Anda di halaman 1dari 60

MANASIK KESEHATAN HAJI DI INDONESIA DAN ARAB SAUDI

Pusat Kesehatan Haji

Sekretariat Jenderal Kementerian Kesehatan

1
Yel… Yel….

Dhuyufurrahman….
Labbaik

Haji Mabrur…
Aamiin

Kita Semua Bersaudara


Yes… yes… yess
Inilah Kami:

dr. Zulhijrian Noor dr. Fitri Meyliani


Samarinda, 17 Juli 1988 Banda Aceh, 1 mei 1983
Puskesmas Lok Bahu Samarinda KKP kelas II samarinda
No.WA: 08115510788 No.WA: 085277508328

Ns Meilinawati Subagio, SST


Samarinda, 03 Mei 1983 Samarinda, 16 September 1972
RSUD AW Sjahranie samarinda Puskesmas Bengkuring Samarinda
No.WA: 08125585139 No.WA: 085252913008

Setyowati, Amd. Kep Siti habsyiah, A.md.kep


Malang, 29 Agustus 1986 Balikpapan, 3 Juli 1986
KKP kelas II Balikpapan Puskesmas Penajam
No.WA: 085397753201 No.WA:081549405430
Tujuan Penyelenggaraan Kesehatan Haji
Permenkes No. 62 Tahun 2016 tentang Penyelenggaraan Kesehatan Haji

Mencapai kondisi istitaah


1 kesehatan haji

Mengendalikan faktor risiko


2 kesehatan haji

Memaksimalkan peran serta


masyarakat dalam penyelenggaraan
kesehatan haji 5
Menjaga agar jemaah haji dalam kondisi
3 sehat selama di Indonesia, perjalanan, dan
tanah suci

Mencegah terjadinya transmisi penyakit menular yang


4 mungkin terbawa keluar dan/atau masuk Indonesia oleh
jemaah haji
5
1. Konsep Manasik Kesehatan Haji
2. Manasik Kesehatan Haji Sebelum
TOPIK Keberangkatan
3. Manasik Kesehatan Haji Saat Ibadah Haji
4. Manasik Kesehatan Haji Setelah Ibadah Haji
Mengapa Manasik Kesehatan Haji?
> 30% Jemaah haji berusia lanjut
200. 000 17.954 16.352
22.209
Sebagian besar riwayat penyakit jemaah haji merupakan
14. 252
47. 646 48. 571 51.142
faktor risiko PENYAKIT JANTUNG, PNEUMONIA,
150. 000

33. 556 > = 70


6 0-69
DAN STROKE
71. 187 71. 899 73.769
5 0-59 201 201 202
100. 000
4 0-49 8 9 2
53. 469
49. 982 48. 698 48.170 21. 040 <40 * Dislipidemia 51.181
** Dislipidemia 58.837 Dislipidemia 26.273
38. 017
* Hipertensi esensial 45.535 50.498 Hipertensi esensial 20.675
5 0 .0 00
41. 239
**Hipertensi
15. 147 18.716 17.825 17.442
22.727 esensial
25.449 *** Diabetes 11.352
23. 012
* Diabetes mellitus mellitus
11.342 4.548
7.377 ** Diabetes mellitus 13.869
-
* Cardiomegaly
Gastritis and 3.930
2 01 6 2 01 7 201 8 20 1 9 20 22 10.062 GastritisCardiomegaly
and Dyspesia 11.444
Dyspesia
Cardiomegaly
Chronic ischaemic 2.767
6.609 7.417 Chronic ischaemic
heart disease
Gastritis and heart disease
6.134 * Hypertensive heart disease 7.193 Hypertensive
2.660

> 70% Jemaah haji memiliki riwayat penyakit Dyspesia


* Hypertensive heart 5.562
*
Obesity 6.140
heart disease
2.476
* Obesity Obesity
disease Urinary tract infection 1.344
* Chronic ischaemic heart
200.000 * Heart failure
disease 2.046 Heart failure 2.638
*** Asthma 767
Asthma 1.957 Urinary tract infection 2.069
Heart failure 732
150.000 Urinary tract infection 1.561 Asthma 2.015

143.393 155.082
144.048

100.000 108.279

64.767
50.000

62.092 59.297 57.650


46.162
27.901
0
20 16 2017 2018 2019 20 22
Jemaah tanpa Riwayat Penyakit Jemaah dengan Riwayat Penyakit
4
Mengapa Manasik Kesehatan Haji?
Faktor Eksternal

▪ Cuaca panas (Suhu >400C, Kelembaban <50%)


▪ Mass gatherings
▪ Aktivitas fisik ibadah haji
▪ Lingkungan sosial dan budaya yang berbeda

8
Definisi dan Tujuan
• Manasik kesehatan haji adalah proses
Manasik Kesehatan Haji
pemberian informasi kepada jemaah
haji yang bersifat promotif dan preventif
tentang pembinaan, pelayanan dan
pelindungan kesehatan sebelum
keberangkatan, selama ibadah haji,
dan setelah ibadah haji

• Bertujuan untuk meningkatkan


pengetahuan dan pemahaman jemaah
haji agar mampu memelihara kesehatan
dan mencegah risiko kesehatan secara
mandiri sehingga jemaah dapat
menjalankan ibadah haji sesuai syariat

9
Tahapan Penyelenggaraan Kesehatan Haji

Sebelum Embarkasi Saat Ibadah Debarkasi


Keberangkatan Haji
(1 tahun
sebelum • Pemeriksaan • Pemeriksaan • Pelayanan medis
berangkat) kesehatan kesehatan dan rujukan
• Penetapan status • Promosi kesehatan • Upaya
• Pemeriksaan laik/tidak laik pencegahan dan
• Upaya pencegahan
Masa Tunggu kesehatan terbang penanggulangan
dan
• Penetapan status • Pelayanan medis penanggulangan penyakit menular
risiko tinggi dan dan rujukan penyakit menular
istitaah kesehatan dan tidak menular
• Upaya
• Pembinaan pencegahan dan • Pelayanan medis,
kesehatan penanggulangan rujukan dan
• Vaksinasi penyakit menular evakuasi

1
0
1. Konsep Manasik Kesehatan Haji
2. Manasik Kesehatan Haji Sebelum
TOPIK Keberangkatan
3. Manasik Kesehatan Haji Saat Ibadah Haji
4. Manasik Kesehatan Haji Setelah Ibadah Haji
Pemeriksaan Kesehatan

Pemeriksaan kesehatan, meliputi:

• Anamnesa
• Sasaran: Seluruh jemaah haji yang telah
ditetapkan dalam daftar jemaah berhak melunasi • Pemeriksaan fisik
Biaya Perjalanan Ibadah Haji (Bipih) • Pemeriksaan penunjang
• Dilaksanakan oleh Tim penyelenggara (Laboratorium, EKG, dan Ro)
kesehatan haji di kabupaten/kota • Pemeriksaan dan rekomendasi dokter
• Penetapan status risiko tinggi dan status spesialis
istitaah kesehatan haji • Diagnosa
• Sebagai dasar dalam melakukan pembinaan • Penetapan Istitaah Kesehatan
kesehatan
• Rekomendasi

13
Penetapan Istitaah Kesehatan Haji Kegiatan pembinaan
kesehatan jemaah haji:
• Penyuluhan kesehatan

1. Memenuhi syarat istitaah kesehatan haji • Peningkatan kebugaran


jasmani
2. Memenuhi syarat istitaah kesehatan haji dengan pendampingan
• Konseling kesehatan
3. Tidak memenuhi syarat istitaah kesehatan haji sementara
4. Tidak memenuhi syarat istitaah kesehatan haji Pembinaan kesehatan
jemaah haji dapat
dilaksanakan melalui:
• Pemanfaatan Posbindu
Tindak lanjut setelah penetapan istitaah kesehatan PTM

• Jemaah haji dengan kategori istitaah kesehatan nomor 1 s.d. 3 memperoleh • Pengukuran kebugaran
pembinaan kesehatan haji dan vaksinasi. dan latihan fisik teratur
• Bagi jemaah haji yang tidak memenuhi syarat istitaah kesehatan haji (nomor 4) • Kunjungan rumah
dikoordinasikan kepada Kementerian Agama untuk tindak lanjut sesuai ketentuan. • Penyebarluasan informasi

14
Vaksinasi jemaah haji
Vaksinasi yang dianjurkan
Vaksinasi yang diwajibkan
1. Vaksin pneumonia terutama bagi kelompok
risiko (berusia lanjut dan memiliki riwayat
diabetes, hipertensi dan gangguan saluran
1. Vaksin Meningitis Meningokokkus diberikan paling lambat 14 napas)
hari sebelum masuk embarkasi. Vaksin Meningitis berlaku selama
2. Vaksin influenza
2 tahun.

2. Vaksin COVID-19 diberikan dengan jarak minimal 1 bulan Kartu Kesehatan Jemaah Haji (KKJH)
sebelum atau setelah pemberian vaksin meningitis atau vaksin
lainnya.

Setiap pemberian vaksin (wajib dan anjuran) dicatat di KKJH dan


diinput ke Siskohatkes oleh tim penyelenggara kesehatan haji
kabupaten/kota.

11
EMBARKASI
Embarkasi
Identifikasi risiko di embarkasi Selama Perjalanan di Pesawat
Identifikasi risiko selama di pesawat
Analisis situasi:
1. Perjalanan jauh dari kabupaten/kota ke embarkasi
1. Timbulnya keluhan akibat penerbangan
2. Masa tinggal di embarkasi < 24 jam
2. Terjadinya eksaserbasi akut penyakit kronis
Risiko kesehatan di embarkasi: Dampak: jemaah haji dapat terhalang
• Kelelahan, kurang istirahat
menjalankan ibadah saat tiba di Arab Saudi
• Eksaserbasi akut penyakit kronis

Dampak: jemaah haji dapat tertunda keberangkatannya bila sakit dan Cegah risiko:

dinyatakan tidak laik terbang • Istirahat cukup selama perjalanan

• Minum air putih yang cukup


Cegah risiko:
• Lakukan peregangan setiap 3 jam
• Istirahat cukup selama perjalanan dan selama di embarkasi
• Ingatkan jemaah risti untuk minum obat
• Ingatkan jemaah risti untuk minum obat
• Pemantauan ketat 50 jemaah haji paling risti
• Pemantauan ketat 50 jemaah haji paling risti
12
KESEHATAN PENERBANGAN
1. Konsep Manasik Kesehatan Haji
2. Manasik Kesehatan Haji Sebelum
TOPIK Keberangkatan
3. Manasik Kesehatan Haji Saat Ibadah Haji
4. Manasik Kesehatan Haji Setelah Ibadah Haji
Fasilitas Pelayanan Kesehatan Haji di Arab Saudi

▪ Pos Kesehatan Bandara


▪ KKHI Makkah
▪ KKHI Madinah
▪ Pos Kesehatan Sektor dan Sektor Khusus
▪ Pos Kesehatan Arafah
▪ Pos Kesehatan Muzdalifah
▪ Pos Kesehatan Mina

20
Pos Kesehatan Bandara
Fasilitas Pelayanan Kesehatan Haji di • Lokasi di Bandara Jeddah
Arab Saudi • 4 tempat tidur
• Pelayanan observasi, rawat jalan, dan rujukan
• Ambulans 2 unit

KKHI Makkah
• Lokasi di Aziziyah Janubiyah
• Pos Kesehatan Bandara • 257 tempat tidur
• Pelayanan spesialis, rawat jalan, rawat inap, dan rujukan
• KKHI Makkah • Pelayanan obat dan perbekkes
• Penunjang: Ro, USG, EKG, Echocardiografi
• KKHI Madinah • Ambulans 4 unit

KKHI Madinah
• Pos Kesehatan Sektor dan Sektor Khusus • Lokasi di Al Aridh
• 60 tempat tidur
• Pos Kesehatan Arafah • Pelayanan spesialis, rawat jalan, rawat inap, dan rujukan
• Pelayanan obat dan perbekkes
• Pos Kesehatan Muzdalifah • Penunjang: USG, EKG, Echocardiografi
• Ambulans 3 unit
• Pos Kesehatan Mina
Pos Kesehatan Sektor dan Sektor Khusus
• Poskes Madinah 5 unit dan Poskes Makkah 11 unit
• Sektor khusus Madinah di Masjid Nabawi
• Sektor khusus Makkah di Terminal Syib Amir
• Pelayanan observasi, rawat jalan, dan rujukan
• Ambulans Madinah 5 unit, Makkah 11 unit

21
Fasilitas Pelayanan Kesehatan Haji di
Arab Saudi
Muzdalifah
Arafah

Poskes Muzdalifah
Poskes Arafah • Poskes 10 – 11 unit
• Poskes utama 1 unit dan Poskes Satelit 5 unit • Pelayanan emergency, rujukan dan evakuasi
• Pelayanan emergency, observasi, rujukan dan evakuasi • Ambulans 4 unit
• Ambulans 15 unit

22
Armuzna
Mina dan Jamrah

a. Poskes utama 1 unit


b. Poskes satelit 1 unit
c. Jalur atas 3 pos (ambulans di
jalur terowongan Muassim)
d. Jalur bawah 5 pos (bergerak)
e. Ambulans 10 unit

23
Aktivitas ibadah di Madinah
Aktivitas ibadah di Madinah
Analisis situasi:
1. Suhu > 40C, Kelembaban < 50% (Panas menyengat)
2. Jemaah salat 5 waktu di Masjid Nabawi dan mengikuti ziarah
3. Jarak hotel jemaah ke Masjid Nabawi antara 300 s.d. 500 meter, dengan jalan kaki

Risiko kesehatan:
• Kelelahan
• Eksaserbasi akut penyakit kronis
• Telapak kaki melepuh karena kehilangan alas kaki di masjid
• Dehidrasi

Dampak: jemaah haji tidak dapat melanjutkan ibadah bahkan umrah saat kloter
berpindah ke Makkah atau tertinggal kloter kembali ke tanah air

Cegah risiko:
• Istirahat cukup dan tidak memaksakan diri melakukan aktivitas yang berlebihan
• Minum air putih atau Zamzam 200 mL setiap jam
• Memakai alat pelindung diri saat aktivitas diluar ruangan
• Selalu memakai alas kaki, simpan dalam tas dan bawa masuk ke dalam masjid
• Ingatkan jemaah risti untuk minum obat
• Pemantauan ketat 50 jemaah haji paling risti 14
Aktivitas ibadah di Makkah
Aktivitas ibadah di Makkah
Analisis situasi:
1. Suhu > 40C, Kelembaban < 60% (Panas menyengat)
2. Jemaah salat 5 waktu di Masjidil Haram, umrah sunnah, dan ziarah
3. Jarak hotel ke Masjidil Haram > 2 km, ditempuh dengan bus
Risiko kesehatan:
• Kelelahan
• Eksaserbasi akut penyakit kronis
• Trauma
• Dehidrasi

Dampak: jemaah haji tidak dapat melanjutkan ibadah bahkan terhalang mengikuti Wukuf di
Arafah

Cegah risiko:
• Istirahat cukup dan tidak memaksakan diri melakukan aktivitas yang berlebihan
• Minum air putih atau Zamzam 200 mL setiap jam
• Memakai alat pelindung diri saat aktivitas diluar ruangan
• Selalu memakai alas kaki, simpan dalam tas dan bawa masuk ke dalam masjid
• Ingatkan jemaah risti untuk minum obat
• Pengawasan ketat pada 50 jemaah haji paling risti 15
UMRAH
Umrah
Identifikasi risiko saat Umrah
Analisis situasi:
1. Tawaf: Cegah risiko:
a. Berdesak-desakan • Istirahat cukup sebelum Umrah

b. Kepadatan massa • Hindari umrah di waktu terik (10.00 – 16.00)


c. Jarak tempuh + 1,6 s.d. 2 kilomenter • Dampingi lansia bekerjasama dengan ketua regu
2. Sa’i: • Memakai alat pelindung diri saat umrah, seperti masker dan
3. Dilakukan setelah Tawaf semprotan wajah
4. Jarak tempuh + 3 kilometer • Istirahat sejenak setelah Tawaf sebelum melanjutkan Sai
• Memastikan jemaah haji risti minum obat tepat waktu
Risiko kesehatan saat Umrah: • Pengawasan ketat 50 jemaah haji paling risti dengan melakukan
• Kelelahan pemeriksaan kesehatan sebelum Umrah untuk memastikan
• Eksaserbasi akut penyakit kronis faktor risiko terkendali
• Transmisi penyakit menular
• Trauma fisik
• Terlepas dari rombongan (hilang)

Dampak: jemaah haji tidak dapat melanjutkan ibadah


bahkan terhalang mengikuti Wukuf di Arafah
29
Shalat Jumat di Masjidil Haram
Shalat Jumat di Masjidil Haram
Identifikasi risiko
Analisis situasi:
Cegah risiko:
1. Suhu > 40C, Kelembaban < 60%
• Makan sebelum ke Masjidil Haram
2. Kepadatan massa
• Dampingi lansia bekerjasama dengan ketua regu
3. Jemaah ke masjid lebih awal (pukul 09.00 WAS)
• Memakai alat pelindung diri seperti payung, masker,
4. Antri lama di Terminal bus Syib Amir saat akan kembali ke
kacamata hitam, dan semprotan wajah
hotel
• Minum air putih atau Zamzam 200 mL setiap jam
Risiko kesehatan: • Istirahat sejenak setelah salat Jumat dan tidak langsung keluar
• Kelelahan masjid untuk menghindari desak-desakan di pintu masjid
• Eksaserbasi akut penyakit kronis • Membawa kurma atau makanan ringan
• Trauma fisik • Mengingatkan minum obat bagi jemaah risiko tinggi
• Transmisi penyakit menular • Bagi 50 jemaah haji paling risti sangat disarankan untuk salat
• Terlepas dari rombongan (hilang) Jumat di musalla hotel
• Terlambat makan siang dan minum obat
• Heat exhausted hingga heat stroke

Dampak: jemaah haji tidak dapat melanjutkan ibadah


bahkan terhalang mengikuti Wukuf di Arafah
31
Wukuf di Arafah
Wukuf di Arafah
Identifikasi risiko
Analisis situasi:
Cegah risiko:
1. Suhu > 40C, Kelembaban < 60%
• Istirahat yang cukup di hotel 5 hari menjelang Arafah
2. Dilaksanakan di Padang Arafah yang terbuka
• Dampingi lansia bekerjasama dengan ketua regu
3. Lingkungan berangin dan debu
• Memakai alat pelindung diri seperti payung, masker, dan
4. Antri lama di toilet
semprotan wajah terutama saat antri di toilet
• Minum air putih atau Zamzam 200 mL setiap jam
Risiko kesehatan saat Wukuf:
• Istirahat yang cukup di Arafah dan kurangi aktivitas diluar
• Kelelahan
tenda
• Eksaserbasi akut penyakit kronis
• Membawa kurma atau makanan ringan
• Heat exhausted hingga sengatan panas
• Mengingatkan minum obat bagi jemaah risiko tinggi
• Dehidrasi
• Pengawasan ketat 50 jemaah haji paling risti dengan
Dampak: jemaah haji tidak dapat melanjutkan ibadah melakukan pemeriksaan kesehatan selama di Arafah untuk
bahkan terhalang melanjutkan rukun dan wajib haji memastikan faktor risiko terkendali
berikutnya

33
Bermalam di
Muzdalifah
Bermalam di Muzdalifah
Identifikasi risiko
Analisis situasi:
1. Suhu > 30C, Kelembaban < 60% Cegah risiko:
2. Dilaksanakan di lapangan terbuka • Istirahat yang cukup di Arafah sebelum ke Muzdalifah
3. Lingkungan berangin dan debu • Makan malam di Arafah sebelum ke Muzdalifah
4. Antri lama di toilet • Dampingi lansia bekerjasama dengan ketua regu terutama saat
ke toilet
• Memakai alat pelindung diri seperti masker dan semprotan
Risiko kesehatan:
wajah
• Kelelahan
• Minum air putih atau Zamzam 200 mL setiap jam
• Eksaserbasi akut penyakit kronis • Istirahat yang cukup di Muzdalifah
• Terpisah dari rombongan (hilang) terutama saat ke toilet • Membawa kurma atau makanan ringan
Dampak: jemaah haji tidak dapat melanjutkan ibadah bahkan • Mengingatkan minum obat bagi jemaah risiko tinggi
terhalang mengikuti rukun dan wajib haji selanjutnya. • Pengawasan ketat 50 jemaah haji paling risti

35
Melontar Jumrah Aqabah
Melontar Jumrah Aqabah
Identifikasi risiko
Cegah risiko:
Analisis situasi:
• Istirahat yang cukup di Mina sebelum melontar
1. Suhu > 40C, Kelembaban < 60%
• Menaati jadwal melontar yang ditetapkan dan mengikuti
2. Dilaksanakan setelah bermalam di Muzdalifah
arahan petugas
3. Lingkungan berangin dan debu
• Dampingi lansia bekerjasama dengan ketua regu
4. Jarak tempuh yang jauh (min. 6 kilometer pergi-pulang)
• Memakai alat pelindung diri seperti payung, masker, dan
semprotan wajah
Risiko kesehatan: • Minum air putih atau Zamzam 200 mL setiap jam
• Kelelahan • Membawa kurma atau makanan ringan
• Eksaserbasi akut penyakit kronis • Mengingatkan minum obat bagi jemaah risiko tinggi
• Heat exhausted hingga sengatan panas (Heat Stroke) • Bagi 50 jemaah haji paling risti dan lansia sangat
• Dehidrasi disarankan untuk dibadalkan melontar jumrah Aqabah
• Tersesat • Pengawasan ketat 50 jemaah haji paling risti dengan
melakukan pemeriksaan kesehatan pasca Muzdalifah
Dampak: jemaah haji tidak dapat melanjutkan ibadah
untuk memastikan faktor risiko terkendali
bahkan terhalang mengikuti rukun dan wajib haji selanjutnya.

37
Bermalam di Mina dan Melontar
Jamrah pada Hari Tasyrik
Bermalam di Mina dan Melontar
Jamrah pada Hari Tasyrik
Identifikasi risiko Cegah risiko:
Analisis situasi: • Istirahat yang cukup
1. Suhu > 40C, Kelembaban < 60% • Dampingi lansia bekerjasama dengan ketua regu
2. Dilaksanakan di Mina di dalam tenda • Memakai alat pelindung diri seperti payung, masker, dan
3. Lingkungan berangin dan debu semprotan wajah terutama saat aktivitas di luar tenda
4. Antri lama di toilet • Minum air putih atau Zamzam 200 mL setiap jam
5. Jarak tempuh yang jauh (min. 6 kilometer pergi-pulang) • Istirahat yang cukup di tenda Mina dan kurangi aktivitas
diluar tenda
Risiko kesehatan saat Wukuf: • Menaati jadwal dan rute yang ditetapkan untuk melontar
• Kelelahan • Bagi 50 jemaah haji paling risti dan lansia sangat
• Eksaserbasi akut penyakit kronis disarankan untuk dibadalkan melontar jumrah Aqabah
• Heat exhausted hingga sengatan panas • Mengingatkan minum obat bagi jemaah risiko tinggi
• Dehidrasi • Pengawasan ketat 50 jemaah haji paling risti dengan
Dampak: jemaah haji tidak dapat melanjutkan ibadah melakukan pemeriksaan kesehatan selama di Mina untuk
bahkan terhalang mengikuti rukun dan wajib haji selanjutnya memastikan faktor risiko terkendali

39
Tawaf Ifadah dan Sai Haji
Tawaf Ifadah dan Sai Haji
Identifikasi risiko
Analisis situasi:
1. Tawaf Ifadah:
a. Berdesak-desakan
b. Kepadatan massa Cegah risiko:
c. Jarak tempuh + 1,6 s.d. 2 kilomenter • Istirahat cukup sebelum Tawaf Ifadah dan Sai Haji
2. Sai Haji: • Hindari waktu terik (10.00 – 16.00)
a. Dilakukan setelah Tawaf • Dampingi lansia bekerjasama dengan ketua regu
b. Jarak tempuh + 3 kilometer • Memakai alat pelindung diri saat umrah
c. Kepadatan massa • Istirahat sejenak setelah Tawaf sebelum melanjutkan Sai
Risiko kesehatan: • Pengawasan ketat 50 jemaah haji paling risti dengan
• Kelelahan terutama pasca Mina melakukan pemeriksaan kesehatan sebelum ibadah untuk
• Eksaserbasi akut penyakit kronis memastikan faktor risiko terkendali
• Transmisi penyakit menular
• Trauma fisik
• Terlepas dari rombongan (hilang)

Dampak: jemaah haji tidak dapat melanjutkan ibadah


bahkan terhalang pulang ke tanah air bersama kloter 22
Tahallul
Tahallul
Identifikasi risiko
Analisis situasi:
1. Jemaah mencukur rambut pendek atau gundul
2. Memakai pisau cukur bekas pakai

Risiko kesehatan: Cegah risiko:


• Transmisi penyakit menular • Memakai pisau cukur yang baru
• Hindari memakai pisau cukur bekas orang lain
Dampak: jemaah haji dapat tertular penyakit melalui luka
pisau cukur

43
JAMAAH LANSIA
Manasik Kesehatan pada Jemaah Risti

Jemaah Lanjut Usia

Risiko kesehatan: Cegah risiko:


• Rentan jatuh • Istirahat cukup sebelum dan setelah ibadah
• Pergerakan lambat (osteoporosis dan osteoartritis) • Dampingi lansia bekerjasama dengan pendamping, ketua regu
• Tidak bisa menahan kencing (inkontinensia urine) dan jemaah mandiri
• Trauma fisik (dislokasi, fraktur) • Memakai alat pelindung diri saat ibadah
• Terlepas dari rombongan (hilang) • Istirahat sejenak disela-sela ibadah tawaf dan sai
• Bagi penderita inkontinensia urine, memakai popok saat
Dampak: jemaah haji tidak dapat melanjutkan rangkaian
ibadah dan selama perjalanan
ibadah haji bahkan terhalang pulang ke tanah air bersama kloter
• Minum air putih atau Zamzam 200 mL tiap jam dan
makan kurma di sela-sela ibadah
• Pengawasan ketat 50 jemaah haji paling risti dengan
melakukan pemeriksaan kesehatan sebelum ibadah
untuk memastikan faktor risiko terkendali

45
Manasik Kesehatan pada Jemaah Risti

Penderita Hipertensi

Risiko kesehatan: Cegah risiko:


• Krisis hipertensi • Istirahat cukup sebelum dan setelah ibadah
• Stroke • Melakukan pemeriksaan tekanan darah sebelum dan setelah
• Serangan jantung ibadah/aktivitas diluar gedung untuk memastikan
faktor risiko terkendali
Dampak: jemaah haji tidak dapat melanjutkan rangkaian
• Dampingi lansia dengan hipertensi bekerjasama dengan
ibadah haji bahkan terhalang pulang ke tanah air bersama kloter
ketua regu dan jemaah mandiri
• Memakai alat pelindung diri saat ibadah
• Istirahat sejenak disela-sela ibadah, seperti istirahat di
tengah putaran tawaf atau sai
• Minum air putih atau Zamzam 200 mL tiap jam dan
makan kurma di sela-sela ibadah
• Memastikan minum obat tepat waktu

47
Manasik Kesehatan pada Jemaah Risti

Penderita Diabetes Mellitus


Cegah risiko:
Risiko kesehatan: • Istirahat cukup sebelum dan setelah ibadah
• Hiperglikemia • Dampingi lansia dengan diabetes mellitus bekerjasama
• Hipoglikemia dengan ketua regu dan jemaah mandiri
• Stroke • Memakai alat pelindung diri saat ibadah, terutama alas
• Serangan jantung kaki dan masker
• Pneumonia • Memakai alas kaki (kaos kaki) setiap aktivitas untuk
Dampak: jemaah haji tidak dapat melanjutkan rangkaian menghindari luka diabetes pada telapak kaki
• Istirahat sejenak disela-sela ibadah, seperti istirahat di
ibadah haji bahkan terhalang pulang ke tanah air bersama kloter
tengah putaran tawaf dan sai
• Minum air putih atau Zamzam 200 mL tiap jam dan
makan kurma di sela-sela ibadah
• Memastikan minum obat tepat waktu
• Melakukan pemeriksaan gula darah 3 kali seminggu
untuk memastikan faktor risiko terkendali

49
Manasik Kesehatan pada Jemaah Risti

Penderita Penyakit Jantung

Risiko kesehatan: Cegah risiko:


• Serangan jantung (mendadak) • Istirahat cukup sebelum dan setelah ibadah
• Melakukan pemeriksaan kesehatan 3 kali seminggu
Dampak: jemaah haji tidak dapat melanjutkan rangkaian
ibadah haji bahkan terhalang pulang ke tanah air bersama kloter untuk memastikan faktor risiko terkendali
• Dampingi lansia dengan penyakit jantung bekerjasama
dengan ketua regu dan jemaah mandiri
• Memakai alat pelindung diri saat ibadah
• Sangat dianjurkan untuk menggunakan kursi roda atau
scuter elektrik saat tawaf, sai, dan lontar jamrah
• Membadalkan lontar jumrah
• Minum air putih atau Zamzam 200 mL tiap jam dan
makan kurma di sela-sela ibadah
• Memastikan minum obat tepat waktu

51
Manasik Kesehatan pada Jemaah Risti
Cegah risiko:
Penderita Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK)
• Istirahat cukup sebelum dan setelah ibadah
Risiko kesehatan: • Melakukan pemeriksaan kesehatan 3 kali seminggu
• Sesak napas (tensimeter dan oksimeter) untuk memastikan faktor
• Serangan jantung (mendadak) risiko terkendali
• Memastikan faktor risiko terkendali sebelum dan setelah
Dampak: jemaah haji tidak dapat melanjutkan rangkaian
ibadah/aktivitas diluar hotel
ibadah haji bahkan terhalang pulang ke tanah air bersama kloter
• Dampingi lansia dengan PPOK bekerjasama dengan ketua
regu dan jemaah mandiri
• Memakai alat pelindung diri saat ibadah, selalu memakai
masker saat berada diluar gedung
• Sangat dianjurkan untuk menggunakan kursi roda atau
scuter elektrik saat tawaf, sai, dan lontar jamrah
• Dibadalkan lontar jumrah
• Minum air putih atau Zamzam 200 mL tiap jam dan
makan kurma di sela-sela ibadah
• Memastikan minum obat tepat waktu

53
1. Konsep Manasik Kesehatan Haji
2. Manasik Kesehatan Haji Sebelum
TOPIK Keberangkatan
3. Manasik Kesehatan Haji Saat Ibadah Haji
4. Manasik Kesehatan Haji Setelah Ibadah Haji
Aktivitas Pasca
Ibadah Haji
Aktivitas Pasca Ibadah Haji
Analisis situasi: Cegah risiko:
1. Suhu > 40C, Kelembaban < 60% (Panas menyengat). • Istirahat cukup sebelum dan setelah ibadah
2. Jemaah mengalami kelelahan fisik setelah puncak • Melakukan pemeriksaan kesehatan 3 kali seminggu
ibadah haji. untuk memastikan faktor risiko terkendali
3. Jemaah mengejar target umrah sunnah • Rujuk ke KKHI jika memerlukan pemeriksaan lebih lanjut
• Memastikan faktor risiko terkendali sebelum dan setelah
ibadah/aktivitas diluar hotel
Risiko kesehatan: • Dampingi lansia bekerjasama dengan ketua regu dan
• Kelelahan
jemaah mandiri
• Eksaserbasi akut penyakit kronis • Memakai alat pelindung diri saat ibadah
• Transmisi penyakit menular • Minum air putih atau Zamzam 200 mL tiap jam
• Trauma • Memastikan minum obat tepat waktu
Dampak: jemaah haji tidak dapat melanjutkan ibadah • Pengawasan ketat 50 jemaah haji paling risti
bahkan terhalang pulang ke tanah air bersama kloter • Mengusulkan tanazul bagi jemaah paling risti yang jika
tinggal lebih lama dapat membahayakan kesehatannya.
Jemaah ditanazulkan harus berdasarkan rekomendasi dokter
spesialis di KKHI.

56
DEBARKASI
Pulang ke Tanah Air (Debarkasi)

• Jemaah haji mendapat Kartu Kewaspadaan Kesehatan Jemaah Haji (K3JH)


untuk memantau perkembangan kesehatan setelah pulang dari tanah suci.
• K3JH harus disimpan oleh jemaah haji selama 14 hari dan
mengembalikannya ke Puskesmas terdekat setelah 14 hari.
• Bila dalam masa 14 hari tersebut jemaah haji merasakan keluhan atau sakit, segera
ke fasilitas pelayanan kesehatan terdekat dengan membawa K3JH untuk
ditunjukkan kepada tenaga medis.

58
TELEJAMAAH
Terima Kasih

Sampai bertemu di Tanah Suci

Anda mungkin juga menyukai