Anda di halaman 1dari 20

TETES HIDUNG

Dr. apt.SOFI NURMAY STIANI, M.Sc.


GUTTAE NASALES
• Larutan digunakan pada hidung disebut juga spray atau collunaria atau
didefinisikan sebagai larutan berair atau berminyak yang dimaksudkan
untuk penggunaan topikal/daerah nasofaring.
• Digunakan pada rongga hidung, mengandung pensuspensi, pendapar, dan
pengawet
• Pembawa umumnya berupa air, tidak boleh menggunakan minyak
meneral atau minyak lemak
• PH cairan pembawa sedapat mungkin 5,5-7,5
• kapasitas dapar sedang, isotonis, atau hampir isotonis
• Dibuat dalam jumlah kecil (10 ml atau 25 ml) dalam botol gelas berwarna
bergalur dengan plastik penyegel dan penetes
TETES HIDUNG

Sorbitan, polisorbat, atau


surfaktan lain yang cocok,
Zat Pensuspensi kadar tidak boleh lebih dari
0,01% b/v

Dapar yg cocok dengan pH 6,5


Zat Pendapar dan dibuat isotonis
menggunakan NaCl
secukupnya

Benzalkonium klorida 0,01%


Zat Pengawet b/v sampai 0,1% b/v
SYARAT PEMBAWA LARUTAN HIDUNG
Mempunyai pH dengan rentang 5,5-7,5 lebih dipilih kurang dari 7.
Mempunyai kapasitas buffer yang baik
Isotonik atau mendekati isotonik
Tidak mengubah viskositas normal mukus
Dapat bercampur dengan gerakan silia normal dan bahan ionik
sekresi nasal.
Dapat bercampur dengan bahan aktif
Cukup stabil untuk menyimpan aktivitas diperpanjang, sepanjang
penggunaan pasien sendiri.
Mengandung pengawet untuk menekan pertumbuhan bakteri yg
mungkin ada lewat penetes
ANATOMI FISIOLOGI HIDUNG
Serabut saraf pembau berfungsi sebagai
penerima rangsang berupa bau.

Selaput lendir : menghasilkan mukus, mukus ini


yang melindungi kita dari berbagai macam
kotoran dan bakteri.

SIlia/bulu hidung merupakan rambut-rambut yang


terdapat di bagian bawah serabut saraf
pembau. Fungsinya untuk menyaring udara yang
masuk. Sehingga kotoran atau debu yang masuk ke
dalam hidung tidak mencapai sistem pernapasan 
OBAT TETES HIDUNG
1. Obat yang paling banyak digunakan dalam hidung meliputi antibiotik,dan
sulfonamida, vasokontriksi yang merupakan bahan paling luas dan kemungkinan
kelompok penting kebanyakan dari obat untuk penggunaan hidung, germisida atau
antiseptic (membunuh/menghambat MO) atau anestesi.
2. Efedrin sulfat merupakan dekongestan nasal yang digunakan untuk pengobatan
rhinitis cold umum dan untuk rhinitis vasomotor (rhinitis non alergi) dan rhinitis
alergi termasuk demam Hay dan untuk sinusitis. Efedrin digunakan pada pilek
(rhinitis guna menciutkan selaput lendir yang bengkak. Dekongestan nasal
adrenergik bereaksi dengan perangsangan reseptor alfa-adrenergik dari otot lunak
vaskuler, menyebabkan konstriksi arteriol terdilatasi dengan mukosa nasal dan
mengurangi aliran darah dalam daerah bengkak. 
3. Karena efedrin sulfat ini diindikasikan untuk pengobatan sinusitis dan rhinitis pada
hidung dan absorpsinya hanya pada rongga hidung, tidak untuk sampai ke saluran
pernafasan seperti pada inhaler, maka dibuatlah dalam bentuk sediaan tetes hidung
JENIS-JENIS LARUTAN HIDUNG
1. Larutan (spray, tetes hidung, collunaria)
paling banyak sediaan untuk penggunaan lokal untuk rongga hidung adalah larutan berair.
Meskipun petrolatum cair terang secara luas digunakan pada masa lalu, larutan minyak
jarang digunakan dan tidak direkomendasikan untuk penggunaan pada hidung. Minyak,
khususnya minyak mineral berbahaya dan telah dibuktikan dapat menyebabkan pneumonia
lipoid atau pneumonia inspirasi-minyak sehingga aspirasi atau inspirasi dalam beberapa
cairan. Mereka selalu bercampur dengan aksi silia normal dan tidak membebaskan obat
tidak larut secara efisien.
Paling banyak larutan untuk hidung digunakan penetes, atomizer atau kemasan spray.
botol gelas ambar konvensional dengan penetes obat atas sebaiknya digunakan untuk
obat tetes. Pasien seharusnya diberitahu untuk menyandarkan punggungnya sementara
memiringkan kepalanya ke belakang. Penetes sebaiknya ditempatkan tepat masuk dalam
nostril dan sejumlah yang diresepkan tetesan dimasukkan. Setelah pengobatan keduanya,
pasien sebaiknya tetap pada posisi ini 2-4menit untuk membiarkan obat berpenetrasi ke
dalam sinus. penetes hendaknya dibilas dengan air hangat dan dikeringkan dengan tissue
sebelum menempatkannya kembali ke botol penetes.
• Kemasan spray plastik tersedia untuk pembuatan resep dengan instruksi
“spray”. Pasien sebaiknya diberitahukan untuk menjaga kepala tetap lurus
atau membengkokkan kepala sedikit ke depan. Ujung nozzle kemudian
ditempatkan ke dalam nostril tanpa penghambatan sempurna. Wadah spray
ditekan secara lembut sementara pasien bernafas perlahan. Nozzle
hendaknya dibilas dengan air dan kemudian dikeringkan dengan tissue
sebelum digunakan.
2.   Salep atau Jelly
Antibakteri, pengawet dan salep topikal penyejuk kadang-kadang digunakan
untuk pengobatan inflamasi, kondisi dermatologi dan celah vestibula hidung.
Jelli larut air jarang digunakan untuk pengobatan vasokontriktor (Jelly efedrin)
atau anestesi lokal (jelly pramoxine) paling tinggi dalam kanal nasal ketika aksi
diperpanjang diinginkan. Jelli-jelli ini disusun dari tragakan, metil selulosa, dan
bahan-bahan bercampur air.Sediaan basis minyak sebaiknya tidak digunakan
dalam basis umum.
3. Inhalan
obat atau kombinasi obat yang dengan tekanan uap tinggi dapat membawa udara dengan segera ke
dalam rongga hidung. mentol,eukaliptol, dan timol secara luas digunakan dalam inhaler OTC. Propel,
hexedril, vasokonstriktor menguap adalah bahan aktif yang secara luasdigunakan untuk sediaan
hidung (benzedrex inhaler). Sediaan ini tidak membingungkan dengan inhalasi dimana obat atau
penggunaan larutan obat sebagai nebulizer (kabut) dimaksudkan untuk mencapai jaringan pernafasan.
4. Inhaler hidung bertekanan
Beberapa produk inhaler bertekanan tersedia untuk penggunaan kortikosteroid untuk membran
hidung. Farmasis hendaknya secara hati-hati menginstruksikan pasien dalam penggunaan sehari
bentuk dosis ini untuk memastikan keefektifan dan kelengkapan. Hidung sebaiknya menghembuskan
untuk membersihkan nostril dan inhaler dikocok dengan segera sebelum digunakan. Biasanya, inhaler
dimasukkan, kepala dimiringkan ke belakang dan potongan plastik nasal (nozzle) secara hati-hati
dimasukkan ke dalam satu nostril. Lubang hidung yang satu ditutup menggunakan tekanan jari.
Sementara bernafas perlahan melalui nostril. Canister ditekan ke bawah secara hati-hati antara jari
dan jempol untukmembebaskan dosis obat. Kemudian pasien hendaknya bernafas melalui mulut.
Prosedur ini diulang untuk lubang hidung lain. Memastikan dengan mengocok lagi inhaler sebelum
digunakan.
RESPON SILIA TERHADAP OBAT
• Respon silia terhadap obat dan pengaruh lainnya telah diteliti oleh Proetz dan yang lain. Hasil penelitian ini telah diumumkan dan beberapa
penemuan telah dirangkum sebagai berikut (Buku Robert Tungadi, hal 163).
1. Larutan NaCl
2. Pengurangan ion kalsium
3. Bahan Yang bercampur air
4. Minyak-minyak
5. Protein Perak
6. Larutan perak dan zink
7. Larutan kokain
8. Larutan efedrin
9. Kamfer, timol, eukaliptol, dan bahan menguap lain
10. Antibiotik
11. Atropin
12. Natrium sulfathiazol
13. Benzalkonium klorid
14. Larutan Timerosol
15. Surfaktan Anionik dan Non Ionik
PEMBUATAN SEDIAAN TETES HIDUNG
STERIL EFEDRIN SULFAT
1. Prinsip percobaan : Pembuatan tetes hidung steril dimana Efedrin
Sulfat dilarutkan dalam larutan dapar yang merupakan pembawa
dengan menggunakan alat dan bahan yang telah disterilkan dengan
cara yang sesuai dan dilakukan dalam kondisi yang aseptis.
2. Cara kerja:
Alat gelas dibebas alkalikan dengan cara direndam dengan HCL 0,1 N panas
selama 30 menit lalu dibilas dengan air suling.
Alat yang terbuat dari karet dibebas sulfurkan dengan cara direndam
dalam 2% Na2CO3dalam 0,1% Na-lauril Sulfat selama 15 menit kemudian
dibilas dengan air suling.
CARA PEMBUATAN
1. siapkan alat dan bahan yang digunakan. Bahan disterilkan sesuai dengan metode masing-masing.
2. Wadah yang akan digunakan ditara 10 ml, erlenmeyer ditara 15 ml.
3. Botol yang digunakan dicuci dengan deterjen lalu dibebas alkalikan dengan cara direndam dalam
HCL 0,1 N panas selama 30 menit lalu dibilas dengan API (Aqua pro injection) lalu disterilkan dengan
otoklaf begitu pula dengan alat gelas yang lain.
4. Tutup karet dibersihkan dan dibebas sulfurkan dengan cara direndam dalam 2%
Na2CO3mengandung 0,1% Na-lauril Sulfat selama 15 didinginkan dan disterilkan dalam autoklaf
selama 20 menit.
5. Alat dan bahan yang akan digunakan disterilkan dengan metode yang sesuai
6. Bahan ditimbang sesuai dengan hasil perhitungan.
7. Dibuat pengenceran benzalkonium klorida dengan cara 50 mg benzalkoniumklorida dilarutkan
dalam 10 ml API kemudian dipipet 3 ml, dan diadkan 10 ml API, lalu dipipet 1 ml. (1 ml ~ 1,5 mg
benzalkonium klorida)
Lanjutan cara kerja
8. Dibuat pengenceran Na2HPO4dengan cara 71mg Na2HPO4 dilarutkan dalam 5 ml API dipipet 3 ml.(~
42,6 mg Na2HPO4 )
9. Dibuat pengenceran NaCl dengan cara ditimbang 69mg NaCl, diadkan 5 ml API dan dipipet 3 ml.(~
42,6 mg NaCl)
10. Dibuat larutan pembawa dengan cara melarutkan NaH2PO4 (natrium dihidrogen
fosfat) ,Na2HPO4(dinatrium hidrogen fosfat) , NaCl dalam API sebanyak 10 ml dan dimasukkan 1ml
benzalkonium klorida,dihomogenkan.
11. Efedrin dilarutkan dalam 2 ml API lalu dicampurkan ke dalam pembawa nomor 10 dan
dihomogenkan.
12. Di cek pH larutan 6,5
13. Dicukupkan volumenya hingga15 ml.
14. Dimasukkan ke dalam wadah yang telah dikalibrasi sebanyak 10 ml dan disterilkan sediaan akhir
dengan otoklaf pada suhu 121 derajat celcius
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
PEMBUATAN OBAT TETES HIDUNG (Stefanus, hal.139)
1. Viskositas
Penambahan metil selulosa sebanyak 0,5% untuk mendapatkan viskositas
larutan yang seimbang dengan viskositas mukosa hidung.
2. Isotonis
Iritasi mukosa hidung tidak akan terjadi jika larutan isotonis atau sedikit
hipertonis. Namun larutan yg sangat encer atau sangat pekat akan
menyebabkan iritasi mukosa hidung. Untuk tonisitas, kita dapat
menmbahkan NaCl atau dektrosa
3. Isohidris
Keasaman (pH) sekresi hidung orang dewasa antara 5,5 – 6,5 sedangkan
anak antara 5-6,7. Rhinitis akut menyebabkan pergeseran pH
ke arah basa, sedangkan peradangan kronis menyebabkan pergeseran
pH ke arah asam. Sebaiknya kita menggunakan dapar fosfat pH 6,5.
4. Alat yang diperlukan
- Pipet tetes biasa
Diteteskan sebanyak beberapa tetesan ke dalam lubang hidung
Contoh : Afrin adult nasal drop 15 ml
Komposisi : Oxymetazoline HCl 0,05%
-Atomizer
Disemprotkan dalam bentuk tetesan kasar ke dalam lubang hidung
Contoh : Beconase nasal spray 200 spray
Komposisi :Beclomethasone dipropionate 50 mcg/dose
-Nebulizer
Disemprotkan dalam tetesan sangat halus sehingga mampu
berpenetrasi mencapai paru-paru
Contoh : Ventolin nebules
Komposisi : Salbutamol sulfate 2,5 mg x 20 s
Contoh kemasan
TUGAS HARI INI
• Buat Video Per kelompok :
• Kelompok 1 penggunaan tetes Mata
• Kelompok 2 penggunaan tetes telinga
• Kelompok 3 penggunan tetes hidung
• Kelompok 4 video tentang sediaan steril

• https://www.youtube.com/watch?v=In78mangOL0
TUGAS KELOMPOK
Bagi menjadi 6 kelompok dengan presentasi pertemuan 10, 11, dan 12
@ 2 kelompok. Makalah dan ppt dikumpulkan di PJ MK dan PJ MK email
ke Sofistiani24@gmail.com
Kelompok I : TETES TELINGA
Kelompok II : TETES MATA
Kelompok III : SEDIAAN CUCI MATA
Kelompok IV : INJEKSI
Kelompok V : BEDAK TABUR STERIL
Kelompok VI : PENGEMAS/WADAH STERIL

Anda mungkin juga menyukai