Anda di halaman 1dari 6

FILSAFAT

MANUSIA
Kelompok 4
1) Nida Zahrotunnisa (221420068)
2) Firda Tazqiyatu Rohmah (221420073)
logo

ISI PRESENTASI
Realitas Wajah Masyarakat Era
Informasi/cyberspace
Relevansi Eksistensialisme Heidegger
bagi Masyarakat Abad ke-21

Konklusi: Catatan Kritis


Realitas Wajah Masyarakat Era logo

Informasi/cyberspace
Di dalam era informasi atau cyberspace dewasa ini, menurut James Gleick kebanyakan
manusia terperangkap pada apa yang disebut kecepatan.52 Gleick melihat kecepatan sebagai
bentuk ekstasi, yaitu hanyutnya manusia di dalam kecepatan dan percepatan perubahan
sebagai akibat dari perkembangan teknologi mutakhir. Ekstasi dijelaskan Gleick sebagai
kondisi kebebasan dan pemenjaraan dalam waktu yang bersamaan. Artinya kecepatan telah
membebaskan manusia dari berbagai hambatan dan konstrain dunia, khususnya hambatan
ruang- waktu, dan yang memungkinkan manusia untuk menjalankan model kehidupan yang
serba segera, instan, dan cepat, akan tetapi sekaligus memerangkap manusia di dalam arus
kecepatan itu sendiri, yaitu dengan menjadikan kecepatan sebagai sebuah bentuk
ketergantungan. Manusia terjebak dalam arus kecepatan dengan segala risiko yang harus
dihadapinya.
Relevansi Eksistensialisme Heidegger bagi
Masyarakat Abad ke-21
Demikianlah wajah mayoritas masyarakat abad ke-21 terutama di belahan Barat dan sebagian
belahan Timur, yang larut dalam gaya hidup instan, pemuasan hasrat konsumtif dan tanpa
sadar menjadikan diri mereka sendiri sebagai komoditas sosial sehingga tidak tersisa lagi
ruang untuk berefleksi, pengambilan jarak terhadap kehidupan dan kemampuan menciptakan
makna seperti yang dititahkan oleh Heidegger mengenai kesejatian manusia (Dasein). Pada
titik inilah, filsafat eksistensialisme Heidegger dapat memainkan perannya. Heidegger di
dalam Discourse on Thinking menyebut manusia yang tidak mampu lagi menggunakan akal
sehatnya sebagai manusia yang terjerat dalam ketidakberpikiran. Namun dengan istilah itu,
Heidegger tidak bermaksud untuk mengatakan bahwa manusia itu tidak berpikir sama sekali
(sebab kalau begitu mereka tak lebih dari hewan).
logo

Konklusi: Catatan Kritis


Demikianlah fenomena masyarakat abad ke-21 yang sudah kehilangan pedoman moral dan
spiritual dalam menjalani kehidupan baik secara individual maupun sosial. Karenanya
untuk mengembalikan manusia kontemporer pada dunia kedalaman spiritual, kompas
moral, kehalusan hati nurani dan ketajaman hati di tengah-tengah belantara citraan semu,
bujuk rayu. Apa yang ditawarkan Heidegger dengan filsafat eksistensialismenya, tentu saja
bukan sebuah panasea yang bersifat langsung mujarab bagi problematika masyarakat abad
ke-21 dewasa ini. Kendati demikian, instruksi Heidegger lewat Sein und Zeit-nya
merupakan sumbangan yang sangat berarti bagi kehidupan manusia modern yang
mengalami krisis identitas dan moral secara multidimensional
logo

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai