Anda di halaman 1dari 21

BAB 6

Pengujian Hipotesis Lebih Dari Dua Populasi


1. Pengujian Hipotesis Lebih Dari Dua Rata-rata
( ANOVA)
Jika obyek yang akan diperbandingkan rata-ratanya lebih dari dua
populasi, maka digunakan F test. Adapun langkah pengujiannya :
a. Tentukan hipotesanya.
adapun hipotesanya adalah :
Ho : = = .....= ( semua sama)
Ha : ≠ ≠..... ≠ ( tidak semua sama)
b. Tentukan taraf nyata, baca tabel Fα dengan Db (k-1) dan k(n-1)
c. Statistik uji yang digunakan adalah:
=
Dimana :
=

=
d. Bandingkan F hitung dengan F tabelnya, terima Ho jika Fh < F tabel
e. kesimpulan
Contoh soal :
seorang ahli pemasar di Bogor berpendapat bahwa tidak ada perbedaan rata-rata harga suatu jenis
barang dari pasar Bogor, pasar Anyar dan pasar warung Jambu. Untuk keperluan pengujian
pendapatnya, dilakukan penelitian terhadap harga barang per minggu, selama 4 minggu dari ke tiga
pasar tersebut. ( k = 3, = n = 4 ), dan hasilnya adalah sebagai berikut :
gunakan taraf nyata 5%.

Pasar 1 Pasar 2 Pasar 3

I 22 22 25
II 21 25 29
III 26 24 28
IV 23 25 30
Rata-rata 23 24 28 25
Jawab :
a. Ho : = = .....= ( semua sama)
Ha : ≠ ≠..... ≠ ( tidak semua sama)
b. α = 0,05  4,26
c. Statistik uji

Dimana :

= = +=28
=
= {(++++
(++++(++
+

Jadi :
= = = 7,4
Karena Fh > F table ( 7,4 > 4,26), maka tolak Ho, artinya ada perbedaan rata-
rata harga dari ketiga pasar yang ada dikota Bogor.
Kesimpulan :
Pendapat ahli pemasar di Bogor tdk dibenarkan, karena setelah dilakukan uji
hipotesis berbeda sangat nyata.
Pengujian Hipotesis tentang Perbedaan Lebih dari Dua Proporsi

Dalam praktek, pengujian hipotesis dapat mencakup lebih dari dua proporsi.
Misalnya, persentasi mahasiswa yang menggunakan sepeda motor sama dari 4
fakultas : persentase penduduk yang mendukung salah satu partai dari 5 propinsi
sama , persentase kerusakan suatu barang dari beberapa pabrik, dan lain
sebagainya.
Pada umumnya , kita membagi percobaan menjadi :
a. Setiap hasil percobaan hanya dua katagori yaitu “ sukses “ dan “ tidak sukses “.
Adapun hipotesisnya :
• Ho : p1 = p2 = ....pj = pk ( = p )
Ha : Tidak semuanya sama ( paling sedikit ada dua yang tidak sama )
• Kriteria pengujian :

• mengikuti fungsi kai kuadrat () dengan df = ( k-1 ).


• Sedangkan frekuensi harapan ( eij ) dapat dicari dengan :

Eij =

• Kemudian bandingkan, kalau Xhit2 > X2 tabel maka Ho di tolak, dan sebaliknya jika
Xhit2 ≤ X2 tabeL, Ho tidak ditolak
b. Jika hasil percobaan lebih dari dua katagori, yang disebut “ r by k contingency table “. Hipotesinya

adalah :

Ho : p11 = p12 = ..... = p1j = ..... = p1k


P21 = p22 = ..... = p2j = ..... = p2k
.
.
Pi1 = pi2 = ..... = pij = ..... = pik
.
.
Pr1 = pr2 = ..... = prj = ..... = prk
Ha : Tidak semua proporsi sama
c. Pengujian ketidak tergantungan dan ketepatan suatu fungsi.
Seringkali ada pendapat yang mengatakan bahwa kategori
/klasifikasi /pengelompokkan i disebut “ Test of Independency”.
Cara-cara pengujiannya sama seperti n suatu hasil observasi dari
suatu populasi , tidak tergantung pada kategori populasi lain, atau
dapat dikatakan bebas. Pengujian semacam in menguji beberapa
proporsi ( misal r > 2dari beberapa populasi ( misal k >2 ), yaitu
menggunakan “ r by k contingency table “ seperti diatas. Hipotesis
dirumuskan sebagai berikut :
Ho : pij = pi. p.j
Ha : pij ≠ pi. p.j
Dimana pi. , p.j, dan pij merupakan probabilitas.
Contoh 1
Dari tiga buah Bank yang diteliti mengenai pelayanannya, jawaban
mereka dikategorikan menjadi tiga, yaitu puas, cukup puas dan tidak
puas. Dengan taraf nyata 5% ujilah, apakah kepuasan nasabah dari tiga
Bank tersebut sama, jika dari 500 nasabah yang dipilih secara acak ,
dengan rincian 200 dari B1, 150 dari B2 dan 150 dari B3, diperoleh
jawaban sebagai berikut:
  B1 B2 B3 total

Puas 160 140 100 105 90 105 350

Cukup puas 25 40 40 36 55 36 120

Tidak puas 15 12 10 9 5 9 30

  200 150 150 500


Penyelesaian :
1. Ho : p11 = p12 = p13
P21 = p22 = p23
P31 = p32 = p33
Ha : tidak semua proporsi sama
2. Tabel = 9.4877
3. Kriteria pengujian =

Xhit2 =
Frekuensi harapan dicari dengan :
(350)( 200)
e11 =  140
500
(350)(150)
e12 =  105
500
(350)(150)
e13 =  105
500
2 2 2
(160  140) (100  105) (90  105)
X2hit =   +
140 105 105

(25  48) 2 (40  36) 2 (55  36) 2


  +
48 36 36

(15  12) 2 (10  9) 2 (5  9) 2


  = 29.39
12 9 9
4. Karena X2hit > X20.05(r-k)(k-1), yaitu 29.39 > 9.4877, maka Ho ditolak.
5. Kesimpulan :
Jadi proporsi kepuasan nasabah di tiga Bank diatas tidak sama,
karena setelah diuji dengan taraf nyata 5% berbeda sangat nyata.
Contoh 2
Direktur periklanan Kompas, salah satu surat kabar terbesar di
Indonesia, mempelajari hubungan antara jenis komunitas tempat
seorang pelanggan tinggal dan bagian surat kabar yang ia baca terlebih
dulu. Untuk sejumlah sampel pembaca, ia mengumpulkan informasi
dan hasilnya adalah sebagai berikut.
  Berita Nasional Olahraga Gosip

Kota 170 124 90

Tengah kota 120 112 100

Pedesaan 130 90 88
Pada tingkat signifikansi 0.05, dapatkah kita menyimpulkan bahwa
terdapat hubungan antara jenis komunikasi dimana paelanggan tinggal
dan bagian surat kabar yang dibaca terlebih dahulu?
Jawab :
a. Ho = p1 = p2 = p3
Ha tdk semua sama
b. Ho = p11 = p12 = p13
p21 =p22= p23
Ha : tidak semua proporsi sama
c. Ho : pij = pi.p.j
Ha : pij ≠ pi.p.j
Catatan :
Di dalam menggunakan sebagai pengujian beberapa proporsi, perlu diperhatikan
beberapa hal berikut :

1. Rumus

Hanya berlaku kalau nij > 5 untuk semua i dan j

2. Apabila nij < 5, harus diadakan penggabungan kelas.


  1 2 3 4 total   1 2 3 dan 4 Total
1 50 50 6 4 110 1 50 50 10 100
2 50 90 8 2 150 2 50 90 10 150
3 60 60 15 5 140 3 60 60 20 150
Total 160 200 30 10 400 Total 160 200 40 400
,

3. Untuk tabel “contingency 2x2 ”, apabila banyaknya observasi


= selisih kurang dari 40 ( n< 40),
mutlak.
harus diadakan koreksi dengan rumus :

X2hit =

Selisih mutlak =

Contoh, kalau n11 + n12 + n21 + n22 < 40


  Toko 1 Toko 2 total
Puas 9 6 15
( 6,5 ) ( 8,5 )
Tidak puas 4 11 15
( 6,5 ) ( 8,5 )
Total 13 17 30

Untuk menguji hipotesis bahwa tidak ada perbedaan perbedaan proporsi kepuasan dari dua toko, harus
menggunakan rumus :
( nij  eij  0.5) 2
X2hit = 
eij

( 9  6,5  0,5) 2 ( 6  8,5  0,5) 2 ( 4  6,5  0,5) 2 ( 11  8,5  0,5) 2


=   
6,5 8,5 6,5 8,5

22 22 22 22
=     2,17 .
6,5 8,5 6,5 8,5

Angka 0.5 adalah faktor koreksi.


X2 mengikuti fungsi Kai – Kuadrat dengan derajat kebebasan sebesar
(2-1)(2-1)=1. Untuk α = 0.05 ( 5% ), maka X20.05(1)(1) = 3.8415.

Karena X2hit= 2.17 < X20.05(1)(1)= 3.8415, maka Ho tidak ditolak. Berarti, tidak ada perbedaan
proporsi kepuasan dari dua toko tersebut. Dengan perkataan lain , tingkat kepuasan tidak
tergantung pada toko tersebut.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai