktu tahun 1945-1948.
Pada umumnya kajian sejarah lokal ini kurang diminati oleh para peneliti
sejarah dengan alasan berdampak kecil bagi masyarakat sekitar maka banyak
asumsi yang dikemukakan oleh para peneliti bila peristiwa yang lingkupnya kecil
umumnya tidak menarik dan kurang penting, karena tidak mempunyai dampak
secara skala nasional atau representatif bagi perkembangan nasional (Kartodirdjo,
1992 : 73-74). Maka dengan demikian, penulis tertarik untuk menulis judul
Penelitian “Peranan Sukanda Bratamanggala dan Sewaka Di Bandung Utara
Dalam Mempertahankan Kemerdekaan Tahun 1945-1948”.

Mohamad Ully Purwasatria, 2014


Peranan Sukanda Bratamanggala Dan Sewaka Di Bandung Utara Dalam Mempertahankan
Kemerdekaan Tahun 1945-1948
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
6

1.2 Rumusan dan Batasan Masalah

Berdasarkan pokok-pokok pikiran di atas, terdapat beberapa permasalahan


yang akan menjadi kajian dalam penulisan skripsi ini. Adapun permasalahan
pokoknya adalah “Bagaimana Peranan Sukanda Bratamanggala dan Sewaka
Bandung Utara Dalam Mempertahankan Kemerdekaan di Kota Bandung Tahun
1945-1948 ?” dengan Batasan Masalahnya adalah :
1. Bagaimana Situasi dan Kondisi Awal Kota Bandung pada tahun 1945-
1948?
2. Bagaimana Jalannya Perlawanan Kolonel Sukanda dan Raden Mas
Sewaka Dalam Mempertahankan Kemerdekaan terhadap pihak Sekutu di
Bandung Utara Tahun 1945-1948?
3. Bagaimana dampak dari adanya Peranan Kolonel Sukanda dan Raden
Mas Sewaka Dalam Mempertahankan Kemerdekaan di Bandung Utara
Tahun 1945-1948 ?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan dari rumusan dan batasan masalah ini, tujuan penulisan skripsi ini
adalah :
1. Menjelaskan Situasi dan Kondisi Awal Kota Bandung pada Tahun 1945-
1948.
2. Menjelaskan Jalannya Perlawanan Kolonel Sukanda dan Raden Mas
Sewaka Dalam Mempertahankan Kemerdekaan terhadap pihak Sekutu di
Bandung Utara Tahun 1945-1948.
3. Menjelaskan dampak dari Peranan Kolonel Sukanda dan Raden Mas
Sewaka Bandung utara dalam Mempertahankan Kemerdekaan Tahun
1945-1948.

1.4 Manfaat Penelitian

Mohamad Ully Purwasatria, 2014


Peranan Sukanda Bratamanggala Dan Sewaka Di Bandung Utara Dalam Mempertahankan
Kemerdekaan Tahun 1945-1948
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
7

Manfaat dari penelitian yang akan dilakukan oleh penulis ini adalah sebagai
berikut :
1. Memberikan gambaran umum mengenai keadaan sosial politik pasca
kemerdekaan Republik Indonesia dan Perjuangan Fisik pada masa revolusi
di Bandung.
2. Memaparkan jalannya pertempuran Palagan Bandung yang terjadi di
Bandung Utara dari latar belakang, proses terjadinya, dan dampaknya.
3. Menambah kajian sejarah lokal di Kota Bandung selain dari Bandung
Lautan Api.
4. Menambah pengetahuan Masyarakat Kota Bandung untuk mendalami
peristiwa sejarah yang terjadi di Bandung
5. Menambah kajian materi Kelas XII IPS mengenai Revolusi Fisik yang
terjadi di Indonesia sesuai dengan Standar Kompetensi 1. Menganalisis
perjuangan bangsa Indonesia sejak proklamasi hingga lahirnya Orde Baru
Kompetensi Dasar 1.1 Menganalisis peristiwa sekitar Proklamasi 17
Agustus 1945 dan Pembentukan pemerintahan Indonesia
1.5 Struktur Organisasi Skripsi
Untuk memudahkan penulis dalam penelitian skripsi ini, maka disusunlah
struktur organisasi skripsi sebagai berikut :
Bab I Pendahuluan, dalam bab ini akan diuraikan secara terperinci mengenai
latar belakang masalah, rumusan dan batasan masalah, tujuan penelitian, metode
penulisan, serta struktur organisasi skripsi.
Bab II Tinjauan Pustaka, dalam bab ini akan dipaparkan mengenai berbagai
topik pembahasan yang berhubungan dengan penulisan skripsi ini. Tentunya
berbagai sumber-sumber literatur ini akan lebih dijelaskan disini.
Bab III Metode Penelitian, dalam bab ini penulis mulai melakukan
penelitian mengenai rumusan dan batasan masalah yang telah di buat. Pada bab ini
akan di paparkan bagaimana tahapan-tahapan dalam melakukan sebuah penelitian.

Mohamad Ully Purwasatria, 2014


Peranan Sukanda Bratamanggala Dan Sewaka Di Bandung Utara Dalam Mempertahankan
Kemerdekaan Tahun 1945-1948
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
8

Semua prosedur serta tahapan-tahapan penelitian mulai dari tahap persiapan


sampai penelitian berakhir akan diuraikan secara terperinci.
Bab IV Pembahasan, Dalam bab ini penulis akan mendeskripsikan
mengenai hasil penelitian yang dilakukan peneliti. Dalam pembahasan ini akan
dibahas sesuai dengan judul penelitian mengenai “Peranan Tokoh Militer dan
Sipil Di Bandung Utara Dalam Mempertahankan Kemerdekaan di Indonesia
Tahun 1945-1948.”
Bab V Kesimpulan, dalam tahap ini penulis menuangkan interpretasi setelah
menganalisis hasil penelitian tersebut berisi sebuah kesimpulan secara
menyeluruh dan menggambarkan Peranan Sukanda Bratamanggala dan Sewaka di
Bandung Utara Dalam Mempertahankan Kemerdekaan Tahun 1945-1948.
Daftar Pustaka, pada bagian ini dituliskan berbagai sumber tertulis, maupun
sumber-sumber cetak berupa buku, arsip

Mohamad Ully Purwasatria, 2014


Peranan Sukanda Bratamanggala Dan Sewaka Di Bandung Utara Dalam Mempertahankan
Kemerdekaan Tahun 1945-1948
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Anda mungkin juga menyukai