Anda di halaman 1dari 30

CEKUNGAN SUMATERA

SELATAN
{ Created by : Kelompok 4
FIRDA FITRIYANI
CHALEB KANAAN SIHOMBING
AGIL THORIK MUHAMMAD

1
3/28/23
 Pengenalan Cekungan Secara Umum
 Fisiografi Cekungan
 Tektonik Regional Cekungan
 Struktur Utama pada Cekungan
 Perkembangan Tektonik pada Cekungan
 Stratigrafi Cekungan
 Potensi Hidrokarbon pada Cekungan
 Kesimpulan

OUTLINE
2
Geological Engineering, Islamic University of Riau. 3/28/23
 Cekungan Sumatera Selatan merupakan cekungan yang
menghasilkan hidrokarbon paling produktif yang terbentuk
di timur pantai Sumatera di Indonesia Barat
 Cekungan ini termasuk cekungan Back-arc basin
 Daerahnya hampir semua berada di darat dan hanya
sebagian kecil di lepas pantai
 Cekungan Sumatera Selatan mencakup luas area sekitar
119.000 km2 dengan ketebalan sedimen tersier rata-rata 3,5
km

Cekungan Sumatera Selatan


3
3/28/23
Utara : Pegunungan Duabelas
dan Peg Tigapuluh
Barat : Peg. Barisan
Timur : Pulau2 Bangka Belitung
Selatan : Tinggian Lampung

Fisiografi Cekungan Sumatera Selatan


4
3/28/23
Struktur Cekungan Sumatera Selatan yang ada saat ini merupakan
hasil dari 3 periode, yaitu :
 Periode 1, terbentuknya horst graben berarah timurlaut –

baratdaya dan utara – selatan selama periode ekstensional Kapur


Akhir – Oligosen Awal. Sedimen pengisinya merupakan sedimen
klastik kasar dan vulkanuklastik, serta lingkungannya
pengendapannya darat atau lakustrin
 Periode 2, graben yang terbentuk mengalami subsidence sampai

periode dimana tektonik tidak aktif (Oligosen Akhir – Miosen


Awal), kemudian cekungan berada pada lingkungan laut. Pada
Miosen Awal – Miosen Tengah mulai terjadi aktivitas tektonik
yang menghasilkan lipatan kompresional dikarenakan adanya
subduksi oblique dari lempeng samudera yang berada di sebelah
tenggara pulau Sumatera.

Tektonik Regional Cekungan Sumatera


Selatan
5
3/28/23
 Periode 3, pada Pliosen – Plistosen
terjadi tektonik kompresional yang
sangat kuat disertai uplifting busur
vulkanik ke arah barat sehingga
mengaktifkan kembali fitur-fitur
struktur sebelumnya, yaitu sesar
normal menjadi sesar naik.

Tektonik Regional Cekungan Sumatera


Selatan
6
3/28/23
Menurut Suta dan Xiaoguang (2005; dalam Satya,
2010) perkembangan struktur maupun evolusi
cekungan sejak Tersier merupakan hasil interaksi
dari ketiga arah struktur utama yaitu:
 berarah timurlaut-baratdaya atau disebut Pola

Jambi
 berarah baratlaut-tenggara atau disebut Pola

Sumatra
 berarah utara-selatan atau disebut Pola Sunda.

Struktur Utama Cekungan Sumatera selatan


7
3/28/23
Elemen Struktur Utama pada Cekungan
Sumatra Selatan (Ginger dan Fielding,
2005).

8
3/28/23
 Fase kompresi yang berlangsung dari Jurasik awal sampai Kapur. Tektonik
ini menghasilkan sesar geser dekstral WNW – ESE seperti Sesar Lematang,
Kepayang, Saka, Pantai Selatan Lampung, Musi Lineament dan N – S  trend.
intrusi granit berumur Jurasik – Kapur.

Perkembangan Tektonik Cekungan Sumatera


Selatan
9
3/28/23
 Fase tensional pada Kapur Akhir sampai Tersier Awal yang menghasilkan
sesar normal dan sesar tumbuh berarah N – S dan WNW – ESE. Sedimentasi
mengisi cekungan atau terban di atas batuan dasar bersamaan dengan
kegiatan gunung api. Terjadi pengisian awal dari cekungan yaitu Formasi
Lahat.

Perkembangan Tektonik Cekungan Sumatera


Selatan
10
3/28/23
 Fase ketiga yaitu adanya aktivitas tektonik Miosen atau Intra Miosen
menyebabkan pengangkatan tepi-tepi cekungan dan diikuti pengendapan
bahan-bahan klastika. Yaitu terendapkannya Formasi Talang Akar, Formasi
Baturaja, Formasi Gumai, Formasi Air Benakat, dan Formasi Muara Enim.

 Fase keempat berupa gerak kompresional pada Plio-Plistosen menyebabkan


sebagian Formasi Air Benakat dan Formasi Muara Enim telah menjadi
tinggian tererosi, sedangkan pada daerah yang relatif turun diendapkan
Formasi Kasai. Selanjutnya, terjadi pengangkatan dan perlipatan berarah
barat laut di seluruh daerah cekungan yang mengakhiri pengendapan
Tersier di Cekungan Sumatra Selatan. Selain itu terjadi aktivitas volkanisme
pada cekungan belakang busur.

Perkembangan Tektonik Cekungan Sumatera


Selatan
11
3/28/23
Fase Kompresi Miosen Tengah Sampai Sekarang dan
Elipsoid Model (Pulonggono dkk, 1992).

Perkembangan Tektonik Cekungan Sumatera


Selatan
12
3/28/23
 Stratigrafi daerah cekungan Sumatra Selatan secara umum dapat
dikenal satu megacycle (daur besar) yang terdiri dari suatu
transgresi dan diikuti regresi.
 Formasi yang terbentuk selama fase transgresi dikelompokkan
menjadi Kelompok Telisa (Formasi Talang Akar, Formasi
Baturaja, dan Formasi Gumai).
 Kelompok Palembang diendapkan selama fase regresi (Formasi
Air Benakat, Formasi Muara Enim, dan Formasi Kasai),
sedangkan Formasi Lemat dan older Lemat diendapkan sebelum
fase transgresi utama

Stratigrafi Cekungan Sumatera Selatan


13
3/28/23
Stratigrafi Cekungan Sumatera Selatan
14
3/28/23
Tersusun atas batuan beku
Mesozoikum, batuan metamorf
Paleozoikum, Mesozoikum, dan
batuan karbonat yang termetamorfosa

perlipatan dan pensesaran akibat


intrusi batuan beku selama episode
orogenesa Mesozoikum Tengah (Mid-
Mesozoikum).

berumur Kapur Akhir sampai Eosen


Awal.

Stratigrafi Cekungan Sumatera Selatan


15
3/28/23
Terdiri dari batupasir tuffan,
konglomerat, breksi, dan lempung
merupakan bagian dari siklus
sedimentasi yang berasal dari
Continental, akibat aktivitas vulkanik,
dan proses erosi dan disertai aktivitas
tektonik pada akhir kapur-awal Tersier
di Cekungan Sumatera Selatan

Stratigrafi Cekungan Sumatera Selatan


16
3/28/23
• Tersusun atas klastika kasar berupa
batupasir, batulempung, fragmen
batuan, breksi, “Granit
Wash”,terdapat lapisan tipis
batubara, dan tuf. Semuanya
diendapkan pada lingkungan
kontinen.
• Unconformity pada bagian atas dan
bawah formasi
• Formasi Lemat berumur Paleosen-
Oligosen
• . Ketebalan formasi ini bervariasi,
lebih dari 2500 kaki (± 760 m)

Stratigrafi Cekungan Sumatera Selatan


17
3/28/23
• Terdiri dari batupasir yang berasal
dari delta plain, serpih, lanau,
batupasir kuarsa, dengan sisipan
batulempung karbonat, batubara
dan di beberapa tempat
konglomerat.
• Kontak antara Formasi Talang Akar
dengan Formasi Lemat tidak selaras
pada bagian tengah cekungan
• Ketebalan dari Formasi Talang Akar
bervariasi 1500-2000 feet (sekitar
460-610 m)
• Umur dari Formasi Talang Akar ini
adalah Oligosen Atas-Miosen
Bawah dan kemungkinan meliputi
N3 (P22), N7 dan bagian N5

Stratigrafi Cekungan Sumatera Selatan


18
3/28/23
• Komposisi dari Formasi Baturaja ini
terdiri dari Batugamping atau
platform dan reefal.

• Ketebalan bagian bawah dari


formasi ini bervariasi, namun rata-
rata 200-250 feet (sekitar 60-75 m).

• Formasi ini sangat fossiliferous

• umur anggota ini berumur Miosen.


Fauna yang ada pada Formasi
Baturaja umurnya N6-N7

Stratigrafi Cekungan Sumatera Selatan


19
3/28/23
• Formasi ini terendapkan selama
fase transgresif laut maksimum
• terdiri dari napal yang mempunyai
karakteristik fossiliferous, banyak
mengandung foram plankton.
Sisipan batugamping dijumpai
pada bagian bawah
• Formasi Gumai beda fasies dengan
Formasi Talang Akar dan sebagian
berada di atas Formasi Baturaja
• ketebalan untuk Formasi Gumai ini
berkisar dari 6000–9000 feet (1800-
2700 m).
• umurnya disimpulkan Miosen
Awal-Miosen Tengah.
• Lingkungan pengendapan Laut
Terbuka, Neritik

Stratigrafi Cekungan Sumatera Selatan


20
3/28/23
• Formasi Lower Palembang
diendapkan selama awal fase siklus
regresi.
• terdiri dari batupasir glaukonitan,
batulempung, batulanau, dan
batupasir yang mengandung unsur
karbonatan.
• Pada bagian bawah dari Formasi
Lower Palembang kontak dengan
Formasi Telisa.
• Ketebalan dari formasi ini bervariasi
dari 3300 – 5000 kaki (sekitar 1000 –
1500 m).
• Berumur Miosen Tengah N12-N13.
• Formasi ini diendapkan di
lingkungan laut dangkal

Stratigrafi Cekungan Sumatera Selatan


21
3/28/23
• Terdiri dari batupasir, batulempung,
dan lapisan batubara.
• Batas bawah dari Formasi Middle
Palembnag di bagian selatan cekungan
berupa lapisan batubara

• Ketebalan formasi berkisar antara 1500–


2500 kaki (sekitar 450-750 m).
• formasi ini berumur Miosen Akhir
sampai Pliosen, berdasarkan kedudukan
stratigrafinya

• Formasi ini diendapkan pada


lingkungan laut dangkal sampai
brackist (pada bagian dasar), delta plain
dan lingkungan non marine.

Stratigrafi Cekungan Sumatera Selatan


22
3/28/23
• Formasi ini diendapkan selama orogenesa
pada Plio-Pleistosen dan dihasilkan dari
proses erosi Pegunungan Barisan dan
Tiga puluh.

• Komposisi dari formasi ini terdiri dari


batupasir tuffan, lempung, dan kerakal
dan lapisan tipis batubara.

• Umur dari formasi ini tidak dapat


dipastikan, tetapi diduga Plio-Pleistosen.

• Lingkungan pengendapannya darat

Stratigrafi Cekungan Sumatera Selatan


23
3/28/23
 Formasi Lahat dapat bertindak sebagai batuan induk
yang baik dengan kandungan material organiknya 1.2 -
5%. Kedalaman pembentukan minyak yang komersil
terdapat pada kedalaman 2000 – 3000 m.
 Fomasi yang paling banyak menghasilkan minyak yang

diketahui hingga saat ini adalah Formasi Talang Akar,


dengan kandungan material organic yang berkisar 0.5 –
1.5%. Diperkirakan dibagian tengah cekungan Formasi
Talang Akar telah encapai tingkatan lewat matang.
 Formasi Gumai mempunyai kandungan material
organik yang berkisar 1 – 1.38% di Subcekungan Jambi.

Potensi Hidrokarbon pada cekungan sumatera


selatan
24
3/28/23
 Vitrinite reflectance adalah indicator kematangan batuan induk yang
paling sering digunakan, dilambangkan dengan Ro (Reflectance in
oil).
 Ro < 0.55 belum matang (immature)
 0.55 < Ro < 0.8 telah menghasilkan minyak dan gas bumi
 0.8 < Ro < 1.0 minyak berubah menjadi gas bumi (zona kondensat
gas)
 1.0 < Ro < 2.5 dry gas
(Suseno et al, 1992)

Kualitas TOC dan Depositional Environtment


25
3/28/23
Kualitas TOC dan Depositional Environtment
26
3/28/23
 Lapisan batupasir yang terdapat dalam Formasi Lahat, Talang Akar,
Gumai, Air Benakat, dan Muara Enim dapat merupakan batuan
resevoar, selain itu batugamping Formasi Baturaja juga dapat
berlaku sebagai batuan reservoar.
 Batupasir konglomeratan dari Formasi Talang Akar merupakan
reservoar kedua yang berproduksi minyak dengan porositas 30%
dan permeabilitas 12 – 180 md.
 Batugamping Formasi Baturaja berproduksi minyak hanya dibagian
Tenggara Subcekungan Jambi dengan porositas 19%.

Batuan Reservoar
27
3/28/23
 Pada Subcekungan Jambi, produksi terbesar terdapat pada batuan
reservoar Formasi Air Benakat. Batupasir alasnya mempunyai
porositas 27%, batupasir delta porositasnya 20% dan batupasir laut
dangkal mempunyai porositas 10%.
 Pada Subcekungan Palembang produksi minyak terbesar terdapat
pada batuan reservoar Formasi Talang Akar dan Formasi Baturaja.
Porositas lapisan batupasir berkisar 15 – 28%. Reservoar dari Formasi
Air Benakat dan Muara Enim merupakan penghasil minyak kedua
setelah kedua formasi tersebut diatas. Batugamping Formsi Baturaja
menghasilkan kondensat dan gas ditepi sebelah Barat dan Timur dari
Subcekungan Palembang.

Batuan Reservoar
28
3/28/23
 Batuan tudung pada umumnya merupakan lapisan
batulempung yang tebal dari Formasi Gumai, Air Benakat
dan Muara Enim.
 Struktur sesar, baik normal maupun geser, dapat
bertindak sebagai perangkap.
 Migrasi umumnya terjadi kearah lateral dan vertical

dengan melalui sesar-sesar yang ada.

Batuan Penutup, Perangkap dan Migrasi


29
3/28/23
 Cekungan Sumatera Selatan merupakan cekungan belakang busur
yang terbentuk pada Pra Tersier, pada Mesozoikum Tengah (Jura)
sampai Mesozoikum Akhir (Kapur Akhir) . Pengisian cekungan oleh
sedimen dimulai dari Eosen Awal hingga saat ini .
 Dari data data cekungan sumatera selatan memiliki potensi sebagai
minyak dan gas bumi .
 Struktur sesar, baik normal maupun geser, dapat bertindak sebagai
perangkap . Migrasi umumnya terjadi kearah lateral dan vertical
dengan melalui sesar-sesar yang ada.

KESIMPULAN
30
3/28/23

Anda mungkin juga menyukai