PEMERINTAHAN
ROBERT LIBRA, S.H., M.H
NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA 43
Negara Kesatuan Republik Indonesia dibagi atas daerah-daerah provinsi dan daerah
provinsi itu dibagi atas kabupaten dan kota, yang tiap-tiap provinsi, kabupaten, dan kota
itu mempunyai pemerintahan daerah, yang diatur dengan undang-undang.
[ Pasal 18 (1)**]
Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah sebuah negara kepulauan yang berciri
Nusantara dengan wilayah yang batas-batas dan hak-haknya ditetapkan dengan undang-
undang.
(Pasal 25A**)
Khusus mengenai bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia tidak dapat dilakukan
perubahan.
[Pasal 37 (5)****]
PENDAHULUAN
PROSES PERUBAHAN UUD NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945
1
Latar Belakang Tujuan Perubahan
Tuntutan Reformasi Sebelum Perubahan
Perubahan
Menyempurnakan aturan
Antara lain: • Pembukaan • Kekuasaan tertinggi di
tangan MPR dasar, mengenai:
• Amandemen UUD 1945 • Batang Tubuh • Tatanan negara
- 16 bab • Kekuasaan yang sangat
• Penghapusan doktrin Dwi besar pada Presiden • Kedaulatan Rakyat
Fungsi ABRI - 37 pasal • Pasal-pasal yang terlalu • HAM
• Penegakan hukum, HAM, - 49 ayat “luwes” sehingga dapat • Pembagian kekuasaan
dan pemberantasan KKN - 4 pasal Aturan menimbulkan multitafsir • Kesejahteraan Sosial
• Kewenangan pada • Eksistensi negara
• Otonomi Daerah Peralihan Presiden untuk mengatur demokrasi dan negara
• Kebebasan Pers - 2 ayat Aturan hal-hal penting dengan hukum
• Mewujudkan kehidupan Tambahan undang-undang
• Hal-hal lain sesuai dengan
demokrasi • Penjelasan • Rumusan UUD 1945 perkembangan aspirasi dan
tentang semangat
penyelenggara negara kebutuhan bangsa
belum cukup didukung
ketentuan konstitusi
• Tidak mengubah
• Sidang Umum MPR 1999 • Pasal 3 UUD 1945
Pembukaan UUD 1945
• Pembukaan Tanggal 14-21 Okt 1999 • Tetap mempertahankan
• Pasal-pasal: • Pasal 37 UUD 1945
• Sidang Tahunan MPR 2000 Negara Kesatuan
- 21 bab Republik Indonesia • TAP MPR
Tanggal 7-18 Agt 2000
- 73 pasal • Mempertegas sistem
- 170 ayat • Sidang Tahunan MPR 2001 No.IX/MPR/1999
presidensiil
- 3 pasal Aturan Peralihan Tanggal 1-9 Nov 2001 • Penjelasan UUD 1945 • TAP MPR
- 2 pasal Aturan Tambahan • Sidang Tahunan MPR 2002 yang memuat hal-hal
normatif akan dimasukan No.IX/MPR/2000
Tanggal 1-11 Agt 2002
ke dalam pasal-pasal • TAP MPR
• Perubahan dilakukan
No.XI/MPR/2001
dengan cara “adendum”
Bentuk Negara & Pemerintahan paham modern
Bentuk Negara :
1.Negara kesatuan (unitaris)
2. Negara Sertikat (federasi)
Ada juga Serikat negara
Bentuk Pemerintahan:
1. Monarkhi
2. Republik
Bentuk Pemerintahan RI
13
Sebagai bukti bahwa negara kita menganut sistem desentralisasi dapat dilihat dalam hal-hal
berikut.
1) Selain ada pemerintahan pusat, terdapat pemerintahan daerah provinsi dan
kabupaten/kota;
2) Pemerintahan daerah provinsi, kabupaten, dan kota memiliki kewenangan untuk mengatur
dan mengurus urusan rumah tangganya sendiri;
3) Pemerintahan daerah memiliki otonomi yang seluas-luasnya, kecuali 6 (enam) urusan yang
menjadi kewenangan pemerintah pusat, yaitu politik luar negeri, pertahanan, keamanan,
yustisi, moneter dan fiskal nasional, dan agama;
4) Dalam melaksanakan kewenangannya, pemerintahan daerah berhak menetapkan peraturan
daerah dan peraturan lainnya.
Kelebihan Ne-gara Kesatuan dengan sistem desentralisasi
Negara kesatuan dengan sistem desentralisasi memiliki kelebihan antara lain:
• peraturan dan kebijakan di daerah dirumuskan sesuai dengan kebutuhan dan kondisi
daerah itu sendiri;
• partisipasi dan tanggung jawab masyarakat terhadap daerahnya akan meningkat;
• pembangunan di daerah akan berkembang sesuai dengan ciri khas daerah itu sendiri
• tidak bertumpuknya pekerjaan di pemerintah pusat, sehingga jalannya pemerintahan lebih
lancar.
• Adapun kekurangannya adalah adanya ketidakseragaman peraturan, kebijakan, dan
kemajuan pembangunan tiap-tiap daerah.
14
• Abu Daud Busroh, Ilmu Negara, PT.Bumi Aksara, Jakarta, 1990.
• Amrah Muslimin, Aspek-Aspek Hukum Otonomi Daerah, Alumni, Bandung, 1982.
• Astim Riyanto, Teori Negara Kesatuan, Yapemdo, Bandung, 2006.
• Hanif Nurcholis, Teori dan Praktik Pemerintahan Dan Otonomi Daerah,
PT.Gramedia Widiasarana Indonesia, Jakarta, 2007.
• Joeniarto, Perkembangan Pemerintahan Lokal, Alumni, Bandung, 1979.
• Josef Riwu Kaho, Prospek Otonomi Daerah di Negara Republik Indonesia,
PT.RajaGrafindo Persada, Jakarta, 2001.
• Juanda, Hukum Pemerintahan Daerah – Pasang Surut Hubungan Kewenangan
antara DPR dan Kepala Daerah, PT.Alumni, Bandung, 2008.
• Koesoemahatmadja, RDH. , Pengantar Ke Arah Sistim Pemerintahan Daerah Di
Indonesia, Binacipta, Bandung, 1979.
• Kusnardi, Moh. dan Harmaily Ibrahim, Pengantar Hukum Tata Negara Indonesia,
Pusat Studi Hukum Tata Negara FH UI dan CV.Sinar Bakti, Jakarta, 1983.
• Utrecht, Pengantar Dalam Hukum Indonesia, Tjetakan Kesembilan, Djakarta,
1966.
• Suriansyah murhani, Pengawasan Pemerintah Daerah, Laksbang Mediatama,
Yogyakarta, 2008.