Anda di halaman 1dari 59

KEBUTUHAN ELIMINASI

Fransiska Erna D

LOGO
Eliminasi
KEBUTUHAN INDIVIDU

 Kebutuhan dasar manusia


- makan
- air
- keamanan
- cinta (hal yang penting untuk
bertahan hidup dan kesehatan.
 Sifat tambahan berbeda, tetapi
kebutuhan dasarnya sama
Hirarki Keb Dasar Manusia ( Maslow)
ELIMINASI
 Eliminasi adalah
proses pembuangan
sisa metabolisme
tubuh baik  berupa
urin atau bowel
(feses).
www.themegallery.com

Company Logo
www.themegallery.com

Eliminasi Uri

Company Logo
www.themegallery.com

Proses pembentukan Urin

Company Logo
www.themegallery.com

Proses Filtrasi (penyaringan)

1. Tahap pertama dalam pembentukan urin adalah


melakukan proses filrasi atau penyaringan darah
dari zat-zat metabolisme dalam tubuh.

Zat-zat ini berupa urea, air, dan klorin yang dapat


bersifat racun sehingga perlu untuk di keluarkan.
Proses filtrasi terjadi di badan malpighi yang terdiri
atas glomerulus dan kapsula bowman.

Company Logo
www.themegallery.com

Lanjutan

 Cairan yang tersaring berupa urin


primer yang masih mengandung air,
glukosa dan asam amino
 Namun tidak mengandung darah dan
protein

Company Logo
www.themegallery.com

Lanjutan
 Glomerulus akan berfungsi sebagai tempat
penyaringan air, garam, asam amino,
glokosa, dan urea. Kemudia hasil dari
penyaringan ini akan dialirkan ke kapsula
bowman.

 Hasil dari proses filtrasi adalah urine


primer yang mengandung air, gula, asam
amino, garam/ion anorganik dan urea.

Company Logo
www.themegallery.com

Anatomi ginjal

Company Logo
www.themegallery.com

Lanjutan

Company Logo
www.themegallery.com

Lanjutan
 Proses reabsorpsi (penyerapan
kembali)
 Tahap kedua adalah reabsorpsi atau
penyerapan kembali.
 Urine primer dari hasil filtrasi tidak
sepenuhnya akan dibuang, namun akan
diserap kembali zat-zat yang masih
berguna bagi tubuh.

Company Logo
www.themegallery.com

Lanjutan
Penyerapan dilakukan pada bagian
tubulus kontortus proksimal.
 Zat yang masih berguna seperti
 glukosa, asam amino, Na+, K+, Cl–,
HCO3-, Ca2+, dan air diserap oleh
pembuluh disekeliling tubulus.

Company Logo
www.themegallery.com

Lanjutan
 Hasil dari proses ini berupa urine sekunder
yang mengandung sisa limbah nitrogen,
urea, dan air.
 Urine sekunder akan masuk ke lengkung
henle. Di dalam lengkung henle urine
sekunder akan mengalami osmosis air
sehingga kadar air berkurang dan urine
menjadi lebih pekat.

Company Logo
www.themegallery.com

Lanjutan
Proses augmentasi (pengendapan)
Tahap ketiga proses pembentukan urine
adalah augmentasi atau pengendapan. Urine
sekunder akan masuk ke tubulus kontortus
distal.

Company Logo
www.themegallery.com

Lanjutan

Company Logo
www.themegallery.com

Lanjutan
 Pada proses ini terjadi pengendapan zat-
zat yang sudah tidak diperlukan oleh
tubuh.
 Selama proses ini urine akan menjadi
lebih pekat dan seterusnya dialirkan
melalui pelvis renalis, ureter, dan berakhir
di vesica urinaria untuk ditampung
sementara.

Company Logo
www.themegallery.com

Lanjutan
 Hasil akhir dari proses augmentasi adalah
urine sesungguhnya yang mengandung
urea, asam urine, amonia, sisa-sisa
pembongkaran protein, dan zat-zat yang
berlebihan dalam darah seperti vitamin,
obat-obatan, hormon, serta garam
mineral.

Company Logo
www.themegallery.com

Warna urine yang dihasilkan


 Hasil akhir dari proses pembentukan urine
adalah urine dengan warna bening karana
mengandung 96% air, 2% urea, dan 2%
hasil metabolisme lainnya (zat warna
empedu ( warna kuning pada urine) dan
vitamin).
 Warna urine sering digunakan untuk
mengidentifikasi kesehatan seseorang

Company Logo
www.themegallery.com

Lanjutan

Company Logo
www.themegallery.com

Lanjutan
 Hal ini disebabkan oleh karena saat tubuh
memproses makanan atau membuang
racun, seperti mineral tertentu atau bahan
kimia, akan terlihat dalam urine.
Terutama jika sedang mengkonsumsi
obat-obatan.
 Sebaiknya, jika urine yang keluar tidak
sesuai dengan kondisi tubuh normal akan
lebih baik mengecek pola makan atau
memeriksakan ke dokter

Company Logo
www.themegallery.com

Kerja Perkemihan
 Kandung kencing ( Vu) dalam kondisi
normal dapat menampung urine
600ml, namun keinginan untuk
kencing bisa dirasakan saat kandung
kencing mulai terisi 150ml sampai
200ml pada orang dewasa dan pada
anak kecil 50 – 200ml

Company Logo
Proses Miksi
 Proses ini terjadi dari dua langkah
utama yaitu :
 - Kandung kemih secara progresif terisi
sampai tegangan di dindingnya meningkat
diatas nilai ambang, yang kemudian
 - mencetuskan langkah kedua yaitu timbul
refleks saraf yang disebut refleks miksi
(refleks berkemih) yang berusaha
mengosongkan kandung kemih atau jika ini
gagal, setidak-tidaknyamenimbulkan
kesadaran akan keinginan untuk berkemih.
www.themegallery.com

Lanjutan...
 Meskipun refleksmiksi adalah refleks autonomik
medula spinalis, refleks ini bisa juga dihambat
atau ditimbulkan oleh pusat korteks
 Kerusakan pada medula spinalis
didaerah sakralis menyebabkan
hilangnya kontrol volunter berkemih,
tetapi reflek berkemih tetap utuh
sehingga memungkinkan berkemih
secara reflek kondisi ini disebut reflek
kandung kemih

Company Logo
Faktor Yang Mempengaruhi Urinasi
 Banyak faktor
- Reversible/ pulih : ISK
- Ireversible/ tdk dapat pulih: gg
pada ginjal
Kondisi yang menyebabkan
www.themegallery.com

perubahan pada eliminasi urin

Company Logo
www.themegallery.com

Lanjutan perubahan eliminasi


Pertumbuhan &
perkembangan Faktor sosio kultural
 Anak –anak  Tradisi setiap
 Dewasa negara
 Lansia  Peraturan di sosial

Company Logo
www.themegallery.com

Lanjutan

Faktor Psikologis Kebiasaan pribadi


 Ansietas  Privasi dan waktu
 Stress emosional yang adekuat untuk
berkemih biasanya
penting untuk
kebanyakan individu
 Beberapa individu
memerlukan
distraksi ..
Mis:membaca untuk
rileka

Company Logo
www.themegallery.com

LANJUTAN
Tonus Otot
Lanjutan
 Lemahnya otot - Atrofi otot setelah
abdomen dan otot menapouse
dasar panggul
merusak kontraksi
- Kerusakan otot
kandung kemih dan akibat trauma
kontrol sfingter uretra - Akibat pemasangan
eksterna kateter yang lama
 Disebabkan karena :
- Imobilisasi
- Peregangan otot
selama melahirkan

Company Logo
www.themegallery.com

Lanjutan

Status Volume  Melalui Keringat dan air


 Jumlah haluaran Urine mata
bervariasi tergantung  IWL : Insensible water
asupan makanan dan Loss
cairan  IWL Dewasa= 15 cc/Kg
 Pada individu sehat BB/hari
asupa air yang berada  Anak:
dalam makanan dan (30-usia(th))cc/kgBB/
cairan seimbang Hari
dengan haluaran air  Kenaikan suhu : IWL :
dalam feses, dan 200( Suhu bdn skrg -
kehilangan air tidak 36,8o C)
kasat mata

Company Logo
www.themegallery.com

Lanjutan

LANJUTAN
 Kondisi Penyakit
 Prosedur
Pembedahan
 Obat-obatan
 Pemeriksaan
Diagnostik

Company Logo
www.themegallery.com

PERUBAHAN DALAM POLA ELIMINASI

Retensi URIN
 Adalah akumulasi urin  Gelisah dan terjadi
yang nyata didalam diaforesis
kandung kemih akibat  Tanda-tanda Retensi
ketidakmampuan
Urine akut : Tidak ada
mengosongkan kandung
haluaran Urine selama
kencing
beberapa jam dan
 Urin terus berkumpul
terdapat distensi
dalam kandung kencing
kandung kemih
mergangkan dindingnya
sehingga timbul perasaan  Batas kandung kencing
tidak nyaman, nyeri bisa menahan 2000-
tekan pada daerah 3000cc
simfisis pubis

Company Logo
www.themegallery.com

Infeksi Sal Kemih ( bawah)

 Wanita lebih rawan  Klien yang


terhadap ISK mengalami ISK
 Jarak anus dengan bawah akan
meatus dekat & mengalami nyeri
URETRA yang atau rasa terbakar
pendek saat berkemih
 Pemasangan (disuria) ketika
kateter juga urine melewati
memicu ISK bagian yang
meradang

Company Logo
www.themegallery.com

Inkontinensia Urine

 Adalah kehilangan  Urine dapat


kontrol berkemih merembes sedikit-
 Bersifat sementara sedikit dan terus
atau menetap menerus
 Klien tidak dapat
mengontrol sfingter
uretra eksterna

Company Logo
www.themegallery.com

Eneuresis

 Merupakan
ketiksangupan
menahan kencing
( mengompol)
 Biasanya dialami
oleh lansia dan
anak-anak

Company Logo
www.themegallery.com

SLIDE 2

 PENGKAJIAN KEBUTUHAN ELIMINASI


urine

Company Logo
Masalah-masalah Eliminasi Urin
• 1. Retensi Urin
Merupakan penumpukan urin
dalam bladder dan ketidakmampuan
bladder untuk mengosongkan
kandung kemih
2. Inkontinensia Urin
Adalah ketidakmampuan otot spingter
ekternal sementara atau menetap
untuk mengontrol ( stress
inkonintensia & urge inkontinensia)
Lanjutan masalah eliminasi
 3. Enurisis
ketidaksanggupan menahan
kemih ( mengompol) yang
diakibatkan ketidakmampuan untuk
mengendalikan spinter eksterna.
Biasanya terjadi pada anak-anak atau
pada orang jompo
Perubahan Pola Berkemih
1.Frekuensi : Meningkatkan frekuensi berkemih
tanpa intake cairan yang meningkat, biasanya
terjadi pada cystitis, stress dan wanita hamil
2. Urgency  perasaan ingin segera berkemih
dan biasanya terjadi pada anak-anak karena
kemampuan spinter untuk mengontrol
berkurang.
3. Dysuria Rasa sakit dan kesulitan dalam
berkemih
misalnya : pada isk,trauma, dan strikur uretra
Lanjutan pola berkemih
4. Polyuria ( Diuresis) Produksi urin
melebihi normal, tanpa peningkatan
intake cairan mis : pada px DM
5. Urinary Suppresion keadaan
dimana ginjal tidak memproduksi urin
secara tiba-tiba
- Anuri urin< 100ml/24 jam
- Oliguri urin =100-500 ml/24jam
ASUHAN KEPERAWATAN
 Pengkajian
 Riwayat Keperawatan
 Pemeriksaan abdomen
 Intake dan output cairan
 Pemeriksaan diagnostik
Lanjutan Proses keperawatan
 Riwayat Keperawatan
- Pola berkemih
- Gejala dari perubahan berkemih
- Faktor yang mempengaruhi
berkemih
 Pemeriksaan Fisik
- Abdomen : pembesaran, pelebaran
pembuluh darah vena, distensi
bladder, pembesaran ginjal, nyeri
tekan
Lanjutan Pf
-Genetalia Wanita inflamasi, nodus,
lesi, adanya sekret
-Genetalia laki-laki kebersihan,
adanya lesi tenderness
 Intake dan output cairan
- Kaji intake dan output cairan
dalam sehari( 24 jam)
- Kebiasaan minum di rumah
Lanjutan pf
- Intake cairan infus, oral, makanaan
NGT
- Kaji perubahan volume urin untuk
mengetahui ketidakseimbangan
cairan
- Output urin dari urinal, cateter bag,
drainage ureterostomy, sistostomi
- Karakteristik urin : warna, kejernihan,
bau, kepekatan.
Lanjutan….
• Pemeriksaan Diagnostik
- Pemeriksaan urin ( urinalisis)
 Warna ( N: jernih kekuningan)
 Penampilan ( N: Jernih)
 Bau (N: beraroma)
 pH (N: 4,5-8,0)
 Berat jenis ( N: 1,005-1,030)
 Glukosa( N: Negatif)
 Keton( N: Negatif)
• Kultur Urine ( N: Kuman patogen
negatif)
Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan pola eliminasi urin
( inkontinensia)
Definisi  Kondisi dimana seseorang
tidak mampu mengendalikan
pengeluaran urine

 Kemungkinan berhubungan dengan


• Gangguan neuromuskuler
• Spasme Bladder
• Trauma pelvic
• Infeksi saluran kemih
• Trauma medulla spinalis
Lanjutan Dx Keperawatan
 Kemungkinan data yang dapat
ditemukan :
• Inkontinensia
• Keinginan berkemih yang segera
• Sering ke toilet
• Menghindari minum
• Spasme bladder
• Setiap berkemih kurang dari 100ml
atau lebih dari 550 ml
Lanjutan DX Keperawatan
• Tujuan yang di harapkan :
a. Klien dapat mengontrol
pengeluaran urine tiap 4 jam
b.Tidak ada tanda-tanda inkonintensia
dan retensi
c. Klien berkemih dalam keadaan rileks
Lanjutan DX Keperawatan
Inkontnensia
N Intervensi Rasional
O
1 Monitor keadaan bladder Membantu mencegah distensi atau
tiap 2jam komplikasi
2 Tingkatkan aktivitas Meningkatkan kekuatan otot ginjal
dengan kolaborasi dokter/ dan fungsi bladder
fisioterapi
3 Kolaborasi dalam bladder Menguatkan otot dasar pelvic
training
4 Hindari faktor pencetus Mengurangi, menghindari
inkontinensia urine inkontinensia
seperti : cemas
5 Kolaborasi dengan dokter Mengatasi faktor penyebab
dalam pengobatan dan
katerisasi
6 Jelaskan Meningkatkan pengetahuan dan
tentang :pengobatan, diharapkan pasien lebih kooperatif
kateter, penyebab,
tindakan lainnya
Dx ke 2 : Retensi Urin
• Definisi : Kondisi di mana seseorang
tidak mampu mengosongkan bladder
secara tuntas
• Kemungkinan berhubungan dengan :
 Obstruksi mekanik
 Pembesaran prostat
 Trauma
 Pembedahan
 Kehamilan
Lanjutan…….
• Kemungkinan ditemukan data :
 Tidak tuntasnya pengeluaran urin
 Distnsi bladder
 Hipertropi prostat
 Kanker
 Infeksi Sal kemih
 Pembedahan besar abdomen
Lanjutan
• Tujuan yang diharapkan :
 Pasien dapat mengontrol
pengeluaran bladder setiap 4 jam
 Tanda dan gejala retensi urin tidak
ada
N Intervensi Rasional
O
1 Monitor keadaan bladder tiap Menentukan masalah
2 jam
2 Ukur intake dan output cairan Memonitor keseimbangan cairan
tiap 4 jam

3 Berikan cairan 2000ml/hari Menjaga defisit cairan


dengan kolaborasi

4 Kurangi minum setelah jam 6 Mencegah nokturia


malam
5 Kaji dan monitor analisis urin Membantu memonitor
elektrolit dan berat badan keseimbangan cairan

6 Lakukan latihan pergerakan Meningkatkan fungsi ginjal dan


bladder
7 Lakukan relaksasi ketika Relaksasi pikiran dapat
duduk berkemih meningkatkan kemampuan
berkemih
8 Ajarkan teknik latihan dengan Menguatkan otot pelvis
kolaborasi dr/ fisioterapi
Macam-macam alat bantu Eliminasi urin
 Atas urinal pada
Pria

 Urinal pada
wanita
Lanjutan
 Pispot adalah
alat bantu BAB
Dower cateter urinal bag
www.themegallery.com

 Terima kasih
 Semoga bermanfaat

Company Logo

Anda mungkin juga menyukai