Anda di halaman 1dari 28

TUGAS PRAKTEK / LAPORAN HASIL RANGKUMAN DARI SEJARAH POLITIK

INDONESIA DI MASA AWAL KEMERDEKAAN SAMPAI MASA REFORMASI

DISUSUN OLEH :

Nama : Pretty Marcella

Kelas / Absen : IXB / 26

Mapel : IPS

SMP NEGERI 01 MARGOYOSO TAHUN 2023


Indonesia dari Masa Kemerdekaan Hingga Masa Reformasi

A. Masa Kemerdekaan (1945–1950)

1. Proklamasi Kemerdekaan

a. Persiapan Kemerdekaan Indonesia

Menjelang akhir tahun 1944, posisi Jepang dalam Perang Asia Pasifik semakin

terdesak. Pada tanggal 7 September 1944 Perdana Menteri Jenderal Kuniaki Koiso

menjanjikan kemerdekaan kepada Indonesia.

1.) Pembentukan Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia

(BPUPKI)

Berkaitan dengan janji yang telah dikemukakan oleh pihak Jepang, pada 1 Maret

1945, diumumkan pembentukan Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan

Kemerdekaan (BPUPKI). i Dr. K.R.T. Radjiman Wedyodiningrat.

a). Sidang Pertama BPUPKI

Sidang BPUPKI yang pertama membahas tentang rumusan dasar negara Indonesia

merdeka.

b). Sidang Kedua BPUPKI

Sidang kedua membahas rencana Undang-Undang Dasar (UUD).

2.) Pembentukan Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI)

Pada 7 Agustus 1945 BPUPKI dibubarkan karena dianggap telah menyelesaikan

tugasnya, yaitu. Selanjutnya dibentuklah Panitia Persiapan KemerdekaanIndonesia

(PPKI). Ketua PPKI adalah Ir. Soekarno dan wakilnya Drs. Mohammad Hatta.
b. Peristiwa Rengasdengklok

Peristiwa Rengasdengklok diawali oleh peristiwa menyerahnya Jepang tanpa

syarat kepada pasukan Sekutu pada tanggal 14 Agustus 1945. Perbedaan pendapat

yang melatarbelakangi peristiwa Rengasdengklok.

c. Perumusan Teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia

Pada malam hari, 16 Agustus 1945, pukul 20.00 WIB, Soekarno-Hatta beserta

rombongan berangkat menuju Jakarta, lalu menuju rumah kediaman Laksamana

Maeda. Di kediaman Laksaman inilah rumusan teks proklamasi disusun.

d. Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945

Persiapan upacara pembacaan proklamasi kemerdekaan dilakukan di Jalan

Pegangsaan Timur No. 56.

e. Sambutan Rakyat terhadap Proklamasi Kemerdekaan

1). Rapat Raksasa di Lapangan Ikada

Peristiwa ini mempertemukan rakyat dengan para pemimpinnya dan sekaligus

memberikan kepercayaan rakyat kepada para pemimpinnya.

2). Tanggapan di Berbagai Daerah terhadap Proklamasi

Yogyakarta menyatakan bergabung dengan Indonesia.


2. Terbentuknya Negara Kesatuan Republik Indonesia.

a. Pengesahan UUD 1945.

b. Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden.

c. Pembagian Wilayah Indonesia.

Rapat PPKI tanggal 19 agustus 1945 memutuskan pembagian wilayah Indonesia

menjadi delapan provinsi di seluruh bekas jajahan Hindia Belanda. Kedelapan

provinsi tersebut adalah Sumatera, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sunda

Kecil, Maluku, Sulawesi, dan Kalimantan.

d. Pembentukan Kementerian.

e. Pembentukan Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP).

f. Membentuk Kekuatan Pertahanan dan Keamanan.

Pada tanggal 23 Agustus, Presiden Soekarno mengesahkan secara resmi Badan

Keamanan Rakyat (BKR) sebagai badan kepolisian yang bertugas menjaga

keamanan. Sebagian besar anggota BKR terdiri dari mantan anggota PETA, KNIL,

dan Heiho. Pada tanggal 5 Oktober berdirilah TKR (Tentara Keamanan Rakyat).

Supriyadi (tokoh perlawanan tentara PETA terhadap Jepang di Blitar) terpilih

sebagai pimpinan TKR. Atas dasar maklumat itu, Oerip Sumihardjo segera

membentuk Markas Besar TKR yang dipusatkan di Yogyakarta.


3. Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan

a. Perjuangan Fisik

1.) Insiden Hotel Yamato

Insiden ini diawali oleh tindakan beberapa orang Belanda yang mengibarkan

bendera Belanda (merah-putih-biru) di tiang bendera Hotel Yamato. Tindakan

tersebut menimbulkan kemarahan rakyat Surabaya. Mereka mendatangi hotel itu

dan berusaha menurunkan bendera tersebut.

2.) Pertempuran Surabaya

Pertempuran Surabaya diawali dengan kedatangan Brigade 49/Divisi India ke-23

tentara Sekutu di bawah komando Brigadir Jenderal A.W.S. Mallaby pada 25

Oktober 1945 di Surabaya. Pada tanggal 10 November 1945, tentara Inggris

melakukan serangan besar yang melibatkan 30.000 pasukan, sejumlah pesawat

terbang, tank, dan kapal perang.

3.) Pertempuran Lima Hari di Semarang

Pada tanggal 14 Oktober 1945, tersiarnya kabar bahwa Jepang telah meracuni

cadangan air minum di Candi, Semarang. Dokter Karyadi selaku kepala

laboratorium pusat Rumah Sakit Rakyat memberanikan diri untukmemeriksa air

minum tersebut. Akan tetapi, ketika hendak melakukan pemeriksaan, Jepang

menembaknya sehingga ia gugur. Peristiwa ini membuat pada pemuda

Semarang marah sehingga mereka serempak menyerbu tentara Jepang.


4.) Pertempuran Ambarawa

Pertempuran Ambarawa adalah peristiwa perlawanan rakyat Indonesia terhadap

tentara Sekutu yang terjadi di Ambarawa, Jawa Tengah. Peristiwa ini diawali

dengan kedatangan tentara Sekutu di bawah pimpinan Brigadir Jenderal Bethel

tiba di Semarang. Pada 20 Oktober 1945 Pada saat tentara Sekutu ingin menduduki

dua desa di sekitar Ambarawa, pasukan Indonesia di bawah pimpinan Letkol

Isdiman, Komandan Divisa V Banyumas berusaha membebaskan dua desa itu.

Letkol Isdiman gugur dalam peristiwa tersebut. Setelah gugurnya Letkol Isdiman,

Panglima Divisi Banyumas Kolonel Sudirman terjun langsung memimpin

pertempuran. Setelah berlangsung beberapa hari, pada tanggal 15 Desember 1945,

pasukan Indonesia berhasil mengalahkan tentara Sekutu dan menguasai kota

Ambarawa. Kemenangan Indonesia pada pertempuran ini diabadikan dengan

didirikannya Monumen Palagan di Ambarawa.

5.) Bandung Lautan Api

Peristiwa Bandung Lautan Api yaitu peristiwa kebakaran besar yang terjadi di kota

Bandung, Jawa Barat pada tanggal 23 Maret 1946. Kota Bandung sengaja dibakar

oleh Tentara Keamanan Rakyat (TKR) dan rakyat setempat dengan maksud agar

tentara Sekutu tidak dapat menggunakan kota Bandung sebagai pos-pos militer.

6.) Pertempuran Medan Area

Pertempuran Medan Area adalah sebuah peristiwa perlawanan rakyat terhadap

tentara Sekutu yang terjadi di Medan, Sumatra Utara. Pada tanggal 9 Oktober 1945,

Pasukan Sekutu yang dipimpin oleh Brigadir Jenderal T.E.D. Kelly tiba di kota

Medan. Kedatangan tentara Sekutu ini ternyata diboncengi oleh tentara NICA yang

bertujuan mengambil alih pemerintahan. Hal ini memicu munculnya perlawanan

rakyat di kota Medan.


7.) Pertempuran Puputan Margarana

Pertempuran Puputan Margarana merupakan salah satu pertempuran antara

Indonesia dan Belanda yang terjadi pada tanggal 20 November 1945. Dalam

pertempuran ini, pasukan Ngurah Rai melakukan ‘puputan’ atau perang

habis-habisan. Mereka bertekad tidak akan mundur sampai titik darah

penghabisan. Pertempuran berakhir dengan gugurnya Letkol I Gusti Ngurah Rai

bersama 96 orang anggota pasukannya.

8.) Serangan Umum 1 Maret 1949

Serangan umum 1 Maret 1949 adalah serangan yang dilaksanakan pada tanggal 1

Maret 1949. Serangan bertujuan untuk menunjukkan kepada dunia internasional

bahwa Republik Indonesia cukup kuat untuk mempertahankan kemerdekaan,

meskipun ibu kotanya telah diduduki oleh Belanda.

Dampak serangan umum 1 maret 1949

a. Bagi dalam negeri:

1. Mendukung proses perjuangan diplomasi;

2. Meninggikan semangat dan kepercayaan diri bangsa, baik rakyat maupun TNI

yang sedang bergerilya;

b. Bagi luar negeri:

1. Menunjukkan kepada dunia internasional bahwa TNI masih ada dan mampu

mengadakan serangan.

2. Mematahkan dan menjatuhkan moral pasukan Belanda.


b. Perjuangan Diplomasi

1. Perundingan Linggajati.

2. Perundingan Renville.

3. Perundingan Roem - Royen.

4. Konferensi Meja Bundar.

4. Perkembangan Politik Indonesia pada Masa Kemerdekaan

a. Republik Indonesia Serikat

Republik Indonesia Serikat (RIS) berdiri pada tanggal 27 Desember 1949 dengan

Undang-Undang Dasar Sementara sebagai konstitusinya. Sesuai dengan isi

konstitusi baru itu, negara berbentuk federasi dan meliputi seluruh daerah

Indonesia. Yang tergabung dalam federasi ini antara lain adalah sebagai berikut.

● Negara bagian yang meliputi: Negara Indonesia Timur, Negara Pasundan,

Negara Jawa Timur, Negara Madura, Negara Sumatra Selatan, Negara

Sumatra Timur, dan Republik Indonesia.

● Satuan-satuan kenegaraan yang meliputi: Kalimantan Barat, Kalimantan

Timur, Kalimantan Tenggara, Banjar, Dayak Besar, Bangka, Belitung, Riau,

dan Jawa Tengah.

● Daerah Swapraja yang meliputi Kota Waringin, Sabang, dan Padang.


b. Kembali Menjadi Negara Kesatuan Republik Indonesia

Bentuk negara Republik Indonesia Serikat (RIS) ternyata tidak sesuai dengan

cita-cita kesatuan dan persatuan bangsa Indonesia. Oleh karena itu, muncul

gerakan-gerakan untuk mengubah bentuk negara kembali menjadi Negara

Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)

c. Gangguan Keamanan

1.) Pemberontakan PKI Madiun 1948

Pemberontakan ini terjadi pada tanggal 18 September 1948 yang dipimpinoleh

Muso pemberontakan PKI Madiun berhasil ditumpas oleh TNI Di bawah pimpinan

Kolonel Gatot Subroto (Panglima Divisi H Jawa Tengah bagian timur) dan Kolonel

Sungkono (Panglima Divisi Jawa Timur).

2.) Pemberontakan DI/TII (Daarul Islam/Tentara Islam Indonesia)

Pemberontakan Darul Islam/Tentara Islam Indonesia (DI/TII) adalah suatu

gerakan yang menginginkan berdirinya sebuah negara Islam Indonesia

a). Jawa Barat. Pemberontakan DI/TII di Jawa Barat dipimpin oleh S.M. Kartosuwiryo

yang memiliki cita-cita mendirikan Negara Islam Indonesia.

b). Sulawesi Selatan. Pemberontakan DI/TII di Sulawesi Selatan dipmpin oleh Kahar

Muzakar.

c). Aceh Pemberontakan DI/TII di Aceh dipimpin oleh Daud Beureuh yang merupakan

mantan Gubernur Aceh.

d). Kalimantan Selatan Pemberontakan DI/TII di Kalimantan Selatan dipimpin oleh

Ibnu Hajar yang menamakan gerakannya dengan sebutan Kesatuan Rakyat yang

tertindas.
5. Perkembangan Ekonomi Indonesia pada Masa Kemerdekaan

a. Permasalahan Inflasi

Beberapa bulan setelah Proklamasi Kemerdekaan, bangsa Indonesia mengalami

inflasi yang terlalu tinggi (hiperinflasi). Inflasi terjadi karena mata uang Jepang

beredar secara tak terkendali. Untuk mengatasi masalah ini, pemerintah

mengambil kebijakan berlakunya mata uang De Javasche Bank, mata uang

pemerintah Hindia Belanda dan mata uang pendudukan Jepang.

b. Blokade Laut

Blokade laut yang dilakukan oleh Belanda dimulai pada bulan November 1945.

Blokade ini menutup pintu keluar masuk perdagangan Indonesia. Akibatnya,

barang-barang dagangan milik Indonesia tidak dapat diekspor, dan Indonesia

tidak dapat memperoleh barang-barang impor yang sangat dibutuhkan.

Upaya menghadapi blokade laut :

1.) Melaksanakan Program Pinjaman Nasional

Program pinjaman nasional dilaksanakan oleh Menteri Keuangan Ir. Surachman

dengan persetujuan dari Badan Pekerja Komite Nasional Indonesia Pusat (BP-KNIP).

Pada bulan Juli 1946, seluruh penduduk Jawa dan Madura diharuskan menyetorkan

sejumlah uang kepada Bank Tabungan Pos dan rumah-rumah pegadaian.

2.) Melakukan Diplomasi ke India

Pada tahun 1946, Indonesia membantu pemerintah India yang tengah menghadapi

bahaya kelaparan dengan mengirimkan beras seberat 500.000 ton. Sebagai

imbalannya, pemerintah India menjanjikan akan mengirimkan bahan pakaian yang

sangat dibutuhkan oleh rakyat Indonesia.


3.) Mengadakan Hubungan Dagang Langsung ke Luar Negeri

Usaha mengadakan hubungan dagang ke luar negeri itu dirintis oleh Banking and

Tranding Coperation (BTC), suatu badan perdagangan semipemerintah.

B. Masa Demokrasi Parlementer (1950-1959)

1. Perkembangan Politik

a . Sistem Pemerintahan

Pada masa Demokrasi Parlementer undang-undang yang digunakan sebagai

landasan hukum negara adalah UUD Sementara 1950. Sistem pemerintahan negara

menurut UUD Sementara 1950 adalah sistem parlementer. aken Kabinet. Zaken

kabinet adalah suatu kabinet yang para menterinya dipilih atau berasal dari

tokoh-tokoh yang ahli di bidangnya, tanpa mempertimbangkan latar belakang

partainya.

b. Pemilu 1955

Pemilihan umum 1955 dilaksanakan dalam 2 tahap. Tahap pertama dilaksanakan

pada 29 September 1955 dan tahap kedua pada 15 Desember 1955. Pemilu tahap

pertama adalah untuk memilih anggota DPR yang berjumlah 250 orang. Pemilu

tahap kedua adalah untuk memilih anggota Dewan Konstituante yang akan

bertugas untuk membuat Undang-undang Dasar yang tetap, untuk

menggantikan UUD Sementara 1950.


c. Gangguan Keamanan

1.) Pemberontakan Angkatan Perang Ratu Adil (APRA)

Gerakan APRA dipimpin oleh Kapten Raymond Westerling. Tujuan gerakan APRA

adalah untuk mempertahankan bentuk negara federal di Indonesia dan memiliki

tentara tersendiri pada negara bagian RIS.

2.) Pemberontakan Republik Maluku Selatan (RMS)

Pemberontakan RMS (Republik Maluku Selatan) dipimpin oleh Mr. Dr. Christian

Robert Steven Soumokil yang menolak terhadap pembentukan Negara Kesatuan

Republik Indonesia

3.) Pemberontakan Andi Azis

Peristiwa pemberontakan Andi Aziz terjadi pada 5 April 1950. Peristiwa ini berawal

dari tuntutan Kapten Andi Aziz dan pasukannya terhadap pemerintah Indonesia

agar hanya mereka yang dijadikan sebagai pasukan kemanan untuk mengamankan

situasi di Makassar.

4.) Pemberontakan PRRI dan Permesta

Pemberontakan PRRI/Permesta terjadi di Sulawesi yang disebabkan oleh adanya

hubungan yang kurang harmonis antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah.

Hal itu dikarenakan jatah keuangan yang diberikan oleh pemerintah pusat tidak

sesual anggaran yang diusulkan. Hal tersebutmenimbulkan dampak

ketidakpercayaan terhadap pemerintah pusat. Puncak pemberontakan ini

terjadi pada tanggal 10 Februari 1958.


d. Konferensi Asia Afrika (KAA) dan Deklarasi Djuanda

1.) Penyelenggaraan Konferensi Asia Afrika (KAA)

Konferensi Asia Afrika (KAA) diselenggarakan pada tanggal 18–24 April 1955 di

Bandung bermanfaat terhadap dukungan bagi pembebasan Irian Barat yang saat

itu masih diduduki Belanda.

2.) Deklarasi Djuanda

Kabinet Djuanda mendeklarasikan hokum teritorial. Deklarasi tersebut kemudian

dikenal sebagai Deklarasi Djuanda. Pengakuan atas Deklarasi Djuanda

menyebabkan luas wilayah Republik Indonesia meluas hingga 2,5 kali lipat dari

2.027.087 km² menjadi 5.193.250 km².

2. Perkembangan Ekonomi

a. Gunting Syafruddin

Dalam rangka mengurangi jumlah uang yang beredar dan mengatasi defisit

anggaran, pada tanggal 20 Maret 1950, Menteri Keuangan, Syafrudin

Prawiranegara, mengambil kebijakan memotong semua uang yang bernilai Rp2,50

ke atas hingga nilainya tinggal setengahnya.

b. Sistem Ekonomi Gerakan Benteng

Sistem Ekonomi Gerakan Benteng merupakan usaha pemerintah untuk mengubah

struktur ekonomi kolonial menjadi struktur ekonomi nasional.


Tujuan :

1.) Menumbuhkan kelas pengusaha di kalangan bangsa Indonesia. Para

pengusaha Indonesia yang bermodal lemah diberi kesempatan untuk

berpartisipasi dalam pembangunan ekonomi nasional.

2.) Para pengusaha Indonesia yang bermodal lemah perlu dibimbing dan

diberikan bantuan kredit.

3.) Para pengusaha pribumi diharapkan secara bertahap akan berkembang

menjadi maju.

Penyebab dapat tercapainya tujuan Gerakan Banteng :

1.) Para pengusaha pribumi tidak dapat bersaing dengan pengusaha

nonpribumi dalam kerangka sistem ekonomi liberal.

2.) Para pengusaha pribumi memiliki mental yang cenderung konsumtif.

3.) Para pengusaha pribumi sangat bergantung pada pemerintah.

4.) Para pengusaha kurang mandiri untuk mengembangkan usahanya.

5.) Para pengusaha ingin cepat mendapatkan keuntungan besar dan menikmati

cara hidup mewah.

6.) Para pengusaha menyalahgunakan kebijakan dengan mencari keuntungan

secara cepat dari kredit yang mereka peroleh.

c. Nasionalisasi Perusahaan Asing

Nasionalisasi perusahaan asing dilakukan dengan pencabutan hak milik Belanda

atau asing yang kemudian diambil alih atau ditetapkan statusnya sebagai milik

pemerintah Republik Indonesia.


d. Finansial Ekonomi (Finek)

Pada masa Kabinet Burhanuddin Harahap, Indonesia mengirim delegasi ke

Belanda untuk merundingkan masalah Finansial Ekonomi (Finek). Finek yang

diajukan Indonesia terhadap pemerintah Belanda adalah sebagai berikut:

1.) Pembatalan Persetujuan Finek hasil KMB

2.) Hubungan Finek Indonesia-Belanda didasarkan atas hubungan bilateral

3.) Hubungan finek didasarkan atas undang-undang Nasional, tidak boleh

diikat oleh perjanjian lain.

e. Rencana Pembangunan Lima Tahun (RPLT)

Rencana ini tidak berjalan dengan baik disebabkan oleh hal-hal berikut:

1.) Depresi ekonomi di Amerika Serikat dan Eropa Barat pada akhir tahun 1957

dan awal 1958 mengakibatkan ekspor dan pendapatan negara merosot.

2.) Perjuangan pembebasan Irian Barat dengan melakukan nasionalisasi

perusahaan-perusahaan Belanda di Indonesia menimbulkan gejolak

ekonomi.

3.) Adanya ketegangan antara pusat dan daerah sehingga banyak daerah yang

melaksanakan kebijakan ekonominya masing-masing.


C. Masa Demokrasi Terpimpin (1959 – 1965)

1. Perkembangan Politik

a. Dekrit Presiden 5 Juli 1959

Kehidupan masyarakat Indonesia pada masa Demokrasi Parlementer belum

pernah mencapai kestabilan secara nasional. Presiden Soekarno mengeluarkan

dekrit Presiden 5

Juli 1959 :

1.) Menetapkan pembubaran Konstituante.

2.) Menetapkan UUD 1945 berlaku bagi segenap bangsa Indonesia dan seluruh

tumpah darah Indonesia, terhitung mulai tanggal penetapan dekrit dan

tidak berlakunya lagi UUD Sementara (UUDS).

3.) Pembentukan MPRS, yang terdiri atas anggota DPR ditambah dengan

utusan-utusan dan golongan, serta pembentukan Dewan Pertimbangan

Agung Sementara (DPAS).

b. Penyimpangan terhadap UUD 1945

1.) Presiden menunjuk dan mengangkat anggota Majelis Permusyawaratan

Rakyat Sementara (MPRS). Seharusnya anggota Majelis Permusyawaratan

Rakyat Sementara (MPRS) dipilih melalui pemilu bukan ditunjuk dan

diangkat oleh Presiden.

2.) Presiden membubarkan Dewan Permusyawaratan Rakyat (DPR) hasil

Pemilu 1955 dan menggantinya dengan Dewan Permusyawaratan Rakyat

Gotong Royong (DPR-GR). Seharusnya kedudukan Presiden dan DPR adalah

setara. Presiden tidak dapat membubarkan DPR, sebaliknya DPR tidak dapat

memberhentikan Presiden.
3.) Pengangkatan presiden seumur hidup. Seharusnya Presiden dipilih setiap

lima tahun sekali melalui pemilu sebagaimana amanat UUD 1945, bukan

diangkat seumur hidup.

c. Kekuatan Politik Nasional

Pada masa Demokrasi Terpimpin kekuatan politik terpusat antara tiga kekuatan

politik, yaitu:

Presiden Soekarno, Partai Komunis Indonesia (PKI), dan TNI Angkatan Darat.

d. Politik Luar Negeri

1.) Oldefo dan Nefo

Oldefo (The Old Established Forces) adalah sebutan untuk negara-negara barat

yang sudah mapan ekonominya. Khususnya negara-negara kapiltalis. Nefo (The

New Emerging Forces) adalah sebutan untuk negara-negara baru, khususnya

negara-negara sosialis. Pada masa Demokrasi Terpimpin, Indonesia lebih banyak

menjalin kerja sama dengan negara-negara Nefo

2.) Politik Mercusuar

Untuk mewujudkannya, maka diselenggarakan proyek-proyek besar dan

spektakuler, pembangunan kompleks olahraga Senayan, dan pembangunan

Monumen Nasional (Monas).

3.) Indonesia dalam Gerakan Non-Blok

Gerakan Non-Blok (Non-Aligned Movement) didirikan untuk menyikapi

persaingan antara Blok Barat yang dipiminan Amerika Serikat dan BlokTimur yang

dipimpin Uni Sovyet pada awal tahun 1960-an. Tujuannya :


a) Menentang imperialisme dan kolonialisme

b) Menyelesaikan sengketa secara damai.

c) Mengusahakan pengembangan sosial ekonomi agar tidak dikuasai negaramaju.

d) Membantu perdamaian dunia dan berusaha meredakan ketegangan Amerika

Serikat dengan Uni Soviet.

4.) Konfrontasi dengan Malaysia

Konfrontasi dengan Malaysia berawal dari keinginan Federasi Malayasia untuk

menggabungkan Brunei, Sabah dan Sarawak ke dalam Federasi Malaysia. Pada

tanggal 17 September 1963 hubungan diplomatik antara Indonesia dan Malaysia

putus. Pada tanggal 3 Mei 1964, Presiden Soekarno mengeluarkan Dwi Komando

Rakyat (Dwikora). Isi Dwikora adalah sebagai berikut :

a.) Perhebat ketahanan revolusi Indonesia

b.) Bantu perjuangan revolusioner rakyat Malaya, Singapura, Serawak, Sabah, dan

Brunei untuk memerdekakan diri dan menggagalkan negara boneka Malaysia.

Pada saat Konfrontasi Indonesia-Malaysia sedang berlangsung, Malaysia

dicalonkan menjadi anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB. Pencalonan ini

mendapat reaksi keras dari Presiden Soekarno. Pada tanggal 7 Januari 1965

Malaysia dinyatakan diterima sebagai anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB,

dengan spontan Presiden Soekarno menyatakan Indonesia keluar dari PBB.


5.) Pembebasan Irian Barat

Dalam penyelesaian masalah Irian Barat, pemerintah Indonesia melakukan upaya

diplomasi bilateral dengan Belanda tapi tidak berhasil.Puncak konfrontasi

Indonesia terhadap Belanda terjadi saat Presiden Soekarno mengumandangkan

Trikora (Tri Komando Rakyat) pada tanggal 19 Desember 1961 di Yogyakarta.

Adapun isi Trikora adalah sebagai berikut.

1.) Gagalkan pembentukan negara boneka Papua buatan Belanda kolonial.

2.) Kibarkan sang Merah Putih di Irian Barat tanah air Indonesia.

3.) Bersiaplah untuk mobilisasi umum mempertahankan kemerdekaan dan

kesatuan tanah air dan bangsa. Pada tanggal 15 Agustus 1962 ditandatangani

suatu perjanjian antaraPemerintah Indonesia dengan Pemerintah Belanda di

New York, yang terkenal dengan Perjanjian New York. Adapun isi dari

Perjanjian New York adalah sebagai berikut.

● Kekuasaan Belanda atas Irian Barat berakhir pada 1 Oktober 1962.

● Irian Barat akan berada di bawah perwalian PBB hingga 1 Mei 1963 melalui

lembaga UNTEA (United Nations Temporary Executive Authority) yang

dibentuk PBB.

● Pada 1 Mei 1963, Irian Barat akan diserahkan kepada pemerintah Indonesia.

● Pemerintah Indonesia wajib mengadakan penentuan pendapat rakyat

(pepera) Irian Barat untuk menentukan akan berdiri sendiri atau tetap

bergabung dengan Indonesia, pada tahun 1969 di bawah pengawasan PBB.


e. Peristiwa G 30 S/PKI 1965

Peristiwa Gerakan 30 September/PKI terjadi pada malam tanggal 30 September

1965, Dalam peristiwa tersebut, sekelompok militer di bawah pimpinan Letkol

Untung melakukanpenculikan dan pembunuhan terhadap enam perwira tinggi TNI

Angkatan Darat serta memasukkan jenazah mereka ke dalam sumur tua di daerah

Lubang Buaya, Jakarta.

2. Perkembangan Ekonomi

a. Pembentukan Dewan Perancang Nasional (Depernas)

Tugas dewan ini adalah menyiapkan rancangan undang-undang pembangunan

nasional yang berencana serta menilai pelaksanaan pembangunan tersebut. Dewan

ini diketuai oleh Mohammad Yamin.

b. Devaluasi Mata Uang Rupiah

Pada tanggal 24 Agustus 1959, pemerintah mendevaluasi (menurunkan nilai mata

uang) Rp 1.000 dan Rp 500 menjadi Rp 100 dan Rp 50. Pemerintah juga melakukan

pembekuan terhadap semua simpanan di bank-bank yang melebihi jumlah Rp

25.000. Tujuan kebijakan devaluasi dan pembekuan simpanan ini adalah untuk

mengurangi banyaknya uang yang beredar demi kepentingan perbaikan keuangan

dan perekonomian negara.


c. Deklarasi Ekonomi

Pada tanggal 28 Maret 1963, Presiden Soekarno menyampaikan Deklarasi Ekonomi

(Dekon) di Jakarta, Tujuan utama Dekon adalah untuk menciptakan ekonomi

nasional yang bersifat demokratis dan bebas dari mperialisme untuk mencapai

kemajuan ekonomi. Pada bulan September 1963 Presiden Soekarno menunda

pelaksanaan Dekon dengan alasan sedang berkonsentrasi pada konfrontasi dengan

Malaysia.

Harga barang-barang naik mencapai 200-300% pada tahun 1965 sehingga

pemerintah mengeluarkan kebijakan bahwa pecahan mata uang Rp 1000 (uang

lama) diganti dengan Rp 1 (uang baru). Penggantian uang lama dengan uang baru

diikuti dengan pengumuman kenaikan harga bahan bakar. Hal ini menyebabkan

mahasiswa dan masyarakat turun ke jalan menyuarakan Tri Tuntutan Rakyat

(Tritura).

3. Kehidupan Masyarakat Indonesia pada Masa Demokrasi Terpimpin

a. Kehidupan Sosial

Dinamika politik yang terjadi pada masa Demokrasi Terpimpin berupa persaingan

antar kekuatan politi yang ada berpengaruh terhadap kehidupan sosial masyarakat

Indonesia waktu itu. Ajaran Nasakom (Nasionalis-Agama-Komunis) yang

diciptakan Presiden Soekarno sangat menguntungkan PKI.


b. Kebudayaan

Dalam bidang seni muncul berbagai lembaga seni yang dibangun oleh partai

politik, seperti Lembaga Kesenian Rakyat (Lekra) milik PKI, Lembaga Kesenian

Nasional milik Partai Nasional Indonesia, Lembaga seni-Budaya Muslimin

Indonesia (Lesbumi) milik Nahdhatul Ulama, dan Himpunan Budayawan Islam

milik Masyumi. Lembaga-lembaga tersebut saling bersaing dan memperebutkan

dominasi sesuai dengan haluan politik partai yang menaunginya.

D. . Masa Orde Baru (1966 – 1998)

1. Perkembangan Politik

a. Supersemar

Pada tanggal 12 Januari 1966 pelajar, mahasiswa, dan masyarakat mengajukan

Tiga Tuntutan Rakyat (Tritura) Isi Tritura tersebut, yaitu:

1.) Bubarkan PKI.

2.) Bersihkan Kabinet Dwikora dari unsur-unsur Gerakan 30 September.

3.) Turunkan harga.

Guna memulihkan keamanan negara, pada tanggal 11 Maret 1966 Presiden

Soekarno mengeluarkan surat perintah kepada Letjen Soeharto untuk mengambil

segala tindakan yang dianggap perlu dalam rangka memulihkan keamanan dan

kewibawaan pemerintah. Surat itu dikenal sebagai Surat Perintah 11 Maret, atau SP

11 Maret, atau Supersemar. Isi Supersemar adalah pemberian mandat kepada

Letjen. Soeharto selaku Panglima Angkatan Darat dan Pangkopkamtib untuk

memulihkan keadaan dan kewibawaan pemerintah. Keluarnya Supersemar

dianggap sebagai tonggak lahirnya Orde Baru.


b. Penataan Stabilitas Politik

Pada tanggal 12 Maret 1967 Sidang Istimewa MPRS menetapkan Letjen Soeharto

sebagai pejabat presiden. Kemudian pada tanggal 27 Maret 1968, MPRS

mengukuhkannya sebagai presiden penuh.

1.) Pemulihan Politik Luar Negeri Indonesia Bebas Aktif

2.) Pemulihan Hubungan dengan Malaysia

Tanggal 11 Agustus 1966 ditandatangani persetujuan pemulihan hubungan

Indonesia–Malaysia di Jakarta. Persetujuan ini ditandatangani oleh Adam Malik

dari Indonesia dan Tun Abdul Razak dariMalaysia.

3.) Kembali Menjadi Anggota PBB

Pada tanggal 28 September 1966, Indonesia kembali menjadi anggotaPerserikatan

Bangsa-Bangsa (PBB).

4.) Ikut Memprakarsai Pembentukan ASEAN

Berdirinya ASEAN ditandai dengan penandatanganan Deklarasi Bangkok pada

tanggal 8 Agustus 1967

c. Penyederhanaan Partai Politik

d. Pemilihan Umum

Selama masa Orde Baru, pemerintah berhasil melaksanakan enam kali pemilihan

umum, yaitu tahun 1971, 1977, 1982, 1987, 1992, dan 1997. Dalam setiap Pemilu

yang diselenggarakan selama masa pemerintahan Orde Baru, Golkar selalu

memperoleh mayoritas suara dan memenangkan Pemilu.


e. Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (P4)

Pegawai negeri, baik sipil maupun militer diharuskan mengikuti penataran P4.

f. Dwi Fungsi ABRI

Dwi Fungsi ABRI maksudnya adalah bahwa ABRI memiliki dua fungsi, yaitu fungsi

sebagai pusat kekuatan militer yang melindungi segenap bangsa Indonesia, dan

fungsi sebagai kekuatan sosial yang secara aktif melaksanakan kegiatan-kegiatan

pembangunan nasional.

2. Perkembangan Ekonomi

a. Program Jangka Pendek

Program jangka pendek dalam rangka penyelamatan ekonomi nasional

diwujudkan dengan stabilisasi dan rehabilitasi ekonomi.

b. Program Jangka Panjang

Program jangka panjang yang dilaksanakan oleh pemerintah Orde Baru

diwujudkan dengan pelaksanaan rencana pembangunan jangka panjang (25

tahun).

1.) Pelita I (1 April 1969-1 Maret 1974)

2.) Pelita II (1 April 1974 - 31 Maret 1979)

3.) Pelita III (1 April 1979-31 Maret 1984)

4.) Pelita IV (1 April 1984 – 31 Maret 1989)

5.) Pelita V (1 April 1989 - 31 Maret 1994)

6.) Pelita VI
3. Kehidupan Masyarakat Indonesia pada Masa Orde Baru

a. Kehidupan Sosial

1.) Transmigrasi

2.) Keluarga Berencana (KB)

3.) Puskesmas dan Posyandu

b. Pendidikan

Dalam konsepsisekolah pembangunan, para siswa dikenalkan kepada jenis-jenis

dan lapangan serta lingkungan kerja

c. Kebudayaan

Pada masa Orde baru, usaha peningkatan dan pengembangan seni dan budaya

diarahkan kepada upaya memperkuat kepribadian, kebanggaan, dan kesatuan

nasional.

E. Masa Reformasi (1998-Sekarang)

Masa reformasi di Indonesia adalah masa setelah berakhirnya pemerintahan Orde

Baru. Masa reformasi dimulai pada tanggal 21 Mei 1988 saat Presiden Soeharto

mengundurkan diri dan digantikan oleh Wakil Presiden B.J. Habibie. Masa

reformasi terus berlanjut hingga saat ini.

1. Lahirnya Gerakan Reformasi

Reformasi merupakan suatu gerakan yang menghendaki adanya perubahan

kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara ke arah yang lebih baik

secara konstitusional.
2. Perkembangan Politik

a. Sidang Istimewa MPR 1998

Pada tanggal 10-13 November 1998, MPR mengadakan Sidang Istimewa untuk

menentapkan langkah pemerintah dalam melaksanakan reformasi di segala

bidang.

b. Otonomi Daerah

Otonomi daerah adalah hak, wewenang, dan kewajiban daerah otonom untuk

mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan

masyarakat setempat sesuai dengan peraturan perundang-undangan

c. Pencabutan Pembatasan Partai Politik

Kebebasan berpolitik pada masa reformasi dilakukan dengan pencabutan

pembatasan partai politik

d. Penghapusan Dwi Fungsi ABRI

Pada masa reformasi Dwi Fungsi ABRI dihapuskan secara bertahap sehingga ABRI

berkonsentrasi pada fungsi pertahanan dan keamanan.

e. Penyelenggaraan Pemilu

Sejak dimulainya masa reformasi hingga tahun 2015, pemerintah telah

melaksanakan empat kali pemilihan umam, yaitu pemilu tahun 1999, 2004, 2009,

dan 2014 Pemilu tahun 2004, adalah pemilu pertama yang memungkinkan rakyat

untuk memilih presiden secara langsung.


3. Perkembangan Ekonomi

a. Pemerintahan Presiden B.J. Habibie

Kebijakan dalam pemerintahan :

1.) Menjalin kerja sama dengan International Moneter Fund-IMF (Dana

Moneter Internasional) untuk membantu dalam proses pemulihan ekonomi.

2.) Menerapkan independensi Bank Indonesia agar lebih fokus mengurusi

perekonomian.

3.) Melikuidasi beberapa bank yang bermasalah.

4.) Menaikkan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika hingga di bawah

Rp10.000,00.

5.) Membentuk lembaga pemantau dan penyelesaian masalah utang luar

negeri.

b. Pemerintahan Presiden Abdurrahman Wahid

c. Pemerintahan Presiden Megawati Soekarnoputri

Kebijakan yang ditempuh :

1.) Meminta penundaan pembayaran utang sebesar US$ 5,8 miliar.

2.) Mengalokasikan pembayaran utang luar negeri sebesar Rp 116.3 triliun.

3.) Kebijakan privatisasi Badan Usaha Milik Negara (BUMN)

d. Pemerintahan Presiden Soesilo Bambang Yudhoyono

Kebijakan yang ditempuh :

1.) Mengurangi Subsidi Bahan Bakar Minyak

2.) Pemberian Bantuan Langsung Tunai Program BLT diselenggarakan

3.) Pengurangan Utang Luar Negeri


4. Kehidupan Masyarakat Indonesia pada Masa Reformasi

a. Kehidupan Sosial

Pada masa reformasi masyarakat lebih bebas menyuarakan berbagai

aspirasinya. Hal ini didukung dengan adanya reformasi di bidang komunikasi

b. Pendidikan

Pemerintah pada masa Reformasi menjalankan amanat UUD 1945 dengan

memprioritaskan anggaran pendidikan sekurang-kurangnya 20% dari anggaran

pendapatan belanja negara (APBN).

1.) Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK)

2.) Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)

3.) Kurikulum 2013

c. Kebudayaan

Dalam bidang kebudayaan dilakukan upaya pelestarian budaya dengan

mendaftarkan warisan budaya Indonesia ke United Nations Educational, Scientific,

and Cultural Oganization (UNESCO) atau Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan

Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa.

Anda mungkin juga menyukai