Ps 15 (1) huruf e UU No.

2/2002 ttg
Polri: “bahwa dlm penyeleng tupok,
Polri scr umum berwenang
mengeluarkan Perpol dlm lingkup
kewen adm kepolisian”.
SRT DIRJEN PUU KEMENKUM HAM KPD KADIVKUM POLRI
NO: PPE. PP.05.01-15 TGL 12-1-2018, PERIHAL PENJELASAN
THD PENGUNDANGAN PERATURAN POLRI, HANYA
MENGUNDANGKAN PERPOL
PERPRES NOMOR 68 TAHUN 2021 TENTANG PEMBERIAN
PERSETUJUAN TERHADAP RANCANGAN PERATURAN
MENTERI/KEPALA LEMBAGA

Perkap No. 11/2016

UNDANG-UNDANG NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN

PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
Perkap No. 2/2018
UU NOMOR 13 TAHUN 2022 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS
UNDANG-UNDANG NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

Perkap No.11/2016 dicabut dg

Perpol No.7/2018
1
JENIS PERATURAN & MUATAN

2
 ALUR PENYUSUNAN PERATURAN KASATFUNG

Arahan Pemrakarsa Pembahasan Ranc

Sun Ranc Per
/persetujuan bentuk Perkasatfung di
Kasatfung oleh
Kasatfung Pokja lingk internal
Pemrakarsa
Satfung

Verifikasi & Sinkronisasi

Pengiriman hasil Ranc Perkasatfung oleh Pembahasan Ranc
pembahasan Ranc pemrakarsa & dpt Perkasatfung
Perkasatfung oleh mengundang Divkum, Antar satker pd satu
pemrakarsa kpd satker terkait, ahli, fungsi, dikoordinasikan
Divkum Polri akademisi, dan/atau oleh Kasatfung
narsum lain pemrakarsa
dari luar Polri

Verifikasi &
Sinkronisasi Draft
Peraturan oleh Divkum Penyempurnaan dan
permohonan koreksi Peandatanganan oleh
Polri dan mengirimkan Kasatfung
hasilnya ke ke Setum Polri
pemrakarsa
3
Pengajuan paraf kpd Kadivkum
Polri dg melampirkan:
Naskah asli yg tlh di ttd Penomoran Perkasatfung oleh
Kasatfung dan diparaf oleh satker pemrakarsa
pemrakarsa;
1 softcopy naskah asli;
Naskah koreksi Setum Polri

Penyerahan 3
naskah asli
Peraturan
Pengiriman naskah asli Kasatfung yg sdh Sosialisasi
Perat Kasatfung disertai 3 disahkan Kapolri Peraturan
lembar tanda tangan asli oleh Pemrakarsa Kasatfung
dan 1 lembar paraf kpd Setum Polri oleh fungsi
Kasatfung, Kadivkum, utk diregistrasi. pemrakarsa & dpt
Kasetum dan Wakapolri melibatkan Divisi
oleh Pemrakarsa kepada 1.Pemrakarsa Hukum
Kapolri, untuk disahkan 2.Divkum Polri
3.Setum
4
“Secara berjenjang Peraturan Kepolisian yg dibuat oleh pejabat yang lebih
rendah tidak boleh bertentangan dengan Perat Per-UU-an & Perat
Kepolisian yang dibuat oleh Pejabat yang lebih tinggi”

Pejabat yang berwenang dalam tanda tangan Peraturan

Kepolisian:

KAPOLDA, UTK:

Disahkan oleh KAPOLRI

PERATURAN KAPOLDA
(Reg. Setum Polri)

KAPOLRES, UTK:

PERATURAN KAPOLRES Disahkan oleh KAPOLDA

(Reg. Setum Polda)
5
KERANGKA PERATURAN
KEPOLLISIAN

6
 LAMBANG BURUNG GARUDA
HANYA UTK PERPOL, UTK PERAT
LAIN LAMBANG TRIBRATA

PERATURAN KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA JENIS PERATURAN

NOMOR 1 TAHUN 2018 NOMOR & TAHUN
TENTANG
LAYANAN POLISI 110 NAMA PERATURAN

PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

NOMOR …… TAHUN ……
TENTANG
PERUBAHAN ATAS PERATURAN KEPOLISIAN NEGARA
REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2012
TENTANG SURAT IZIN MENGEMUDI 7
 FRASA “DENGAN RAHMAT TUHAN
YANG MAHA ESA”

 JABATAN PEMBENTUK PERAT

KEPOL

 KONSIDERANS “MENIMBANG”

 DASAR HUKUM “MENGINGA

T”

 DIKTUM “MEMUTUSKAN” &

“MENETAPKAN”

8
 FRASA & JABATAN PEMBENTUK PERAT KEPOLISIAN

 FRASA “DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA” DAN JABATAN

PEMBENTUK PERAT KEPOLISIAN, DITULIS DGN HURUF KAPITAL
 PADA AKHIR PENULISAN JABATAN PEMBENTUK PERAT KEPOLISIAN
DIAKHIRI TANDA BACA “KOMA”
 PENULISAN FRASA “DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA” DAN
JABATAN PEMBENTUK PERAT KEPOLISIAN DILETAKKAN PD MARJIN
TENGAH DI BAWAH JUDUL PERAT KEPOLISIAN

FRASA
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA “DGN RAHMAT
TUHAN YME”
KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA,

JABATAN
PEMBENTUK PERAT
KEPOLISIAN

9
 KONSIDERANS “MENIMBANG” 10

 KONSIDERANS DIAWALI DG KATA “Menimbang”, DILANJUTKAN TANDA

BACA “TITIK DUA” YG DILETAKKAN PD MARJIN KANAN
 MEMUAT URAIAN SINGKAT MENGENAI POKOK-POKOK PIKIRAN
MENCAKUP UNSUR FILOSOFIS (LBH BYK DIGUNAKAN DLM UU),
SOSIOLOGIS, DAN YURIDIS YG MENJADI LATAR BELAKANG & ALASAN
PEMBUATAN PERAT KEPOLISIAN
 TIAP POKOK PIKIRAN DIBERI HURUF ABJAD, DIRUMUSKAN DLM SATU
KALIMAT YG DIAWALI KATA “bahwa” DAN DIAKHIRI TND BACA “TITIK
KOMA
Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan tugas pokok dan
fungsi Kepolisian Negara Republik Indonesia, khususnya
penyelenggaraan administrasi dalam bentuk peraturan, perlu
adanya standar baku tentang mekanisme penyusunan, bentuk dan
teknis penulisannya;
b. bahwa Pasal 15 ayat (1) huruf e Undang-
Undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara
SOSIOLOGIS
Republik Indonesia mengamanatkan bahwa dalam rangka
(pemenuhan
penyelenggaraan tugas pokok Kepolisian Negara Republik
kebutuhan dlm
Indonesia dan tugas-tugas kepolisian sebagai penjabaran dari
berbagai aspek)
tugas pokok, Kepolisian Negara Republik Indonesia secara umum
berwenang mengeluarkan Peraturan Kepolisian dalam lingkup
kewenangan administratif kepolisian;
YURIDIS
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana (mengatasi
dimaksud dalam huruf a, huruf dan huruf c, perlu menetapkan pmslhn/mengisi
Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia tentang kekosongan hukum)
Tata Cara Pembentukan Peraturan Kepolisian;
 KONSIDERANS “MENIMBANG”
 JIKA PERAT KEPOLISIAN TSB AMANAH DR PUU YG LBH TINGGI,
KONSIDERANS HANYA MEMUAT SATU POKOK PIKIRAN YG MERUJUK
KETENTUAN PASAL PENDELEGASIAN DR PUU TSB
 PENULISAN JUDUL PERAT KEPOLISIAN SBG AMANAH PUU, HARUS
SAMA DGN MATERI YG DIDELEGASIKAN DAN TERTULIS DALAM
PASAL YG MENJADI DASAR PENGACUAN

Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 104

ayat (4) dan Pasal 130 Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009
tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, perlu menetapkan
Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia
tentang Pengaturan Lalu Lintas Dalam Keadaan Tertentu dan
Penggunaan Jalan Selain Untuk Kegiatan Lalu Lintas;

JUDUL PADA PERAT KEPOLISIAN HARUS SAMA DG BUNYI

MATERI YG DIDELEGASIKAN YG TERCANTUM DLM PASAL
104 AYAT (4) DAN PASAL 130 UU NO 22 TH 2009
11
 KONSIDERANS “MENIMBANG”

 Utk ranc perubahan perat kepolisian, seyogianya tdpt pokok pikiran

dlm konsiderans yg memuat latar belakang sosiologis/yuridis yg
menyebabkan perlu dilakukan perubahan

Menimbang : a. Bahwa sesuai dengan Pasal 15 ayat (1)

huruf e Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang
Kepolisian Negara Republik Indonesia mengamanatkan
untuk penyelenggaraan tugas pokok, Kepolisian Negara Pokok
Republik Indonesia secara umum berwenang
mengeluarkan Peraturan Kepolisian dalam lingkup
pikiran yg
kewenangan administratif kepolisian; mendasari
b. bahwa Peraturan Kepala Kepolisian perlunya
Negara Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2010 perubahan
tentang Tata Cara Pembentukan Peraturan Kepolisian perat
masih terdapat kekurangan dan belum menampung kepolisian
kebutuhan organisasi dalam penyelenggaraan
administratif kepolisian, sehingga perlu diganti;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan
sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu
menetapkan Peraturan Kepala Kepolisian Negara
Republik Indonesia tentang Pembentukan Peraturan
Kepolisian;
12
 DASAR HUKUM “MENGINGAT” :

 DASAR HUKUM DIAWALI DG KATA “Mengingat” DILANJUTKAN TND BACA

“TITIK DUA”
 MEMUAT PUU YG LBH TINGGI/SEDERAJAT YG MJD DSR
HUKUM/KEWENANGAN DIBENTUKNYA PERAT KEPOLISIAN TSB
 JIKA LEBIH DR SATU PUU, DIURUTKAN DG ANGKA SERTA BERDSRKAN
HIERARKI DAN TAHUN DITERBITKAN PUU TSB.
 DASAR HUKUM UTK PERAT KEPOLISIAN PERUBAHAN, SELAIN PUU YG
MEMERINTAHKAN PEMBENTUKAN, DICANTUMKAN PERAT KEPOLISIAN
YG AKAN DILAKUKAN PERUBAHAN
 JIKA AMANAH DR PUU YG LBH TINGGI, DSR HUKUM CUKUP MEMUAT
PUU YG MENGAMANAHKAN TSB

Mengingat: 1. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian

Negara Republik Indonesia (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2002 Nomor 2, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4168);
2. Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan
Angkutan Jalan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2009 Nomor …, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor …….);
13
 DIKTUM “MEMUTUSKAN” &
“MENETAPKAN”

 DIKTUM DIAWALI DG KATA “MEMUTUSKAN” YG DITULIS HURUF

KAPITAL PD MARJIN TENGAH, DIIKUTI KATA “menetapkan”
DILANJUTKAN TD BACA “TITIK DUA” PD MARJIN KANAN
 NAMA PERATURAN PD DIKTUM “menetapkan” HARUS SAMA DG
NAMA PERATURAN PD JUDUL

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK

INDONESIA TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN KEPOLISIAN.

14
KETENTUAN UMUM

MATERI POKOK YG DIATUR

KETENTUAN SANKSI (jika diperlukan)

KETENTUAN PERALIHAN (jika diperlukan)

KETENTUAN PENUTUP

15
 KETENTUAN UMUM
o KETENTUAN UMUM MEMUAT MATERI YG BERSIFAT UMUM, ANTARA LAIN
BERISI PENGERTIAN/DEFINISI, (TUJUAN, & PRINSIP BILA DIPERLUKAN)
o DIAWALI DG FRASA “DALAM PERATURAN INI YANG DIMAKSUD DENGAN:”
SEDANGKAN PENULISAN DEFINISI DIBERI NOMOR URUT ANGKA ARAB &
DIAKHIRI TANDA BACA “TITIK.
o ISTILAH YG DIDEFINISIKAN MERUPAKAN ISTILAH YG DIGUNAKAN DALAM
PASAL & DIPANDANG PERLU DIDEFINISIKAN.
o DEFINISI YG BERSUMBER DR PUU LAIN, RUMUSANNYA HARUS SAMA DG PUU
TSB
o BATASAN PENGERTIAN ANTARA PERAT KEPOLISIAN YG SATU DG PERAT
KEPOLISIAN LAIN RUMUSANNYA DPT BERBEDA SESUAI KEBUTUHAN (CTH:
DEFINISI “LAPORAN” DLM KONTEKS DUMAS BERBEDA DG LAPORAN DLM
KONTEKS RESERSE)

BAB I Frasa Pembuka untuk

KETENTUAN UMUM
Perkapolda
Pasal 1

Dalam Peraturan Kepala Kepolisian Daerah ... ini yang dimaksud dengan:
1. Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu yang selanjutnya disingkat SPKT adalah .....
2. Asuransi Kesehatan yang selanjutnya disebut Askes adalah ……
16
 MATERI POKOK YANG DIATUR

o Materi pokok yg diatur berisi muatan yg dirumuskan dlm ps & dpt dirinci ke dlm bbrp ayat serta
dpt dikelompokkan ke dlm bab, bagian, & paragraf.
o Materi pokok diletakkan setelah bab ketentuan umum yg berisikan norma2 yg bersifat mengatur
o Rumusan yg sudah diatur PUU lain tdk perlu dirumuskan kembali kecuali utk dijabarkan scr rinci
o Materi muatan lbh baik dirumuskan dlm bbrp ps yg singkat & jelas drpd ke dlm ps dg brp ayat,
kecuali mrpkn satu tdk dipisahkan
o Ps & ayat dirumuskan dlm satu kalimat utuh, singkat, jelas & lugas, diawali dg huruf kapital, & jika
tdk dirinci diakhiri tnd baca titik
o Rumusan ps/ayat yg memuat bbrp ketent dpt dirinci dlm bentuk tabulasi, dg rincian tabulasi tdk
boleh melebihi 4 tingkat

Bab & judul Bab ditulis Huruf Kapital pada marjin

tengah & diberi nomor urut angka Romawi
BAB II
BENTUK HUBUNGAN Bagian diberi nomor urut dg bilangan tingkat, dg
huruf awal bagian, urutan bagian, serta judul bagian
Bagian Kesatu
(pd tiap frasa judul) ditulis dg huruf Kapital
Hubungan Vertikal

Paragraf 1 Paragraf diberi no urut angka arab, dg huruf awal

Kapolri dengan Kasatker Mabes Polri Paragraf serta judul paragraf (pd tiap frasa judul)
ditulis dg huruf Kapital 17
 MATERI POKOK YANG DIATUR
Pasal 5
(1)Prosedur penerbitan SIM C (meliputi/terdiri atas):
a.……………;
b.……………; (dan, atau, dan/atau)
c.……………:
Rumusan Pasal dg
1.……………..;
2.……………..; (dan, atau, dan/atau) ayat & dirinci dlm
3.……………..: tabulasi
a)…………………;
b)…………………; (dan, atau, dan/atau)
c)…………………:
1)………………;
2)……………….
Pasal 6
Prosedur perpanjangan SIM (meliputi/terdiri atas):
a.……………;
b.……………; (dan, atau, dan/atau)
c.……………:
Rumusan Ps tanpa
1.……………..; ayat & dirinci dlm
2.……………..; (dan, atau, dan/atau) tabulasi
3.……………..:
a)…………………;
b)…………………; (dan, atau, dan/atau)
c)…………………:
1)………………; 18
2)……………….
 KETENTUAN PERALIHAN (jika diperlukan)

 DITEMPATKAN SEBELUM BAB KETENTUAN PENUTUP

 MEMUAT RUMUSAN PENGATURAN YG SIFATNYA MENYESUAIKAN
TINDAKAN/HUB HUKUM YG SDH BERJALAN BERDASARKAN PERATURAN
LAMA THD PERATURAN YG BARU
 BERTUJUAN UNTUK:
 AGAR PERAT KEPOLISIAN BARU DPT BERJALAN TNP MENIMBULKAN
PERMASALAHAN HUKUM
 MENGHINDARI TJDNYA KEKOSONGAN HUKUM
 MENJAMIN KEPASTIAN HUKUM & PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PARA
PIHAK YG SDG DLM PROSES HUKUM BRDSRKN PERAT KEPOLISIAN
SBLMNYA.

BAB IV
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 30 Contoh 1
SIM yang dikeluarkan sebelum berlakunya Peraturan Kapolri ini,
tetap berlaku sampai dengan habis masa berlakunya.

Pasal 31
Seleksi penerimaan Calon Anggota Polri yang sedang dilaksanakan Contoh 2
sebelum berlakunya Peraturan Kapolri ini, tetap berpedoman pada
ketentuan sebelumnya. 19
 KETENTUAN PENUTUP
 DITEMPATKAN PADA BAB TERAKHIR, & APABILA TIDAK TERDAPAT
PENGELOMPOKKAN BAB DILETAKKAN PADA PASAL TERAKHIR.
 MEMUAT SAAT MULAI BERLAKUNYA PERPOL
 MENGATUR STATUS PERPOL YG SUDAH ADA SEBELUMNYA
 PERPOL YG LEBIH TINGGI WAJIB MENCABUT PERPOL YG SEDERAJAT ATAU YG LEBIH
RENDAH ATAU BENTUK NASKAH PENGATURAN LAINNYA (SBLM DITERBITKANNYA
PERKAP 26 TH 2010) APABILA SUDAH TIDAK RELEVAN ATAU BERTENTANGAN DARI
ASPEK MATERI.

KETENTUAN
BAB V
PENUTUP
KETENTUAN PENUTUP
(PERKADIV)
Pasal 32
Pada saat Peraturan Kepolisian ini mulai berlaku:
Rumusan apabila
Peraturan Kadivkum Polri Nomor ….. Tahun …. tentang ….. ada Perkadiv yg
dicabut dan dinyatakan tidak berlaku. dicabut
Pasal 33
Peraturan Kepolisian ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

KETENTUAN
BAB V PENUTUP
KETENTUAN PENUTUP (PERKAPOLDA/
Pasal 33 PERKASATFUNG)

Peraturan Kapolda Banten/Kadivkum Polri ini mulai berlaku pada

20
tanggal disahkan.
 RUMUSAN PENGESAHAN
 DILETAKKAN PD BAB KETENTUAN PENUTUP & PD PASAL TERAKHIR
 MEMUAT RUMUSAN PENGUNDANGAN (KHUSUS PERPOL), TTD PENETAPAN
PJBT PEMBENTUK PERPOL, TTD PENGESAHAN PJBT YG LEBIH TINGGI
 PENCANTUMAN “BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA” (KHUSUS PERPOL)
DAN REGISTRASI SETUM POLRI (PERKAP, PERKAPOLDA/PERKASATFUNG)
DAN SEATUM POLDA (PERKAPOLRES)

Ditetapkan di …….
pada tanggal
KEPALA KEPOLISIAN DAERAH….../KEPALA DIVISI …………..,
Disahkan di Jakarta
pada tanggal ………………………….
RUMUSAN
KEPALA KEPOLISIAN NEGARA PENUTUP
REPUBLIK INDONESIA, (PERKAPOLDA/
………………………….
PERKASATFUNG)
REGISTRASI SETUM POLRI NOMOR …… TAHUN …..

Ditetapkan di …….
pada tanggal
KEPALA KEPOLISIAN RESOR………….., RUMUSAN
PENGESAHAN
………………………….
(PERKAPOLRES)

21
 RAGAM BAHASA PENULISAN
 DLM MERUMUSKAN MATERI MUATAN GUNAKAN KALIMAT YG TEGAS, JELAS, SINGKAT
DAN MUDAH DIMENGERTI, SESUAI KAIDAH TATA BAHASA INDONESIA YG BAKU
 PENYERAPAN KATA, FRASA, ATAU ISTILAH BAHASA ASING, HARUS DISESUAIKAN
EJAANNYA DGN KAIDAH BAHASA INDONESIA

 DLM MENENTUKAN JANGKA WAKTU, GUNAKAN PALING SINGKAT/PALING LAMA

 DLM MENENTUKAN BATAS WAKTU, GUNAKAN PALING LAMBAT/PALING CEPAT
 DLM MENENTUKAN JMLH UANG, GUNAKAN PALING BANYAK/PALING SEDIKIT
 DLM MENENTUKAN JMLH NON-UANG, GUNAKAN PALING RENDAH/PALING TINGGI

 UTK MENYATAKAN PENGANDAIAN HUB KAUSAL (KARENA-MAKA) GUNAKAN KATA “JIKA”

 UTK MENYATAKAN PENGANDAIAN HUB KAUSAL (WAKTU) GUNAKAN KATA “APABILA”
 UTK MENYATAKAN PENGANDAIAN YG MUNGKIN TDK TERJADI GUNAKAN KATA “DALAM HA
L”

 UTK MENYATAKAN PEMENUHAN KONDISI/SYARAT GUNAKAN KATA “HARUS”

 UTK MENYATAKAN KEWAJIBAN YG TLH DITETAPKAN GUNAKAN KATA
“WAJIB”
 UTK MENYATAKAN SFT DISKRESI KEWENANGAN GUNAKAN KATA “DAPAT”

 UTK MENYATAKAN SFT KUMULATIF GUNAKAN KATA “DAN”

 UTK MENYATAKAN SFT ALTERNATIF GUNAKAN KATA “ATAU”
 UTK MENYATAKAN SFT ALTERNATIF & KUMULATIF GUNAKAN KATA
“DAN/ATAU” 22
 FORMAT PENULISAN PERATURAN KEPOLISIAN

1.Peraturan Kepolisian diketik dengan jenis huruf Bookmand Old Style,

ukuran huruf 12 di atas kertas F4 dengan berat 80 (delapan puluh) gram
dalam paper size dengan custome size:

a. lebar (width): 21 sentimeter; dan

b. panjang (heigth): 33 sentimeter;

2. Margin:
a. atas (top) : 8 sentimeter (untuk halaman 1) 3 sentimeter (untuk
halaman 2 dan seterusnya) khusus untuk Peraturan Polri;

b. atas (top) : 3 sentimeter (untuk halamam 1 dan seterusnya) selain

Peraturan Polri;

c. bawah (bottom) : 2,5 sentimeter;

d. kiri (left) : 2,5 sentimeter; dan

e. kanan (right) : 2,5 sentimeter;

23
 FORMAT PENULISAN PERATURAN KEPOLISIAN

3. Seluruh line spacing yang digunakan 1,5 (satu koma lima)

dengan spasi:

before: 0 pt; dan

after : 0 pt.

4. pencantuman nomor halaman 2 dan seterusnya pada

peraturan kepolisian dicantumkan pada bagian atas tengah
dengan didahului dan diakhiri tanda baca (-), serta diberi jarak
1 (satu) spasi, dan berlaku secara mutatis mutandis untuk
pencantuman nomor halaman pada lampiran peraturan
kepolisian.

24
 LAMPIRAN PERAT
KEPOLISIAN
LAMPIRAN HARUS DINYATAKAN DLM PASAL PD BATANG TUBUH, DG
PERNYATAAN BAHWA LAMPIRAN TSB MERUPAKAN BAGIAN YG TDK
TERPISAHKAN.

JUDUL LAMPIRAN DITULIS SELURUHNYA DGN HRF KAPITFL YG DILETAKAN DI

SUDUT KANAN ATAS TANPA DIAKHIRI TANDA BACA DGN RATA KIRI.

PADA AKHIR LAMPIRAN, DICANTUMKAN NAMA & TTD PEJABAT PMBENTUK

PERAT KEPOLISIAN YANG MENGESAHKAN/MENETAPKAN PERAT KEPOLISIAN.

LAMPIRAN
PERATURAN KEPOLISIAN

NEGARA REPUBLIK
INDONESIA
NOMOR TAHUN Ditetapkan di ……
TENTANG pada tanggal
LAYANAN POLISI 110
KAPOLRI/KASATFUNG/KAPOLDA/
FORMAT LAPORAN BULANAN LAYANAN POLISI 110 KAPOLRES,
TINGKAT MABES POLRI/POLDA/POLRES
….
………………………….

CONTOH JUDUL CONTOH AKHIR

LAMPIRAN LAMPIRAN 25
SEKIAN & TERIMA KASIH