Anda di halaman 1dari 13

BUDIDAYA IKAN NILA DI

KERAMBA JARING APUNG (KJA)

Oleh : Moch Sulton, S.Pi


Dinas Perikanan Kab Malang
Apa itu Ikan Nila ???
 Ikan nila masih satu kerabat dengan ikan mujair. Kedua
ikan ini mempunyai kemiripan sifat. Mudah berkembang
biak dan mempunyai kemampuan adaptasi yang baik.
 Di alam bebas, ikan nila banyak ditemukan di perairan air
tawar seperti sungai, danau, waduk dan rawa. Suhu
optimal bagi pertumbuhan ikan nila berkisar 25-30 oC
dengan pH air 7-8
 Ikan nila termasuk hewan pemakan segala atau omnivora.
Makanan alaminya plankton, plankton, tumbuhan air dan
berbagai hewan air lainnya
Budidaya ikan Nila
 Dalam Budidaya ikan nila ada beberapa hal yang
harus diperhatikan
1. pemilihan benih, 
2. persiapan kolam,
3. pemberian pakan,
4. hingga penanganan penyakit.
1. Pemilihan Benih Ikan Nila
 Pemilihan benih merupakan faktor penting yang menentukan tingkat
keberhasilan budidaya ikan nila. Untuk hasil maksimal sebaiknya gunakan
benih ikan berjenis kelamin jantan. Karena pertumbuhan ikan nila jantan
40% lebih cepat dari pada ikan nila betina.
 Jenis ikan Nila dan kwalitas induk ikan nila juga menentukan
perkembangan bibit ikan nila yang akan dibudidayakan
2. Persiapan Keramba Apung
 Budidaya ikan nila yang menggunakan Keramba
Jaring Apung di perairan umum secara sederhana
memerlukan bahan baku antara lain : Bambu
petung, jaring trowl, tali tampar, pemberat dari
semen, jangkar.
 Pemilihan tempat yang tepat juga menentukan
keberhasilan budidaya di KJA, antara lain tempat
harus cukup cahaya, dilewati oleh arus yang cukup
agar banyak plankton
Kolam Tanah
 Keunggulan lain kolam tanah adalah bisa menjadi
tempat tumbuh berbagai tumbuhan dan hewan yang
bermanfaat sebagai pakan alami bagi ikan.
Sehingga bisa mengurangi biaya pembelian pakan
buatan atau pelet.
 Untuk memulai budidaya ikan nila di kolam tanah,
perlu langkah-langkah persiapan pengolahan tanah.
Mulai dari penjemuran, pembajakan tanah,
pengapuran, pemupukan hingga pengairan.
Berikut langkah-langkahnya:

Langkah pertama adalah pengeringan jaring trowl apa bila sudah pernah digunakan. Jaring
trowl dikeringkan dengan cara dijemur. Penjemuran biasanya berlangsung selama 1-3 hari,
tergantung kondisi cuaca. Sebagai patokan, penjemuran sudah cukup bila jamur yang
biasanya ada telah kering..

Jaring Trowl didasarkan dengan menggunakan pemberat disetiap sudutnya, agar tetap
berbentuk segi empat, luasan ideal biasanya 10 x 10 m agar mudah cara controlnya dan
mudah pemberian estimasi kebutuhan bibitnya.

Setelah itu lakukan pemupukan. Gunakan pupuk organik  sebagai pupuk dasar. Jenisnya bisa
pupuk kompos atau pupuk kandang. Pemberian pupuk organik berguna untuk pertumbuhan
plankton didalam trwol yang telah disiapkan. Dosisnya sebanyak 1-2 ton per hektar. Pupuk
di masukan karung dan ditaruh di dasar kolam atau bisa di ikat bargantung. Biarkan selama
1-2 minggu. Tujuan pemupukan untuk memberikan nutrisi bagi hewan dan tumbuhan renik
yang ada di lingkungan KJA. Sehingga hewan atau tumbuhan tersebut bisa dimanfaatkan
sebagai pakan alami ikan.. Biarkan sinar matahari menembus KJA dengan sempurna, untuk
memberikan kesempatan pada ganggag atau organisme air lainnya tumbuh.
Gambar KJA Waduk Ir Sutami
Penebaran Benih
Keramba Jaring Apung yang sudah siap untuk ditebari benih ikan nila. Padat tebar
KJA untuk budidaya ikan nila sebanyak 15-30 ekor/m2. Dengan asumsi, ukuran benih
sebesar 10-20 gram/ekor dan akan dipanen dengan ukuran 300-500 gram/ekor.
Sebelum benih ditebar, hendaknya melewati tahap adaptasi terlebih dahulu. Gunanya
agar benih ikan terbiasa dengan kondisi air waduk, sehingga resiko kematian benih
bisa ditekan. Caranya, masukkan wadah yang berisi benih ikan nila ke dalam air
waduk. Biarkan selama beberapa waktu. Kemudian miringkan atau buka wadah
tersebut. Biarkan ikan keluar dan lepas dengan sendirinya.
Pemeliharan Ikan Nila
Setelah semua persiapan selesai dilakukan dan benih sudah ditebarkan ke
dalam KJA, langkah selanjutnya adalah merawat ikan hingga usia panen.
Tiga hal yang paling penting dalam pemeliharaan budidaya ikan nila adalah
pengontrolan air, pemberian pakan dan pengendalian hama penyakit.
 a. Pemantauan air Waduk
Agar pertumbuhan budidaya ikan nila maksimal, pantau kualitas air Waduk.
Parameter penentu kualitas air adalah kandungan oksigen dan pH air. Bisa
juga dilakukan pemantauan kadar CO2, NH3 dan H2S bila memungkinkan.
Cukup sulit perlakuan untuk air di waduk, manun bila ada terindikasi
perairan tidak menguntungkan, maka bisa dilakukan tindakan seperti
meninggikan jaring trowl atau menghentikan pemberian pakan sementara
waktu.
Pemberian Pakan
 b. Pemberian pakan
Pengelolaan pakan sangat penting dalam budidaya ikan nila. Biaya pakan
merupakan komponen biaya paling besar dalam budidaya ikan nila. Berikan
pakan berupa pelet dengan kadar protein 20-26%.
Ikan nila membutuhkan pakan sebanyak 2% dari bobot tubuhnya setiap hari.
Pemberian pakan bisa dilakukan pada pagi dan sore hari. Setiap dua minggu
sekali, ambil sampel ikan nila secara acak kemudian timbang bobotnya. Lalu
sesuaikan jumlah pakan yang harus diberikan.
 Perhitungan dosis pakan budidaya ikan nila:
Dalam satu KJA terdapat 3000-4000 ekor ikan nila berukuran 10-20
gram/ekor.
Rata-rata bobot ikan → (10+20)/2 = 15 gram/ekor.
Perhitungan pakannya → 15 x 3000 x 2% = 900 gram = 9 kg per hari
Cek bobot ikan setiap dua minggu untuk menyesuaikan jumlah pakan
Pengendalian Hama Dan Penyakit
 c. Pengendalian hama dan penyakit
Seperti telah disebutkan sebelumnya, ikan nila merupakan
ikan yang tahan banting. Pada situasi normal, penyakit
ikan nila tidak banyak mengkhawatirkan. Namun bila
budidaya ikan nila sudah dilakukan secara intensif dan
massal, resiko serangan penyakit harus diwaspadai.
Penyebaran penyakit ikan sangat cepat, khususnya untuk
jenis penyakit infeksi yang menular. Media penularan
biasanya melewati air. Jadi bisa menjangkau satu atau
lebih kawasan.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai