DISUSUN OLEH :
KELAS : REGULER 1 B
NILAI PARAF
JURUSAN FARMASI
TAHUN AKADEMIK 2017/2018
1. Definisi
4.1 Rinitis Alergika
Gejala lokal dapat berupa hidung tersumbat, hidung beringus, gatal, tinitus,rasa
penuh di telinga dan ‘post nasal drip’. Gejala umum berupa gangguan gastrointestinal
seperti mual, obstipasi, kembung da kadang-kadang diare, gangguan saluran kemih
seperti disuria, anuria dll.
Perubahan patologis mukosa sama seperti pada peradagan akut jaringan lain,
yaitu vasodilatasi diikuti dengan keluarnya serum, edema oleh kren, obstruksi,
kembalinya cairan tubuh melalui vena dan saluran getah bening, serta keluarnya cairan
melalui dinding kapiler ke dalam jaringan.
5.2 Kekurangan, yaitu:
1. Metode dan teknik pemberian sulit karena memerlukan alat bantu yang dapat
digunakan untuk ukuran yang tepat.
2. Lokasi obat yang tepat, sulit dicapai.
3. Kecepatan pembersihan obat
Obat tetes hidung harus isoosmotik dengan secret hidung atau isoosmotik
dengan cairan tubuh lainnya yaitu sama denagn larutan NaCl 0,9% . Pengisotonisan ini
sangat diperlukan maksudnya agar tidak mengganggu fungsi rambut getar, epitel.
Sedikit hipertoni masih diperkenankan. Sebagai bahan pengiisotoni digunakan NaCl
atau glukosa.
No. Komponen
1. Persiapan alat
Botol obat dengan penetes steril (Pipet).
Buku obat.
Sarung tangan.
Bengkok.
Sarung tangan
Bengkok
Spekulum Hidung
Pinset anatomi pada tempatnya.
Plester.
Kain kasa.
Kertas Tisu.
2. Persiapan pasien dan lingkungan.
Menjelaskan maksud dan tujuan tindakan.
Menjelaskan prosedur tindakan.
Meminta persetujuan pasien.
Menyiapkan pasien dalam posisi yang tepat.
Persiapan lingkungan.
Menutup korden dan jendela.
Memasang sampiran atau sketsel.
Menganjurkan orang yang tidak berkepentingan keluar ruangan.
3. Pelaksanaan
Mencuci tangan.
Periksa kembali order pengobatan mengenai jenis, waktu, jumlah dan dosis
serta pada hidung bagian mana obat harus diberikan.
Menyiapkan pasien.
Identifikasi pasien dengan tepat dan tanyakan namanya.
Sediakan asisten bila diperluakan untuk mencegah cedera pada bayi dan
anak kecil.
Atur posisi pasien berbaring dengan kepala hiperekstensi diatas bantal
(untuk pengobatan sinus ethmodalis) atau posisi supnasi dengan kepala
hiperekstensi dan miring ke samping (untuk pengobatan sinus maksilaris
dan frontalis)
Memakai sarung tangan.
Bersihkan hidung.
Memasukkan tetes obat yang tepat pada bagian konka superior tulang
athemoidalis.
Meminta pasien untuk tetap berada pada posisi tersebut selama 5 menit.
Mencegah obat mengalir keluar dari rongga hidung, apabila cairan tersebut
keluar bersihkan tetesan obat tersebut dengan kapas / tissue.
Membereskan alat dan mengatur posisi klien dengan nyaman.
Mencuci tangan.
Memberikan HE pada pasien.
Merapikan semua alat.
Dokumentasi tindakan.
8. Contoh Obat Tetes Hidung
Teteshidung Antazolina
59
Antazolini Hydrochloridum 50 mg
Aqua destillata 5 ml
Korbutanol 60 mg
Hidroksimetilselulosa-200 cP 140 mg
Air hingga 10 ml
ANTAZOLINI NAPHAZOLINI GUTTAE NASALES I
61
Antazolini Hydrochloridum 50 mg
Aqua destillata 3 mg
Klorbutanol 60 mg
Hidroksimetilselulosa 140 mg
Air hingga 10 ml