Anda di halaman 1dari 24

FEB UMPP

Pengendalian Internal & Risiko Pengendalian Internal


Pertemuan ke-10 (2) – Rabu, 31 Mei 2023
2

Place your screenshot here

Desktop project
Show and explain your web, app or software projects using these gadget
templates.
3

Place your screenshot here

Take a du’a
TODAY’S AGENDA!

01 REVIEW Jurnal Penelitian - Tugas Pert 10

02 Penyampaian Materi Kelas

03 Diskusi Aktif

05 Tugas Studi Kasus Pemecahan Masalah


Review Tugas Jurnal Penelitian
1

PENGENDALIAN INTERNAL
A. Definisi Pengendalian Internal
Rencana, metode, prosedur dan kebijakan yang didesain oleh manajemen untuk memberikan jaminan yang
memadai atas tercapainya efisiensi dan efektivitas operasional, kehandalan pelaporan keuangan, pengamanan
aset, kepatuhan terhadap undang-undang, kebijakan dan peraturan lain.
Pengendalian internal tidak hanya memeriksa kebenaran angka-angka dan melindungi harta kekayaan
perusahaan dari segi pembukuan saja, tetapi juga memperhatikan struktur organisasi perusahaan,
meningkatkan efisiensi kerja dan menganalisis keberhasilan dari suatu kebijakan manajemen.

Konsep Pengendalian Internal :


1. Suatu proses yang terdiri dari tugas dan kegiatan yg berkelanjutan
2. Tidak hanya tentang kebijakan, prosedur, dan sistem, tapi dipengaruhi oleh manusia dan tindakannya
untuk melakukan pengendalian internal. Misal :
a. Kesalahan dalam pengambilan keputusan
b. Kegagalan menerjemahkan perintah, sehingga pelaksanaanya tidak efektif
c. Pengabaian manajemen
d. Kolusi (persekongkolan) dalam pelaksanaannya, pengendalian hanya untuk formalitas.
3. Memberikan jaminan yg wajar (memadai), bukan mutlak.
Meskipun struktur rancangan pengendalian internal hebat, handal, tapi praktiknya tidak sehat, maka tidak
akan berfungsi efektif mencegah kecurangan.
4. Dapat diterapkan di seluruh lini bisnis/entitas, baik itu tingkat pusat, anak perusahaan, lingkup
divisi/departemen, unit operasi atau proses bisnis.
B. Latar Belakang Pengendalian Internal

Tahun 1992, The Committee of Sponsoring Organization of Treadway Commission (COSO)


menerbitkan laporan “Internal Control-Integrated Framework”. Laporan ini dikembangkan untuk
mencegah terjadinya kecurangan/Fraud dalam dunia bisnis/entitas lingkup internasional.

Akhir Tahun 2001: Kasus rekayasa keuangan dan malpraktik akuntansi yang dilakukan Enron,
Worldcom, dsb mengguncangkan ekonomi dunia. Sebagai respond atas kasus-kasus fraud besar di
berbagai negara, Kongres Amerika Serikat pada Januari 2002 menngesahkan sebuah UU perlindungan
bagi para investor yang disebut “Sarbanes-Oxley Act (SOA). UU ini mengatur tentang pengendalian
lnternal, Manajemen Risiko, dan Good Corporate Governance.

Menurut Association of Cetified Fraud Examiner (ACFE), terdapat AKSIOMA FRAUD, yang meliputi :
1. Tersembunyi : kecurangan yang dilakukan secara tersembunyi dan berusaha menutupi
perbuatannya,
2. Bukti Sebalik : membuktikan bahwa kecurangan yang terjadi harus diusahakan agar kecurangan
tersebut tidak terjadi, dan sebaliknya,
3. Jenis-Jenis Fraud : terdiri dari intern fraud dan system control fraud.
• Intern fraud terjadi secara ilmiah yang melekat dalam bentuk kegiatan,
• System Control Fraud terjadi karena lemahnya sistem pengendalian internal dan biasanya pelaku
mempunyai pengetahuan tentang sistem kerja internal tersebut.
Teori tentang Fraud dikembangkan
oleh Donald Cressey, yaitu “Fraud
Triangle”.
1. Pressure : Tekanan (keadaan)
2. Opportunity : Kesempatan
(misal : memiliki akses,
wewenang, mengatur prosedur
pengendalian internal)
3. Rationalization : Rasionalitas
(pembenaran atas kecurangan
yg dilakukan).
Laporan Association of Certified Fraud Examiners (ACFE)
Tahun 2019

10
C. Pengendalian Internal Sebagai Bentuk Pencegahan Fraud

Menurut Dechow, insiden kecurangan tertinggi terjadi pada perusahaan dengan sistem tata kelola
perusahaan yang lemah. Kecenderungan melakukan tindakan kecurangan sebagian besar terjadi
pada perusahaan dengan latar belakang didominasi oleh pihak dalam (insider) dan kemungkinan
besar tidak memiliki komite audit (Dechow, 2012).

Upaya pencegahan terhadap tindakan fraud akan lebih efektif dilakukan dibandingkan dengan
melakukan upaya represif. Pencegahan perlu dilakukan untuk menghindari kerugian yang lebih
besar dan rusaknya reputasi entitas, perusahaan, institusi, lembaga, maupun individu itu sendiri.

Salah satu cara yang paling efektif mencegah fraud/kecurangan adalah dengan menerapkan
pengengendalian internal (internal control).

Ancaman fraud bersifat dinamis dan pelaku terus-menerus menyusun cara baru untuk mendapatkan
target dengan mudah, dan manajemenn harus memperbarui atau merancang ulang kontrol yang
sesuai untuk memitigasi aksi fraud.

The Institute of Internal Auditor menyatakan bahwa tanggung jawab untuk sistem pengendalian
internal di dalam organisasi adalah tanggung jawab bersama diantara para eksekutif, dengan
kepemimpinan yang biasanya diberikan oleh direktur keuangan.
Tujuan Pengendalian Internal
03 – TUJUAN
01 – TUJUAN OPERASI 02 – TUJUAN PELAPORAN
KEPATUHAN

berkaitan dengan berkaitan dengan pelaporan berkaitan dengan


efektivitas dan efisiesi keuangan dan non-keuangan kepatuhan terhadap
operasi entitas, termasuk internal dan eksternal dan dapat hukum dan peraturan
tujuan kinerja operasional mencakup keandalan, ketepatan yang menjadi subyek
dan keuangan, dan waktu, transparansi, atau entitas.
menjaga aset terhadap ketentuan lain yang ditetapkan
kerugian.. oleh regulator, pembuat standar,
atau kebijakan entitas..
KOMPONEN PENGENDALIAN INTERNAL

Lingkungan Penilaian Aktivitas Informasi & Aktivias


Pengendalian Risiko Pengendalian Komunikasi Pemantauan

Lingkungan proses dinamis dan tindakan-tindakan Informasi untuk evaluasi


pengendalian berulang untuk yang ditetapkan melaksanakan berkelanjutan,
mencakup standar, melalui satu set tanggung jawab evaluasi terpisah,
mengidentifikasi dan
kebijakan dan pengendalian internal atau kombinasi dari
proses, dan struktur menilai risiko atas keduanya yang
prosedur untuk dalam mendukung
yang menjadi pencapaian tujuan. membantu pencapaian tujuannya. dimaksudkan untuk
landasan Risiko yang memastikan Komunikasi memastikan tiap-tiap
terselenggaranya teridentifikasi dilaksanakannya memberikan organisasi komponen
pengendalian selanjutnya arahan manajemen dengan informasi yang pengendalian
dalam diperlukan untuk internal ada dan
internal di dalam dibandingkan
meminimalkan risiko melakukan kegiatan berfungsi
organisasi secara dengan tingkat sebagaimana
atas pencapaian pengendalian internal
menyeluruh toleransi risiko yang tujuan sehari-hari.. mestinya.
telah ditetapkan.
Hubungan antara Tujuan, Komponen, dan Entitas
Dalam Pengendalian Internal Menurut COSO

Ada hubungan langsung antara :


1. Tujuan yang hendak dicapai
perusahaan/entitas
2. Komponen (apa saja yang diperlukan untuk
mencapai tujuan), dan
3. Struktur entitas tersebut.

Hubungan tersebut dapat digambarkan dalam


kubus disamping.

Hal ini menunjukan bahwa pengendalian


internal bukanlah proses linier, dimana satu
komponen hanya mempengaruhi komponen
berikutnya. Ini adalah proses terpadu dimana
satu komponen akan mempengaruhi komponen
berikutnya/berdampak pada komponen lainnya.
5 KOMPONEN DAN 17 PRINSIP
1. Organisasi menunjukkan komitmen terhadap integritas dari nilai-nilai
etika.
2. Dewan komisaris menunjukkan independensi dari manajemen dan
melaksanakan pengawasan atas pengembangan dan pelaksanaan
pengendalian internal (pimpinan yang kondusif dan peran pengawas
internal)
3. Di bawah pengawasan dewan komisaris, manajemen menetapkan
struktur organisasi, bentuk pelaporan, serta wewenang dan tanggung
LINGKUNGAN jawab yang tepat sesuai dengan tujuan yang ditetapkan (stuktur
PENGENDALIAN
organisasi yang mendukung)
4. Organisasi menunjukkan komitmen dalam merekrut, mengembangkan,
dan mempertahankan individu-individu yang kompeten sesuai dengan
tujuan yang ditetapkan (komitmen terhadap kompetensi)
5. Organisasi memberikan dukungan bagi individu-individu yang
bertanggung jawab atas pelaksanaan pengendalian internal sesuai
dengan tujuan yang ditetapkan. (pendelegasian wewenang dan
tanggung jawab)
6. Organisasi menetapkan tujuan-tujuan yang jelas agar identifikasi dan penilaian
risiko terkait tujuan-tujuan itu bisa dilakukan.
7. Organisasi melakukan identifikasi risiko atas pencapaian tujuan entitas secara
menyeluruh dan melaksanakan analisis risiko sebagai landasan untuk
menetapkan manajemen risiko.
PENILAIAN RESIKO
8. Organisasi mempertimbangkan potensi fraud dalam melakukan penilaian risiko
atas pencapaian tujuan.

9. Organisasi melakukan identifikasi dan peilaian atas perubahan-perubahan yang


mungkin berdampak signifikan terhadap sistem pengendalian interna

10. Organisasi memilih dan mengembangkan aktivitas pengendalian yang


berkontribusi dalam meminimalkan risiko atas pencapaian tujuan hingga tingkat
toleransi yang bisa diterima
11. Organisasi memilih dan mengembangkan aktivitas pengendalian umum atas
AKTIVITAS teknologi pendukung pencapaian tujuan.
PENGENDALIAN
12. Organisasi memberlakukan aktivitas-aktivitas pengendalian melalui kebijakan
yang menetapkan apa yang diharapkan dan melalui kebijakan yang
menetapkan apa yang diharapkan dan melalui prosedur yang menjabarkan
kebijakan menjadi tindakan.
13. Organisasi memperoleh atau menghasilkan dan menggunakan informasi yang
relevan dan berkualitas untuk mendukung berfungsinya komponen-komponen
lain dari pengendalian internal.
14. Organisasi mengkomunikasikan informasi secara internal, termasuk tujuan dan
INFORMASI DAN tanggung jawab untuk pengendalian internal, yang diperlukan untuk
KOMUNIKASI
mendukung berfungsinya komponen-komponen lain dari pengendalian internal
15. Organisasi berkonumikasi dengan pihak ekternal mengenai hal-hal yang
mempengaruhi berfungsinya komponen-kompenen lain dari pengendalian
internal.

16. Organisasi memilih mengembangkan, dan melaksanakan evaluasi, baik yang


dilakukan secara terus-menerus (berkelanjutan) maupun yang dilakukan secara
terpisah untuk memastikan apakah komponen-komponen pengendalian internal
ada dan berfungsi.
AKTIVITAS
PEMANTAUAN 17. Organisasi megevaluasi dan mengkomunikasikan kelemahan-kelemahan
pengendalian internal secara tepat waktu kepada pihak-pihak yang bertangung
jawab untuk mengambil tindakan korektif, termasuk manajemen puncak dan
dewan komisaris, sevagaimana mestinya.
Efektifitas Pengendalian internal dalam organisasi.

• Mencapai tujuan operasi ketika standar dan kriteria ditetapkan oleh legislator, regulator, dan
pembuat standar
• Memahami sejauh mana operasi dikelola secara efektif dan efisien ketika standar eksternal
tidak ada
• Mempersiapkan laporan sesuai peraturan, dan standar yang ditetapkan oleh legislator,
regulator, dan pembuat standar.
• Mematuhi peraturan dan undang-undang yang berlaku
• Ketelitian pengendalian internal dapat meningkatkan kemampuan dalam mendeteksi
kecurangan. Untuk meningkatkan efektivitas fungsi pegendalian internal dapat memanfaatkan
teknologi terkini. Pengendalian internal yang preventif dapat meningkatkan kualitas
penngendalian dan meningkatkan kinerja perusahaan.
Jenis Pengendalian Internal
A. Berdasarkan Tujuannya, Pengendalian Internal dibagi menjadi 2 :
1. Pengendalian Internal Akuntansi : lingkup pengendaliannya adalah keandalan data, persetujuan, pemisahan fungsi
operasional, pencatatan, pengawasan,serta pengawasann aset perusahaan,
2. Pengendalian Internal Administrasi : mengurus beberapa hal seperti efisiensi usaha, analisis risiko, kebijakan
direksi, manajemen sumber daya, dan pengendalian mutu.

B. Berdasarkan Manfaatnya, Pengendalian Internal dibagi menjadi 3 :


3. Pengendalian Preventif : pengendalian ini digunakan untuk mencegah kesalahann yang terjadi. Dalam hal ini
secara otomatis akan dilakukan pengecekan yang dirancang untuk mencegah penyalahgunaan.
4. Pengendalian Detektif : pengendalian ini digunakan untuk mendeteksi kesahalahan-kesalahan yang terjadi dalam
memasukkan data,
5. Pengendalian Korektif : pengendalian ini digunakan untuk memberikan informasi kepada pihak manajemen untuk
memperbaiki kesalahan yang terjadi.

C. Berdasarkan Cakupannya, Pengendalian Internal dibagi menjadi :


6. Pengendalian Umum : pengendalian ini digunakan untuk memproses semua aktivitas yang berhubungan dengan
data di dalam komputer. Hal-hal yang diproses meliputi ; pemisahan tanggung jawab dan pengolahan data.
7. Pengendalian Aplikasi : pengendalian ini digunakan untuk mengawasi jalannya transaksi dan penggunaan
program-program aplikasi komputer. Pengendalian ini bertujuan untuk menjaga setiap transaksi harus selalu
dicatat, mendapatkan otorisasi, diproses dan laporkan dengan baik.
Bentuk Pengendalian Internal Pada Suatu Entitas
Tidak ada entitas / lembaga / perusahaan yang memiliki sistem pengendalian internal yang sama.
Sistem pengendalian internal yang dibuat oleh masing-masing entitas dipengaruhi oleh :
A. Pertimbangan Internal Perusahaan :
1. Jenis, Bentuk, dan karakter entitas tersebut,
2. visi dan misi entitas, serta tujuan dan strategi entitas tersebut
3. Ukuran perusahaan
4. Kebijakan dan Peraturan yang berlaku di perusahaan
5. Pimpinan (karakter dan sifat pemimpin perusahaan)
6. Teknologi dan kompetensi entitas
7. Sumber daya manusia (karyawan – pimpinan sampai dengan personil staff)
8. Keadaan ekonomi (keuangan perusahaan)
B. Pertimbangan Ekternal Perusahaan :
9. Keadaan pasar (pangsa pasar)
10. Regulasi / peraturan pemerintah (peraturan pemerintah pusat ataupun pemerintah daerah)
11. Sumber daya alam lingkungan entitas tersebut
12. Masyarakat : konsumen/pelanggan
13. Persaingan bisnis (pesaing dalam satu lini bisnis)
14. Media
Any Questions ?
Let’s Discuss Together !
TUGAS STUDI KASUS !
Bagaimana Pengendalian Internal pada Entitas/Perusahaan ?
Buatlah kelompok diskusi yang terdiri dari 5 mahasiswa!.

Susunlah bentuk pengendalian internal (apa saja kebijakan, peraturan, dan tata laksana) yang perlu dilakukan oleh
suatu entitas/perusahaan., berdasarkan tujuannya, manfaatnya, cakupannya dan pengendalian internal tiap
departmennya !.
INGAT : setiap entitas memiliki bentuk dan proses operasional yang berbeda.

Pilihlah salah satu entitas/perusahaan dibawah ini :


1. Sekolah (Lembaga Pendidikan) 11. Perusahaan Minyak 21. Perusahaan Otomotif
2. Healthcare (RS) 12. Perusahaan Eletronik 22. Perusahaan Teknologi (IT)
3. Perusahaan Konstruksi 13. Perusahaan Kain 23. Perusahaan Perbankan
4. Perusahaan Expedisi/logistik 14. Perusahaan Food & Beverage
5. Kantor Polisi 15. Perusahaan Transportasi
6. Kantor Pemda/Pemkot 16. Perusahaan Mebel
7. Perusahaan Properties & Real estate 17. Perusahaan Pakaian
8. Perusahaan Pertambangan 18. Perusahaan Kosmetik
9. Supermarket / Toserba 19. Perusahaan Catering/Makanan
10. Restoran 20. Perusahaan Perhotelan
Thank you

Anda mungkin juga menyukai