Anda di halaman 1dari 18

PERILAKU CYBER-

LOAFING
Nindy Elsa M / 912020007
Judul Jurnal
“PENGARUH REGULASI DIRI TERHADAP PERILAKU CYBERLOAFING PEGAWAI
DENGAN STRES KERJA SEBAGAI VARIABEL INTERVENING: STUDI PADA BAUK
UNIVERSITAS MALIKUSSALEH LHOKSEUMAWE” (Reza Amanda, 2018)

“HUBUNGAN SELF CONTROL DAN PERILAKU CYBERLOAFING PADA PEGAWAI


NEGERI SIPIL” (Noratika Ardilasari, Ari Firmanto, 2017)
Definisi

“ Cyberloafing terdiri dari 2 bagian yaitu “loafing” diekstraksi dari “loafer” yang berarti
orang yang membuang waktunya, dan “cyber” digunakan sebagai awalan untuk frasa
berdasarkan ilmu computer dimana computer digunakan sebagai alat bantu. Jadi, cyber-
loafing adalah ketika seseorang membuang waktunya dalam sebuah tindakan yang
berhubungan dengan computer dan internet. Cyberloafing adalah setiap tindakan
karyawan yang dengan sengaja menggunakan akses internet perusahaan selama jam

kerja untuk menjelajahi situs web untuk kepentingan pribadi yang tidak ada kaitannya
dengan pekerjaan dan memeriksa (termasuk menerima dan mengirim) e-mail pribadi
(Lim, 2002)

PERILAKU REGULASI DIRI TERHADAP PERILAKU CYBERLOAFING PEGAWAI DENGAN


STRESS KERJA SEBAGAI VARIABEL INTERVENING:STUDI PADA BAUK UNIVERSITAS
MALIKUSSALEH LHOKSEUMAWE
Reza Amanda
Definisi
“ Cyberloafing sebagai perilaku pegawai yang menggunakan akses internet dengan jenis
computer (seperti cell-phone, tablet, dll) saat bekerja untuk aktivitas non-destruktif di-
mana atasan pegawai tidak menganggap perilaku ini berhubungan dengan pekerjaan
seperti hiburan, belanja online, internet messaging, memposting ke newsgroup, dan
mengunduh lagu serta film (Blanchard & Henle, 2008; Askew, 2012). Dari kedua penda -
pat definisi ini, maka peneliti menyimpulkan bahwa perilaku cyberloafing adalah perilaku

menyimpang pegawai yang menggunakan akses internet instansi untuk tujuan yang
tidak berhubungan dengan pekerjaan selama jam kerja, seperti hiburan, belanja online,
internet messaging, dll yang tidak berhubungan dengan pekerjaan sehingga dapat
menurunkan kinerja pegawai untuk menyelesaikan tugas dan tanggung jawab peker-
jaannya.

HUBUNGAN SELF CONTROL DAN PERILAKU CYBERLOAFING PADA PEGAWAI NEGERI


SIPIL

Noratika Ardilasari, Ari Firmanto


TIPE – TIPE PERILAKU CYBERLOAFING
Blanchard & Henle (2008) membagi cyberloafing ini secara berjenjang dilihat dari intensitas
perilakunya, dikategorikan menjadi dua yaitu:

Minor Cyberloafing Serious Cyberloafing


FAKTOR – FAKTOR PERILAKU CYBERLOAFING
Menurut Ozler & Polat (2012), terdapat tiga faktor munculnya perilaku cyberloafing yaitu:

01
Faktor Individual

02 Faktor Organisasi

03
Faktor Situasional

04
Dampak Cyberloafing
Menurut Blanchard & Henle (2008)

Kreativitas yang meningkat Mengurangi produktivitas

Degradasi kinerja sistem computer


dan jaringan internet instansi yang Cyberloafer berpotensi untuk
berlebihan dapat menyebabkan memunculkan masalah criminal
kelebihan sumberdaya komputasi hukum.
dan efek selanjutnya adalah menu-
runkan badwidth atau kecepakatan
akses internet
Batasan Konsep
Dari Jurnal Reza Amanda

Fokus dari penelitian ini adalah pada faktor organ-


isasional sebagai variabel intervening yaitu stress
01 kerja, sementara variabel bebas adalah regulasi
diri yang termasuk ke dalam faktor individual.

Batasan objek dalam penelitian ini : semua pe-


02 gawai Biro Administrasi Urusan Keuangan.
Batasan wilayah : Universitas Malikussaleh Kota
Lhoksuemawe, Aceh Utara.
Batasan Konsep
Dari Jurnal Noratika, Ari

Berdasarkan faktor – faktor yang mempengaruhi


adanya perilaku cyberloafing, maka penelitian ini
01 memilih faktor individual yaitu self control untuk di-
jadikan fokus penelitian yang dijadikan sebagai
variabek bebas.

Batasan objek dalam penelitian ini : pegawai negeri


02 sipil bagian administrasi yang bekerja di instansi
kedinasan di kota Malang, yang berusia 18-40
tahun.
Reza Amanda
Lingkungan kerja yang serba modern dengan dukungan berbagai perangkat digi-
Latar Be-
tal dengan sangat mudah memungkinkan banyak karyawan untuk mencuri waktu
saat jam kerja. Karyawan pengguna internet dapat melalaikan kewajiban dalam lakang
melaksanakan tugasnya. Dalam dunia kerja saat ini dimana internet memainkan
peranan sangat penting dalam menentukan bagaimana kita bekerja, bermain
dan berkomunikasi, cyberloafing tetap harus menjadi perhatian nyata bagi organ-
isasi.

Di Universitas Malikussaleh Lhokseumawe tidak terdapat peraturan tertulis atau


pembatasan peraturan mengenai penggunaan internet selama jam kerja. Den-
gan kondisi seperti ini akan membuat pegawai cenderung melakukan praktik cy-
berloafing yang dikhawatirkan pada akhirnya akan menurunkan produktivitas
pekerjaan.
Noratika Ardilasari, Ari Firmanto
Seiring dengan perkembangan zaman, teknologi terus berkembang mengikuti
Latar Be-
kebutuhan pasar semua orang membutuhkan tuntutan teknologi kerja yang
makin efisien dan efektif. lakang
Harapan instansi dengan dinaikkan secara kuantitas dan kualitas infrastruktur
yang ada dapat digunakan oleh pegawai seefisien mungkin dalam meningkatkan
kualitas justru disalahgunakan oleh para pegawai (Astri, 2014). Fakta dilapangan
bahwa sarana dan prasarana yang telah disediakan oleh instasni justru diman-
faatkan untuk kepentingan pribadi pegawai.
Teori yang Digunakan
Teori yang digunakan : 1) Blanchard & Henle (2008)
2) Arshad, Aftab, & Bukhari (2016)

Reza Amanda

Noratika, Ari

Teori yang digunakan : teori Blanchard & Henle (2008)


Metode Penelitian
Jurnal dari Reza Amanda

Jenis panel Teknik Analisis


. Mengunakan teknis alanisa data
Stress
Kerja kuantitatif dengan menggunakan

A B statistic. Metode statistic yang


adalah Structural Equation Model-
Regulasi Cyber- ing Partial Least Square (SEM-
Diri loafing PLS)
C
Sample
Populasi : pegawai Biro Adminis-
trasi dan Urusan Keuangan
(BAUK) Universitas Malikussaleh
Lhokseumawe
Sample : berjumlah 77 orang
Metode Penelitian
Jurnal dari Noratika & Ari

Teknik Analisis
Jenis panel Metode penelitian : kuantitatif ko-
Tidak dicantumkan di dalam jurnal relasional

A B Proses analisis data menggu-


nakan software perhitungan SPSS
for windows versi 21.0

Sample
Populasi : pegawai negeri sipil bagian ad-
C
ministrasi yang bekerja di instansi kedi-
nasan di kota M.
Sample : 90 orang di dinas pemerintahan,
yaitu Dinas Pertanian, Dinas Pendidikan,
Dinas Kesehatan, Dinas Perhubungan,
dan Dinas Kepemudaan dan Olahraga di
Kota M.
Hasil Temuan / Kesimpulan
Beberapa kesimpulan yang diperoleh dari hasil penelitian dari Reza Amanda, sebagai berikut :

01 Regulasi diri berpengaruh negative


dan signifikan terhadap cyberloafing 04
pegawai.

Stress kerja secara signifikan dapat


02 memediasi pengaruh variabel regu-
lasi diri terhadap perilaku cyberloaf-
ing pada pegawai.

03 Stress kerja berpengaruh positif dan


signifikan terhadap perilaku cyber-
loafing pegawai.
Hasil Temuan / Kesimpulan
Kesimpulan yang diperoleh dari jurnal Noratika Ardilasari & Ari Firmanto

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada 90 subjek pegawai negeri sipil bagian administrasi
01 di Dinas Pertanian, Dinas Pendidikan, Dinas Kesehatan, Dinas Perhubungan dan Dinas Kepemu -
daan dan Olahraga di Kota Malang dapat disimpulkan bahwa hipotesis diterima karena menun -
jukkan bahwa adanya hubungan negative antara self control dengan perilaku cyberloafing.

02

03
Reza Amanda Noratika, Ari
Bagi peneliti selanjutnya dapat Bagi peneliti selanjurnya yang tertarik
Masukan
memasukkan karakteristik responden
sebagai moderator atau mediator
untuk mengadakan penilitian dengan
topik yang sama, disarankan untuk
yang Da-
dalam model, karena beberapa
karakteristik individual juga bisa
lebih mendetail lagi dalam melihat
hubungan dari setiap daktor perilaku
pat Digu-
memoderasi atau memediasi pen-
garuh regulasi diri terhadap perilaku
cyberloafing dan self control. Selain
itu, peneliti selanjutnya dapat menin-
nakan un-
cyberloafing. jau variabel – variabel lain yang
berhubungan terhadap perilaku cy-
tuk Re-
berloafing, seperti kepuasan kerja,
komitmen kerja atau sikap kerja.
search
Kedepan
Thank you

Anda mungkin juga menyukai