Anda di halaman 1dari 25

Besaran, Satuan dan Vektor

Oleh:
Tim Fisika Dasar FT

Fakultas Teknik
Universitas Bangka Belitung
Konsep Pengukuran

Ilmu-ilmu sains dan teknologi pada dasarnya selalu


berbasis pada pengukuran dan perbandingan.

Dibutuhkan aturan tentang bagaimana sesuatu diukur


dan dibandingkan dan dibutuhkan eksperimen untuk
menyusun satusan untuk pengukuran-pengukuran
tersebut
Konsep Pengukuran

Untuk mendefinisikan suatu pengukuran dibutuhkan:

Besaran
• Sesuatu yang diukur. Contoh: panjang, waktu, dsb.
• Besaran dibagi menjadi: Besaran Pokok dan Besaran Turunan

Satuan
• Nama unik yang digunakan nuntuk menamai kuatitas pengukuran
dan digunakan sebagai pembanding dalam pengukuran. Contoh:
meter, kilogram, dsb.
• Satuan internasional (SI): Satuan yang disepakati oleh para
ilmuwan secara Internasional pada: “The 14th General
Conference on Weights and Measures”, di Paris tahun 1971.
Besaran Pokok
Nama Besaran Pokok Satuan (SI) Dimensi

Panjang Meter [L]


Massa Kilogram [M]
Waktu Sekon [T]
Kuat arus listrik Ampere [I]
Temperatur Kelvin [θ]
Intensitas cahaya Candela [J]
Jumlah zat Mol [N]
Sudut bidang datar Radian -
Sudut ruang Steradian -
Perubahan Satuan
Perubahan Satuan

Soal

1. 300 kg/m3 = ...... g/cm3


2. 10 m/s = .... km/jam
3. 100 kg m/s = ..... kg cm/jam
Analisis Dimensi

Analisis dimensi berguna untuk melihat bentuk satuan dari besaran


turunan serta untuk pengecekan awal rumusan besaran turunan. Jika
dimensi besaran turunan tidak cocok dengan besaran-besaran pokok
penyusunnya sudah dapat dipastikan terdapat kesalahan.

Contoh::

1. Luas: panjang x lebar = [L] x [L] = [L]2


2. Kecepatan : jarak/waktu = [L]/[T] = [L] [T]-1

Soal
Tentukan dimensi:
3. Percepatan
4. Gaya
5. Usaha
Ketidakpastian Pengukuran dan Angka Penting

Saat melakukan pengukuran, tidaklah mungkin mendapat nilai


yang pasti benar (itulah mengapa terkadang pengukuran dilakukan
berulang kali), selalu terdapat ketidakpastian. Penyebab
ketidapastian diantaranya adalah:
1. Kesalahan Umum: Kesalahan akibat keterbatasaan pengamat
saat mengukur
2. Kesalahan sistematik: Kesalahan yang disebabkan oleh alat
yang digunakan dan atau lingkungan sekitar alat yang
mnempengaruhi kinerja alat. Contoh: kesalahan kalibrasi,
kesalahan komponen alat, dan kesalahan paralaks
3. Kesalahan Acak: Kesalahan karena adanya fluktuasi halus saat
melakukan pengukuran. Contoh: Fluktuasi tegangan listrik
4. Keterbatasan alat ukur itu sendiri.
Ketidakpastian Pengukuran
Ketidakpastian pengukuran dibagi menjadi: ketidakpastian pada
pengukuran tunggal dan ketidakpastian pada pengukuran berulang.

1. Ketidakpastian pada Pengukuran Tunggal


Pada pengukuran tunggal ketidakpastian diperoleh dari setengah nilai
skala terkecil alat ukur yang digunakan. Misalnya digunakan mistar
yang skala terkecilnya adalah 1 mm.

Panjang terukur 16 mm lebih


sedikit. Karena skala terkecil mistar
1 mm maka ketidakpastiannya:
1
x   1 mm = 0,5 mm
2
Karena 16 mm lebih maka dapat
ditaksir 16,5 mm:
l  x0  x  16,5  0,5  mm

Angka terukur Angka taksiran


Ketidakpastian Pengukuran
2. Ketidakpastian pada Pengukuran Berulang
Pada pengukuran berulang hasil pengukuran dapat dihitung dari nilai
rata-rata pengukuran sedangkan ketidakpastiannya ditentukan dengan
rumus tertentu,

x0 
x1  x2  x3  ....  xN
x
 xi
N N
N  x    xi 
2 2
1 i
x 
N N 1
1
  
2
xSD  xi  x
N 1
Ketidakpastian Pengukuran
2. Ketidakpastian pada Pengukuran Berulang
Contoh pada suatu pengukuran diperoleh data sebagai berikut.
Penguku Xi (mm) Xi2 (mm) (Xi –X0)2 (mm)
x0 
x i

75,50
 12,5833 mm
ran ke- N 6
N  xi2    xi 
2
1 12,9 166,41 0.1002 1
x 
N N 1
2 12,8 163,84 0.0469
1 6. 950,31   75,50 
2

  0,1 mm
3 12,6 158,76 0.0003 6 6 1

x  x
2

4 12,5 156,25 0.0069 xSD  i

N 1
5 12,4 153,76 0.0336 0, 2683
  0, 2 mm
6 1
6 12,3 151,29 0.0803 Maka hasilnya:
l  xo  x  12,6  0,1 mm
ΣN = 6 Σxi = Σxi2 Σ(xi – x0)2
75,50 =950,31 =0,2683 l  xo  xSD  12,6  0, 2mm
Definisi Vektor

Skalar: hanya nilai


Ex: jarak tempuh
Besaran
Vektor: nilai &
arah
Ex: perpindahan
Definisi Vektor

Vektor dapat dinyatakan dengan huruf kapital cetak tebal atau


dengan huruf bertanda panah

A atau a
Sedangkan besarnya dapat dinyatakan dengan huruf kapital miring
atau huruf bertanda panah dengan tanda mutlak

A atau a

Untuk menggambarkan vektor dapat dilakukan dengan garis


bertanda panah. Panjang garis menyatakan panjang atau besar vektor
sedangkan arah vektor ditunjukkan oleh tanda panah.
B

Vektor dari A ke B
A
Komponen Vektor

Suatu vektor A yang terletak pada


koordinat kartesian xy pada umumnya
memiliki komponen Ax dan Ay.
  
A  Ax  Ay
Sehingga untuk posisi sudut seperti
gambar di samping dapat ditentukan:
Ax  A cos
Ay  A sin 

Ingat: Perhatikan posisi sudut


sebelum menentukan hubungan
komponen vektor
Komponen Vektor

Pada kasus 3 dimensi (koordinat xyz) maka vektor dapat dinyatakan:


   
A  Ax  Ay  Az

Dan besar vektor tersebut dapat ditentukan dari teorema Phytagoras:

A  Ax2  Ay2  Az2

Secara eksplisit, antara vektor, komponen vektor, dan besar masing-


masing komponen vektor dihubungkan oleh unit vektor atau vektor
satuan:

A  Ax ˆi  Ay ˆj  Az kˆ
Operasi Vektor: Penjumlahan Vektor

Seperti besaran pada umumnya besaran vektor juga dapat dilakukan


operasi matematis seperti penjumlahan dan perkalian.
Penjumlahan Vektor
a: metode segitiga
b: metode
a. jajargenjang
c: metode poligon

b.

c.
Penjumlahan Vektor

Sedangkan secara aljabar, penjumlahan suatu vektor dapat ditentukan


untuk tiap komponen vektor yang sama:
 
  
A  B  Ax ˆi  Ay ˆj  Az kˆ  Bx ˆi  By ˆj  Bz kˆ 
  Ax  Bx  ˆi   Ay  By  ˆj   Az  Bz  kˆ

Sedangkan untuk mencari besar resultan kedua vektor juga dapat


dilakukan melalui rumus kosinus
R  A2  B 2  2 AB cos 
Dan berlaku:
R A B
 
sin  sin     sin 
Penjumlahan Vektor

SOAL

1. Tentukan penjumlahan antara vektor A  3ˆi  4ˆj  5kˆ dan vektor

B  6ˆi  7ˆj  8kˆ . Tentukan pula besar vektor tersebut.

2. Diketahui dua buah vektor masing-masing besarnya 8 satuan dan 6


satuan. Jika kedua vektor saling tegak lurus maka tentukan arah
resultan vektor tersebut terhadap kedua vektor tersebut!
Perkalian Vektor: Perkalian dengan Skalar

Perkalian vektor umumnya dibagi menjadi tiga:


1. Perkalian vektor dengan skalar
2. Perkalian vektor dengan vektor secara dot product
3. Perkalian vektor dengan vektor secara cross product

Perkalian Vektor dengan Skalar

Apabila suatu vektor A dikalikan dengan skalar a maka berlaku:



aA   aAx  ˆi   aAy  ˆj   aAz  kˆ
Perkalian Dot Product

Apabila dua buah vektor dikalikan secara dot product maka akan
dihasilkan suatu skalar. Aturan yang berlaku pada dot product adalah:
 
 
A  B  Ax ˆi  Ay ˆj  Az kˆ  Bx ˆi  By ˆj  Bz kˆ 
 Ax Bx  Ay By  Az Bz

Karena:
ˆi  ˆi  ˆj  ˆj  kˆ  kˆ  1
ˆi  ˆj  ˆi  ˆj  ˆj  zˆ  0
Adapun besar vektor hasil perkalian dot product adalah:
 
C  A  B  AB cos
Perkalian Cross Product
Jika terdapat dua vektor dikalikan secar cross product maka hasil
perkaliannya adalah suatu vektor . Aturan yang berlaku :
ˆi  ˆi  ˆj  ˆj  kˆ  kˆ  0 Tips: Gunakan aturan
siklik. Jika searah jarum
ˆi  ˆj  ˆj  ˆi  kˆ jam positif dan
sebaliknya î
ˆj  kˆ  kˆ  ˆj  ˆi

kˆ  ˆi  ˆi  kˆ  ˆj ĵ

Sehingga:
 
 
A  B  Ax ˆi  Ay ˆj  Az kˆ  Bx ˆi  By ˆj  Bz kˆ 
  Ay Bz  Az By  ˆi   Az Bx  Ax Bz  ˆj   Ax By  Ay Bx  kˆ
Perkalian Cross Product
Sedangkan besar vektor dari hasil perkalian cross product adalah:
  
C  A B sin 
Perkalian Vektor
SOAL
 
1. Dua buah vektor A  3ˆi  4ˆj  5kˆ dan B  6ˆi  7ˆj  8kˆ . Tentukan
perkalian kedua vektor tersebut jika dilakukan secara dot product
dan cross product serta tentukan pula besar vektor yang terbentuk
baik untuk A dikali B maupun B dikali A
2. Dua vektor digambarkan pada koordinat kartesius seperti pada
gambar. Vektor A memiliki besar 10 dan vektor B memiliki besar 5.
Tentukan komponen vektor pada sumbu-x dan sumbu-y serta
vektor hasil penjumlahan dan besar vektornya.
y
x
60° 30°

B
A
Referensi

Halliday, D., dan Resnick, R., Walker, J. 2011. Fundamentals of Physics (9th ed.).
John Wiley&Soncs, Inc.

Young, H.D., Freedman, R.A., Ford, A.L. 2012. Sears and Zemansky’s University
Physics with Modern Physics (13th ed.). Addison-Wesley.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai