Anda di halaman 1dari 8

OBAT TETES HIDUNG

DISUSUN OLEH :

NAMA : 1. BERLIANA VIA ANGGELI


2. KHOFIFAH INDAH SEPTIANA
3. NABILA CHOIRUNNISA
4. NURUL KARIMAH LESTARI
5. YANTI

KELAS : REGULER 1 B

DOSEN PEMBIMBING : 1. Dra. RATNANINGSIH DA, Apt. M.Kes


2. MONA RAHMI RULIANTI, M.Farm. Apt

NILAI PARAF

POLTEKKES KEMENKES PALEMBANG

JURUSAN FARMASI
TAHUN AKADEMIK 2017/2018

1. Definisi

     Menurut Surat Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.


193/Kabb.VII/71, obat adalah suatu bahan atau paduan bahan-bahan yang dimasukkan
untuk digunakan dalam menetapkan diagnosis, mencegah, mengurangkan,
menghilangkan, menyembuhkan penyakit atau gejala penyakit, luka,atau kelainan
lahiriah dan rohaniah pada manusia dan untuk memperelok atau memperindah badan
atau bagian badan manusia.
     Obat tetes hidung adalah memberikan obat pada hidung seseorang  dengan
keradangan hidung (rhinitis) atau nasofaring (A. Aziz Alimul Hidayat, 2008).

2. Tujuan Pemberian Tetes Hidung

a.      Untuk mengencerkan sekresi dan memfasilitasi drainase dari hidung.


b.      Mengobati infeksi dari rongga hidung dan sinus.

3. Anatomi fisiologi hidung

Pada orang normal,udara masuk ke dalam paru-paru melalui lubang hidung


(nares anterior) dan kemudian masuk ke dalam rongga hidung. Rongga hidung di bagi
menjadi dua bagian oleh sekat (septum nasal) dan pada masing-masing sisi lateral
rongga hidung terdapat tiga saluran yang di bentuk akibat penonjolan turbinasi (konka).
Rongga hidung di lapisi mukosa yang banyak mengandung vaskuler yang juga di
tumbuhi oleh bulu.
Terdapat tiga fungsi utama hidung yaitu, sebagai penyaring, pelembab, dan
penghangat udara yang di hirup. Saat menghirup nafas(inhalasi),udara akan mengalami
penyaringan terhadap partikel-partikel debu dan kotoran oleh bulu yang setiap saat
lembap, sehingga kotoran udara akan menempel pada bulu hidung dan juga pada
mukosa hidung. Bulu hidung (vibrissae) efektif untuk menyaring debu atau partikel yang
terkandung dalam udara. Mukosa hidung setiap saat mengeluarkan mukus yang di
produksi oleh sel-sel goblet yang barfungsi menangkap kotoran udara turbulasi udara
yang masuk ke hidung akibat struktur konka yang menyebabkan udara berputar dan
terpapar secara maksimal dengan dinding mukosa. Akibatnya, kotoran yang mungkin
terkandung dalam udara akan menempel pada dinding mukosa.
Udara yang masuk juga akan di lembapkan. Hampir seluruh pelembapan udara
di lakukan di hidung dan untuk seluruh proses pelembapan udara ini setiap hari tubuh
kehilangan air sekitar 250 ml. Umumnya pelembapan udara baru mencapai keadaan
saturasi 100% ketika udara telah sampai pada alveoli. Proses penghangatan udara
dilakukan agar suhu udara yang masuk dalam tubuh sama atau hampir sama dengan
suhu tubuh. Proses penghangatan di mungkinkan karena di dinding hidung banyak
terdapat vaskuler yang mampu menimbulkan efek radiasi untuk melembapkan udara
yang di hirup.

4.  Macam-Macam Penyakit Hidung yang Berhubungan dengan Pemberian Obat Tetes


Hidung

4.1  Rinitis Alergika

penyebabnya dibagi dalam 2 golongan, yaitu:

1.      Spesifik : debu rumah atau pekerjaan, bulu binatang,asap rokok, kabut,tepung


sari,makanan.
2.      Nonspesifik di sebabkan oleh gangguan metabolik, gangguan saraf autonom yang
terpusat di talamus, hipotalamus dan nukleus basalis.

Gejala lokal dapat berupa hidung tersumbat, hidung beringus, gatal, tinitus,rasa
penuh di telinga dan ‘post nasal drip’. Gejala umum berupa gangguan gastrointestinal
seperti mual, obstipasi, kembung da kadang-kadang diare, gangguan saluran kemih
seperti disuria, anuria dll.

4.2 Sinusitis Akut

Perubahan patologis mukosa sama seperti pada peradagan akut jaringan lain,
yaitu vasodilatasi diikuti dengan keluarnya serum, edema oleh kren, obstruksi,
kembalinya cairan tubuh melalui vena dan saluran getah bening, serta keluarnya cairan
melalui dinding kapiler ke dalam jaringan.

Eggston membuat klasifikasi sesuai dengan perubahan patologis yang ditemukan,


yaitu:

1.      Sinusitis Hipertrofik / Sinusitis Polipoid


Peradangan dimulai dengan periflebitis atau perilimfangitis.
2.      Sinusitis sklerotik/ Sinusitis Atrofik
Pada tingkat permulaan terjadi reaksi seluler sekitar arteri arteriol, kemudian pembuluh
darah menebal, lumen menyempit, dan terjadi tombosis. Kemudian akan terjadi atrofi
dan nekrosis pada suatu tempat lain.

5.  Keuntungan dan Kerugian dalam Pemberian Obat tetes hidung

5.1 Keuntungan, yaitu:

1.      Metabolisme melalui enterohepatik dan dinding usus dikurangi.


2.      Penguraian di saluran pencernaan dihindari.
3.      Kecepatan dan jumlah obat yang diabsorpsi serta profil konsentrasi obat dalam plasma
terhadap waktu sebanding dengan pemberian dengan intra vena.
4.      Banyak pembuluh dan struktur membran mukosa yang permeabel sehingga
memungkinkan pemberian secara sistemik.

5.2 Kekurangan, yaitu:

1.      Metode dan teknik pemberian sulit karena memerlukan alat bantu yang dapat
digunakan untuk ukuran yang tepat.
2.      Lokasi obat yang tepat, sulit dicapai. 
3.      Kecepatan pembersihan obat

6.  Hal-hal yang Perlu Diperhatikan Dalam Pemberian Obat Tetes Hidung

Obat tetes hidung harus isoosmotik dengan secret hidung atau isoosmotik
dengan cairan tubuh lainnya yaitu sama denagn larutan NaCl 0,9% . Pengisotonisan ini
sangat diperlukan maksudnya agar tidak mengganggu fungsi rambut getar, epitel.
Sedikit hipertoni masih diperkenankan. Sebagai bahan pengiisotoni digunakan NaCl
atau glukosa.

Secara umum untuk obat (tetes) hidung harus diperhatikan :

1. Sebaiknya digunakan pelarut air. 


2. Jangan menggunakan obat yang cenderung akan mengerem fungsi
rambut getar epitel.
3. pH larutan sebaiknya diatur sekitar 5,5 sampai 6,5.
4. Usahakan agar larutan isotonik.
5. Agar supaya obat dapat tinggal lama dalam rongga hidung dapat diusahakan
penambahan bahan yang menaikkan viskositasnya agar mendekati secret lendir
hidung.
6. Hendaknya dihindari larutan obat (tetes) hidung yang bereaksi alkali.
7. Penting untuk diketahui jangan sampai bayi diberi tetes hidung yang
mengandung menthol, karena dapat menyebabkan kram (kejang) pada jalan
pernafasan.
8. Harus tetap stabil selama dalam pemakaian pasien.
9. Harus mengandung antibakteri untuk mereduksi pertumbuhan bakteri
selama dan pada saat obat diteteskan.

7. Prosedur Pemberian Obat Tetes Hidung

No. Komponen
1. Persiapan alat
Botol obat dengan penetes steril (Pipet).
Buku obat.
Sarung tangan.
Bengkok.
Sarung tangan
Bengkok
Spekulum Hidung
Pinset anatomi pada tempatnya.
Plester.
Kain kasa.
Kertas Tisu.
2. Persiapan pasien dan lingkungan.
Menjelaskan maksud dan tujuan tindakan.
Menjelaskan prosedur tindakan.
Meminta persetujuan pasien.
Menyiapkan pasien dalam posisi yang tepat.
Persiapan lingkungan.
Menutup korden dan jendela.
Memasang sampiran atau sketsel.
Menganjurkan orang yang tidak berkepentingan keluar ruangan.
3. Pelaksanaan
Mencuci tangan.
Periksa kembali order pengobatan mengenai jenis, waktu, jumlah dan dosis
serta pada hidung bagian mana obat harus diberikan.
Menyiapkan pasien.
Identifikasi pasien dengan tepat dan tanyakan namanya.
Sediakan asisten bila diperluakan untuk mencegah cedera pada bayi dan
anak kecil.
Atur posisi pasien berbaring dengan kepala hiperekstensi diatas bantal
(untuk pengobatan sinus ethmodalis) atau posisi supnasi dengan kepala
hiperekstensi dan miring ke samping (untuk pengobatan sinus maksilaris
dan frontalis)
Memakai sarung tangan.
Bersihkan hidung.
Memasukkan tetes obat yang tepat pada bagian konka superior tulang
athemoidalis.
Meminta pasien untuk tetap berada pada posisi tersebut selama 5 menit.
Mencegah obat mengalir keluar dari rongga hidung, apabila cairan tersebut
keluar bersihkan tetesan obat tersebut dengan kapas / tissue.
Membereskan alat dan mengatur posisi klien dengan nyaman.
Mencuci tangan.
Memberikan HE pada pasien.
Merapikan semua alat.
Dokumentasi tindakan.
8. Contoh Obat Tetes Hidung

ANTAZOLINI GUTTAE NASALES

Teteshidung Antazolina

59

Komposisi. Tiap 10 ml mengandung :

Antazolini Hydrochloridum 50 mg

Aqua destillata 5 ml

Pelarut yang cocok 10 ml

Penyimpanan. Dalam wadah tertutup baik, terlindung dari cahaya.

Dosis. 3 kali sehari 2 sampai 3 tetes.

Catatan. Sebagai pelarut digunakan campuran yang terdiri dari :

Korbutanol 60 mg

Hidroksimetilselulosa-200 cP 140 mg

Natrium Klorida 130 mg

Air hingga 10 ml
ANTAZOLINI NAPHAZOLINI GUTTAE NASALES I

Teteshidung Antazolina Dwizolina I

61

Komposisi. Tiap 10 ml mengandung :

Antazolini Hydrochloridum 50 mg

Naphazolini Nitras 2,5 mg

Aqua destillata 3 mg

Pelarut yang cocok hingga 10 ml

Penyimpanan. Dalam wadah tertutup baik, terlindung dari cahaya.

Dosis. 3 kali sehari 1 sampai 2 tetes, tiap lubang hidung.

Catatan. Sebagai pelarut digunakan campuran yang terdiri dari :

Klorbutanol 60 mg

Hidroksimetilselulosa 140 mg

Natrium Klorida 130 mg

Air hingga 10 ml

Anda mungkin juga menyukai