Khairul Amri
Redaktur Riau Pos
Pelatihan Jurnalistik
Fakultas Syariah dan Ilmu Hukum UIN Suska Riau
Selasa, 25 Maret 2008
Pengertian
Wartawan?
Orang yang secara teratur melaksanakan kegiatan
jurnalistik (mencari, menghimpun, menulis,
mempublikasi) dan mentaati KEJ. (pasal 7 (2) UU
Pers)
Kode Etik Jurnalistik (KEJ)?
- Himpunan etika profesi kewartawanan yang
disepakati oleh organisasi wartawan dan ditetapkan
oleh Dewan Pers. (penjelasan pasal 7 (2) UU Pers)
- KEJ dan UU Pers saling melengkapi
Sejarah KEJ
Pertama kali dikeluarkan dikeluarkan PWI
(Persatuan Wartawan Indonesia), berupa 6
ketetapan:
1. Cara memperoleh berita,
2. Check and recheck,
3. Pembedaan fact dan opinion,
4. Melindungi sumber berita,
5. Menjaga off the record,
6. Etika mengutip dari media lain.
Memasuki Era Reformasi (1998):
“KEJ hanya milik PWI”
Kelahiran KEWI (Kode Etik Wartawan Indonesia):
- 9 Agustus 1999 di Bandung
- Ditandatangani oleh 24 dari 26 organisasi
wartawan
- Berisikan 7 hal penting.
Ditetapkan oleh Dewan Pers: SK Dewan Pers No.
1/SK-DP/2000, tanggal 20 Juni 2000
Organisasi wartawan berkembang:
Aliansi Jurnalis Independen (AJI)
Anak:
Seorang yang berusia kurang dari 16 tahun
dan belum menikah.
Pasal 6
“Wartawan Indonesia tidak
menyalahgunakan profesi
dan tidak
menerima suap”
Menyalahgunakan Profesi:
Segala tindakan yang mengambil keuntungan
pribadi atas informasi yang diperoleh saat
bertugas sebelum informasi tersebut menjadi
pengetahuan umum.
Suap:
Segala pemberian dalam bentuk uang, benda
atau
fasilitas dari pihak lain yang mempengaruhi
independensi.
Pasal 7
“Wartawan Indonesia memiliki
hak tolak untuk melindungi narasumber yang
tidak bersedia diketahui identitas maupun
keberadaannya,
menghargai ketentuan embargo,
informasi latar belakang,
dan off the record sesuai dengan kesepakatan”
Hak Tolak:
Hak untuk tidak mengungkapkan identitas dan
keberadaan narasumber demi keamanan
narasumber dan keluarganya.
Embargo:
Penundaan pemuatan atau penyiaran berita
sesuai dengan permintaan narasumber.
Informasi Latar Belakang:
Segala informasi atau data dari narasumber yang
disiarkanatau diberitakan tanpa menyebutkan
narasumbernya.
Off the record:
Segala informasi atau data dari narasumber yang
tidak boleh disiarkan atau diberitakan.
Pasal 8
“Wartawan Indonesia tidak menulis atau
menyiarkan berita berdasarkan
prasangka atau diskriminasi terhadap
seseorang atas dasar perbedaan suku, ras,
warna kulit, agama, jenis kelamin, dan bahasa
serta tidak merendahkan martabat orang
lemah, miskin, sakit,
cacat jiwa atau cacat jasmani”
Prasangka:
Anggapan yang kurang baik mengenai
sesuatu sebelum mengetahui secara jelas.
Diskriminasi:
Pembedaan perlakuan.
Pasal 9
“Wartawan Indonesia menghormati
hak narasumber tentang
kehidupan pribadinya,
kecuali
untuk kepentingan Publik”
Menghormati Hak Narasumber:
Sikap menahan diri dan berhati-hati.
Kehidupan Pribadi:
Segala segi kehidupan seseorang dan
keluarganya selain yang terkait dengan
kepentingan publik.
Pasal 10
“Wartawan Indonesia segera mencabut,
meralat, dan memperbaiki berita yang
keliru dan tidak akurat
disertai dengan
permintaan maaf kepada pembaca,
pendengar, dan atau pemirsa”
Segera:
Tindakan dalam waktu secepat mungkin,
baik karena ada maupun tidak ada teguran
dari pihak luar.
Permintaan Maaf:
Disampaikan apabila kesalahan terkait
dengan substansi pokok.
Pasal 11
“Wartawan Indonesia melayani
hak jawab dan hak koreksi
secara proporsional”
Hak Jawab:
Hak seseorang atau sekelompok orang untuk
memberikan tanggapan atau sanggahan terhadap
pemberitaan berupa fakta yang merugikan nama
baiknya.
Hak Koreksi:
Hak setiap orang untuk membetulkan kekeliruan
informasi yang diberitakan oleh pers, baik tentang
dirinya maupun tentang orang lain.
Proporsional:
Setara dengan bagian berita yang perlu diperbaiki.
Penilaian dan Sanksi
Penilaian
akhir atas pelanggaran
KEJ dilakukan Dewan Pers.
Terima Kasih
‘’Do the best. Think and think
again Before you do (write)’’