Anda di halaman 1dari 57

AMTA Bandarology

“To trade safer, with more confident & in


harmony with the Big Player”

By Angelo Michel
My C.V.
1990 Be MetaStock version 1.0 Authorized Dealer
1997 First Technical Analysis Seminar
July 2007 First Bandar Detector System Seminar
March 2008 First AMTA in Bearish System Seminar
October 2009 First AMTA Swing System Seminar
February 2013 First AMTA Slingshot System Seminar
29-30 Agustus 2013 System Trading Expo
Februari 2016 Meraih Sertifikat Kompetensi CTA dari BNSP (Badan Nasional
Sertifikasi Profesi)
April 2017 - sekarang Develop & Maintain ARO Trading System for RHB Securities
Oktober 2018 AMTA Bandarology System Seminar Batch I
AMTA EXPO 29-30 Agustus 2013
Gema Goeyardi
Muhammad Alfatih Wim Alfatih CEO of
Chief of Assosiasi Rokaya Fund Manager Astronacci
Analisis Teknikal Mother of Indonesia Institutions
Indonesia Elliot Wave Jhon Veter
Andry Tjoe Fendi Susiyanto Sathya Prass Fundamental
Developer of Finvesol Community CEO of Analysis Expert
Husni Gumilang
DTS Charts Stockbot
Author of AmiBroker
Book
AMTA EXPO 29-30 Agustus 2013
“…selama puluhan tahun analisis teknikal tidak
pernah berhenti memberikan bukti-bukti
tambahan bahwa ini adalah sarana ampuh untuk
membuat keputusan trading yang jitu.”
Basic Technical Analysis Flashback

Apa itu Support dan Resistance?


Basic Technical Analysis Flashback
Support adalah level harga yang dianggap
termurah oleh pasar sehingga harga tidak
diijinkan untuk turun melewatinya
Basic Technical Analysis Flashback
Resistance adalah level harga yang dianggap
termahal oleh pasar sehingga harga tidak
diijinkan untuk naik melewatinya
Basic Technical Analysis Flashback
Maka, apa aksi trading yang relevan sewaktu
harga berada di dekat
support atau resistance?
Basic Technical Analysis Flashback

Beli sewaktu harga mendekati Support


Jual sewaktu harga mendekati Resistance
Basic Technical Analysis Flashback

Dalam indikator analisis teknikal ada yang


bersifat menghitung momentum.

Pada indikator-indikator momentum ada kondisi


yang disebut overbought dan oversold
Pelaku pasar dapat dibagi menjadi dua
kelompok:

1. Para retail
2. Para Big Player
Retail adalah para pelaku pasar berdana kecil.
Kelompok pelaku pasar ini dapat memengaruhi
harga secara tidak signifikan. Arah harga
sering kali tidak ditentukan oleh harapan
atau keinginan mereka.
Big Player (istilah miring: Bandar), Big Money, Smart Money, Market
Maker, dll adalah pihak di pasar yang berdana relatif sangat besar
sehingga dapat dengan mudah menggerakkan harga.
VIDEO 1: https://youtu.be/sj84KI5BJQs
VIDEO 2: https://youtu.be/ukHcdFynwsY

Maka, adalah lebih masuk akal untuk mempelajari harapan dan


keinginan para big player dari pada retail. Ini dapat terindikasi oleh
aksi trading para Big Player.

Kita dapat namakan analisa untuk membaca aksi trading para Big Player
dengan Bandarology

Analisis Teknikal memiliki bidang analisa, yaitu (klik disini: Analisa V


olume )yang sangat cocok untuk membaca aksi para Big Player.
LEAD
Satu-satunya cara mengenali identitas
Big Player dalam chart/grafik adalah
pada volume yang besarnya sangat
signifikan.

Volume sedemikian tidak bisa kita


sebut sebagai transaksi retail. Kita
dapat yakin ini adalah transaksi Big
Player

Transaksi Big Player


Pertanyaannya adalah:

Apa Niat Big Player pada transaksi itu, untuk


menaikkan atau menurunkan harga?

Jawaban:

Jika pada transaksi itu, dominasi transaksinya


adalah pembelian, maka Big Player ingin
menaikkan harga, demikian pula sebaliknya.
Pertanyaan berikutnya:

Bagaimana kita bisa tahu bahwa yang mendominasi


suatu transaksi Big Player adalah pembelian atau
penjualan?

Jawaban:

Dengan melihat apa yang terjadi setelah transaksi itu.


Jika harga bergerak ke atas maka itu adalah hasil dari
pembelian yang mendominasi transaksinya. Demikian
pula sebaliknya.
LEAD
Transaksi Big Player ini berada pada
harga 90 – 110

Selama harga berada di dalam kisaran


harga dimana transaksi Big Player itu
terjadi, kita belum tahu transaksi apa
yang mendominasi disana.

Maka yang perlu kita lakukan adalah: 110


Menunggu sampai….
90

Transaksi Big Player


LEAD
Harga ternyata menembus ke atas 110

Ini berarti transaksi Big Player yang terjadi


waktu itu didominasi oleh pembelian.

110

Big Player mendominasi pembelian


LEAD
Demikian selanjutnya, setiap kali
kita menemukan volume yang
sangat signifikan dibandingkan
beberapa hari sebelumnya, kita
dapat mengidentifikasi transaksi itu
sebagai: Transaksi Big Player 131

101

Transaksi Big Player


LEAD
Lalu kita dapat mengidentifikasi apakah
pembelian atau penjualan yang
mendominasi transaksi Big Player
dengan melihat apa yang terjadi
kemudian dengan pergerakkan
harganya.
131

Big Player
mendominasi
pembelian
LEAD

Dan seterusnya….
LEAD

118

106

Cara yang sama dapat kita


lakukan sewaktu
mengindentifikasi aksi Big
Transaksi Big Player Player yang mendominasi
penjualan.
LEAD

106

Big Player
mendominasi
penjualan
LEAD

116

102

Transaksi Big Player Demikian juga


seterusnya….
LEAD

Big Player
mendominasi
penjualan
Pertanyaan:

Jadi, apa manfaat mengetahui dua hal ini?


1. Dimana terjadi transaksi Big Player?
2. Apakah pembelian atau penjualan yang
mendominasi transaksi Big Player?
Jawaban:

1. Jika pembelian mendominasi transaksi Big Player, maka untuk


beberapa waktu ke depan, arah harga relatif menuju “utara.”
Meskipun akan ada koreksi atau pullback ke bawah, tetapi
secara umum harga bergerak uptrend.

2. Jika penjualan mendominasi transaksi Big Player, maka


untuk beberapa waktu ke depan, arah harga relatif
menuju “selatan.” Meskipun akan ada technical rebound
atau pullback ke atas, tetapi secara umum harga
bergerak downtrend.
Kalau diperhatikan lagi, harga sudah berlalu beberapa hari
sebelum kita bisa tahu suatu transaksi Big Player itu beli
atau jual. Bukankah ini sudah terlambat?

Seolah-olah memang demikian jika kita mengabaikan aspek “Big Player”-nya.


Mengingat transaksi Big Player selalu relatif sangat besar, maka tidak mudah
untuk diserap oleh pasar. Misalnya, Big Player akan butuh waktu untuk
melakukan aksi belinya dan akan butuh waktu lagi untuk menutup posisinya.

Waktu yang dibutuhkan Big Player untuk menuntaskan aksinya ini lah yang
dapat kita manfaaatkan untuk ikut beli dan jual.
Dengan menuangkan konsep ini ke dalam algoritma untuk
membuatnya menjadi suatu indikator, maka kita akan
dengan mudah melihat aksi Big Player di pasar.

Kami membuat konsep ini dalam empat kategori


pembacaan Big Player yaitu: identifikasi Big Player dalam
5 hari terakhir, 10 hari terakhir, 20 hari terakhir dan 60
hari terakhir. Dan menjadikan ini menjadi 4 komponen
indikator
Kami menamakannya indikator AMTA MMR 5, AMTA MMR
10, AMTA MMR 20 dan AMTA MMR 60.

AMTA MMR 5 adalah untuk menemukan identitas Big Player selama 5 hari terakhir
sekaligus menemukan pembelian atau penjualan yang mendominasi transaksi itu.

AMTA MMR 10 adalah untuk menemukan identitas Big Player selama 10 hari terakhir
sekaligus menemukan pembelian atau penjualan yang mendominasi transaksi itu.

AMTA MMR 20 adalah untuk menemukan identitas Big Player selama 20 hari terakhir
sekaligus menemukan pembelian atau penjualan yang mendominasi transaksi itu.

AMTA MMR 60 adalah untuk menemukan identitas Big Player selama 60 hari terakhir
sekaligus menemukan pembelian atau penjualan yang mendominasi transaksi itu.
LEAD

Ini adalah penampakkan keempat


indikator tersebut dan manfaatnya
dalam mengidentifikasi transaksi Big
Player.

Garis Vertikal Biru menunjukkan


konfirmasi bahwa Transaksi Big
Player yang telah terjadi
mendominasi pembelian

Garis Vertikal Merah menunjukkan


konfirmasi bahwa Transaksi Big
Player yang telah terjadi
mendominasi penjualan
LEAD

Indikasi kapan Big


Player mulai membeli
dan mulai menjual
telah menghasilkan
trend arah harga yang
jelas.
LEAD

Support resistance yang


dihasilkan juga bersifat
signifikan karena berasal
dari High/Low candle
dimana transaksi Big Player
terjadi.
LEAD

Pembacaan masuk dan


keluarnya Big Player juga
sangat mudah karena hanya
dengan melihat warna
candle saja.

Selama warna candle biru, arah harga


secara umum adalah ke atas
Selama warna candle merah, arah harga
secara umum adalah ke bawah.
Filosofi dasar AMTA Bandarology cukup
sederhana sehingga siapa pun dapat
menuangkannya ke dalam Algoritma sehingga
dapat tampil di aplikasi chart mana pun.

Namun, dari filosofi dasar tersebut ada


beberapa penyesuaian dalam algoritmanya
berdasarkan berbagai situasi khusus yang
tidak disingkapkan dalam materi ini, untuk
menjaga keunikan AMTA Bandarology
n pa s ar
tu pa
en u
tiba p
se belum
valid
Belum
n pa s ar
tu pa
en u
tiba p
se belum
valid
Belum
p a n pasar
u
ti ba penut
um
sebel
lum valid
Be

Penampakan di Android jika Big Player melakukan aksi beli setelah


sebelumnya melakukan aksi jual (merah-hijau)

Penampakan di Android jika Big Player melakukan aksi beli lagi setelah
sebelumnya sudah melakukan aksi beli (biru-hijau)
pa n pasar
u
ti ba penut
um
lid sebel
va
Belum

Penampakan di Android jika Big Player melakukan aksi jual setelah


sebelumnya melakukan aksi beli (biru-coklat)

Penampakan di Android jika Big Player melakukan aksi jual lagi setelah
sebelumnya sudah melakukan aksi jual (merah-coklat)
Expired Signals
Setelah suatu aksi beli Big Player (MMR naik) melewati 5 hari dan tidak ada
susulan perubahan lagi naiknya MMR, maka ini dinamakan dengan Big
Player Expire.
Artinya, diasumsikan efek beli sudah expire, dimana Big Player tidak
melakukan follow up akan aksi beli yang sebelumnya. Disarankan
pindahkan dananya ke saham lain yang lebih menarik, jika ada. Ini
keputusan yang cocok bagi trader jangka pendek.
Hal ini berlaku untuk semua MMR.
Dengan memperhatikan semua signal dalam AMTA Bandaroloy, maka ada
beberapa hal unik yang dapat terjadi yang perlu kita perhatikan:

Big Player Entry namun tidak ada aksi beli Big Player
Jika ini terjadi, maka kenaikan harga akan terbatas. Biasanya Big Player akan
membuat resistance baru esoknya untuk menahan kenaikan harga, jika Big
Player tidak setuju dengan kenaikan tersebut. Ini lah yang sering membuat
retail nyangkut. Biasanya ini disebabkan oleh Big Player yang melakukan aksi
one-day trading pada hari tersebut
Contoh: SRIL
Hot Big Player
Situasi ini terjadi sewaktu ke 4 kelompok Big Player (MMR5, MMR10, MMR20 dan MMR 60)
telah melakukan penjualan dalam waktu bersamaan atau pun berbeda, namun pada
suatu hari yang sama mereka terdeteksi melakukan aksi beli bersamaan. Ini
menggambarkan perubahan sikap mereka yang kontras dimana sebelumnya mereka
semua memandang negatif sahamnya, namun tiba-tiba secara bersamaan memandang
positif dengan aksi beli.
Selanjutnya, selama Big Player tidak jualan dan tiap dalam 5 hari MMR naik lagi, kondisi
Hot Big Player ini akan terus berlanjut.

Contoh: TKIM PPRO INDY


Big Player Exit namun tidak ada aksi jual Big Player
Jika ini terjadi, maka penurunan harga akan terbatas. Biasanya Big Player akan membuat
support baru esoknya untuk menahan penurunan harga, jika Big Player tidak setuju
dengan penurunan tersebut. Ada dua kemungkinan yang akan terjadi selanjutnya: (1)
harga akan ditarik kembali ke atas sampai kembali seperti semula, atau (2) cukup naik
sampai di level rugi yang dapat ditoleransi oleh Big Player. Ada kesempatan 5 hari bagi
harga untuk 2 kemungkinan di atas, sebelum harga berlanjut turun lagi

Contoh: PGAS
Big Player konsisten melakukan aksi beli, namun harga terus sideways bahkan
turun
Jika ini terjadi, akumulasi telah dilakukan Big Player dengan trampil sehingga ia
mendapatkan harga beli murah berkali-kali. Pada waktunya, harga akan ditarik
ke atas yang akan menghasilkan profit yang signifikan di pihak Big Player.
Jika retail mengikuti aksi Big Player ini, profit yang bisa dituai juga akan signifikan

Contoh: UNTR
Perang antar Big Player
Jika terjadi aksi beli dan jual yang bertentangan antara satu Big Player dengan Big
Player lainnya, ini berarti sedang terjadi perang antar Big Player. Biasanya Big
Player terbesar akan menang. Ini bisa Big Player terbesar di saat itu atau
akumulasi Big Player-Big Player kecil yang menandingi Big Player terbesar.

Contoh: UNTR
Cara menentukan Target Price (TP)

Sewaktu saatnya retail untuk mulai mempertimbangkan kapan masuk untuk


mengikuti Big Player, sering kali kita bisa menghitung sampai di level berapa
asumsi kenaikan harganya.

Kita dapat mengadaptasi konsep supply dan demand. Selling Pressure yang
dicerminkan oleh aksi jual Big Player mengadaptasi peranan Supply, dan
Demand Power yang dicerminkan oleh aksi beli Big Player mengadaptasi
peranan Demand. Demand Power dapat terus mengerek harga sampai
bertemu dengan Selling Pressure yang sama atau lebih kuat.

Demand Power dan Selling Pressure dapat ditampilkan di chart dalam bentuk
Volume untuk saham dan Value untuk Indeks

Dalam hal TP, harga akan cenderung berhenti naik jika besar demand sudah
bertemu dengan besar supply yang sama atau lebih besar. Atau, kekuatan aksi
beli Big Player tiba pada kekuatan aksi jual Big Player yang sama atau lebih
besar. Disana, harga akan sulit berlanjut naik, kecuali jika Big Player melakukan
aksi beli lagi sehingga demandnya bertambah.
Sewaktu terjadi Big
Player Entry yang
didukung oleh aksi beli
Big Player (A), volume
transaksi Big Player yang
dimaksud adalah di lokasi
B sebagai Demand
Powernya

Maka volume yang lebih


besar daripada Volume B
adalah Selling Pressure
sebagaimana yang di
lingkaran kuning.
Resistance Big Player
pada Selling Pressure
itulah yang menjadi TP-
nya.
One-Day Trading atau Buy & Hold

Ada waktu-waktu dimana Big Player


melakukan one-day trading., yaitu beli
pagi dan jual siang atau sore setelah
harga mendaki cukup signifikan.

Ini bisa saja disebabkan oleh suatu


berita positif yang belum bisa
dikonfirmasi oleh Big Player namun
sudah terpengaruh oleh sentimen
positifnya.
Apa yang akan terlihat di chart adalah
terjadinya Big Player Entry disertai Big
Player Beli (MMR naik) di pagi hari.

Namun, hingga penutupan market, Big


Player belum bisa memastikan apakah
akan menjadikan trading hari tersebut
sebagai momen utk membawa harga
terus naik ke depannya. Maka….
One-Day Trading atau Buy & Hold

Sewaktu harga sudah mendaki


signifikan, Big Player segera melakukan
jual. Penjualan dimungkinkan oleh
karena para retail telah ikutan membeli
sehingga mereka justru membantu Big
Player yang mulai menjual.

Jika Big Player melakukan one-day


trading ini, maka MMR akan segera
kembali ke flat (mendatar).

Aksi Big Player seperti ini dapat


dimanfaatkan oleh retail untuk ikut juga
melakukan one-day trading.

Caranya….
One-Day Trading atau Buy & Hold

1. Sejak pagi, tunggu Alert Buy yang


muncul atau Tap kiri atas dan Pilih Alert
Buy
2. Sewaktu ketemu saham yang cocok
dalam daftar Alert Buy, lakukan
pembelian segera dan pantau MMRnya.
3. Jika harga turun ke bawah resistance,
tunggu hingga penutupan pasar apakah
harga masih berada di bawah resistance.
Jika ya, lakukan Cut Loss karena itu
berarti Big Player tidak melakukan Entry
4. Jika harga tetap berada di atas
resistance dan MMR menjadi flat
(datar), itu berarti Big Player telah
berjualan. Lakukan penjualan juga, yang
biasanya adalah take profit.
5. Jika harga tetap berada di atas
resistance dan MMR masih naik, itu
berarti Big Player belum berjualan. Hold
posisi bisa dilakukan
Bottom Fishing

Saat Big Player sudah membiarkan resistance


ditembus (Big Player Entry), maka secara
trend, arah harga adalah ke atas. Ini
akan lebih valid jika juga terjadi Big
Player Buy.

Di dalam uptrend harga tidak secara non


stop bergerak ke atas. Ada saat-saat
mengalami pullback atau pun koreksi.
Saat ini terjadi, itu adalah kesempatan
mendapatkan harga beli murah.

Kami menyediakan signal Bottom Fishing


untuk harga yang sedang dibiarkan
turun oleh Big Player sebelum
melanjutkan kenaikkan dalam uptrend

Namun, perlu berhati-hati jika uptrend


berakhir, maka setiap signal Bottom
Fishing akan gagal dan Cut Loss harus
dilakukan.
Bottom Fishing

Ada 4 signal beli untuk retail (Bottom Fishing):

1. Signal beli agresif (cocok untuk uptrend yang


kuat)

2. Signal beli moderate (cocok untuk uptrend


yang standar)

3. Signal beli considerate ( cocok untuk Big


Player lemot)

4. Signal Bottom Fishing yang tidak tertangkap


oleh Bottom Fishing 1-3 akan tertangkap oleh
signal Bottom Fishing 4 ini karena lebih sensitif
Pada satu saham, signal Bottom Fishing bisa
muncul secara bergantian. Untuk mengetahui
signal mana yang paling compatible, perlu
pelajari historis chartnya. Dengan demikian,
kita bisa mengenali karakter Big Playernya
seperti apa dalam membuat/membiarkan
harga turun.
Dengan terus mengasah pembacaan aksi Big Player, strategi trading
akan semakin terarah dan selaras dengan aksi Big Player.

Prinsip Utama Trading yang Sukses dalam AMTA Bandarology adalah:

Trade in harmony with the Big Player


or
Never be an opposition of the Big Player
“We can not always forecast,
but we can always anticipate.”

By Angelo Michel
End of Presentation
THANK YOU
WA: 0816-135-4769

Anda mungkin juga menyukai